BAB II LANDASARN TEORI
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2. 1Kerangka Pikir
Problematika Manajemen Pelatihan Sertifikasi Dalam Pneingkatan Profesionalitas Pembimbing Manasik Haji
Sumber Data 1. Data Primer 2. Data Sekunder
Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
2. Wawancara 3. Dokumentasi
Analisis Data 1. Reduksi Data 2. Penyajian Data
Hasil
1. Mendeskripsikan problematika dalam manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
2. Mendeskripsikan solusi dalam manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbingManasik Haji pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Kesimpulan
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT A. Sejarah & Profil Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Jawa Barat
Kementerian Agama adalah kementerian yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama.
Usulan pembentukan Kementerian Agama pertama kali disampaikan oleh Mr. Muhammad Yamin dalam Rapat Besar (Sidang) Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tanggal 11 Juli 1945.
Dalam rapat tersebut Mr. Muhammad Yamin mengusulkan perlu diadakannya kementerian yang istimewa, yaitu yang berhubungan dengan agama.40
Menurut Yamin, "Tidak cukuplah jaminan kepada agama Islam dengan Mahkamah Tinggi saja, melainkan harus kita wujudkan menurut kepentingan agama Islam sendiri.
Pendek kata menurut kehendak rakyat, bahwa urusan agama Islam yang berhubungan dengan pendirian Islam, wakaf dan masjid dan penyiaran harus diurus oleh kementerian yang istimewa, yaitu yang kita namai Kementerian Agama‖.
Namun demikian, realitas politik menjelang dan masa awal kemerdekaan menunjukkan bahwa pembentukan
40 Inmas kanwil kemenag prov. Jawa barat data tersebut diperoleh pada tanggal 13 Januari 2021.
43
Kementerian Agama memerlukan perjuangan tersendiri. Pada waktu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melangsungkan sidang hari Ahad, 19 Agustus 1945 untuk membicarakan pembentukankementerian/departemen, usulan tentang Kementerian Agama tidak disepakati oleh anggota PPKI. Salah satu anggota PPKI yang menolak pembentukan Kementerian Agama ialah Mr. JohannesLatuharhary.
Keputusan untuk tidak membentuk Kementerian Agama dalam kabinet Indonesia yang pertama, menurut B.J. Boland, telah meningkatkan kekecewaan orang-orang Islam yang sebelumnya telah dikecewa keputusan yang berkenaan dengan dasar negara, yaitu Pancasila, dan bukannya Islam atau Piagam Jakarta.
Diungkapkan oleh K.H.A. Wahid Hasjim sebagaimana dimuatdalam buku Sedjarah Hidup K.H.A. Wahid Hasjim dan Karangan Tersiar (Kementerian Agama, 1957: 856), "Pada waktu itu orang berpegang pada teori bahwa agama harus dipisahkan dari negara. Pikiran orang pada waktu itu, di dalam susunan pemerintahan tidak usah diadakan kementerian tersendiriyangmengurusisoal-soalagama.Begitudidalamteorinya.Tetapi di dalam prakteknyaberlainan.
Pengumuman berdirinya Kementerian Agama disiarkan oleh pemerintah melalui siaran Radio Republik Indonesia.
Haji Mohammad Rasjidi diangkat oleh Presiden Soekarno
sebagai Menteri Agama RI Pertama. H.M. Rasjidi adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern dan di kemudian hari dikenal sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah. hari setelah pembentukan Kementerian Agama, Menteri Agama H.M.
Rasjidi dalam pidato yang
disiarkanolehRRIYogyakartamenegaskanbahwaberdirinyaKe menterian Agama adalah untuk memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-pemeluknya. Kutipan transkripsi pidato Menteri Agama H.M. Rasjidi yang mempunyai nilai sejarah, tersebut diucapkan pada Jumat malam,4Januari1946.PidatopertamaMenteriAgamatersebutdi muatoleh Harian Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta tanggal 5 Januari 1946.Dalam Konferensi Jawatan Agama seluruh Jawa dan Madura di Surakarta tanggal 17-18 Maret 1946, H.M.
Rasjidi menguraikan kembali sebab-sebab dan kepentingan Pemerintah Republik Indonesia mendirikan Kementerian AgamayakniuntukmemenuhikewajibanPemerintahterhadapUn dang-
Undang Dasar 1945 Bab XI pasal 29, yang menerangkan bahwa "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" dan "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanyamasing-masing danuntukberibadatmenurutagamanyadankepercayaannyaitu"(a yat1dan
2).Jadi,lapanganpekerjaanKementerianAgamaialahmenguruss egalahal yang bersangkut paut dengan agama dalam artiseluas-luasnya.2
Terbentuknya Departemen Agama Pusat yang dilengkapi dengan strukturnya bidang teknis di bawah direktorat daerah Jawa Barat dibentuk jabatan Urusan Agama, Jabatan Pendidikan Agama, Jabatan Penerangan Agama dan Jabatan Peradilan Agama.Berdiri secara mandiri langsung bertanggung jawab ke Direktoratnya masing- masing.Begitupun di daerah Kabupaten/Kota dibentuk Kantor Urusan Agama, Kantor Pendidikan Agama, Kantor Penerangan Agama, dan Pengadilan Agama, dengan ujung tombak di Kecamatan adanya Kantor Urusan Agama dan para Pemilik Agama.Dalam perkembangannya istilah Jabatan diganti dengan Inspeksi Urusan Agama, inspeksi PendidikanAgama,InspeksiPeneranganAgamadanInspeksiPer adilan Agama.Termasuk pergantian istilah di darah Kabupaten/Kota, kecuali Pengadilan Agama dan KUA serta par pemilik tetap tidak ada perubaha
Sejak tahun 1972 dengan struktur baru Departemen Agama dibentuk perwakilan Departemen Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota dan istilah Inspeksi diganti dengan Bidang
untuk Tingkat Provinsi dan
SeksiuntukKabupaten/Kota,jugaadatambahanBidangdanSeksi yaitu Bidang Perguruan Agama Islam dan Bidang Urusan
Haji.Dengan perubahan struktur baru, maka dengan digantinya istilah Perwakilan menjadi kantor Wilayah Dep.Agama Provinsi, maka menjadi satu atap tidak seperti semula masing-masing mengurusi kebutuhannya melalui Direktoratnyamasing-masing.41
Kepala Perwakilan Dep.Agama Provinsi pertama R.H.A Satori yang merangkap menjadi Kepala Bidang Urusan Agama Islam, Kepala Kantor Wilayah pertama atau urutan kedua dari perubahan Perwakilan DEPAG menjadi Kantor Wilayah DEPAG, Kol (Purn) H.Abiyan Soleiman, Ketiga H.
Zaini Dahlan,MA, Keempat Drs.H. Ramli,Kelima Drs.H.O.
Rahmat Aziz.Keenam Drs.H.M. Syamsuddin, Ketujuh Drs.O.
Djauharuddin AR, Kedelapan H. Muchtar Zarkasih,SH, Kesembilan Drs.H. Mubarok, Kesepuluh Drs.H. Mamak Mokh Zein,Kesebelas Drs.H. Yusuf Sodik, Keduabelas Drs.H. Iik Makib.Lc, Ketigabela
Dalam perjalanannya yang tadinya Kantor tepisah di berbagai tempat di Kota Bandung, maka dengan berdirinya Gedung Kantor Wilayah Dep.Agama Provinsi Jawa Barat di Jalan Jenderal Sudirman No. 644 Bandung menjadi satu atap.Berdirinya Kantor Wilayah Dep.Agama pertama R.H.A.
Satori, dan yang menjadi pilot Proyeknya Drs.K.H.A.
413 Kemenag. 2019. Profil Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Jawa Barat.
Syamsuri Siddik (Mantan Kabid Penerangan AgamaIslam) melaluikaryaabadiRd.Barnas(Mantancamat)telahmemberikan Hibah kepada Departemen Agama dalam bentuktanah.
Dalam perjalanannya tanah tersebut kendatipun telah di hibah-kan ke Kanwil Dep.Agama Provinsi Jawa Barat, tapi masih ada pihak-pihak tertentu yang masih mempersoalkannya, sehingga setiap pergantian KepalaKanwilbarusenantiasamunculoknumyangmengatasnam akan
‗‘Keluarga‘‘R.Barnas.NamunberkatkepiawaianH.MuhaiminL uthfie Ka Kanwil Depag Prov. Jabar serta dibantu oleh H.A.
Hidayat Siddik (asik kandung KH.A.Syamsuri Siddik), sekarang persoalan tersebut dapat selesai dengan tuntas.Cukup lama memang 12 (duabelas) Kepala Kanwil, Persoalan tanah Kanwil dipermasalahkan orang, selanjutnya ada
duakaliperluasanlahantanahKantorhinggaberdirimegahseperti sekarang ini. Pesan dari pemberi Hibah : ― Tempat ini saya hibahkan, karenatempatiniselaludipakaiuntukMa‘siat,mudah-mudahandengan penyerahan hibah melalui Departemen Agama, akan menjadi tempat yang bersih dari kema‘siatan. ‖ Hingga kini Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat telah mengalami 14 kali pergantian Kepala Kantor. Berikut adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jawa Barat yang pernah dan sedang memimpin:
1. R.H.A.Satori
2. Kol (Purn) H. AbjanSoleiman 3. H. ZainiDahlan,MA
4. Drs.H.Ramliaa
5. Drs.H.O. RahmatAziz 6. Drs.H.M.Syamsudin 7. Drs.H.O.Djauharuddin,AR.
8. H. MuchtarZarkasih,SH 9. Drs.H.Mubarok
10. Drs.H. Mamak MochZein 11. Drs.H. YusufSodik,MM 12. Drs.H. Iik Makib,Lc
13. Drs.H. MuhaiminLuthfie,MM 14. Drs.H.Sae
Adapun profil dari kanwil kemenag yang ada di provinsi jawa barat, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat heteroginitas yang cukup kompleks42, baik drai segi suku, agama, ras golongan maupun bahasa. Heteroginitas ini merupakan salah satu tantangan dalam membangun tata kehidupan yang harmoinis untuk mendukung keberlangsungan pembangunan baik daerah maupun nasional. Propinsi jawa barat dengan luas 35.377,76 Km 2 di diami penduduk sebanyak 46.169.600 jiwa . Penduduk ini terbesar di 17 kabupaten, 9 Kota,
42 Inmas kanwil kemenag provinsi jawa barat, data tersebut diperoleh pada tanggal 13 januari 2021.
625 Kecamatan dan 5.899 Desa/Kelurahan. Jawa barat memeiliki komposisi pemeluk agama sekitar 93,67 % Muslim 1,11%
katholik 4,53% Protestan, 0,24% hindu dan 0,45% Budha.
Agama dipokuskan pada beberapa hal diantaranya peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan agama, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan keagamaan.
Seiring dengan peralihan, pelimpahan sebagai kekuasaan pusat dan daerah sebagai implementasi dari Undang - Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, peran dan fungsi kementerian agama, khususnya kantor wilayah kementerian agama provinsi jawa barat sangatlah strategis untuk memantapkan peran dan kedudukan agama dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan di provinsi jawa barat serta pembangunan nasional.
Kantor ilayah kementerian agama provinsi jawa barat adalah salah satu instansi vertikal kementeriaan agama RI yang melaksanakan tugas dan fungsi kementerian agama di tingkat provinsi dan bertanggung jawab langsung kepada menteri agama. Kantor wilayah kementeriaan agama provinsi jawa barat dipimpin oleh seoranag kepala kantor wilayah (eselon II). Komposisi pejabat dilingkungan kanwil kemenag prov jawa barat terdiri dari satu pejabat eselon II (Kepala kantor wilayah ), 11 pejabat eselon III ( 1 kepala bagian tata usaha, 6 kepala bidang dan 4 kepala pembimbing
masyarakat)dan 34 pejabat eselon IV (5 kepala subbagian dan 29 kepala seksi).
Kanwil kemenag provinsi jawa barat memiliki kantor wilayah kementerian agama berjumlah 27 kabupaten/kota terdiri dari 27 pejabat eselon III (kepala kantor wilayah kementeriaan agama kab/kota). 792 eselon IV (kasubag TU, kepala seksi, dan kepala KUA). Dan 203 eselon V dilingkungan madrasah.
B. Visi & Misi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA LAHIRBATIN.4 ( Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010 )
Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
1. Meningkatkan kualitas kehidupanberagama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umatberagama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Ibadahhaji.
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
( Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010 ).
C. Struktur tugas & fungsi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
1. TUGAS KANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA BARAT
Tugas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat43 : Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 4 PMA No. 13 Tahun 2012), tugaspokoknya adalah pelayanan pemerintah dibidang keagamaan di provinsi jawa barat.
Tugas pelayanan pemerintah di bidang keagamaan di jawa barat tersebut meliputi:44
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang urusan agama islam
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang penyelenggaraan haji dan serta pengenmbangan zakat dan wakaf
43 Inmas kanwil kemenag provinsi jawa barat, data tersebut diperoleh pada tanggal 13 januari 2021.
44 https://jabar.kemenag.go.id/portal/profil/tugas-dan-fungsi.
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang penyelenggaraan pendidikan pada madrasah dan pendidikan agama islam pada sekolah umum serta sekolah luar biasa.
d. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan keagamaan dan pondok pesantren.
e. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang penyelenggaraan pendidikan urusan agama islam pada masyarakat dan pemberdayaan mesjid.
f. Melaksanakan pelayanaan dan bimbingan masyarakat Kristen.
g. Melaksanakan pelayanan dan bimbimngan masyarakat Katolik.
h. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan masyarakat Hindu.
i. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan masyarakat Budha.
Tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dan atau satuan kerja di lingkungan kantor wilayah kementeriaan agama Provinsi Jawa Barat.
FUNGSI KANIL KEMENAG PROVINSI JAWA BARAT
Dalam melaksanakan tugas tersebut juga menyelenggarakan fungsi, yaitu;
a. Perumusan da penetapan visi dan misi serta kebijakan teknis di bidang pelayanaan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi
b. Pelayanaan,bimbingan,dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan.
c. Pembinaan dan kerukunan umat beragama.
d. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi.
e. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pegawasan, dan evaluasi program,dan
f. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi, terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementeriaan di provinsi.
(pasal 5 PMA No. 13 Tahun 2019).
D. Struktur organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi
E. Unit Kerja Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
Berikut adalah profil umit kerja yang berada di kementerian agama kantor wilayah provinsijawa barat:
1. Bagian tata usaha
2. Bidang pendidikan madrasah
3. Bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren 4. Bidang pendidikan agama islam
5. Bidang penyelenggaraan ibadah haji & umroh 6. Bidang urusan agamaislam dan pembinaansyari‘ah 7. Bidang penerapan agama islam, zakat & wakaf 8. Pembinaan masyarakat kristen
9. Pembinaan masyarakat katholik 10. Pembinaan masyarakat Hindu 11. Pembinaan masyarat Budha
NAMA –NAMA KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
Berikut adalah profil kementerian agama kabupaten kota yang beradadi wilayah kerja kementeriaan agama kantor wilayah provinsi jawa barat
1. Kabupaten Bandung & Kabupaten Bandung Barat 2. Kota Depok
3. Kabupaten Bekasi 4. Kabupaten Bogor 5. Kabupaten Ciamis 6. Kabupaten Cianjur
7. Kabupaten Cirebon 8. Kabupaten Garut 9. Kabupaten Indramayu 10. Kabupaten Karawang 11. Kabupaten Kuningan 12. Kabupaten Majalengka 13. Kabupaten Purakarta 14. Kabupaten Subang 15. Kabupaten Sukabumi 16. Kabupaten Tasikmalaya 17. Kota Bandung & Kota Cimahi 18. Kota Banjar
19. Kota Bekasi 20. Kota Bogor 21. Kota Cirebon
F. Makna Isi Lambang Kementerian Agama
1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila ketuhanan yang Maha Esa dalam pancasila, bermakna bahwa karyawan kementerian agama selalu mentaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan tugas pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila.
2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam kitab suci dan 45 butir padi bermakna proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945, menunjukan kebulatan tekat para karyawan Kementerian
Agama untuk membela kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Butiran padi dan kapas yang melintar berbentuk bulatan bermakna bahwa karyaan Kementerian Agama mengemban tugas untuk meujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata.
4. Kitab suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasai antara kebahagian duniai dan ukhrawi, materil dan spiritual dengan ridha Allah swt Tuhan Yang Maha Esa.
5. Alas kitab suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari kitab suci.
6. Kalimat ―Ikhlas Beramal bermakna bahwa karyawan kementeriaan agama dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.
7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama RI yang berdasarkan pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945.
8. Kelengkapan makna lambang kementerian Agama Melukiskan motto: Dengan iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan pancasila yang merupakan tuntunan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakatdan bernegara, Karyawan
Kementeriaan Agama bertekat bahwa mengabdi kepada negara adalah ibadah.
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Data Penelitian
Pada pelaksanaan bimbingan manasik haji ada beberapa rumusan strategi yang dibuat oleh Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, yaitu diantaranya:
1. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kelancaran Bimbingan Manasik Haji maka perlu dibentuk susunan panitia, pembawa acara, Narasumber, Modertaor dan Peserta pada Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji.
2. Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat memperhatikan dan membuat anggaran dari Pelaksanaan Anggaran Operasional Haji (PAOH).
3. Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat membuat SK (Surat Keputusan) tentang Pembentukan Panitia Bimbingan Manasik Haji, dalam Surat Keputusan itu terdiri dari beberapa poin yaitu diantaranya:
a. Membentuk panitia, pembawa acara, narasumber, moderator dan peserta bimbingan manasik haji dengan susunan personalia sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan.
b. Tim mempunyai tugas, wewenang dna tanggung jawab sebagai berikut:
60
1) Memperiapkan bahan-bahan Bimbingan Manasik Haji
2) Melakukan Bimbingan Manasik Haji 3) Menyiapkan dokumentasi kegiatan 4) Membuat laporan hasil kegiatan
c. Segala biayan yang dikeluarkan sebagai akibat diterbitkannya Keputusan ini dibebankan pada dana Pelaksanaan Anggaran Operasional Haji (PAOH) d. Kemudian, membuat surat keputusan tentang
penetapan panitia bimbingan manasik haji.
e. Penetapan peserta bimbingan manasik haji Wilayah Provinsi Jawa Barat
f. Surat Keputuan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.45
B. Temuan Penelitian
1. Problematika Dalam Manajemen Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umroh Profesional di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 Angkatan IX Reguler.
Sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi tentang agama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman materi manasik haji yang menjadi tugas
45Arsip Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya juga membutuhkan manajemen untuk meningkatkan kualitas bimbingan. karena dalam setiap tahunnya, secara umum penyelenggaraan bimbingan manasik haji tidak luput dari permasalahan. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar aktivitas lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan.46
Dengan kata lain, manajemen merupakan hal yang penting dalam menjalankan setiap organsasi, termasuk organisai haji seperti di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Dengan manajemen yang baik pada Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan bimbingan manasik haji akan memberikan kemudahan bagi pelaksana sehingga para peserta dapat meningkatkan pemahamannya. Hal ini dapat penulsi temukan ketika melakukan penelitian di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, semua fungsi-fungsi manajemen berjalan dengan baik. Berikut temuan manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan
46Syamsir. Organisasi & Manajemen. (Bandung : Alfabeta, 2015). hal.
131
profesionalitas pembimbing manasik haji dalam pemahaman materi.
a. Analisis penerapan perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan yang pertama-tama harus dilaksaakan sebelum aktivitas lainnya dilakukan. Penerapan fungsi manajemen ini dilaksanakan dalam bimbingan manasik haji, meskipun masih ada yang tidak sesuai dengan perencanaan. Seperti adanya tambahan pertemuan diluar jadwal sertifikasi pelatihan manasik haji.
Perencanaan dalam pelatihan manasik ini merupakan awal dari penentuan program-program yang akan dilakukan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
Implementasi fungsi manajemen yang pertama adalah perencanaan. Dalam perencanaan Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat menentukan rencana-rencana yang akan dilakukan dalam pelatihan manasik haji.
Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat melakukan perencanaan dalam segala kegiatannya dengan harapan segala kegiatan bisa terstruktur dan bisa terlaksana dengan baik.
Perencanaan tersebut meliputi pengangkatan panitia, narasumber dan peserta pelatihan yang mendapatkan SK Peraturan dari Provinsi Jawa Barat.
Hal ini merupakan langkah awal upaya pemerintah
untuk menyelenggarakan pelatihan manasik haji dengan harapan bersama, mampu meningkatkan profesionalitas pembimbing manasik haji. Pelatihan manasik haji tidak hanya disampaikan lewat materi namun juga ada praktek yang dilaksanakan di tempat tersebut.
b. Analisis Penerapan Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas yang akan dilakukan atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap individu yang ada dalam organisasi. Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat juga melakukan pengorganisasian dengan membagi tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.
Karena, memang dengan megorganisasikan kegiatan manasik haji dapat berjalan dengan baik. Dan yang diperlukan yakni penetapan susunan panitia penyelenggara dan pembimbing yang bertugas untuk menjalankan fungsinya yang telah ditetapkan dalam perda Haji.
Kerjasama antar panitia yang terjalin dengan baik, membuat panitia menjadi semangat dan nyaman dalam melaksanakan tugas. Sikap demokratis dalam mengambil keputusan, juga merupakan kebudayaan yang ada di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
Rapat yang dilaksanakan dilakukan dengan jalan
musyawarah tanpa mementingkan pribadi masing-masing. Semua pengurus bisa menyampaikan pendapat dan ikut adil dalam semua keputusan yang ada di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
c. Analisis Penerapan Penggerakan
Setelah rencana dan pengelompokan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menggerakkan mereka untuk segera melaksanakan kegiatan itu, sehingga apa yang menjadi tujuan benar-benar tercapai. Fungsi penggerakan sangatlah penting karena merupakan fungsi yang berhubungan langsung dengan manusia (pelaksana). Pergerakan menuntut pengorbanan para pelaksana demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Semua kegiatan yang telah terlaksana denganbaik tidak luput dari komunikasi yang baik antar penyelenggara, penciptaan dan pengembangan komunikasi yang efektif dan efisien merupakan salah satu faktor pendukung dalam manajemen organisasi yaitu penggerakan.
d. Analisis Penerapan Pengawasan
Suatu rencana atau program adalah untuk dilaksanakan dan digerakkan kemudian sebagai tindakan akhir apakah sudah memenuhi target yang
telah ditetapkan atau belum sama sekali. Disinilah fungsi pengawasan sangat dibutuhkan.
Setelah ketiga fungsi manajemen telah dilaksanakan maka penilaian dan koreksi sangat diperlukan dalam aktivitas pengawasan. Semua fungsi manajemen yang telah dilaksanakan tidak akan efektif tanpa adanya pengawasan. Setelah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan, proses selanjutnya adalah pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Dengan fungsi pengawasan ini semua yang telah dilaksanakan bisa diketahui kekurangan dan kelebihannya.
Di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan sertifikasi pelatihan peningkatan profesionalias pembimbing manasik haji saling membagi jadwal dalam memantau kegiatan bimbingan manasik.
Hal ini dilakukan agar ketika evaluasi nantinya ada saran dan kritik untuk program manasik haji ke depannya.
Disamping itu Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat menyediakan absensi untuk tiap-tiap pelaksanaan manasik haji untuk peserta, panitia ataupun pembimbing sebagai
laporan kegaiatan, disamping itu juga ada petugas tim monitoring yang telah ditunjuk untuk memonitor jalannya penyelenggara pelatihan manasik haji. Hal ini nantinya
laporan kegaiatan, disamping itu juga ada petugas tim monitoring yang telah ditunjuk untuk memonitor jalannya penyelenggara pelatihan manasik haji. Hal ini nantinya