PROBLEMATIKA MANAJEMEN DALAM
PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI & UMROH PROFESIONAL DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
JAWA BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Dalam Meraih Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)
Oleh :
ISMI WAN AZIZAH Nim : 11170530000020
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI & UMROH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M/1442 H
PROBLEMATIKA MANAJEMEN DALAM PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI &
UMROH PROFESIONAL DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Ismi Wan Azizah NIM : 11170530000020
Pembimbing
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING Drs. H. Ade Marfuddin, MM.
Nidn. 2105046601
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI & UMROH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021 M/1442 H
i
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi yang berjudul ―PROBLEMATIKA MANAJEMEN DALAM PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI & UMROH PROFESIONAL DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 April 2021
Ismi Wan Azizah 11170530000020
ii
ABSTRAK
ISMI WAN AZIZAH, 11170530000020, PROBLEMATIKA MANAJEMEN DALAM DALAM PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI & UMROH PROFESIONAL
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT. DI BAWAH BIMBINGAN Drs. H.
Ade Marfuddin, MM.
Salah satu tolak ukur dari kemajuan dan keberhasilan suatu organisasi, terutama dalam peningkatan program profesional pembimbing manasik haji adalah dengan terlaksananya semua program-program kerja. Sistem atau cara menjalankan sebuah kegiatan haru betul-betul mempunyai manajemen yang baik. Dalam rangka memperbaiki sebuah Problematika Manajemen Dalam maka perlu adanya penerapan fungso-fungsi manajemen agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui problematika dalam manajemen program sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik haji pada Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 angkatan IX, dan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik haji pada Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020. jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil problematika yang ditemui oleh penulis yaitu metode penyampaian materi hanya ceramah dan tanya jawab saja seharusnya bisa ditambah dengan metode diskusi bertujuan untuk peserta bisa iktu aktif komunikatif, sedangkan dalam peleksanaanya penulis menemukan bahwa sudah sesuai yaitu dengan menggunakan narasumber dan pemateri yang ahli di bidang tersebut. Sehingga dapat disimpulkan manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sudah efektif dan sesuai, ditandai dengan antusias meningkatnya masyarakat mengikuti pelatihan ini dan nilai hasil kompetensi peserta pelatihan sertifikasi yang lulus dengan hasil baik dan memuaskan.
Kata kunci : Problematika, Program, Sertifikasi dan Profesional.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah wasyukru lillahi ta‘ala, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mengatur, membimbing semua hamba-Nya, sekaligus ketentuan hidup yang harus dilalui sebagai makhluk ciptaan-Nya senantiasa memberikan berbagai nikmat kepada semua insan . Semoga dengan kenikmatan iman, islam dan ihsan selalu tersimpan dalam diri kita sebagai cerminan insan yang beriman & bertaqwa.
Alhamdulillahhirabbil‘alamin, akhirna penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ― Problematika Manajemen Dalam Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh Profesional di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 9Angkatan IX). Dengan baik, yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S,Sos) di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan bukan semata –mata dari pribadi penulis, namun atas izin Allah SWT, dan bantuan dari semua pihak yang turut andil dalam memberikan doa, moril, materi, serta keikhlasan dalam
iv
membimbing penulis. Oleh karena itu hanya ucap terimakasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis haturkan kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA., rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto M.Ed, ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Siti Napsiyah, S. Ag., BSW., MSW., Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabuddin Noor, M. Ag., Wakil Dekan Administrasi Umum, Bapak Drs.
Cecep Castrawijaya, MA., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, serta Alumni dan kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Sugiharto, MA., Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Bpk Amirudin, M. Si., Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Kosentrasi Manajemen Haji dan Umrah.
5. Bapak Drs. H. Ade Marfuddin, MM., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu memberikan informasi, masukan dan kritikan dikala penulis berkonsultasi, serta membimbing dan mengarahkan penulis agar menghasilkan skripsi yang baik dan benar.
6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqasyah yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah, yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengalamannya dengan tulus, semoga segala ilmu yang diberikan menjadi amal jariyah bagi para dosen dan dapat bermanfaat bagi penulis dunia dan akhirat.
8. Bapak H. Ajam Mustajam, M.Si Kepala Bidang Penyelenggara haji & umroh di kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian khususnya di bidang haji, dan memberikan kemudahan kepada penulis untuk bisa mendapatkan informasi dalam setiap penelitian yang penulis perlukan.
9. Bapak H. Gatot Fajar Arifianto Seksi Haji & Umroh sekaligus Panitia Pelaksana Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2020 yang telah bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukannya dan memberikan penulis banyak informasi dan pemahan mengenai penelitian skripsi penulis, dan dari awal penelitian sampai selesai selalau memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
10. Keluarga tercinta, ibuku Ibu Hj Idah Faridah dan ayahku Bpk H. Sardjono S.M. Kartosoewiryo (Alm) yang dari awal masuk perkuliahan selalu memberi motivasi dan dukungan untuk bisa ke tahap akhir ini, baru 4 bulan ayah pergi tanpa bisa menyaksikan penulis ada di tahap akhir perkuliahan ini, semoga ayah ditempatkan ditempat terbaik disisi Allah SWT aamiin, serta doa-doa beliau yang tidak pernah putus untuk penulis, kaka Tercinta kakak anne, kakak okky, kakak Bony dan ketiga kaka ipar, kakak novan, kakak wini dan kakak nur fatimah yang selalu ada dan selalu memberi motivasi, semangat dan dukungannya untuk ditahap akhir ini.
11. Sahabat seperjuangan Laury Bondan Pratiwi, Laila Fitriyani, Choirunnisa Maulina, Hasrianti Hasanudin, Asni Leliana serta sahabatku tercinta Noviana Rosmanida, Lu‘lu Rofiqotus sahla dan orang paling dekat dan selalu ada Ghaalib Akbar, dan orang- orang terdekat lainnya yang tidak bisa saya tuliskan satu-persatu yang selalu memberi kekuatan dalam perjalanan akhir perkuliahan ini.
12. Semua Pihak yang telah membantu memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
Demikian atas kebaikan semua pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka semua, penulis
hanya bisa berdoa : „Jazakumullah ahsanal jazza‟ (semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan sebaik –baiknya pembalasan). Aamiin yaa Robbal‟aalamiin.
Jakarta, 3 Juli 2020
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 8
F. Metode Penelitian ... 11
G. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II LANDASARN TEORI ... 16
A. Landasan Teori ... 16
1. Problematika Manajemen Dalam ... 16
2. Pengertia Program ... 22
3. Aspek Program ... 22
4. Tujuan Program... 23
5. Sertifikasi ... 24
6. Profesional ... 33
B. Kajian Pustaka ... 37
C. Kerangka Berpikir ... 42
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
JAWA BARAT ... 43
A. Sejarah & Profil Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat ... 43
B. Visi & Misi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat ... 51
C. Struktur tugas & fungsi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat ... 52
D. Struktur organisasi Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat ... 55
E. Unit Kerja Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat ... 56
F. Makna Isi Lambang Kementerian Agama ... 57
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 60
A. Data Penelitian... 60
B. Temuan Penelitian ... 61
BAB V PEMBAHASAN ... 81
A. Hasil Penelitian ... 81
1. Problematika Dalam Manajemen Pelatihan Sertifikasi Dalam Peningkatan Profesionalitas Pembimbing Manasik Haji Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020. ... 81
2. Solusi Dalam Manajemen Pelatihan Sertifikasi Dalam Peningkatan Profesionalitas Pembimbing Manasik Haji Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020. ... 83
BAB VI SIMPULAN, DAN SARAN ... 96
A. Simpulan ... 96
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
LAMPIRAN ... 103
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Daftar Fasilitator ... 79 Tabel 5. 1 Problematika Manajemen ... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir ... 42
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi ... 55
Gambar 4. 1 Kegiatan Pelatihan ... 69
Gambar 4. 2 Praktik Kegiatan Pelatihan ... 73
Gambar 4. 3 Wawancara Dengan H. Gatot Fajar Arifianto, ST., M.Si Sebagai Seksi Pendaftaran dan Dokumentasi ... 75
Gambar 4. 4 Wawancara Dengan Drs. H. Anwar Sanusi, MM Sebagai Seksi Pengelolaan Keuangan Haji ... 77
Gambar 4. 5 Bagan Alur Pelaksanaan ... 78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia dari dulu hingga sekarang sudah dirasakan menjadi sejarah panjang masyarakat muslim dalam menunaikan ibadah haji dan telah memberikan makna sangat berarti bagi kehidupan bernegara.
Hal ini dapat dilihat dari kompleksitas permasalahan dalam penyelenggaraan ibadah haji dari tahun ke tahun, yang menuntut pemerintah melahirkan dan mengasah terus sistem manajemen agar mampu mengakses segenap fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, serta adanya pengawasan guna mencapai peyelenggaraan ibadah haji yang aman, lancar, nyaman, tertib, teratur, dan ekonomis.
Menunaikan ibadah haji adalah salah satu menyempurnakan rukun Islam yang kelma. Karena hukumnya diwajibkan bagi kaum muslim yang mampu dari segi jasmani, rohani, ekonomi dan keamanan. Dilaksanakan sekali dalam seumur hidup dan selanjutnya baik yang kedua maupun seterusnya hukumnya sunah.1 Sebagaimana firman Allah Swt :
1Kemenag RI, Tuntunan Praktis Ibadah Haji dan Umrah, (Jakarta:
Dirjen PHU, 2011). hal. 104.
1
َم ِتْيَبْلا ُّجِح ِساَّنلا ىَلَع ِ ِّٰلِل َو ۗ اًنِمٰا َناَك ٗهَلَخَد ْنَم َو ۚە َمْيِه ٰرْبِا ُماَقَّم ٌتٰنِّيَب ٌٌۢتٰيٰا ِهْيِف ِن َنْيِمَل ٰعْلا ِنَع ٌّيِنَغ َ ّٰاللّ َّنِاَف َرَفَك ْنَم َو ۗ ًلًْيِبَس ِهْيَلِا َعاَطَتْسا
Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (Q.S Ali Imran :97).
Aelain itu ayat yang menjelasakan keutamaan haji dalam firman Allat SWT :
َس ْوُءُر ا ْىُقِل ْحَت َلََو ٌِِْۚدَهْلا َيِه َرَسْيَتْسا اَوَف ْنُتْرِصْحُا ْىِاَف ۗ ِ هِّلِل َةَرْوُعْلاَو َّجَحْلا اىُّوِتَاَو ًهّتَح ْنُك
اَيِص ْيِّه ٌتَيْدِفَف ٖهِسْأَّر ْيِّه يًذَا ٖٓ ٖهِب ْوَا اًضْيِرَّه ْنُكٌِْه َىاَك ْيَوَف ۗ ٗهَّلِحَه ٌُْدَهْلا َغُلْبَي ٍتَقَدَص ْوَا ٍم
َّل ْيَوَف ٌِِْۚدَهْلا َيِه َرَسْيَتْسا اَوَف ِّجَحْلا ًَلِا ِةَرْوُعْلاِب َعَّتَوَت ْيَوَف ۗ ْنُتٌِْهَا ٖٓاَذِاَف ِۚ ٍكُسًُ ْوَا ْدَِِي ْن
َكِل هذۗ ٌتَلِهاَك ٌةَرَشَع َكْلِت ۗ ْنُتْعَجَر اَذِا ٍتَعْبَسَو ِّجَحْلا ًِف ٍماَّيَا ِتَثهلَث ُماَيِصَف ٗهُلْهَا ْيُكَي ْنَّل ْيَوِل
ِباَقِعْلا ُدْيِدَش َ هّاللّ َّىَا ا ْٖٓىُوَلْعاَو َ هّاللّ اىُقَّتاَو ۗ ِماَرَحْلا ِدِِْسَوْلا يِرِضاَح
ࣖ
Artinya :Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban.
Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih)
hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang keluarganya tidak ada (tinggal) di sekitar Masjidilharam.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya. (Q.S. Al-baqarah 196)
Umat Islam di Indonesia yang hendak menunaikan ibadah haji haruslah melalui prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya Kementerian Agama yaitu lembaga yang didirikan pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan terhadap jamaah haji. Hal ini sesuai dengan amanah dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2019 tentang peyelenggaraan ibadah haji yaitu bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan, dan pelindungan bagi jamaah haji dan jemaah umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat dan mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam penyelenggaraan ibadah haji & umrah.2
Dalam proses penyelenggaraan ibadah haji terdapat tiga poin penting yang patut mendapat perhatian untuk ditingkatkan kualitasnya yaitu pembinaan, pelayanan dan terakhir perlindungan jamaah haji. Manasik haji termasuk dalam kategori pembinaan yang sangat menentukan lancar-
2Kemenag RI, Tuntunan Praktis Manasik Jamaah Haji dan Umrah, (Jakarta: Dirjen PHU, 2012), hal. 1
tidaknya jamaah saat menjalankan rangkaian kegiatan di tanah suci.3
Kualitas bimbingan manasik haji mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman jamaah haji karena sebagai hasil (output) dalam proses mengikuti manasik haji.
Jamaah akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
Pemahaman dan kepuasan jamaah akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari si pemberi jasa kepada jamaah sesuai dengan apa yang dipersepsikan jamaah.4
Masyarakat muslim Indonesia dalam menunaikan ibadah haji belakangan tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan, hal ini ditandai semakin bervariasinya profil jamaah haji. Latar belakang jamaah haji pun seagian besar dari daerah pedesaan dengan tingkat pendidikan rendah, lanjut usia, ditambah dengan baru pertama kalinya naik haji.5
Akan tetapi secara umum mereka yang hendak menunaikan ibadah haji mengharapkan predikat haji mabrur.
Namun untuk mencapai haji yang mabrur tidak semudah apa yang dibayangkan karena untuk mencapainya, salah satu prasyaratnya adalah pemahaman mengenai materi manasik
3F. Idris, Perbaikan Penyelenggaraan Haji Bisa Dimulai Dari Manasik, 2015, dalam www.selasar.com politik perbaikan penyelenggaraan haji bisa dimulai dari manasik., diakses pada 3 Maret 2021.
4Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2016), hlm. 57.
5Abdul Aziz, Ibadah Haji dalam Sortan Publik, (Jakarta : Puslitbang, 2014), hal. 2
haji yang utuh. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, proses pembelajaran dalam bimbingan manasik haji, baik yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk mewujudkan kemandirian jamaah haji. Hal ini adalah suatu keniscayaan, sehingga dalam bimbingan manasik haji selalu meningkatkan kualitas bimbingan manasik hajinya.
Untuk mencapai standar pembinaan yang diinginkan, diperlukan pembimbingan manasik haji yang profesional dan terstandar. Profesionalitas dan standarisasi dapat dilakukan dengan melalui proses sertifikasi. Hal ini sejalan dengan amanah Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Nomor D/134/2014 tentang pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji bahwa dalam rangka melaksanakan bimbingan manasik secara profesional yang dilakasanakan oleh pemerintah, masyarakat baik perorangan atau kelompok bimbingan, diperlukan sertifikasi bagi pembimbing manasik haji yang berkaitan erat dengan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji.
Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat yang didalamnya ada satuan kerja seksi penyelenggara haji dan umrah dan berkewajiban menjalankan tugas-tugasnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2019tentang peyelenggaraan ibadah haji yaitu bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan, dan pelindungan bagi jamaah haji dan jemaah umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai
dengan ketentuan syariat dan mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam penyelenggaraan ibadah haji& umrah.6
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis mengambil salah satu obyek penelitian yaitu Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas sebagai pelayanan publik diantaranya seperti seksi penyelenggara haji dan umrah yang menangani haji setiap tahunnya dan telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam setiap tugasnya. Karena, manajemen merupakan kekuatan utama dalam setiap lembaga untuk mengkoordinir sumber daya manusia dan material, dan para penanggung hawab untuk pelaksanaan tugasnya, baik untuk hasil sekarang maupun untuk potensi masa datang.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul ― Problematika Manajemen Dalam Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji &
Umroh Profesional Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis membatasi penelitian ini hanya pada problematika &
pelaksanaan manajemen Program sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh Profesional Pada Kantor Wilayah
6Kemenag RI, Tuntunan Praktis Manasik Jamaah Haji dan Umrah, (Jakarta: Dirjen PHU, 2012), hal. 1
Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 (angkatan IX reguler).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian yang ada pada latar belakang maka permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Problematika Manajemen Dalam Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh Profesional Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020‖ (Aangkatan IX Reguler)?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Problematika Pelaksanaan Manajemen Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh Profesional Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020‖ (Aangkatan IX Reguler).
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Teoritis
1) Sebagai salah satu literatur dalam rangka mengembangkan wawasan terutama mengenai Problematika Manajemen Dalam Program
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh Profesional Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020‖
(Aangkatan IX Reguler).
b. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas bimbingan yang diberikan.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar dalam penyusunan penelitian. tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian yang sejenis.
Pertama,penelitian yang dilakukan oleh Siti Khadijah Nurfizri(2015) Tujuannya ialah untuk bisa mengetahui Manajemen Perencanaan dengan penetapan tujuan program yang dilaksanakan,penjadwalan seluruh kegiatan,dan adanya pengorganissian yakni kerjasama dan koordinasi untuk pencapaian tujuan pelaksanaan sertifikasi maka, dengan ini skripsinya yang berjudul ―Manajemen Pelatihan Sertifikasi Manasik Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Dki Jakarata‖ Secara garis besar peneliti mendapatkan hasil bahwa pelatihan ini telah berjalan dengan baik,sehingga
Pelatihan ini banyaknya Pembimbing Haji yang telah Tersertifikat Pembimbing Manasik Haji yang Profesional.
Selanjutnya peneletian yang dilakukan oleh Hanifah Afriani (2020) Tujuannya ialah mengetahui program sertifikasi pembimbing manasik haji profesional,,efektivitas sangat berpengaruh dalam mendapatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,proses rekrutmen yang telah dilaksanakan secara objektif dan transparan sehingga mampu menjaring pembimbing haji yang kompeten dan profesional maka skripsi yang berjudul ―Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Di Subdisbintal Diswatpersal Markas Besar Tni Angkatan Laut‖ Secara garis besar peneliti mendapatkan hasil bahwa pelatihan ini telah berjalan dengan baik, sehingga program sertifikasi pembimbing haji program ini setiap tahapannya berjalan dengan baik, dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Reni Megawati (2018) dengan judul skripsi yang berjudul ―Studi Problematika Dan Solusi Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji Di Kementerian Agama Kabupaten Kendal‖ Tujuannya peneliti ialah mampu mengetahui cara Kementerian agama kabupaten kendal dalam memaksimalkan penyelenggaraan manasik haji dengan 2 sistem yang di selenggarakan,dengan membentuk kepanitiaan untuk penyelenggaraan manasik haji
tingkat kecamatan dan kabupaten,namun terdapat problematika dalam penyelenggaraan manasik haji tersebut,pelaksanaan manasik haji dilaksanakan hanya 8 kali pertemuan hal itu tidak sesuai dengan ketetapan pemerintah yakni UU No 13 Tahun 2008 ialah pemerintah wajib memberikan pelayanaan,pembinaan dan perlindungan. Bahwa dari segi pembinaan dan dari segi perlindungan masih terdapat problematika seperti tim kesehatan hanya ada di satu tempat yakni di kabupaten dan di kecamatan tidak ada,oleh karena itu untuk menghadapi problematika penyelenggaraan manasik haji ini seharusnya bisa dilaksanakan maksimal 15 kali peneyelenggaraan manasik haji, baik ditingkat kabupaten atau kecamatan, serta dilaksanakannya manasik lebih awal, penetapan biaya BPIH lebih awal dan diadakannya pendidikan dan pelatihan khusus untuk pembimbing manasik haji, Maka dengan problematika dan solusi yang dihadapi dalam penyelenggaraan manasik haji di kabupaten kendal kurangnya maksimal dalam pelaksanaanya dan harus menerapkan sesuai kebutuhan serta ketentuan tentang penyelenggaraan manasik haji.
Dilihat dari beberapa penelitian judul skripsi tersebut, maka penelitian dari peneliti skripsi ini berbeda dari skripsi sebelumnya. Penelitian kali ini menggambarkan Apa problematika dalam manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji pada kantor wilayah kementerian
agama provinsi jawa barat tahun 2020. Oleh karena itu materi yang peneliti bahas yakni ―Problematika Manajemen Dalam Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 (angkatan IX)‖.
F. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian dapat diberikan secara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, metode dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Bapak Jajang Apipdin Selaku Seksi Penyelenggaraaan Ibadah Haji di Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Sedangkan objek dari penelitian inia dalaah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
3. Sumber Data
Sumber data ini sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan benar atau tidaknya suatu penelitian. dalam hal ini penulis menggunakan :
a. Data Primer
Merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, serta dokumentasi dari pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur terkait
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kelapangan dengan mendatangi narasumber yakni pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Hal ini guna mengetahui keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada lokasi penelitian berkaitan dengan Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
b. Wawancara
Pada wawancara penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan ke beberapa pihak yang ersangkutan baik secara lisan maupun mendengarkan langsung keterangan atau informasi dari pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan menggali data tentang suatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan manasik haji khususnya dalam hal Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Penulis menggunakan data dan sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas
5. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang penulis gunakan dalam mengolah data penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi, dokumentadi dan bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian menganalisa data dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada karya ilmiah ―skripsi‖ ini terdiri dari enam (6) bab yang memiliki sub-sub bab, dan dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahasa Pengertian Problematika, Program, Manajemen, Fungsi-fungsi Manajemen, Tujuan dan Langkah-langkah Manajemen, Pengertian Sertifikasi, pengertian Profesional Pembimbing Manasik Haji dan Pengertian Manasik Haji.
BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR
PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, yang meliputi latar belakang dan sejarah berdirinya, visi dan misi dan tujuan, struktur kepengurusan dan progran kerja.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisi tentang data dan temuan yang penulis dapatkan selama proses penelitian sebagai bahan pelengkap untuk menganalisis data yang akan penulis teliti
BAB V : PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian dan identifikasi mengenai Problematika Manajemen Dalam pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik haji pada kantor wilayah kementerian agama provinsi jawa barat tahun 2020
BAB VI : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bab ini sebagai akhir dari karya ilmiah yang diteliti yaitu berisi tentang simpulan, implikasi dan saran serta lampiran yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini.
BAB II
LANDASARN TEORI
A. Landasan Teori
1. Problematika Manajemen Dalam a. Pengertian Problematika
Problematika yaitu sesuatu kejadian masalah yang belum terselesaikan, “problematic‖ yang artinya problematika merupakam asal kata dari B.
Inggris yang artinya masalah atau persoalan, dalam ketentuan kamus B. Indonesia problematika ialah
―problema‖ yang artinya suatu masalah yang belum terselesaikan atau hal yang membuat terjadinya suatu masalah7.
Menurut jurnal Setiyawan (2018)8 Problematika keragaman latar belakang pendidikan mahasiswa dan kebijakan program pembelajaraan bahasa arab , menyatakan bahwa problematika ialah sekumpulan seseorang yang memiliki masalah yang belum terpecahkan baik secara kelompk ataupun individu, masalah merupakan sesuatu yang mempersulit,
7 Abs Muhith,‖Problematika pembelajaran tematik terpadu di Min III Bondowoso‖Indonesia jurnal of islamic teaching, Vol 1,Non 1, 1 juni 2018,hal 47
8 Agung setiyawan, ―Problematika keragaman latar belakang pendidikan mahasiswa dan kebijakan program pembelajaran bahasa arab‖,Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban.Vol. 5.Yogyakarta 2018,.hal.200.
16
merintangi, menghambat bagi orang dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan(Agung, 2018).
Menurut peneliti problematika ialah suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan,dengan kendala masalah yang belum terpecahkan sehingga menjadi hambatan untuk proses pemberdayaan,baik problematika yang datang dari individu,sekelompok ataupun faktor eksternal dan internal masyarakat dalam langkah pemberdayaannya.
b. Pengertian Manajemen
Secara etimologi manajemen berasal dari kata perancis kuno yakni management ialah suatu seni mengatur dan melaksanakan. Adapun secara terminologi para ahli mendefinisikan beberapa pengertian dari management9
1) James A.F Stoner, dkk. (1996)
Mendefinisikan manajemen ialah suatu proses merencanakan,mengorganisasikan,memimpin,dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi serta menggunakan semua sumber daya untuk mecapai semua tujuan yang ditetapkan.
9 Imamul Arifin & Giana Hadi W. Membuka cakrawala ekonomi.
Bandung: PT Setia purna inves. 2007,hlm.63
2) Siswanto (2005)
Memberikan batasan bahwa manajemen ialah suatu seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,pengarahan,pemotivasian dan pengendalian terhadap orang serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Menurut jurnal Susan (2019)10 pengertian dari manajemen yaitu suatu tahapan proses kegiatan seseorang untuk pembentukan mengatur ketettapan organisasi, lembaga yang bersifat manusia ataupun sistem, agar tujuan yang ditetapkan untuk organisasi ataupun lembaga akan tercapai secara efektif &
efisien (Eri, 2019).
Menurut peneliti Manajemen merupakan seni dan ilmu dengan teori ketentuan manajemen mampu membentuk suatu keahlian,kemahiran,kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip,metode dan teknik dalam menggunakan sumber daya dengan itu manajemen sangat bergantung pada keahlian dan sikap atau pelaksanaan di dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen pada dasarnya sangat bekaitan dengan mengatur dan memaafaatkan Sumber Daya Manusia dengan fungsi ketentuan sedemikian rupa
10 Eri Susan. ‗Manajemen Sumber Daya Manusia‖. Manajemen pendidikan islam. Vol. 9.2019. hal. 953
untuk menghasilkan kombinasi terbaik. Adapun terdapat beberapa Fungsi Manajemen yang dikemukakan oleh George R. Terry (19580 yakni11; 1) Perencanaan (Planning)
Pada urut-urut kegiatan,perencanaan merupakan awal dari kegiatan,perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama,oleh karena itu perencanaan merupaka proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus yang dilakukan agar tujuan awal tercapai. Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan yakni menetapkan arah tujun dan target, menyusun strategi untuk mencapai tujuan (programing),menentukan penjadwalan waktu, penganggaran, menentukan sumber daya yang dibutuhka dan menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi merupakan keseluruhan proses Pembentukankelompok,orang-orang,alat-
alat,tugas,tanggung jawab,dan wewenang sedemikian rupa sehingga terbentuk kelompok satu kesatuan yang mampu digerakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
11 Drs. Alam S., MM.Ekonomi.Erlangga,2006,hlm. 134
3) Pengarahan
Pengarahan ialah suatu pembentukan suasana kinerja yang dinamis, suasana kerja yang efektif dan efisien. Dengan pengarahan fungsi nya ialah membimbing dan memberi motivasi,memberi tugas disertai penjelasan pekerjaannya dan menjelaskan semua kebijakan program yang susah ditentukan, dalam pengarahan ada aktivitas penggerakan pembimbingan & penjalin hubunganyang erat kaitanyya dengan sumber daya manusia nya.
4) Pengawasan
Pengawasaan merupakan upaya untuk mengevaluasi keberhasilan dan target dengan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap problematika atau kesalahan yang ditemukan, memberi solusi untuk beberapa masalah yang terjadi.
c. Unsur – unsur Manajemen
Menurut12 Harington Emerson dalam piffner John F. Dan Presthus Robert V. (1960) manajemen mempunyai lima unsur (5M) yakni : Men, Money, Materials, Machines, Methods. Dari keempat
12 Yayat M. Herujito. Manajemen. Grasindo. Hlm. 6
ketentuan tersebut sangatlh jelas bahwa mnusia merupakan unsur manajemen yang pokok, manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan berbeda dengan benda ataupun hal lainnya,manusia bisa memberikan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam serta sukar untuk diperhitungkan secara seksama. Maka Sumber Daya Manusia menjadi pokok dari unsur – unsur manajemen yang perlu senantiasa diperhatikan untuk dikembangkan ke arah yang positif sesuai dengan martabat dan kepribadiannya sebagai manusia.
d. Problematika dalam manajemen
Problematika atau masalah dalam manajemen merupakan suatu momok yang tidak jarang terdengar,suatu problematika bisa menjadi sebuah sumber pembelajaran seperti halnya kita mampu mengantisipasi problematika untuk menghindari masalah besar seperti beberapa Problematika Manajemen Dalam: Tidak biisa mendefinisikan tujuan dengan yang ingin dicapai dengan jelas, melakukan rekrutmen yang tidak efektif oleh karena itu baik dalam perecanaan yakni ketentuan penetapan tujuan, programimg, penjadwalan, penganggaranya ataupun pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Begitupun unsur – unsur manajemen
yang meliputi pokok manajemen dengan sistem manajemen yang sudah ada dalam ketentuan di awal.
2. Pengertia Program
Ari kuntto mengemukakan program yaitu ―sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu. Program merupakan susunan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seorangan atau kelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Jadi sesorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program.13
Program merupakan pernyataan tertulis tentang suatu yang harus dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan mengapa hal itu hal itu perlu dilaksanakan. Program juga dapat digambarkan berupa suatu pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan – tujuan yang hendak dicapai, masalah – masalah yang hendak di pecahkan dan cara pemecahannya.14
3. Aspek Program
Program dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:
13 Suharsimi Arikunto, ―Penilaian Program Pendidikan (Jakarta : Bina aksara, 1988) Hal. 2.
14 I Gede, Suyanto, ―Program Pengabdian pada Masyarakat Bentuk, jenis, dan sifatnya dalam metodologi PPM (Lampung : Universitas Lampung, 1986), Hal. 88.
a. Aspek tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut memberikan keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.
b. Aspek jenis, ada program pendidikan, program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Aspek keluasan, ada program yang sempit dan program luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak variabel.
d. Aspek pelaksanaanya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakaan oleh beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh banyak orang.
e. Aspek sifatnya, ada program formal dan juga ada program nonformal, program formal yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program nonformal adalah sebaliknya.15
4. Tujuan Program
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus (objektif). Tujuan umum
15 Suharsimi Arikunto, ―Penilaian Program Pendidikan‖ (Jakarta : Bina aksara, 1988) hal. 2.
biasanya menunjukan output dari program jangka panjang, sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek.
Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Ari Kunto yaitu tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.
5. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi Pembimbing manasik haji Sertifikasi Pembimbing haji adalah proses penilaian dan pengakuan pemerintah atas Kemampuan dan keterampilan sesorang untuk melakukan bimbingan haji secara profesiioonal.16
Sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji & Umroh Nomor D/127/2016, dalam bab 1 pasal 1 poin 5 yang menyebutkan bahwa bahwa sertifikasi adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama
16Kementerian Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, ―Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji { Jakarta:Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017}. HAL.13.
bekerjasama dengan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang memiliki prodi Manajemen Haji dan Umrah17
pemberian sertifikat pembimbing manasik haji dengan melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi Agama Islam yang ditunjuk oleh kementerian agama . Sehingga melalui proses kegiatan ini, pembimbing manasik diakui kredibilitasnya dalam bidang bimbingan manasik18 haji & umroh.
b. Pembimbing Manasik Haji
Pembimbing manasik haji terdiri dari tiga kata yakni: pembimbing, manasik dan haji. Istilah pembimbing menurut kamus bahas Indonesia berasal dari kata bimbing dengan imbuhan kata depan pe- yang artinya orang atau pelaku pembimbing. 19 Artinya seseorang yang melakukanbimbingan terhadap orang lain dalam suatu proses kegiatan atau pembelajaran. Karena menurut Nana Syaodah dalam landasan psikologi proses pendidikan, bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu
17 Kementerian Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, ―Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji { Jakarta:Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017}. HAL.13.
18 Abdul Choliq, Pedoman Sertifikasi Penyuluhan dan Pembimbing Manasik Haji Provinsi Banten Tahun 2015, (Serang: 2015).
19Poerwodarminto. Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 2015). hal. 152
perkembangan individu secara optimal yang diberikan dalam situasiyang bersifat demokratis bukan situasi otoriter.20 Artinya peserta juga ikut andil dan berperan dalam proses pembelajaran dan berhak untuk berargumen.
Oleh karena itu, peran pembimbing dalam kegiatan belajar sangat penting, khususnya dalam pembelajaran orang dewasa. Hal ini dikarenakan selain pembimbing menjadi seorang pamong belajar tapi juga berusaha bertindak sebagai warga kelompok belajar. Agar proses belajar berjalan dengan efektif sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang memberikan peserta didik kesempatan mengembangkan diri dan pemikirannya.
Kemudian kata manasik berasal dari bentuk jamak yang artinya tata cara ibadah.secara istilah menurut Hrahap Sumuran menernagkan bahwa manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji atau hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa‘I, wukuf di arafah, manit dimuzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya.21
Sementara haji secara etimologi berasal dari bahasa arab yang artinya menyengaja, menuju dan mengunjungi.
Sementara secara istilah haji adalah mengunjungi Mekkah
20Abdul Choliq. Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing Manasik Haji. (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2015). hal.9
21Harahap Sumuran. Kamus Istilah Haji dan Umrah. (Jakarta : Mitra Abadi Press, 2017). hal. 62
untuk mengerjakan ibadah tawaf, sa‘I, wukuf di Arafah, dan ibadah-ibadah lain untuk memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhoannya.22 Jadi manasik haji adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan buku paket bimbingan manasik dan perjalanan haji yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama.23
Dengan demikian bahwa pembimbing manasik haji adalah warga Negara Indonesia yang beragama Islam, memiliki kemampuan pengetahuan dan teknis di bidang bimbingan manasik haji.24 Sehingga pembimbing mampu menjadi pembimbing manasik haji yang profesional.
Dimana permasalahan-permasalahan yang mungkin saja terjadi bisa diatasi dengan sebaik mungkin. Apabila dengan persoalan-persoalan yang semakin dinamis, disini pembimbing harus terus dapat mengupdate serta mengkaji keilmuan yang lebih mendalam untuk mengatasi persoalan dan permasalhan yang ada.
Pembimbing manasik haji mempunyai tugas pokok untuk melakukan bimbingan serta mengenalkan keseluruhan manasik haji kepada seluruh calon jemaah haji. Pembimbing haji selain menjadi calon jemaah yang mandiri, artinya calon jemaah haji tidak banyak menggantungkan diri dengan pembimbing dan berusaha
22Muhammad Najmuddin. Masalah Haji (Solo : Tiga Serangkai, 2015).
hal. 54
23Abdul Choliq. Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing…. hal. 3
24Abdul Choliq. Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing…. hal. 3
untuk menggantungkan diri pada diri sendiri dalam banyak hal. Oleh karena itu, seorang pembimbing harus memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Menguasai fikih menasik secara benar serta dapat mempraktikannya, artinya selain mahir dalam keilmuan fiqih secara teoritis tapi juga mampu meragakan dengan jelas teori dan materi tersebut.
b. Menguasai ilmu mendidik, artinya seorang pembimbing juga harus mempunyai strategi pembelajaran terhadap orang dewasa khususnya, bagaimana cara agar pesan dalam proses bimbingan tersebut sampai kepada jemaah.
c. Menguasai ilmu kepemimpinan, artinya seorang pembimbing harus mampu berperan sebagai pemimpin dalam pelaksanaan ibadah haji untuk mengarahkan dan mengayomi jemaah.
d. Menguasai bahasa yang dibutuhkan, artinya pembimbing harus bisa berkomunikasi dengan bahasa yang digunakan pada daerah tersebut agar mudah dalam segala halnya.
e. Menguasai psikologi atau perkembangan jiwa peserta calon jemaah haji25
Jadi, pelatihan sertifikasi kepada pembimbing manasik haji merupakan proses pembelajaran jangka pendek untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
25Abdul Choliq. Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing…. hal. 11
dengan memberikan sertifikasi profesional kepada pembimbing manasik haji. Karena sebuah pelatihan belum tentu disertakan dengan pemberian sertifikasi profesional, tapi sertifikasi profesional itu sudah pasti disertai dengan proses pelatihannya. Dengan demikian profesi pembimbing manasik mempunyai legalitas dalam melakukan bimbingan manasik kepada calon jemaah haji.
c. Pengertian Haji & Umrah
Kata haji yang bearti datang atau berkunjung. Dalam Islam maknanya ―melakukan ibadah haji‖, yaitu daang ke Baitullah dan melakukan ibadah-ibadah tertentu di sana, dimulai dari berpakaian ihram, lalu berdiam (wuquf) di Arafah, dilanjutkan dengan melontar jumrah di Mita, taraf, kemudian sa‟i dan di akhiri dengan mencukur rambut (tahallul).26
Ibadah haji memiliki beberapa keunikan. Pertama, ibadah ini hanya bisa dilaksanakan di tempat dan pada masa yang telah ditentukan. Kedua, jika syahadat merupakan ibadah lisan, puasa merupakan ibadah fisik, zakat merupakan ibadah harta, dan salat merubapakan ibadah gerakan fisik dan lisan, tetapi ibadah haji merupakan gabungan dari berbagai ibadah tersebut, yaitu mencakup ibadah harta, gerakan fisik dan lisan.
Ketiga, ibadah haji banyak mengandung simbol-simbol yang setiap jama‘ah haji sebaiknya mampu menangkap simbol-
26Abdul Choliq. Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing…. hal. 25
simbol tersebut sehingga ia mampu menangkap esensi pelaksanaan ibadah haji. Keempat, ibadah ini banyak mengandung unsur-unsur pendidikan yang akan membawa seorang muslim ke arah kesempurnaan iman dalam menumbuhkan rasa kecintaan kepada Rasullah saw, dan para sahabat beliau, karena temat-tempat yang dikunjungi dalam pelaksanaan ibadah haji adalah tempat-tempat yang menjadi awal pertumbuhan Islam.
Sedangkan Umrah Dilihat dari segi bahasa, umrah memiliki arti ―ziyarah dan meramaikan‖, meramaikan tempat tertentu. Dalam bahasa Indonesia, terdapat istilah ―makmur‖
dan ―takmir‖ (masjid). Makmur dalam arti negara yang ramai oleh berbagai sumber daya dan bisa mensejahterahkan rakyatnya. Takmir masjid berarti usaha panitia untuk membuat masjid ramai oleh kegiatan-kegiatan yang positif dan banyak mendapat kunjungan jamaahnya.27
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019 Pasal 1 Ayat 2 Ibadah Umrah adalah berkunjung ke Baitullah di luar musim haji dengan niat melaksanakan umrah yang dilanjutkan dengan melakukan tawaf, sai, dan tahalul.
Pelaksanaan ibadah umrah di zaman Ibnuz Zubair melakukan umrah beberapa tahun, setiap tahun dua kali umrah. Sedangkan Aisyah isteri Rasulullah menurut Al Qasim
27Harahap Sumuran. Kamus Istilah Haji dan Umrah……….. hal. 65
berumrah dalam setahun tiga kali, dan tidak seorang pun mencelanya.
Umrah adalah mengunjungi ka‘bah dengan serangkaian ibadah khusus di sekitarnya. Pelaksanaan umrah tidak terikat dengan miqat zamani dengan arti ia dapat dilakukan kapan saja, termasuk pada musim jahi. Perbedaannya dengan haji ialah bahwa padanya tidak ada wuquf di Arafah, berhenti di Muzdalifah, melempar jumrah dan menginap di Mina. Dengan demikian, umrah merupakan haji dalam bentuknya yang lebih sederhana, sehingga sering umrah itu disebut dengan haji kecil.
Nabi Muhammad SAW sendiri menuru riwayat Ibnu Abbas melakukan umrah empat kali yaitu Umrah Hudaibiyah, Umrah Qadha, Umrah dari Ji‟ronah dan yang keempat umrah beliau yang bersama ibadah hajinya. Demikian riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah.28
d. Pengertian Sertifikasi Pembimbing Haji
Pengertian sertifikasi pembimbing haji merupaka29n kegiatan upaya menemukan dan menentukan pembimbing haji yang kompeten dan profesional dengan memiliki keunggulan kompetitif dibanding kandidat tanpa sertifikat, memiliki potensi keilmuan, pengetahuan serta wawasan
28Zakiah Darajat. Ilmu Fiqih. (Yogyakarta : PT. Dhana Bhakti Wakaf, 2015).
hal. 380
29 Soedijarto. Ilmu & Aplikasi Kehidupan. PT Imtima, 2007. Hlm 463
sehingga mampu memastikan kompetensi kemampuan seseorang yang telah didapatkan melalui pelatihan sertifikasi. Dengan adanya Pelatihan kegiatan untuk pembentukan profesionalitas individu yang memerlukan pengalaman khusus dengan unsur – unsur komponen dalam pelatihan mengenai pengetahuan, lingkungan, sarana, proses pembelajaran serta tujuannya.
e. Unsur – unsur Sertifikasi Pembimbing Haji Pelatihan Sertifikasi pembimbing Haji memeiliki ketentuan unsur – unsur ranah kompetensi30 nya ialah:
1) Kompetensi Kognitif ialah pemahaman terhadap manasik haji dan segala rangkaiannya 2) Kompetensi Leadership yakni kompetensi kepemimpinan menjadi sangat penting dengan kompetensi manajerial, mengelola administrasi dan taktis praktis.
3) Kompetensi Sosial yakni mencakup konsepsi team work yang solid dengan mampu membangun solidaritas, membangun empati sosial anatar individu dan kelompok,
30 Departemen Agama Kantor wilayah kementerian agama provinsi nusa tenggara barat. Apa itu sertifikasi pembimbing manasik haji.
https://ntb.kemenag.go.id/baca/1577191680/apa-itu-sertifikasi-pembimbing- manasik-haji#. Diakses Pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 19 : 48.
membangun sinergi dengan pihak – pihak terkait.
4) Kompetensi Komunikatif yakni bahasa percakapan selama di tanah suci dengan materi
percakapan bahasa arab
(popoler/pasaran),percakapan bahasa inggris dan bahasa indonesia yang baik sederhana, dan benar untuk pengucapan serta kalimat yang sangat diperlukan karena setiap saat komunikatif dengan bahasa percakapan selama di tanah suci.
6. Profesional
Profesional berasal dari kata profesi yang berari secara analogis ―mampu‖ atau ―ahli‖. Profesi adalah suatu pekerjaan yang di dasarkan atas studi intelektual dan latihan yang khusus, sedangkan profesional adalah sederajat atau standar performance (ability and attitude) anggota profesi yang mencerminkan adanya kesesuaian dengan kode etik profesi.31 Sementara profesionalitas dapat diartikan sebagai perilaku, cara, kualitas, yang menjadi ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Lalu, menurut Kaarta Sasmita hal ini merupakan wujud dari upaya peningkatan pelayanan yang pemerintah berikan, baik memeratakan maupun meningkatkan
31Pupuh Fathurohman. Guru Profesional. (Bandung : Refika Aditama, 2014). hal.15
kualitas pelayanan masyarakat yakni dengan profesionalitas. Maka dari itu profesionalitas pegawai merupakan salah satu unsur utama dalam membangun suatu pelayanan yang berkualitas.32
Menurut Pupuh secara historis profesi memiliki arti yang berasal dari kata ―profesio” (latin) bermakna ―ikrar‖.
Karena diawali di lingkungan gereja, maka profesi adalah sebuah pekerjaan dan sikap yang mulia (suci). 33 Sementara profesional adalah bersangkutan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya serta mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. 34 Maka dapat dikatakan bahwa seseorang yang disebut sebagai profesional itu jika profesionalitas tersebut membawa peningkatan kompetensi atau kemampuan serta memberlakukan standar etika.35 Artinya seseorang yang profesionalitas akan dipercata berdasarkan kemampuan yang diakui melalui profesi yang digeluti. Hal tersebut didukung pula dengan norma-norma atau kaidah yang ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan dan suatu organisasi yang harus dipatuhi oleh pejabat fungsional didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai standar etika.
32Kaarta Sasmita. Pengaruh Profesionalisme pegawai. (Jakarta : Balai Pustaka, 2015). hal. 21
33Pupuh Fathurohman. Guru Profesional…..hal. 33
34Syafruddin Nudin. Guru Profesional dan Implementasi. (Jakarta : Ciputra Pers, 2014). hal. 19
35Syafruddin Nudin. Guru Profesional dan Implementasi… hal. 25.
Menurut Sudarwan Danim menyatakan bahwa, profesionalitas dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.36 Sehingga ahli dalam bidang tersbeut dan selalu melakukan inovasi dan kualitas yang baik dalam setiap pelayanan, proses dan cara kerjanya.
Jadi kesimpulannya profesionalitas adalah ciri dari seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang di akui kredibilitasnya. Salah satu bentuk pengakuan masyarakat dan kredibiitasnya yakni dengan adanya sertifikat profesi yang dimili oleh orang tersebut.
Secara akademis, profesi memiliki ciri atau karakteristik yang melekat dalam diri seorang profesional, di antaranya :
a. Profesi adalah pekerjaan yang merupakan panggilan jiwa dan panggilan hidup.
b. Profesi adalah pekerjaan yangdikerjakan full time.
c. Profesi adalah pekerjaan yang berdasarkan hasil pendidikan/latihan keahlian yang telah dipelajari secara universal.
36Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru. (Jakarta : Prenada Media, 2015). hal. 07
d. Profesi adalah pekerjaan yang memiliki keahlian/kemampuan diagnostik dan kecakapan aplikatif.
e. Profesi adalah pekerjaan yang memiliki klien dan kode etik khusus, dan sebagainnya.37
Sementara menurut Rocham Natawidjaja, ada beberapa kriteria sebagai ciri suatu profei:
a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan yang brtanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.
c. Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya dalam memperlakukan kliennya. Ada sistem imbalan terhadap jasa layananya yang adil dan baku.
e. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi.38
Lalu, Suhrawardi K lunis menyatakan bahwa, Profesionalitas biasanya dipahami sebagai kualitas yang
37Syafruddin Nudin. Guru Profesional dan Implementasi… hal. 31
38Syafruddin Nudin. Guru Profesional dan Implementasi… hal. 32
wajib dimiliki untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka pegawai perlu memiliki ciri-ciri profesional antara lain adalah:
a. Punya keterampilan tinggi dalam satu bidang, serta kemahiran dalam mempergunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidanya.
b. Punya ilmu dan pengetahuan serta kecerdasan dalam menganalisa suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
c. Punya sikap beriorientasi ke depan, sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terentang dihadapannya.
d. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi dirinya dan perkembangan pribadinya.39
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang relevan digunakan penulis adalah sebagai dasar dalam penyusunan penelitian. tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh penelitian
39Suhrawardi K Lubis. Etika Profesi Hukum. (Jakarta : Sinar Grafika, 2014). hl. 23
terdahulu. Peneliti mengemukakan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti atau berbeda dengan penelitian sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang digunakan peneliti sebagai patokan dalam penyusun penelitian ini dantaranya :
1. Rasyidul Basri (2015) dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Pada KUA Kecamatan di Kota Padang. Bahwa hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan bimbingan manasik haji oleh KUA Kecamatan di Kota Padang tahun 2014 pada indikator pengelola dikategorikan efektif, sementara pengelolaan, program, dan sarana prasarana masih belum efektif. Hal itu terlihat pada capaian indikator 71,72%, program 67,85%, dan sarana prasarana 69,43%. Adapun rekomendasi kepada Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah melalui Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat untuk menerbitkan Praturan Menteri Agama terbaru yang berisikan tugas KUA sebagai konsultan haji di tingkat kecamatan selain melayani nikah dan rujuk.
2. Zubaedi (2016) dengan judul Analisis Problematika Manajemen Dalam Pelaksanaan Haji Indonesia (Restrukturisasi Model Pengelolaan Haji Menuju Manajemen Haji yang Modern). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan haji dikatakan sukses, jika memenuhi kesuksesan dari segi keamanan,
pelayanan petugas, maupun kesehatan jamaah, tidak ada tumpang tindih tentang pembagian tugas antara regulator, operator dan evaluator. Perbaikan mutu manajemen haji perlu dilakukan dengan terlebih dahulu memperkuat regulasi tentang haji, dan kanwil agama dalam penyelenggaraaan ibadah haji berberan lebih kepada melakukan kordinasi, singronisasi, dan supervisi antara instansi baik secara vertikal maupun horisontal dalam penyelenggaraan ibadah haji.
3. Ni‘mah Nurfadillan, Ahmad Sarbini, dan Herman (2019) dengan judul Manajemen Strategik Bimbingan Manasik Haji dalam Meningkatkan Kualitas Jemaah. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen strategik bimbingan manasik haji di KBIH Masjid Raya Bandung yaitu melakukan pengembangan visi, misi dan tujuan untuk memfokuskan terhadap teori dan praktik. Pada pelaksanaan strategi, bimsik dilakukan semaksimal mungkin oleh para pembimbing yang ahli di bidangnya.
Prosdur yang dijalankan oleh KBIH Masjid Raya Bandung dimulai dari pendaftaran sampai dengan pelaksanaan ibadah haji (bimbingan di tanah air, di Arab Saudi dan pasca ibadah haji yang dikumpulkan mellaui wadah Jamiatul Hujjaj). Tahapan manajemen strategik dilakukan untuk membantu KBIH menjadikan jemaah haji berkualitas.
4. Ani Sulistiana Wati dan Rahima Zakia (2018) dengan judul Manajemen Bimbingan Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (BHIH) Al-Hikmah Muaro Sijunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya bimbingan manasik haji telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan yang dilakukan telah berdasarkan pada visi, misi, dan tujuan.
Pengorganisasi telah dilaksanakan berdasarkan keahlian dengan memperhatikan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja sesuai ketentuan bimbingan kegiatan bimbingan dapat dilaksanakan disebabkan ada motivasi dan pengarahan dari pimpinan terhadap instruktur dan jamaah melalui komunikasi. Untuk memastikan terlaksananya bimbingan telah dilakasanakan pengawasan secara langsung dan tidak langsung.
5. Emi Puspita Dewi (2019) dengan judul Pengembangan Modul Praktikum Manasik Haji dan Umroh pada Mata Kuliah Manajemen Haji dan Umroh. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi mahasiswa dengan modul praktikum manasik haji dan umroh di Prodi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang meliputi penggunaan bahan ajar mahasiswa dalam proses pembelajaran, menggunakan bahan ajar ini untuk memahami materi, dan membuat catatan yang penting
dalam materi bahan ajar ini. Interaksi mahasiswa dengan bahan ajar modul praktikum haji dan umroh terlihat dari efek potensial terhadap hasil belajar mahasiswa.
Berdasarkan rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 86.
Dari data terebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar interaktif pada pembelajaran materi dimensi tiga efektif.