• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang saat ini mulai perlahan diterapkan dalam institusi pendidikan pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Kurikulum 2013 memiliki proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang terdapat 5M antara lain Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba,

Maria Imaculata Wea Mogi (2014) Pengembangan Bahan Ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bersatu Dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas

IV Sekolah Dasar

Agnes Indah Serlyta (2014) Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Hewan Dan Tumbuhan Di Lingkungan Rumahku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Novi Karlina (2011) Pengaruh Pembelajaran Inquiry Berorientasi Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 11

Palembang

Yang perlu diteliti:

Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas II SD Sub Tema

Tugas-Tugas Sekolahku” di SD Negeri Plaosan 1

dan Mengkomunikasikan. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik ini tidak selalu dilaksanakan dengan berurutan, terutama dalam pembelajaran tematik (Kemendikbud, 2013: 233).

Peneliti juga menggabungkan model pembelajaran discovery learning pada setiap kegiatan pembelajaran. Model ini digunakan dalam penelitian karena diyakini model pembelajaran discovery learning dapat membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif karena pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh dalam menguatkan pengertian ingatan serta trasfer pengetahuan.

Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pengembangan kompetensi pengetahuan, sikap spiritual/sosial, dan juga keterampilan. Segala kompetensi atau aspek tersebut perlu ditanamkan dalam diri siswa. Siswa juga diharapkan dapat berkembang kompetensinya melalui kegiatan pembelajaran yang menerapkan Kurikulum 2013. Pemikiran dan gaya belajar siswa sedikit demi sedikit diarahkan agar semakin kompleks dan memandang suatu hal tidak hanya dari satu sisi saja. Pembelajaran tematik integratif yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini dapat membuat siswa mempelajari suatu materi secara lebih mendalam dan luas.

Pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 yang memperhatikan aspek seperti sikap sosial/spiritual, pengetahuan, dan keterampilan akan diintegrasikan ke dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 diharapkan mampu membuat siswa belajar tidak hanya dari segi pengetahuan saja, namun juga pada aspek lainnya seperti sikap sosial/spiritual dan keterampilan. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD saat ini terlihat masih sangat kurang, karena penerapan Kurikulum 2013 yang baru berjalan satu tahun belakangan ini. Kemudian ada kesulitan dari guru, yang seharusnya guru dapat memahami dan dapat melakukan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 dengan baik.

Peneliti bermaksud untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang diperuntukkan bagi siswa kelas II SD dengan subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”. Perangkat pembelajaran yang disusun ini nantinya akan mempermudah guru dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan Kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun, kemudian divalidasi oleh pakar Kurikulum 2013 dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Perangkat pembelajaran juga diujicobakan pada siswa kelas II Sekolah Dasar. Hasil kuesioner yang telah diisi oleh para pakar Kurikulum 2013 menunjukkan penilaian akhir terhadap perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dibuat oleh peneliti. Peneliti kemudian merevisi perangkat pembelajaran tersebut berdasarkan penilaian dari kuesioner yang ada sehingga dapat dihasilkan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang baik dan layak dipergunakan untuk siswa kelas II Sekolah Dasar dengan subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”. Kerangka berpikir peneliti dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Implementasi

Kurikulum 2013

Masalah: minimnya pengetahuan akan kekhasan Kurikulum 2013 serta kesulitan melakukan penilaian sikap sosial/spiritual dan keterampilan Angket/

Kuesioner

Tema 4 “Aku dan Sekolahku” Subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku” Pemilihan KI dan KD sebagai batasan produk

Observasi/ Pengamatan Penyusunan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik&model Discovery Learning

Uji coba produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 Validasi 3 pakar Kurikulum 2013 Revisi sesuai masukan

Pemetaan indikator dan pengumpulan materi

2.4 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang

layak berdasarkan Kurikulum 2013 Tema “Aku dan Sekolahku” Subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1? 2. Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran yang layak

berdasarkan Kurikulum 2013 Tema “Aku dan Sekolahku” Subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1?

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini berisi uraian jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan prototipe produk tertentu dan menguji keefektifan prototipe produk tersebut (Sugiyono, 2014: 407). Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Syaodih, 2008: 164). Dalam penelitian ini produk pendidikan yang akan dikembangkan adalah prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dengan tema 4 "Aku dan Sekolahku" subtema 1 "Tugas-Tugas Sekolahku" untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Sugiyono (2014, 408-427) mengemukakan bahwa terdapat 10 langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk massal. Berikut pemaparan desain penelitian pengembangan berupa gambar dan penjelasannya.

Gambar 3.1 Langkah-Langkah R&D (Sugiyono, 2014)

Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2014).

1. Potensi dan Masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Metode penelitian yang cocok digunakan dalam menggali potensi dan masalah adalah metode survey atau kualitatif. Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dapat dirancang model penanganan yang efektif.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Produk Massal Revisi Produk

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam Research and Development bermacam- macam. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi, makan akan diketahui kelemahannya. Kekurangan tersebut selanjutnya dicoba untuk diminimalisir oleh peneliti dengan cara memperbaiki desain.

6. Ujicoba Produk

Pengujian produk dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektifitas atau efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Eksperimen juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru.

7. Revisi Produk

Apabila dalam hasil validasi dan uji coba dengan sampel terbatas didapatkan hasil baik, namun masih terdapat beberapa masukan dari validator maka perlu dilakukan revisi agar kualitas produk dapat meningkat.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, mungkin terdapat revisi selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Diperlukan adanya evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.

10. Produksi Massal

Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk di produksi massal.

Berdasarkan sepuluh langkah yang sudah disebutkan, digunakan enam langkah dalam penelitian dan pengembangan ini. Keenam langkah tersebut meliputi: (1) potensi dan masalah yang dilakukan melalui pengambilan data dengan menggunakan angket/kuesioner serta observasi/pengamatan melalui survey kebutuhan kepada 24 guru di tujuh Sekolah Dasar yang berbeda, (2) pengumpulan data dari analisis kebutuhan, (3) desain prototipe produk berupa perangkat pembelajaran Kurikulum 2013, (4) validasi desain yang dilakukan oleh 3 pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen, guru SD kelas II, dan kepala sekolah SD, (5) revisi desain sesuai hasil saran dan masukan dari para validator, dan (6) uji coba prototipe produk perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dilakukan dengan melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 6 pembelajaran. Peneliti menggunakan enam dari sepuluh langkah penelitian pengembangan dengan alasan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 ini merupakan pengembangan secara terbatas dengan skala yang kecil, penelitian pengembangan ini masih memerlukan masukan dan saran dari semua pihak agar prototipe produk perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 ini semakin baik dan berkembang menyesuaikan kebutuhan guru dan siswa.

Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri Plaosan 1. Penelitian ini menghasilkan produk dalam bentuk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Materi perangkat pembelajaran mengenai tema 4 “Aku Dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Adapun prosedurnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 14 bulan terhitung dari bulan Juli 2014 sampai bulan Agustus 2015.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Plaosan 1 yang terletak di Desa Plaosan, Kecamatan Denggung, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

3.2.3 Subjek Penelitian

Subjek uji coba lapangan dalam penelitian pengembangan adalah 24 siswa kelas II yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada semester ganjil di SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk

3.2.4 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD semeser ganjil tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”.

3.3 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian R&D (Reasearch and Development). Dalam Sugiyono (2012) penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Penelitian R&D ini dirancang menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall dalam buku Sugiyono. Adapun prosedurnya antara lain:

a. Potensi dan masalah yang dijumpai pada 24 guru di tujuh SD mitra PGSD yang menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.

b. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi/pengamatan dan angket/kuesioner yang diberikan kepada guru.

c. Desain produk yang dikembangkan yaitu prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.

d. Validasi desain yang dilakukan oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen, kepala sekolah SD, dan guru kelas II SD.

e. Revisi desain yang dilakukan peneliti setelah prototipe perangkat pembelajaran tersebut divalidasi oleh ketiga pakar Kurikulum 2013.

f. Ujicoba produk dilaksanakan dengan melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti selama 6 pembelajaran yang bertujuan untuk menilai produk akhir yang telah dihasilkan.

3.4 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan meliputi langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Prosedur pengembangan penelitian yang dilakukan peneliti ini menghasilkan produk akhir berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Dalam melakukan penelitian dan pengembangan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 409).

Penelitian ini tidak mengambil seluruh langkah yang ada berdasarkan teori Borg dan Gall. Prosedur pengembangan disesuaikan dengan penelitian yang diambil untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Prosedur pengembangan dimulai dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, dan uji coba produk.

1. Potensi dan Masalah

Langkah pertama adalah potensi masalah. Langkah ini perlu dilakukan dengan menunjukkan data nyata yang terjadi di lapangan. Peneliti perlu mencari tahu masalah yang terjadi pada penggunaan produk tersebut dikehidupan yang sebenarnya. Peneliti melakukan analisis kebutuhan sebagai pijakan awal untuk menentukan potensi dan masalah. Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan dengan memberikan angket kepada 24 guru kelas I, II, IV, dan V di tujuh SD mitra PGSD yang sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 pada tanggal 20 Oktober 2014. Analisis kebutuhan ini peneliti lakukan agar mengetahui kebutuhan guru dan kendala/kesulitan yang dialami oleh guru mengenai prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk SD.

2. Pengumpulan Data

Langkah kedua, yang dilakukan adalah pengumpulan data. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber agar mendukung desain produk yang dihasilkan. Data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data hasil angket yang diberikan pada guru dan data hasil

observasi ketika peneliti melaksanakan kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan). Hasil dari angket yang diberikan kepada 24 guru dan observasi oleh peneliti ditemukan data bahwa mayoritas guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dan guru merasa kesulitan ketika melakukan penilaian pada KI (sikap spiritual), KI 2 (sikap sosial), dan KI 4 (keterampilan). Rubrik penilaian termasuk dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti menyusun prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.

3. Desain Prototipe Produk

Langkah ketiga yang dilakukan adalah desain prototipe produk. Informasi atau data yang diperoleh peneliti digunakan untuk mendesain produk. Desain produk yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menentukan tema, menetukan sub tema, menggunakan Kompetensi Inti (KI) yang sudah ada dan menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam Kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas II, jaring-jaring indikator subtema, tujuan pembelajaran, urutan kegiatan pembelajaran yang memiliki ciri khas pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning, evaluasi berupa soal evaluasi harian, penilaian harian degan mencakup penilaian pada aspek sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4) serta sumber belajar baik dari buku teks maupun sumber informasi lainnya seperti internet.

4. Validasi Desain

Langkah keempat adalah validasi desain. Validasi desain adalah kegiatan untuk menilai produk yang telah dibuat, validasi desain pada penelitian ini dilakukan oleh tiga pakar Kurikulum 2013, yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD Negeri Plaosan 1, dan seorang kepala sekolah SD Negeri Plaosan 1. Validasi desain tersebut membuat peneliti menjadi tahu akan kelebihan dan kekurangan dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Validasi desain adalah evaluasi formatif 1, yaitu penilaian terhadap hasil desain sementara, yang kemudian dapat direvisi kembali.

5. Revisi Desain

Langkah kelima adalah revisi desain. Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah divalidasi oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD Negeri Plaosan 1, dan seorang Kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1 kemudian dilakukan revisi. Perbaikan isi dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan penilaian dari ketiga pakar Kurikulum 2013 tersebut yaitu berupa saran, masukan, dan kritik yang ada dalam lembar kuesioner.

6. Uji Coba Prototipe Produk

Langkah keenam adalah uji coba prototipe produk. Peneliti melakukan kegiatan uji coba pada 24 siswa kelas II di SD Negeri Plaosan 1 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti melakukan praktek mengajar selama 6 dengan menggunakan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah direvisi sebelumnya. Peneliti juga melakukan validasi produk dengan memberikan lembar kuesioner kepada guru kelas II. Validasi produk dilakukan peneliti untuk mengetahui penilaian guru terhadap prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD. Tahap uji coba desain ini termasuk ke dalam evaluasi formatif 2, yaitu evaluasi untuk menilai produk akhir yang telah dihasilkan. Produk uji coba terbatas berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD semester ganjil tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”.

Langkah-langkah tersebut akan membantu peneliti dalam menghasilkan produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang bermanfaat dan layak digunakan untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Keenam langkah tersebut digambarkan dalam bagan Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran berikut ini:

Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Langkah 1

Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan Angket &Observasi Langkah 2 Hasil angket

&observasi Pengumpulan Data

Kajian Dokumen

Langkah 3

Desain Prototipe Produk KI-KD Subtema Indikator Tujuan Silabus Evaluasi Sumber Belajar Kegiatan Belajar Strategi Pembelajaran Menyusun RPP Urutan Isi

Langkah 4

Validasi Prototipe Produk

Evaluasi Formatif 1

Langkah 5

Revisi Prototipe Produk

Langkah 6

Uji Coba Prototipe Produk Evaluasi

Formatif 2

Prototipe Produk Hasil Uji Coba Terbatas Tema