• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Solusi Dalam Manajemen Pelatihan

Manasik Haji Pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Tahun 2020.

Berdasarkan hasil temuan yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, telah diketahui solusi dalam manajemen pelatihan sertifikasi dalam peningkatan profesionalitas pembimbing manasik haji pada Kantor Wilayah Komentrian Agama Provinsi Jawa Barat, untuk mencapai standar pembinaan yang diinginkan diperlukan pembimbing manasik haji yang profesional dan terstandar. Profesionalitas dan standarisasi pembimbing manasik haji dapat dilakukan melalui proses sertifikasi.

Hal ini sejalan dengan amanah keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor : D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji bahwa dalam rangka melaksanakan bimbingan manasik secara profesional yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat, baik

persorangan maupun kelompok bimbingan, diperlukan sertifikasi bagi pembimbing manasik haji.

Menurut H. Jajang Apipudin, M.Ag Memberikan tanggapan tentang meningkatkan profesionalitas, menurutnya ―Seorang pembimbing haji itu harus memiliki kemampuan dan keahlian. Maka secara administrasi pembimbing yang profesional harus memiliki sertifikasi ibadah haji dan umroh. Secara subtansi ke perhajian dan pengumrohan harus selalu up to date dengan permasalahan haji dan umroh. Karena dalam perhajian setiap saat selalu ada perubahan-perubahan. Sebagai contoh : ketika gelombang satu dari madinah kemudian miqot di Bir-Ali dan di Zhulhulaifah itu tidak ada satu pun bus yang bablas. Bus yang sudah sampai ke Bir-Ali maka itu tandanya jemaah sudah melakukan miqot. Namun saat ini sudah tidak berlaku lagi peraturan tersebut. contoh lain masalah catering, pemondokan. Dulu ketika di mekah selama 28-30 hari harus membawa bekal tapi saat ini sudah tidak perlu lagi karena sudah ada petugas yang akan mengurus makanan.

Selain itu, menyangkut masalah-masalah regulasi yang biasa disebut taklimatul haji yang selalu berubah-ubah baik itu naqodah, muassasah, kemudian maktab dan sebagainya. Penting untuk pembimbing manasik meng-update terus informasi terkait haji baik dari konteks

regulasi maupun konteks realita di Saudi Arabia.

Adapaun yang ke 2 Subtansinya adalah ibadah dan manasik. Bisa jadi ada hal-hal yang diangap baru terkait persoalan-persoalan subtansi haji contoh umpamannya adalah adanya mina jaded. Jika dikatakan mina itu mesti tempat yang di kelilingi oleh bukit-bukit yang ada. Lalu bagaimana dengan area yang tidak di kelilingi bukit, apakah itu area mina? Dan ini masih ada yang mempermasalahkan sah atau tidak. Dengan demikian, maka ada orang yang menganalogikan yang penting deket tanahnya dengan armina, yang paling penting tanahnya nempel dan tidak terhalang bukit lain. Maka dianggap sah-lah mina jaded itu. Adapun masalah lain seperti haid dan belum melakukan haji wada atau belum awaf ifadoh bagaimana itu? Maka ada mudakarah perhajian, untuk menekan darah agar tidak mentes. Maka seorang pembimbing harus terus mempelajari, mengkaji, mencari dan menganalisa baik dari konteks hal-hal yang menyangkut perhajian secara fiqhiyah yang sudah ada atau bentuk hasil mudakarah karena wilayah fiqhih terus dinamis, dan disesuaikan dengan kondisi agar memudahkan seseorang untuk beribadah‖.53

53Wawancara pribadi H. Jajang Apipudin, M.Ag Selaku Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021

Selain itu, H. Deden Chaidar Masduqi, S.Pd.I., M.M.Pd sebagai seksi akomodasi, transportasi dan perlengkapan haji juga ikut menanggapi hal ini menurutnya ―seorang pembimbing dan petugas yang profesional tidak boleh memiliki jiwa otoriter.

Pembimbing atau petugas mesti memposisikan dirinya dan peserta sebagai orang dewasa, meskipun peserta pelatihan sertifikasi masih kosong dalam keilmuannya, pengetahuan, wawasan dan pengalamannya dalam umroh dan haji. Tapi kita tidak boleh menyinggung hal yang lebih mendalam apalagi menyangkut hal pribadi kepada peserta. Justru kita yang mengakalin sendiri sebagai hodimul hujjah (pelayan jemaah haji). Jemaah haji yang notaben dan background heterogen. Itu semua mesti dilayani dengan baik-baik apalagi peserta yang berbeda seperti buta huruf kita harus bisa menanganinya bagaimana selaku pembimbing atau petugas, begitu juga kepada yang intelektual bagaimana pembimbing atau petugas menyikapinya dan posisikan mereka dengan lininya masing-masing. Artinya bagaimana kita selaku pembimbing atau petugas menyesuaikan diri dengan jemaah‖.54

54Wawancara H. Deden Chaidar Masduqi, S.Pd.I., M.M.Pd sebagai Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021.

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menilai bahwa untuk mengukur efektifitas atau tidaknya pelatihan sertifikasi dalam meningkatkan profesionalitas pembimbing manasik haji dapat dilihat dari beberapa indikator menurut H. Jajang Apipudin, M.Ag, yakni : a. Pertama, pemateri atau narasumber berasal dari

pemerintahan dosen dan akademisi yang berkompeten di bidang haji. Dengan jumlah 20 narasumber yang disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan disampaikan. Setiap materi disampaikan oleh satu orang pemateri yang ahli di bidang tersebut. Tentunya dalam menjadi narasumber harus yang professional, bisa dilihat dari proses seleksi narasumber melalui dua tahapan yakni tes tulis dan wawancara. Hal ini dapat dinilai efektif dari carates pemilihan pemateri atau narasumber, sehingga tidak ada unsur kecurangan. Pemateri yang dinyatakan lulus maka berhak untuk menjadi narasumber selama pelatihan sertifikasi.

b. Kedua, ada 2 (dua) subtansi materi pokok yang diberikan yakni subtansi dengan regulasi dan birokasi serta materi yang subtansinya manasik haji.

Namun secara umum materi yang telah diberikan bisa diklasifikasikan menjadi empat, yakni :

1) Materi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi pembimbing manasik haji dalam menciptakan suasana bimbingan yang kondusif, kode etik pembimbing haji dimulai dari pengertian, tujuan, hingga sumpah pembimbing manasik HAJI Indonesia, nilai-nilai dasar operasional, hubungan pembimbing dengan jemaah, hubungan pembimbing dengan pemerintah, pelaksana, penyelenggara dan lain sebagainya.

2) Materi yang berkaitan dengan fiqih, konsep dan praktik manasik serta hikmah dan filosofi dari manasik haji dan problem solving dari persoalan-persoalan haji yang sering dan mungkin terjadi di lapangan.

3) Materi yang berkaitan dengan regulasi, kebijakan haji Indonsia dan Arab Saudi, kebijakan pembinaan, pelayanan kesehatan jemaah haji.

4) Materi yang berkaitan dengan strategi dan metodelogi pembimbing manasik haji dalam melakukan bimbingan manasik dengan jemaah, cara apa yang perlu digunakan agar materi tersampaikan dengan tepat kepada jemaah.55

55 WawancaraPribadi H. Jajang Apipudin, M.Ag Selaku Skesi Pembinaan Haji dan UmrahManasik Haji Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, 1 Februari 2021.

Dari ke-empat klasifikasi materi ini dapat dinilai bahwa materi yang diberikan sudah efektif karena pembimbing manasik diharuskan menguasai serta paham secara keilmuan juga paham cara menyampaikan materi bimbingan yang menarik perhatian jemaah.

Jadi pembimbing manasik yang profesional harus multi tasking. Multi skill dalam menghadapi dan memprediksikan persoalan-persoalan yang mungkin terjadi di lapangan serta di masa pandemi Covid-19, penerapan protokol kesehatan yang ketat sangat penting untuk dilakukan. Disamping bertujuan untuk menjamin kesehatan peserta dan pelaksanaan juga memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan sertifikasi manasik haji tidak dapat dilakukan dengan pola dan mekanisme yang umum dilakukan. Penggunaan media berbasis daring adalah solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut. namun demikian terdapat beberapa materi di dalam sesi yang tidak dapat dilakukan secara daring. Berkaitan dengan hal tersebut, kolaborasi metode daring dan luring adalah keniscayaan yang mestinya diterapkan dengan teknik dan strategi yang tepat, kolaborasi metode ini menjamin mutu dan efektivitas pelaksanaan.

Tabel 5. 1 Problematika Manajemen

DALAM PROGRAM SERTIFIKASIPEMBIMBING MANASIK HAJI & UMRAH

DIKANWIL KEMENAG PROV. JAWA BARAT TAHUN 2020 (ANGAKATAN IX)

NO MANAJEMEN REALITAS Terlaksana/

Belum KETERANGAN

Terlaksana Membuat Perencanaan penentuan jadwal kegiatan

2 Merumuskan

keadaan saat ini

Terlaksana Merumuskan 2 metode yakni daring & Luring bersama perguruan tinggi untuk bidang akademik bersama, UIN Sunan Gunung Djati & UIN Cirebon

4

Terlaksana Tim panitia

merekomendasikan calon peserta yang memenuhi kualifikasi yang di isyaratkan serta rekomendasi atas kelulusan peserta sertifikasi

5 Tahap Koordinasi Terlaksana Ketua panitia berkoordinasi dengan panitia & peserta

Terlaksana Peserta melaksanakan kegiatan dengan 2 metode yang ditetapkan oleh kanwil kemenag, mengikuti zoom meet untuk penyampaian teori & mengikuti kegiatan

praktek untuk penyampaian haji yang mempengaruhi yaitu calon jamaah haji ada sebagian yang masih minim pengetahuan tentang ibadah haji. Ibadah haji adalah ibadah khusus, untuk bisa menjalankan ibadah haji membutuhkan pengetahuan tentang haji. Sebagai pembimbing jamaah haji sangatlah penting.

Maka disini harusnya dalam pengembangan kemampuan panitia mengadakan sesi acara diskusi untuk membuka pikiran peserta dan dapat mengetahui problem dari satu sama lain

Terlaksana Pembuatan Tim Monitoring

melakukan

Terlaksana Mampu mengetahui kualifikasi keseluruhan ialah hanya di Organizing & Actuating (Pengorganisasian

& Penggerakan).

1. Pengorganisasian

-Belum Terlaksananya Pembinaan dalam penyampaian teori bagi pembimbing haji yang bisa membuka pendapat masing-masing peserta

2. Penggerakan

-Kurang Mengembangkan kemampuan & keterampilan peserta

Hal ini akan berdampak pada manajemen jika tidak di perbaiki, Maka disini harusnya dalam pengorganisasian, penggerakan dalam pengembahangan kemampuan perta, pelaksanaan penyampaian materi nya dengan ditambahkannya metode diskusi akan lebih efektif, sehingga materi yang disampaikan akan lebih dipahami dan di mengerti karena satu sama lain mengeluarkan ide-ide yang dituangkan,permasalahan pendapat, dan pendapat dalam pembahasan masalah – masalah dalam haji, hal ini akan mengurangi dampak akibat dari problematika manajemen, diantaranya menghindari:

a. Kebingungan

Peserta sertifikasi akan kebingungan jika peserta tidak mengeluarkan pikiran, pemateri yang menyampaikan secara terburu-buru pasti tidak bisa di ganggu, sehingga para peserta akan menebak apa seharusnya yang dilakukan, kemungkinan besar akan salah, yang akan berakibat pada buruknya hasil pelatihan.

b. Stress

Manajemen yang kurang baik akan menyebabkan stress bagi peserta karena ketidak sesuaian dengan yang dibutuhkan dalam manajemen.

c. Tidak sesuai dengan pengetahuan keilmuan

Karena tidak adanya ruang diskusi, maka suastu waktu akan Terjadinya perlawanan antara pembimbing satu dengan pembimbing lain karena berbedanya teori yang diketahui dengan fakta di lapangan

d. Kerja Tim Mengurang

Kerja Tim akan mengurang baik peserta ataupun panitia perlu berkomitmen pada konsep kerja tim supaya bisa bersama secara efektif

BAB VI

SIMPULAN, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya dari hasil pembahasan penulisan skripsi ini yang telah melakukan pengamatan dan wawancara serangkaian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dalam peningkatan profesionalitas di Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat tahun. Maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sudah efektif dan sesuai, ditandai dengan antusias meningkatnya masyarakat mengikuti pelatihan ini.

Manajemen pelatihan berjalan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ditetapkan. Respon positif dari peserta dengan sikap terbuka, saling menghargai dan komunikasi yang baik antara peserta dengan panitia manajemen kedekatannya semakin bertambah secara psikologis karena bersama-sama berbaur mengikuti pelatihan.

2. Peningkatan profesionalitas peserta pelatihan sertifikasi sudah dapat dikatakan terwujud dari nilai kompetensi dasar, kompetensi inti dan kompetensi penunjang peserta pelatihan sertifikasi yang lulus dengan hasil baik dan memuaskan. Nilai ini dapat menunjang manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sesuai

96

standar ketetapan yang profesional. Artinya pembimbing manasik tidak hanya paham dari sisi keilmuan fiqihnya saja tapi juga menguasai, memahami tehnik bimbingan orang dewasa yang tepat dan tanggap terhadap berbagai kondisi apapun.

Tabel Hasil Problematika Manajemen Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Haji & Umrah

No Problematika Manajemen Realitas

1 Pengorganisasian Belum Terlaksananya Pembinaan dalam penyampaian teori bagi pembimbing haji yang bisa membuka pendapat masing-masing peserta

2 Penggerakan

Kurang

Mengembangkan

kemampuan &

keterampilan peserta

B. Saran

Tanpa mengurangi rasa hormat pimpinan di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat khususnya bidang sertifikasi pelatihan haji dan umroh. Penulis ingin menyampaikan masukan dan saran kepada pimpinan di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat khususnya bidang haji dan umroh, untuk menghindari dampak manajemen bagi peserta program sertifikasi seperti kebingungan, stress karena kelirunya penyampaian materi seperti terlalu cepat dalam penyampaian materi, terjadinya perlawanan karena tidak adanya ruang untuk bertukar pikiran yakni berdiskusi, kerja tim mengurang baik panitia atau peserta perlu berkomitmen pada konsep kerja tim supaya bisa bersama secara efektif, maka saran dari penulis sebagai berikut :

1. Kuota peserta agar diupayakan ditambah mengingat semakin banyaknya antusias calon jemaah haji pergi ke Tanah Suci. Serta dipenuhinya alat peraga untuk mendukung proses latihan manasik khususnya di daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Dalam penyampaian materi agar peserta diberikan 70%

praktik lapangan dan 30% teori sesuai dengan yang telah di tetapkan. Untuk memaksimalkan pelayanan bimbingan manasik.

3. Terus berupaya memberikan pelayanan yang baik dan sepenuh hati kepada seluruh peserta tanpa pandang bulu.

4. Selalu berusaha mempertahankan pelayanan haji yang sudah baik dan meningkatkan pelayanan yang kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Surat Keputusan Dirjen Penyelenggara Haji Umrah, Nomor D/127/ 2016 Tentang Pedoman Sertifikasi‟,.

Departemen Agama RI. (2012). Modul Pembelajaran Manasik Haji. Jakarta: Dirjen PHU.

Aziz Abdul. (2014). Ibadah Haji dalam Sortan Publik. Jakarta : Puslitbang.

Choliq Abdul. (2015).Tugas, Fungsi dan Metodologi Pembimbing Manasik Haji. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Danim Sudarwan. (2015). Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Prenada Media.

Darajat Zakiah. (2015). Ilmu Fiqih. Yogyakarta : PT. Dhana Bhakti Wakaf.

Departemen Agama Kantor wilayah kementerian agama provinsi nusa tenggara barat. Apa itu sertifikasi pembimbing

manasik haji.

https://ntb.kemenag.go.id/baca/1577191680/apa-itu-sertifikasi-pembimbing-manasik-haji#. Diakses Pada tanggal 24 Desember 2019 pukul 19 : 48.

F. Idris. (2015). Perbaikan Penyelenggaraan Haji Bisa Dimulai Dari Manasik. Diakses dari www.selasar.com politik perbaikan penyelenggaraan haji bisa dimulai dari manasik., diakses pada 3 Maret 2021.

Fathurohman Pupuh. (2014).Guru Profesional. Bandung : Refika Aditama.

HandokoHani. (2014). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.

Henry. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.

Bumi Aksara.

100

Imamul Arifin. (2019). Membuka cakrawala ekonomi. Bandung:

PT Setia purna inves.

Kaswan. (2017). Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung : Alfabeta.

Kemenag RI. (2011). Tuntunan Praktis Ibadah Haji dan Umrah.

Jakarta: Dirjen PHU.

Kemenag RI. (2012). Tuntunan Praktis Manasik Jamaah Haji dan Umrah. Jakarta: Dirjen PHU.

KurniawanBachtiar Dwi. (2011). ―Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru di kota yogyakarta. Jurnal studi pemerintahan,m Vol. 2.

Malik Nazaruddin. (2016).Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia, Malang:Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang

Marbun. (2014). Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Muhith. (2018). ‖Problematika pembelajaran tematik terpadu di Min III Bondowoso‖Indonesia jurnal of islamic teaching, Vol 1,Non 1.

Mulyasa. (2014). Standar Kompetensi dan Sertifikasi. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Najmuddin Muhammad. (2015).Masalah Haji. Solo : Tiga Serangkai.

Nudin Syafruddin. (2014).Guru Profesional dan Implementasi.

Jakarta : Ciputra Pers.

Poerwodarminto. (2015).Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sasmita Karta. (2015).Pengaruh Profesionalisme pegawai.

Jakarta : Balai Pustaka.

Setiyawan Agung. (2018). ―Problematika keragaman latar belakang pendidikan mahasiswa dan kebijakan program pembelajaran bahasa arab‖,Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban.Vol. 5.

Silalahi Ulber. (2013). Pemahaman Praktis Asas-Asa Manajemen. Bandung : Mandar Maju.

Soedijarto. (2007). Ilmu & Aplikasi Kehidupan. PT Imtima.

Suhrawardi. (2014).Etika Profesi Hukum. Jakarta : Sinar Grafika.

Sumuran Harahap. (2017).Kamus Istilah Haji dan Umrah. Jakarta : Mitra Abadi Press.

Suparno Widodo. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Susan Eri. (2019). ‗Manajemen Sumber Daya Manusia‖.

Manajemen pendidikan islam. Vol. 9.

Syamsir. (2015).Organisasi & Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Trianto. (2017). Sertifikasi Peningkatan Kualifikasi Konpetensi dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trisnawati Erni. (2015). Pegantar Manajemen. Jakarta : Kencana Pernada Media Group.

Umar Husein. (2016). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Usman Husaini. (2016). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Wojowasito. (2012). Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia-Indonesia Inggris. Bandung : Hasta.

LAMPIRAN

103

Lampiran 4

Hasil Penelitian Wawancara Narasumber : H. Jajang Apipudin, M.Ag

H. Gatot Fajar Arifianto, ST., M.Si H. Deden Chaidar Masduqi, S.Pd.I.,M.M.PD

H. Anwar Sanusi, MM

Jabatan : Panitia Pelaksana Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2020.

Tanggal wawancara : 01 Februari 2021 Di Kanwil Kemenag Prov Jabar.

Waktu Wawancara : 10:00 – 12:00

1. Bagaimana manajemen perencanaan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Prov. Jabar khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ?

Jawab :

Manajemen yang kita bentuk bermula dari SK Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang pedoman pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian kanwil kemenag berkoordinasi dengan kanwil kemenag kota dan beberpa universitas yang sudah ditunjuk oleh kemenag untuk bisa berkoordinasi

dalam bidang akademik saja untuk sosialisasi penerimaan atau perekrutan pada program sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam perencanaan kanwil kemenag prov jabar membentuk 2 metode dalam pelaksanaanya, yaitu satu metode daring dan kedua metode luring. Metode daring dilaksanakan selama 7 hari yakni untuk penyampaian teori yang disampaikan secara virtual dengan zoom meet, lalu Metode Luring yakni metode diluar daring yang dilaksanakan secara langsung tatap muka, metode ini dilkakukan untuk penyampaian materi praktek dalam pelaksanaanya, selain itu kanwil kemenag prov jabar membentuk manajemen untuk kepanitiaan dalam pelaksanaannya, lalu penetepan syarat dan ketentuan dalam pelaksanaannya.

2. Bagaimana manajemen Pengorganisasian yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Prov. Jabar khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ?

Jawab :

Dalam pengorganisasian kanwil kemenag prov jabar, untuk bisa membagi tugas – tugasnya, lalu

menentukan dan membentuk kepanitiaan pada pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik haji dari kanwil kemenag, UIN Sunan Gunung Djati

&UIN Cirebon, menetapkan asesor yang telah di rekomendasikan oleh UIN, dimana mereka mempunyai tugas masing –masing dan jobdesnya sudah tercantum dalam SK.

3. Bagaimana manajemen Penggerakan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Prov. Jabar khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ?

Jawab :

Penggerakan yang dilakukan sesuai dengan ketua pelaksana kegiatan kepada seluruh pihak yang terlibat khususnya panitia, tetapi dalam pelaksanaan penggerakan ini semua bergerak dengan ketentuan dan tugas yang sudah di tentukan di bagian bidang nya masing-masing, yang dilaksanakan nya dengan sangat profesional oleh seluruh panitia pelaksana baik panitia dari kanwil kemenag dan panitia akademik dari UIN Sunan Gunung Djati dan UIN Cirebon.

4. Bagaimana manajemen Pengawasan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Prov. Jabar khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ? Jawab :

Ketua panitia mengawasi langsung seluruh panitia, pengawasan terhadap panitia dilakukan untuk mengawasi seluruh program yang sudah di tentukan, apakah berjalan sesuai dengan yang sudah di rencanakan dan sesuai dengan tujuan awal. Pengawan untuk peserta dilakukan oleh seluruh panitia hal ini dilakukan untuk menilai apakah peserta yang telah mengikuti program sertifikasi ini sudah mengikuti dengan baik, benar dan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan sebagai peserta pelaksana kegiatan program sertifikasi pembimbing manasik

5. Apa tujuan dari diadakannya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam pelatihan sertifikasi dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Tujuan diadakan nya untuk menciptakan pembimbing manasik haji yang satu visi dan misi serta keilmuan yang sudah ditentukan oleh pemerintah, dan

khususnya dalam hal kebijakan Pemerintah Arab Saudi atau Ta'limatul Hajj dan kebijakan Pemerintah RI yang setiap tahunnya selalu update ketentuannya, serta banyak tujuann lainnya bisa dilihat dari SK Dirjen PHU dari tentang pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.

6. Bagaimana programing dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini?

Jawab :

Dalam Programing ini, semua hal yang dilakukan oleh kanwil kemenag merujuk pada SK Dirjen PHU tentang pedoman sertifikasi pembimbing manasik haji.

Tahap – tahapan dalam programing ini adalah :

a. Membuat surat edaran perihal perekrutan sertifikasi pembimbing manasik haji, baik dalam berbentuk daring dan luring

b. Rapat koordinasi dengan pihak UIN selaku penyelenggara bidang akademik, penanggung jawab terhadap hal akademik

c. Penetapan pesyaratan dan kriteria calon peserta

d. Menentukan waktu dan tempat

e. Melakukan seleksi berkas yang kemudian dikirim ke UIN untuk verifikasi

f. Setelah semuanya ditetapkan, teknis pelaksanaan langsung diatur oleh pihak panitia.

Lampiran 5

Tabel 5.1 Daftar Peserta Sertifikasi Haji

No Nama Utusan

1 Jakhua Santisa Kenkemenag Kota Cirebon

2 Kholid Kenkemenag Kota Cirebon

3 Sholeh Kenkemenag Kota Cirebon

4 Slamet Kenkemenag Kota Cirebon

5 Asep Badrudin Kankemenang Kab. Subang

6 Warman Kenkemenag Kota Cirebon

7 Asep Muktadir Kenkemenag Kota Cirebon

8 Sarana Kenkemenag Kota Cirebon

9 Asep Saeful Kamal Kenkemenag Kota Cirebon 10 Isep Saeful Ulum Kenkemenag Kota Cirebon 11 Badru Salam Kenkemenag Kota Bogor 12 Dzul Qarnaen Darma Kenkemenag Kota Bogor 13 Subhan Syarif Kenkemenag Kota Bogor 14 Ade Rahman Kenkemenag Kota Bogor 15 Idrus Sambasi Kenkemenag Kota Bogor 16 Nurlaela Kenkemenag Kab. Indramayu

17 Mukhtar Kenkemenag Kota Bogor

18 Badriah Kenkemenag Kota Bogor

19 Salim Kenkemenag Kota Bogor

20 Muhammad Nurdin Kenkemenag Kota Bogor

21 Badri Kenkemenag Kota Bogor

22 Dede Supriatna Kenkemenag Kota Bogor

23 Ahyan Maemun Kenkemenag Kota Bogor

23 Ahyan Maemun Kenkemenag Kota Bogor

Dokumen terkait