• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Problematika Dalam Manajemen

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 Angkatan IX Reguler.

Sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi tentang agama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman materi manasik haji yang menjadi tugas

45Arsip Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya juga membutuhkan manajemen untuk meningkatkan kualitas bimbingan. karena dalam setiap tahunnya, secara umum penyelenggaraan bimbingan manasik haji tidak luput dari permasalahan. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar aktivitas lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan.46

Dengan kata lain, manajemen merupakan hal yang penting dalam menjalankan setiap organsasi, termasuk organisai haji seperti di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Dengan manajemen yang baik pada Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan bimbingan manasik haji akan memberikan kemudahan bagi pelaksana sehingga para peserta dapat meningkatkan pemahamannya. Hal ini dapat penulsi temukan ketika melakukan penelitian di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, semua fungsi-fungsi manajemen berjalan dengan baik. Berikut temuan manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan

46Syamsir. Organisasi & Manajemen. (Bandung : Alfabeta, 2015). hal.

131

profesionalitas pembimbing manasik haji dalam pemahaman materi.

a. Analisis penerapan perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan yang pertama-tama harus dilaksaakan sebelum aktivitas lainnya dilakukan. Penerapan fungsi manajemen ini dilaksanakan dalam bimbingan manasik haji, meskipun masih ada yang tidak sesuai dengan perencanaan. Seperti adanya tambahan pertemuan diluar jadwal sertifikasi pelatihan manasik haji.

Perencanaan dalam pelatihan manasik ini merupakan awal dari penentuan program-program yang akan dilakukan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

Implementasi fungsi manajemen yang pertama adalah perencanaan. Dalam perencanaan Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat menentukan rencana-rencana yang akan dilakukan dalam pelatihan manasik haji.

Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat melakukan perencanaan dalam segala kegiatannya dengan harapan segala kegiatan bisa terstruktur dan bisa terlaksana dengan baik.

Perencanaan tersebut meliputi pengangkatan panitia, narasumber dan peserta pelatihan yang mendapatkan SK Peraturan dari Provinsi Jawa Barat.

Hal ini merupakan langkah awal upaya pemerintah

untuk menyelenggarakan pelatihan manasik haji dengan harapan bersama, mampu meningkatkan profesionalitas pembimbing manasik haji. Pelatihan manasik haji tidak hanya disampaikan lewat materi namun juga ada praktek yang dilaksanakan di tempat tersebut.

b. Analisis Penerapan Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas yang akan dilakukan atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap individu yang ada dalam organisasi. Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat juga melakukan pengorganisasian dengan membagi tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.

Karena, memang dengan megorganisasikan kegiatan manasik haji dapat berjalan dengan baik. Dan yang diperlukan yakni penetapan susunan panitia penyelenggara dan pembimbing yang bertugas untuk menjalankan fungsinya yang telah ditetapkan dalam perda Haji.

Kerjasama antar panitia yang terjalin dengan baik, membuat panitia menjadi semangat dan nyaman dalam melaksanakan tugas. Sikap demokratis dalam mengambil keputusan, juga merupakan kebudayaan yang ada di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

Rapat yang dilaksanakan dilakukan dengan jalan

musyawarah tanpa mementingkan pribadi masing-masing. Semua pengurus bisa menyampaikan pendapat dan ikut adil dalam semua keputusan yang ada di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

c. Analisis Penerapan Penggerakan

Setelah rencana dan pengelompokan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menggerakkan mereka untuk segera melaksanakan kegiatan itu, sehingga apa yang menjadi tujuan benar-benar tercapai. Fungsi penggerakan sangatlah penting karena merupakan fungsi yang berhubungan langsung dengan manusia (pelaksana). Pergerakan menuntut pengorbanan para pelaksana demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

Semua kegiatan yang telah terlaksana denganbaik tidak luput dari komunikasi yang baik antar penyelenggara, penciptaan dan pengembangan komunikasi yang efektif dan efisien merupakan salah satu faktor pendukung dalam manajemen organisasi yaitu penggerakan.

d. Analisis Penerapan Pengawasan

Suatu rencana atau program adalah untuk dilaksanakan dan digerakkan kemudian sebagai tindakan akhir apakah sudah memenuhi target yang

telah ditetapkan atau belum sama sekali. Disinilah fungsi pengawasan sangat dibutuhkan.

Setelah ketiga fungsi manajemen telah dilaksanakan maka penilaian dan koreksi sangat diperlukan dalam aktivitas pengawasan. Semua fungsi manajemen yang telah dilaksanakan tidak akan efektif tanpa adanya pengawasan. Setelah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan, proses selanjutnya adalah pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Dengan fungsi pengawasan ini semua yang telah dilaksanakan bisa diketahui kekurangan dan kelebihannya.

Di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan sertifikasi pelatihan peningkatan profesionalias pembimbing manasik haji saling membagi jadwal dalam memantau kegiatan bimbingan manasik.

Hal ini dilakukan agar ketika evaluasi nantinya ada saran dan kritik untuk program manasik haji ke depannya.

Disamping itu Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat menyediakan absensi untuk tiap-tiap pelaksanaan manasik haji untuk peserta, panitia ataupun pembimbing sebagai

laporan kegaiatan, disamping itu juga ada petugas tim monitoring yang telah ditunjuk untuk memonitor jalannya penyelenggara pelatihan manasik haji. Hal ini nantinya sebagai bahan evaluasi yang dilakukan salah satunya diwujudkan dalam bentuk pembuatan laporan penyelenggaraan pelatihan pada tiap tahunnya.

Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan dilakukan akan berjalan dengan efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan sebelumnya.Dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa problematika dalam manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik haji :

a. Problematika materi manasik haji

Materi dalam manasik haji merupakan bagian penting yang harus diperhatikan, karena dengan tersampaikannya materi manasik haji secara utuh kepada peserta akan memudahkan pada waktu pelaksanaan yang sebenarnya. Dari itulah awal mula kenapa pemateri harus benar-benar berkompeten dalam menyampaikan materi.

Untuk materi, semua pelatihan sertifikasi dalam meningkatkan profesionalitas pembimbing manasik haji menggunakan buku panduan manasik haji yang dikeluarkan pihak Kementerian Agama Pusat yang

berisi tentang pengenalan budaya arab, yaitu berisi tentang kondisi masyarakat Arab di sekitar kota Mekkah dan Madinah. Ada tentang akhlak berhaji yang berisi tentang etika dan larangan-larangan yang harus kita jauhi selama di Arab Saudi.47

1) Materi pelatihan manasik haji berdasarkan metode Untuk menyampaikan materi bisa tepat sasaran kepada peserta pelatihan membutuhkan metode yang cocok sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan metode penyampaian materi telah ditentukan oleh pihak Kementerian Agama Pusat ada lima yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi dan praktek.

Untuk di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat sendiri ada beberapa pertemuan yang hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan dipertemuan yang terakhir ditambahkan metode praktek.

Tapi sering kali kejadian di lapangan, penyampaian materi manasik haji hanya dikemas dengan metode ceramah dan tanya jawab, ini juga yang terjadi di pelatihan manasik haji Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat.

47Wawancara pribadi H. Jajang Apipudin, M.Ag Sebagai Seksi Pembinaan Haji dan Umroh di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021.

Selama sepuluh haripelaksanaan, satu sampai tujuh hari pertama pelaksanaan di menggunakan metode pelaksanaan daring. Sedangkan di pelaksanaan tiga akhir dengan metode luring ditambahi metode praktek. Hal ini seharusnya jadi pertimbangan agar kedepan metode yang digunakan pemateri diperhatikan agar materi yang disiapkan benar-benar sampai kepada peserta pelatihan manasik haji.48

Gambar 4. 1Kegiatan Pelatihan 2) Materi pelatihan manasik haji berdasarkan waktu

Untuk waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Pelatihan manasik haji dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 12.00.

48Wawancara H. Deden Chaidar Masduqi, S.Pd.I., M.M.Pd sebagai Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021.

Dengan durasi empat jam tersebut dirasa sudah sangat tepat, karena apabila durasi lebih panjang lagi akan mempengaruhi masuknya materi kepada para peserta. Waktu tersebut sudah sangat efekti bagi pengetahuan peserta, sehingga tujuan dari pelatihan manasik haji sendiri akan terpenuhi.

Sebagai contoh para peserta dapat mengetahui tata cara sa‘i berpakaian ihram serta mampu melafalkan niat-niat wajib dan rukun haji serta talbiyah.

b. Problematikan proses pelatihan manasik haji

Di penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada aktifitas pelatihan manasik haji yang berupa interkasi langsung antara peserta manasik haji dengan pematerinya. Dalam hal ini akan mengacu kepada standar praktek, kebijakan, tujuan proses dan kepuasan peserta. Maka penulis akan menjelaskan pelatihan pembimbing manasik haji di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat yang mana telah ditetapkan oleh pemeirntah sebagai berikut : 1) TahapPertama

Dalam pertemuan ini di awali dengan pembukaan yang dibuka oleh kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat yang juga membahas tentang kebijakan umum pemerintah tentang perhajian. Dilanjutkan kepada materi kedua dengan tema ―Bimbingan Perjalanan

haji‖, sedangkan pembahasan dalam tema ini meliputi:

a) Persiapan sebelum keasrama haji (asrama haji transit)

b) Kegiatan di asrama haji c) (Embarkasi/Debarkasi) d) Kegiatan selama di pesawat

e) Kegiatan di bandara Arab Saudi (Madinah/Jeddah) pada saat kedatangan dan pemulangan

f) Kegiatan dalam perjalanan menuju pemondokan

g) Kegiatan di pemondokan Makkah/Madinah h) Kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina i) Kegiatan ziarah di Makkah dan Madinah

Dalam pertemuan kali ini metode yang digunakan dalam peyampaian materi adalah ceramh dan tanya jawab.

2) TahapKedua

Pada pertemuan ini matari yang disampaikan adalah ―bimbingan kesehatan haji‖, yang bertujuan untuk mengetahui apa saja yang dipersiapkan dalam hal kesehatan, dalam pertemuan ini membahas :

a) Pelayanan kesehatan di Tanah Air dan Arab Saudi

b) Jenis obat-obatan yang boleh di bawa ke Tanah Suci

c) Penanganan dini d) Asuransi

Di pertemuan ini metode yang digunakan dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

3) TahapKetiga

Di pertemuan ini materi yang disampaikan bertema ―bimbingan pelaksanaan haji/manasik haji‖, dalam tema itu berisi tentang :

a) Ihram/miqot b) Wukuf di Arafah c) Mabid di Muzdalifah d) Mabid di Mina e) Melontar Jamarot f) Thawaf Ifadah

g) Tahallul awal dan tahallul tsani h) Nafar awal dan nafar tsani

Untuk pertemuan ini metode yang digunakan sama dengan pertemuan yang pertama dan keuda yaitu metode ceramah dan tanya jawab.

4) TahapKeempat

Dipertemuan ini masih dengan tema yang sama dengan tema di pertemuan yang ketiga,

sedangkan pembahasan yang disampaikan meliputi:

a) Praktik memakai ihram

b) Praktik niat dan shalat sunnat ihram

c) Praktik wukuf, mabid di Muzdalifah dan Mina d) Praktik melempar Jamarat

e) Praktik thawaf ifadah f) Praktik sa‘i

g) Praktik tahallul/memotong rambut h) Bersuci (wudhlu/tayamum di pesawat) i) Shalat di pesawat

Untuk tahap ini metode yang digunakan sedikit berbeda, yaitu selain ceramah dan tanya jawab ada metode lain yaitu mempraktikkan pembahasan yang disampaikan.49

Gambar 4. 2Praktik Kegiatan Pelatihan

49Wawancara H. Jajang Apipudin, M.Ag sebagai Seksi Pembinaan Haji dan Umrah di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021

2. Pelaksanaan Manajemen Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umroh Profesional di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 Angkatan IX Reguler.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama berada di lokasi, untuk menjadi yang profesional, seorang pembimbing manasik yang profesional perlu adanya proses pendidikan jangka pendek yang diselenggarakan yakni pemerintah khususnya Kementerian Agama guna meningkatkan kemampuan serta mengembangkan pola pikir para pembimbing, yakni melalui pelatihan sertifikasi.

Selain untuk meningkatkan kemampuan tapi pembimbing juga menjadi profesionalisme, sehingga mampu memberikan bimbingan manasik secara komprehensif kepada seluruh calon jemaah haji.

Dilihat dari nilai kompetensi dasar, kompetensi inti dan kompetensi penunjang peserta pelatihan sertifikasi sinyatakan bahwa peserta lulus dengan hasil yang baik dan memuaskan. Nilai ini dapat menunjukkan bahwa pembimbing manasik telah sesuai standar ketetapan yang profesional. Sebanyak 35 orang mempeoleh predikat memuaskan dengan nilai 81-90 dan 63 orang yang memperoleh predikat baik dengan nilai 70-80 dan 2 orang

peserta yang dinyatakan tidak lulus.50 Berarti ada 98 jumlah pembimbing manasik haji yang telah bersertifikat.

Gambar 4. 3Wawancara Dengan H. Gatot Fajar Arifianto, ST., M.Si Sebagai Seksi Pendaftaran dan Dokumentasi

Pembimbing manasik dinyatakan lulus berarti pembimbing yang sudah memenuhi kriteria profesional dan syarat-syarat yang telah ditentukan pada proses perekrutan di awal dalam menguasai seluruh kompetensi yang diujikan seperti yang telah dikemukakan oleh H. Gatot Fajar Arifianto, ST.,M.Si bahwa :

a. Pembimbing sudah memahami konsep dan praktik manasik haji, selain mahir dalam fiqih haji maka harus dilengkapi dengan pengalaman, dan peragaannya sebagai contoh memakai kain ihrom, lalu bagaimana cara melempar jamarot dan peragaan lainnya dengan benar. Kemudian, Pembimbing sudah menguasai

50Wawancara pribadi H. Gatot Fajar Arifianto, ST., M.Si Sebagai Seksi Pendaftaran dan Dokumentasi di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021

manajemen dan metodelogi bimbingan sudah menguasai manajemen dan metodelogi bimbingan manasik artinya pembimbing tidak hanya menguasai keilmuan tapi juga mampu menciptakan suasana bimbingan manasik yang menarik dan tidak hanya menguasai keilmuan tapi juga mampu menciptakan suasana bimbingan manasik yang menarik dan tidak monoton. Selain itu, Pembimbing sudah memahami betul filosofi dan hikmah manasik haji. Artinya pembimbing sudah masuk dalam kategori ciri profesionalisme pada poin pertama yakni memiliki keterampilan yang tinggi dalam satu bidang.

b. Pembimbing sudah betul memahami character building dalam bimbingan haji sehingga pembimbing mampu menyikapi dan menyesuaikan diri dengan latar belakang dan karakter jemaah. Pembimbing sudah memahami tugas dan kebijakan penyelenggaraan haji Indonesia dan Arab Saudi, pembimbing harus terus up to date persoalan haji, regulasi dan dalam keilmuannya, sebab haji itu dinamis sehingga perlu untuk terus melakukan kajian dan analisa secara syariat Islam. Itu artinya pembimbing sudah masuk dalam kategori ciri profesionalisme pada point dua bahwa pembimbing harus memiliki ilmu dan kecerdasan menganlisa suatu masalah.

c. Mampu bekerjasama dengan pihak lain dan menyusun rencana kerja manasik haji. Tidak bersikap otoriter tapi pembimbing yang profesional tentu mampu bersikap demokratis dan fleksibel.51 Hal ini dilihat dari respon positif, sikap terbuka yang diberikan kepada pelaksana, penyelenggara dan narasumber.

d. Sikap mandiri pembimbing manasik dapat dilihat dari cara mengatasi dan mengambil keputusan yang tepat ketika dalam situasi yang mendesak, seperti contoh yang sering terjadi di lapangan calon jamaah tidak mau pergi haji jika tidak satu kamar bersama istrinya dan kasus-kasus lain yang dihadapkan kepada pembimbing manasik.52

Gambar 4. 4Wawancara Dengan Drs. H. Anwar Sanusi, MM Sebagai Seksi Pengelolaan Keuangan

Haji

51Wawancara Drs. H. Gatot Fajar Arifianto, ST.,M.Si sebagai Seksi Pendaftaran dan Dokumentasi Haji di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021

52Wawancara Drs. H. Anwar Sanusi, MM sebagai Seksi Pengelolaan Keuangan Haji di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021

3. Bagan Alur Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Angkatan IX Reguler Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

Gambar 4. 5Bagan Alur Pelaksanaan

Bagan alur pelaksanaan pelatikan sertifikasi pembimbing manasik haji profesional angkatan IX pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020, berikut deskripsinya :

1) Pengaruh sertifikasi adalah Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh.

Pengarah

Koordinator Penanggung

Jawab Kegiatan

Pelaksana Sertifikasi

Narasumber Panitia

Pelaksana

Asesor

Peserta

2) Koordinator yaitu memberikan masukan dan arahan pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik haji.

3) Panitia pelaksana yaitu merencanakan, melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan dan jadwal kegiatan, memfasilitasi, menetapkan calon peserta, dan melaporkan kegiatan sertifikasi kepada kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

4) Asesor yaitu melakukan verifikasi data dan persyaratan calon peserta, menilai tugas, dan merekomendasikan kelulusan peserta

5) Narasumber yaitu memberikan materi pembelajaran kepada peserta sesuai jadwal yang disusun oleh penitia pelaksana.

4. Daftar Fasilitator Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Angkatan IX Reguler Kantor Wilayah Kementerian Agama Provisi Jawa Barat

Tabel 4. 1Daftar Fasilitator

No Nama Jabatan

1 Drs. H. Anwar Sanusi, M.M Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan Haji

2 H. Deden Chaidar Masduqi, M.MPd

Kepala Seksi Akomodasi, Transportasi dan

Perlengkapan Haji

3 Agung Pamuji, M.Kom Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

4 Theguh Saumantri, M.Phil Dosen IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

5 Turasih, S.KPM.,M.Si Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

6 Alfian Febriyanto Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

7 Ihsan Sa‘dudin Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

8 Bambang Ekanara, M.Pd Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

9 Suciyadi Ramdhani, M.Ant Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon

10 Amelia Dwi Handayani, M.I.Kom

Tenaga Pengajar IAIN Syekh Nurjati Cirebon

BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Problematika Dalam Manajemen Pelatihan Sertifikasi Dalam Peningkatan Profesionalitas Pembimbing Manasik Haji Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020.

Seperti yang telah disebutkan dalam hasil temuan penelitian bahwasannya tujuan dari pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dalam hal manasik haji, meningkatkan pemahaman pelaksanaan haji, meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan fisik dan mental dalam proses haji dan memahami hak serta kewajiban.

Dari hasil temuan penulis bawah tujuan yang telah ditetapkan di atas sudah terlaksana, hal ini berdasarkan kemampuan para peserta yang bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh selama mengikuti pelatihan manasik haji, misal peserta mampu melafalkan bacaan talbiyah, mampu memakai pakaian ihram dan juga mampu mengetahui obat-obat apa saja yang sepentasnya dibawah.

81

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menilai bahwa dengan terlaksananya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang telah dilaksanakan merupakan bukti suksesnya menjadikan pembimbing manasik haji yang profesional. Karena menurut H.

Jajang Apipudin, M.Ag jika sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan yang direncanakan sudah tercapai maka dapat dinilai bahwa kegiatan tersebut efektif.

Dapat dilihat dari tercapainya tujuan dari pelatihan sertifikasi bagi pembimbing manasik haji yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur bahwa peserta sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan mengalami peningkatan kualitas bimbingan manasik haji. Selain itu efektivitasnya dapat dilihat dari nilai hasil para peserta pelatihan sertifikasi dinyatakan bahwa peserta lulus dengan hasil yang baik dan memuaskan sebagai bukti bahwa pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji profesional dinilai efektif.

Dalam hal problematika dalam manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik haji pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat penulis merekomendasikan beberapa perbaikan yang semestinya diperhatikan, antara lain :

a. Dalam hal metode penyampaian materi tidak hanya ceramah, tanya jawab saja, akan tetapi bisa saja ditambah dengan metode diskusi bertujuan dari peserta bisa ikut aktif komunikatif.

b. Durasi waktu luring agar ditambah pelaksanaannya.

2. Solusi Dalam Manajemen Pelatihan Sertifikasi

Dokumen terkait