• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri, peneliti memberikan beberapa saran. Berikut yang akan dipaparkan saran dari peneliti sendiri.

1. Penelitian ini membahas gaya bahasa yang digunakan oleh Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang akan meneliti berkaitan dengan video siaran acara mata Najwa Shihab. Adapun peneliti sejenis lainnya dengan menganalisis subjek serta objek data yang berbeda, dapat dikembangkan lagi secara mendalam.

2. Penelitian ini dapat diharapkan mampu memberikan masukan kepada praktisi, mahasiswa serta dosen dalam secara kehidupan nyata dengan memperhatikan gaya bahasa dalam tuturan baik itu berupa video acara berita, atau bisa juga terhadap percakapan dialog orang tua dan anak dalam berkomunikasi sehingga dapat dipahami oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Black, E. (2011). Stilistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dairu, D. R. S. (2019). Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin Nugroho; Kajian Stilistika Pragmatik. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Damayanti, R. (2018). Diksi dan Gaya Bahasa dalam Media Sosial Instagram.

JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA, 5(3), 261–278.

Keraf, G. (1981). Diksi dan Gaya Bahasa. Flores: Nusa Indah.

Keraf, G. (2006). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, G. (1991). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, G. (1984). Diksi dan Gaya Bahasa Komposisi Lanjutan 1. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Laksana, I. K. D. (2010). Majas dalam Bahasa Pers: Analisis Tajuk Berita/Artikel Secara Stilistik dan Gramatikal. Bali: Udaya University Press.

Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moeliono, A. M. (1989). Kembara bahasa : kumpulan karangan tersebar. Jakarta:

Gramedia.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Nababan, P. W. J. (1987). Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta:

Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan.

Nadar, F. X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurastuti, W. (2007). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.

Nurgiyantoro, B. (n.d.). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, R. D. (2013). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

96

Pranowo. (2009). Berbahasa secara santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetyono, D. S. (2011). Buku Lengkap Majas dan 3000 Peribahasa.

Yogyakarta: DIVA Press.

Putrayasa, I. B. (2014). Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahardi, K. (2015). Menemukan Hakikat Konteks Pragmatik. Prosiding Prasasti.

Diambil dari https://jurnal.uns.ac.id/prosidingprasasti/article/view/63/47 Rahardi, K. (2005). Berkenalan dengan Ilmu Pragmatik. Malang: Dioma.

Rahardi, K., Setyaningsih, Y., & Dewi, R. P. (2019). Pragmatik : Fenomena Ketidaksantunan Berbahasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik : kesantunan imperatif bahasa Indonesia.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahardi, R. K. (2017). Pragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahardi, R. K., Setyaningsih, Y., & Dewi, R. P. (2015). Manifestasi Fenomena Ketidaksantunan Pragmatik Berbahasa dalam Basis Kultur Indonesia.

Prosiding Seminar Antarabangsa Linguistik Dan Pembudayaan Bahasa Melayu IX, IX(78–94).

Rana, K. P. (2019). GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERULANGAN DAN MAJAS SINDIRAN PADA NASKAH DRAMA “KARMA SANG PENDOSA”

KARYA ROSYED E. ABBY (KAJIAN STILISTIKA PRAGMATIK) SKRIPSI.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ratna, N. K. (2009). Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:

Sanata Dharma University Press.

Sudjiman, P. (1993). Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Supardo, S. (1988). Bahasa Indonesia dalam Konteks. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan.

Tari, S., & Zuriana, C. (n.d.). Analisis Gaya Bahasa dalam Syair Tari Tradisional Aceh (Cut Zuriana & Armia) 119. (3), 119–126.

Tarigan, H. G. (1985). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1986). Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1984). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa (Edisi Revisi). Bandung:

Angkasa.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Wicaksono, A. (2014). Catatan Ringkas Stilistika. Bandarlampung:

Garudhawacana.

Yadafle, R. I., Putra, T. Y., & Hafid, A. (n.d.). Analisis Gaya Bahasa Puisi K.H.

Mustofa Bisri dalam Album Membaca Indonesia.

Yule, G. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

99

TRIANGULASI DATA DAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS GAYA BAHASA NAJWA SHIHAB DALAM WAWANCARA EKSKLUSIF BERSAMA PRESIDEN JOKOWI

“JOKOWI DIUJI PANDEMI” DI YOUTUBE TAHUN 2020 (KAJIAN STILISTIKA PRAGMATIK) Oleh: Paulina Desty Indah Sulistyowati (161224052)

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Pranowo, M. Pd., Petunjuk Triangulasi:

1. Triangulator memberikan tanda centang (√) pada kolom setuju/tidak setuju untuk menggambarkan penilaian.

2. Berilah catatan pada kolom komentar untuk membantu kebenaran dari hasil analisis.

Keterangan dalam Pengkodean:

A: Najwa

Shihab

B: Presiden Jokowi Miptah, warga Cianjur Neneng Nurhayati, warga Bandung

Juliari Barubara (Menteri Sosial)

1. Wujud Gaya Bahasa

No Data Penelitian Konteks Wujud Gaya

Bahasa

Trianggulasi Komentar Setuju Tidak

Setuju 1. A: ”Perang melawan Corona

tak mudah untuk

dimenangkan, yang kita hadapi bersama lawan yang tak kelihatan. Dibutuhkan

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Najwa (43) selaku pembawa acara menjelaskan pembuka acara yang bertema Jokowi Diuji Pandemi

Asindeton

* Kedisplinan warga negara jelas sangat dibutuhkan,

100 kerja kolektif yang tak

setengah-setengah,

kewaspadaan tingkat tinggi yang meniadakan lengah.

Kedisplinan warga negara jelas sangat dibutuhkan, inisiatif kita untuk saling menjaga juga menentukan.

Tapi negaralah yang punya kapasitas paling maksimal, cuma pemerintah yang bisa menggerakkan dengan optimal.”

bersama Bapak Presiden Jokowi (59 tahun).

inisiatif kita untuk saling menjaga juga menentukan.

2 A:”Corona jelas batu ujian bagi kepala negara,

bagaimanakah kepala negara menyikapinya?”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Najwa (43) selaku pembawa acara menanyakan mengenai keadaan yang dihadapi oleh kepala negara dalam menangani virus bahaya tersebut. tema mata Najwa malam ini.

Virus Corona yang terus menyebar dengan angka-angka yang juga terus

bertambah di berbagai daerah.

Pandemi ini bukan hanya persoalan kesehatan tapi juga

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Najwa (43) selaku pembawa acara mempertanyakan persoalan mengenai data yang

dipermasalahkan hingga tarik ulur keputusan yang membingungkan kesiapan ketahanan ekonomi dan

Polisindeton

101 menyangkut banyak sendi

kehidupan beragam masalah yang muncul. Mulai dari data yang dipermasalahkan hingga tarik ulur keputusan yang membingungkan kesiapan ketahanan ekonomi dan sosial.

Sudah menjadi pertanyaan publik di istana merdeka dan saya mempertanyakan

4 A:“Bapak saya ingin bertanya, bagaimana evaluasi bapak Presiden atas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di sejumlah wilayah?

B : “Ya. Saya melihat di lapangan, pasar masih ramai kemudian saya kemarin berkeliling ke Jakarta bagian utara terminal masih ramai. Di Bogor juga mirip-mirip sama.

Tetapi yang penting aktivitas bisa dilakukan, jaga jarak, physical dan social

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara bertanya kepada Bapak Jokowi (59 tahun) mengenai kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di sejumlah wilayah.

102 distancing. Pakai masker dan

jauhi kerumunan itu penting sekali. Jangan lupa setiap kegiatan apapun habis itu cuci tangan. Saya sampaikan berulang-ulang.”

5 A : “Imbauan itu sudah disampaikan jauh-jauh hari kampanye intensif soal bagaimana harus di rumah saja, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah dari rumah. Tetapi dalam praktiknya, sekedar imbauan tidak cukup. Apakah ada instrument lain yang akan digunakan oleh pemerintah agar PSBB ini efektif?

B : “Instrumen di lapangan yang kita gunakan sudah TNI dan Polri sudah awal menegur dalam transisi, memberi tahu.

Tetapi ini kalau kita anggap masih belum cukup ya mungkin ada step berikutnya.

Soal langkah lebih tegas dari sekedar imbauan, termasuk sanksi pidana.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Bapak Jokowi (59 tahun) mengenai instrument yang digunakan oleh pemerintah supaya PSBB berjalan efektif dengan kegiatan aktivitas belajar daring, work from home (wfh) maupun ibadah secara daring.

Innuendo

103 6 A : “Apakah sanksi itu sampai

sejauh kurungan dan denda seperti diatur dalam UU Karantina Kesehatan?

B: “Iya. Kalau nanti dalam sosialisasi kita anggap sudah cukup dan di lapangan masih belum ada perbaikan, bisa saja kita kan masuk ke sana

(sanksi kurungan dan denda).”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara bertanya kepada Bapak Jokowi (59 tahun) mengenai sanksi kurungan dan denda yang diatur dalam UU Karantina Kesehatan.

7 A: kerapkali alasan yang diungkapkan oleh mereka yang tidak bisa berada dirumah saja pak. Mereka harus keluar untuk mencari nafkah jadi menjadi seperti simalakama keluar

kemungkinan terkena corona tetapi dalam mereka tidak bisa mencari penghasilan sehingga tidak bisa makan.

B :” “Itu memang pilihan yang semuanya tidak enak dan kita semuanya juga harus menyadari. Bahwa di luar itu masih banyak buruh harian,

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai kita ingin

menyelesaikan sebuah masalah tapi muncul masalah baru yang lain yang mungkin bisa lebih besar kalau kita tidak hitung dengan kalkulasi.

104 pekerja harian,

pedagang-pedagang, asongan pedagang dan memikul yang hidupnya harian. Ini yang harus menjadi hitungan dan kalkulasi. Kita jangan sampai kita

menyelesaikan ingin menyelesaikan sebuah

masalah tapi muncul masalah baru yang lain yang mungkin bisa lebih besar kalau kita tidak hitung dengan kalkulasi.

Soal warga yang terpaksa bekerja di luar rumah.

harian. Ini yang kebutuhan hidup yang harus dibiayai pemerintah, dan efektivitas untuk mengurangi jumlah korban COVID?”

B : “Karantina wilayah itu sama dengan lockdown, artinya masyarakat harus hanya di rumah, bus, taksi, ojek, pesawat, kereta, KRL, semua berhenti. Di Jakarta

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai alasan pilihan kebijakan PSBB dibanding

105 saja per hari membutuhkan

550 M, kalau Jabodetabek itu 3 kali lipat.” wilayah tidak diambil?"

B :” Bukan masalah budget.

Kita juga belajar dari negara lain apa lockdown itu berhasil menyelesaikan masalah, kan tidak. Coba tunjukkan negara mana yang berhasil

melakukan lockdown dan menghentikan masalah ini, nggak ada menurut saya.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai budget kita tidak menjamin kebutuhan hidup

rakyatnya sedangkan pilihan karantina wilayah saja tidak diambil. negara-negara melakukan apa, dan hasilnya melakukan apa.

Kemudian kasusnya berapa.

Setiap hari saya ada terima

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata

Najwa.Tuturan tersebut

diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai

menginformasikan update laporan dari negara-negara lain.

Polisindeton

106

laporan.” dan hasilnya

melakukan apa.

Jadi tidak bisa kita niru-niru negara lain.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai negara Indonesia memiliki kekhasaan dari setiap negara untuk membangun yang terbukti efektif ketika pengetatan itu dilakukan secara lebih tegas adalah kurva pertambahan angka positif melandai.”

B : “Tingkat disiplin yang kuat itu sangat menentukan.

Kalau disiplin kuat, itu akan mengurangi dan

menyelesaikan masalah segera,” kata Jokowi. Soal

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) berdialog dengan Jokowi ditanya mengenai tingkat disiplin yang kuat itu sangat mentukan.

Paronomasia

107 efektivitas lockdown yang

dilakukan negara lain.

13 A :” “Bagaimana dengan kritik soal kurang cepatnya pemerintah merespon pandemi ini, dan sikap sejumlah pejabat publik yang cenderung tidak serius di awal-awal pandemi ini?”

B : “Tadi di awal sudah saya sampaikan bahwa ini Virus sangat berbahaya dan bisa dicegah dan dihindari. Tetapi kita tidak ingin membuat kebijakan itu dengan cara grusa-grusu. Ini dinilai

lamban oleh publik. Membuat publik agar tidak panik itu (juga) keputusan.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) berdialog dengan Jokowi ditanya mengenai kritik soal kurang cepatnya pemerintah merespon pandemi dinilai lamban oleh publik. diragukan soal tes PCR. Kita sudah coba bolak-balik, sudah bisa. Sampai sekarang tidak ada masalah.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata

Najwa.Tuturan tersebut

diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai Kementerian Kesehatan juga diragukan soal tes PCR.

Asonansi

108 15 B : "Perlu saya sampaikan,

sekarang yang namanya APD, PCR, rapid test, masker, semua jadi rebutan 213 negara yang terpapar. Kebijakan yang terjadi secara grusah-grusuh semua ingin mendapatkan.

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai APD, PCR, rapid test, masker. Menkes diminta mundur?”

B : Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kalau ada yang kecewa, itu wajar. Setiap pekerjaan ada yang menilai, setiap keputusan ada

risikonya.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai penilaian bapak atas kinerja Menteri Kesehatan Terawan.

17 B : "Yang ditangani menkes itu bukan hanya Covid, ada juga yang lain, misalnya demam berdarah. Saya melihat dr. Terawan sudah bekerja sangat keras.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai kinerja yang dilakukan oleh Dr. Terawan yang ditangani menteri kesehatan itu bukan hanya Covid-19 tetapi ada yang lainnya

Prolepsis atau

109 juga.

18 A : "Salah satu yang menjadi sorotan tumpang tindih kebijakan, ego sektoral yang diakui oleh Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo. Wewenang sudah diatur dalam kepres tapi dalam prakteknya di lapangan tumpang tindih dan tidak efektif.”

B : “Tidak ada hal yang sempurna. Saya kira yang selalu saya evaluasi mana yang kurang dan saya perintahkan untuk segera diperbaiki. Plus minus mana yang baik itu yang kita pakai.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai tumpang tindih kebijakan, ego sektoral yang diakui oleh Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo dalam prakteknya di lapangan tidak efektif.

Polisindenton

pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, Kementerian tidak bisa bekerja sendirian, harus melibatkan pemerintah daerah propinsi, kabupaten kota, sampai ke tingkat desa, RT, RW, masyarakat. Ini harus terlibat semuanya. Ini

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai pemerintah daerah

propinsi, kabupaten kota, sampai ke tingkat desa, RT, RW, masyarakat.

Antiklimaks

110 pekerjaan besar. Tidak

mungkin pemerintah bekerja sendirian, tidak mungkin.”

20 A: “Karenanya sangat penting koordinasi dan memastikan efektivitas kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh presiden.

Saya ingin meminta

tanggapan bapak soal yang sempat ramai, perbedaan permenkes dan pergub DKI?

Ojek online tidak boleh bawa penumpang hanya boleh bawa barang. Kemudian keluar peraturan Kemenhub, boleh bawa penumpang. Sempat simpang siur tentang ini.

Apakah presiden sempat mengamati atau bahkan menegur?”

B: “Saya undang. Menteri saya undang dan disampaikan bahwa kenapa ojol dibolehkan dari Kementerian

Perhubungan, jangan sampai menimbulkan permasalahan baru,” jawab jokowi soal

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai kebijakan-kebijakan peraturan kemenhub ojek online.

Koreksio atau

111 simpang siur aturan ojek

daring. Menteri

menyampaikan kepada saya bahwa (ojol) tidak dilarang pun mereka sudah tidak ada penumpang, kalau dilarang justru akan menjadi masalah yang baru.”

21 B: “Tetapi aturan itu harusnya yang benar, satu garis sama semuanya. Jangan hanya ada yang melihat dari sisi sosial ekonomi saja (atau) hanya yang melihatnya dari sisi kesehatan saja. Ini memang harus disinkronkan.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) mengenai peraturan yang dibuat harus benar sekaligus satu jalan sama

semuanya.

22 A: “Bapak Presiden selama ini melihat pandemi ini dari sudut pandang yang mana?

Apa aspek ekonomi yang lebih diprioritaskan atau aspek kesehatan masyarakat?”

B: “Saya kira virus ini sangat berbahaya sehingga yang diutamakan tetap kesehatan.

Tetapi antara kesehatan dan ekonomi ini ada relevansinya.

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai lebih prioritaskan antara aspek ekonomi atau aspek kesehatan masyarakat.

112 Tidak mungkin kita hilangkan

salah satunya, tidak mungkin.

Hanya yang didahulukan yang mana.”

23 B: “Sudah saya sampaikan dari awal, virus ini berbahaya.

Karena itu kesehatan yang diutamakan. Tapi ini berhubungan. Contohnya, kalau ekonomi nggak baik, masyarakat tidak dapat gizi baik, imunitas lemas, virus akan gampang sekali masuk.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai relevansi yang tidak bisa saling ditinggalkan itu antara kesehatan dan ekonomi.

Koreksio atau

24 A: “Tetapi dalam praktiknya di lapangan memang harus ada keputusan-keputusan yang harus diambil yang akhirnya merugikan satu sama lain?”

B: “(Kebijakan) tidak akan memuaskan semua orang karena pilihannya buruk semua. Kalau ada pilihan baik dan buruk, itu bisa dipilih. Ini pilihannya buruk-buruk semuanya.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai kebijakan yang tidak akan bisa memuaskan semua orang.

Polisindeton

25 A: “Ketidaksinkronan aturan.

PSBB melarang beroperasi

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Asonansi

*Setiap

113 perusahaan-perusahaan

kecuali 8 sektor. Tapi ada Surat Edaran Menteri Perindustrian yang memberi izin operasi dan diprotes APINDO. Ini contoh berbedanya keputusan yang diambil dari jajaran di bawah bapak yang akhirnya

membingungkan rakyat.”

B: “Saya melihat memang karena masih sektoral. Setiap kementerian pasti akan

melihat kepentingan sektornya masing-masing. Itu yang saya terus tekankan agar ini satu bahasa, utamakan kesehatan dulu. Tetapi dalam prakteknya mereka juga didesak oleh sektornya masing-masing, sehingga menteri atau daerah pun kadang-kadang berbeda karena itu. Karena di lapangan itu suaranya berbeda-beda dari rakyat.”

Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai setiap kementerian pasti akan melihat kepentingan sektornya

26 A: “Soal polemik operasional KRL. Tuntutan daerah agar dihentikan ditolak pemerintah

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut dilakukan oleh

Polisindeton

*Kalau daerah-daerah mau

114 pusat. Apakah bapak presiden

setuju keputusan ini? Apakah Presiden sudah melihat mempertimbangkan faktor kesehatan sebagai

pertimbangan utama?”

B: “Kalau daerah-daerah mau mempersiapkan dan mau menanggung dari keputusan yang diminta, akan kita berikan. “

Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) bertanya kepada Jokowi mengenai soal polemik operasional KRL.

mempersiapkan

27 B: “Jika pekerja harian, buruh harian, pedagang asongan yang naik KRL, itu ditanggung oleh daerah, dijamin daerah dengan bantuan sosial yang baik.

Saya berikan untuk hentikan operasional KRL.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai keputusan penghentian operasional KRL dalam sementara waktu.

28 B: “Mestinya daerah tidak hanya meminta tetapi juga menyiapkan social safety net.

Jaring pengaman sosialnya disiapkan dulu. Jangan hanya meminta dihentikan kemudian

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata

Najwa..Tuturan tersebut

diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai semestinya setiap daerah tidak

Koreksio atau

115 ya sudah masyarakat

dibiarkan cari sendiri-sendiri.

Nggak bisa seperti itu.”

hanya meminta dihentikan tetapi juga harus menyiapkan dulu social safety net. dihentikan, tapi siapkan dulu bantuan sosial untuk mereka.

Kalau ada bus, siapkan, agar tidak berdesakan di KRL.

Tetapi busnya juga diisi separuh agar ada physical distancing di situ. Kalau kebijakan yang tidak memberikan solusi itu akan memunculkan masalah yang baru.”

Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa.

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai kalau ada bus, siapkan,

Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai kalau ada bus, siapkan,

Dokumen terkait