• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Anak jalanan sebagai individu memiliki sistem nilai, perilaku dan sikap tertentu yang berbeda dari sebagian besar anak pada umumnya, ini terkait dengan sifat individu yang unik. Di sisi lain, ia juga memiliki sifat sebagai mahluk sosial yang membutuhkan dan hidup di antara dan bersama orang-orang lain yang berpengaruh pada perilakunya.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa perilaku seseorang termasuk anak jalanan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang ada padanya. Gambaran situasi dan kondisi dari suatu obyek tertentu dalam hal ini obyeknya adalah anak jalanan, terkait dengan faktor internal dan eksternalnya inilah merupakan profil.

Upaya menggambarkan individu sebagai obyek terkait dengan faktor internal dan eksternalnya ini, tidak terlepas dari sistem tempat individu tersebut berada. Termasuk individu anak jalanan, tidak terlepas dari sistem sebagai suatu kesatuan tempat anak jalanan tersebut berada. Hal ini disebabkan individu adalah bagian dari sistem, yang antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya saling berhubungan secara timbal balik.

Terkait dengan hal di atas Achlis (1995) mengemukakan sistem sosial mencakup kesatuan-kesatuan yang saling berinteraksi, masing-masing kesatuan memiliki bagian-bagian dan setiap kesatuan adalah bagian dari kesatuan-kesatuan yang lebih besar. Lebih lanjut dijelaskan Achlis (1995) bahwa suatu sistem merupakan suatu kompleks yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen- komponen yang secara langsung ataupun tak langsung berkaitan sehingga membentuk jaringan kerja yang nyata dan relatif stabil dalam jangka waktu tertentu.

Dalam hal ini sistem tidak pernah berada dalam kondisi yang benar-benar berubah ataupun sama sekali stabil. Sistem pada setiap saat selalu berubah dan sekaligus juga stabil (menjaga kestabilan). Sistem kehidupan mempunyai dua

kecenderungan yaitu kecenderungan memelihara struktur (morphostatis) dan kecenderungan mengubah struktur (morphogenesis) sekaligus. Jika sistem mencapai salah satu kutub berarti eksistesinya lenyap. Namun sistem bisa bergerak antara keduanya, dan mungkin cenderung mendekati salah satu dari kedua kutub, atau berada pada kondisi steady state yang merupakan suatu keadaan dimana keseluruhan dari sistem berada dalam keseimbangan (balance). Atau pada kondisi equilibrium dan homeostatis yang mengacu pada keseimbangan yang mantap (fixed) dimana penyesuaian dipelihara dan struktur sistem dapat dikatakan tidak berubah secara berarti.

Manakala terjadi ketidakseimbangan dari sub sistem dalam sistem, maka akan terjadi upaya penyesuaian dari sub sistem lain untuk menyeimbangkannya. Hal ini terkait dengan anggapan dasar teori fungsional struktural dan skema AGIL dari Parsons. Apabila upaya menyeimbangkan tidak berhasil, maka akan mengakibatkan munculnya perilaku yang menyimpang (deviant behavior) yang cenderung tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku, dan mengarah pada terjadinya social pathology (Popenoe, 1989). Demikian pula yang terjadi pada sistem kehidupan anak jalanan, perilaku menyimpang lebih merupakan upaya penyesuaian anak (ego defence mechanism) untuk dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhannya dan mempertahankan diri dari kerasnya kehidupan di jalanan.

Hal tersebut disebabkan tiap sub sistem yang ada dalam sistem berupaya saling menyesuaikan (adaptation) untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya (goal attainment), dan saling berhubungan (integration) antar bagian sebagai satu kesatuan, serta berupaya memelihara pola yang telah dibentuknya (latensi). Demikian pula yang terjadi dengan anak jalanan, mereka melakukan penyesuaian dengan lingkungan jalanan, termasuk melakukan upaya pemeliharaan terhadap pola yang telah dibentuk dalam kelompoknya dan menjadi sub kultur tersendiri yang tidak terlepas dari kultur yang ada di lingkungan sekitarnya.

Pernyataan di atas memperlihatkan bahwa selain faktor bawaan (herediter) atau faktor pribadi individu bersangkutan, ada faktor di luar individu termasuk faktor keluarga dan lingkungan yang penting pula dipahami pengaruhnya.

Termasuk pengaruhnya terhadap diri individu anak jalanan yang mewakili pihak/individu dalam masyarakat yang kurang beruntung, yang biasa disebut Penyandang Masalah Sosial (PMS).

Berkaitan dengan kondisi tersebut dapat digambarkan hal yang terkait dengan upaya memahami profil anak jalanan dalam kaitannya dengan beberapa peubah seperti disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Profil Anak Jalanan (Anjal) Kaitannya dengan Beberapa Peubah

Dari Gambar 3 terlihat bahwa upaya memahami anak jalanan merupakan sesuatu yang komplek. Hal ini disebabkan selain sebagai individu yang unik, anak jalanan juga merupakan mahluk sosial yang keberadaannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Terkait dengan keberadaannya itulah menjadi hal penting untuk digali lebih dalam tentang bagaimana profil anak jalanan dan beberapa peubah yang berpengaruh terhadap profil tersebut.

Perilaku Anjal Aktivitas Sosial Ekonomi Anjal Pola Hubungan Dalam Kelompok Tingkat Kebutuhan Anjal Tingkat Mobilitas Anjal

Profil Anak Jalanan

Tingkat Kreativitas Anjal Tingkat Kemandirian Anjal Pola Hubungan dgn Lingkungan Situasi Sosial Anjal Pola Hubungan dengan Keluarga Sub Kultur Anjal Tingkat Motivasi Karakteristik Anjal (Individu, Psikologik, dan Sosiologik)

Upaya mengetahui bagaimana profil anak jalanan pengaruhnya terhadap beberaba peubah menjadi penting mengingat situasi dan kondisi tidak muncul dengan sendirinya, terlepas tanpa ada kaitan dengan lingkungannya. Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan anak jalanan. Situasi dan kondisinya saat ini tidak terlepas dari hal-hal yang melatarbelakangi kemunculannya, yang sekaligus menyebabkan situasi dan kondisi tertentu sebagai akibat.

Gambar 4 memperlihatkan situasi dan kondisi anak jalanan terkait dengan ciri fisik, ciri psikologik dan ciri sosiologiknya, yang tidak terlepas dari latar belakang keluarga dan lingkungan yang mendorong kemunculan ciri-ciri tersebut. Selanjutnya, situasi dan kondisi tersebut mengakibatkan munculnya perilaku tertentu yang membedakan anak jalanan dengan anak lainnya secara umum.

Identifikasi Latar Belakang Keluarga Anak Jalanan

Latar belakang keluarga anak jalanan memperlihatkan kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan diperoleh anak secara umum, seperti disajikan pada Tabel 4. Baik yang terkait dengan kondisi fisik keluarga, maupun non fisik terkait dengan aspek : perlakuan terhadap anak, pendidikan orang tua, pelaksanaan fungsi keluarga, dan profesi/pekerjaan orang tua.

Identifikasi Latar Belakang Lingkungan Anak Jalanan

Latar belakang lingkungan di sekitar anak jalanan pada dasarnya rata-rata tidak sesuai dengan situasi serta kondisi yang diharapkan ada dan dapat mendukung proses tumbuh kembang anak, seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Identifikasi Latar Belakang Keluarga Anak Jalanan

Sub Peubah Saat ini Yang diharapkan

Kondisi Fisik Keluarga

-Kumuh/daerah slum yang pa- dat

-Rumah tanpa ventilasi dan sa- nitasi lingkungan yang buruk, MCK tidak hygienis, tempat bermain tidak tersedia/sempit

-Meski padat tetapi tertata se- rasi

-Rumah dengan ventilasi dan sanitasi lingkungan yang baik, MCK hygienis, tempat bermain tersedia dengan baik, memanfaatkan sumber daya secara tepat

Perlakuan terhadap anak

-Kesadaran anak menolong orang tua dan dirinya dengan bekerja di jalanan

-Anak di suruh bekerja dengan kewajiban menyerahkan ha- silnya pada orang tua, jika ti- dak dapat hukuman (child abuse)

-Anak hidup di keluarga yang harmonis dan orang tua me- menuhi kebutuhan-kebutu- hannya

-Anak belajar mempersiapkan kondisi dalam lingkungan keluarga

-Anak membantu orang tua untuk pekerjaan domestik Pendidikan

Orang Tua

Tidak memiliki dasar pendi- dikan yang cukup

Memiliki dasar pendidikan cukup

Pelaksanaan Fungsi Keluarga

Orang tua tidak dapat laksa- nakan fungsi keluarga, baik fungsi reproduksi, ekonomi, pengawasan/perlindungan, pendidikan/sosialisasi dengan baik dan seimbang

Orang tua dapat melaksa- nakan fungsi keluarga, de- ngan baik dan seimbang

Pola Hubungan dengan Keluarga

-Anak putus hubungan dengan orang tua (Children of the Street)

-Anak berhubungan tidak tera- tur (Children on the Street) -Anak rentan menjadi anak

jalanan (Vulnerable to be Street Children)

Anak hidup dalam keluarga dengan hubungan yang dila- kukan setiap hari secara har- monis, serta menjalankan tu- gas utamanya sebagai anak yaitu sekolah, memperoleh pendidikan yang layak dan mampu belajar sambil mem- bantu orang tua

Profesi/Pekerjaan Orang Tua

-Serabutan/sekenanya

-Tetap, tetapi tidak didukung ke-ahlian/kemampuan

-Jelas dan tersalur (punya ke- ahlian)

-Tetap dan didukung oleh ke- ahlian/ kemampuan

Tabel 5. Identifikasi Latar Belakang Lingkungan Anak Jalanan

Sub Peubah Saat ini Yang diharapkan

Pendidikan Non Formal yang diberikan lingkungan

Tidak ada aktifitas memper- oleh ilmu/pendidikan yang dilakukan lingkungan di luar sekolah

Ada aktifitas memperoleh suatu ilmu/pendidikan yang dilakukan lingkungan di luar sekolah

Kondisi Fisik Lingkungan

-Di jalanan dan fasilitas umum lain dengan tingkat polusi yang tinggi, dan ke- macetan yang tinggi

-Rentan terhadap bahaya fisik (kecelakaan, eksploitasi, pe- nindasan)

-Di tempat yang tidak meng- ganggu ketertiban

-Di tempat yang dapat me- lindungi secara fisik

Penerapan Sanksi Tidak ada tindakan atau sanksi yang diberikan serta tidak ada upaya untuk hindari terjadinya pelanggaran dari lingkungan di sekitar anak jalanan terhadap pelanggaran yang dilakukan

Tidak ada tindakan atau sanksi yang diberikan serta tidak ada upaya untuk hin- dari terjadinya pelanggaran dari lingkungan di sekitar anak jalanan terhadap pe- langgaran yang dilakukan Penanaman Nilai

dan Norma Masyarakat

-Tidak ada upaya memelihara pola perilaku, tidak ada aturan, ketentuan serta hal- hal yang dipandang pantas dan tidak pantas untuk dila- kukan secara umum di ling- kungan sekitar anak jalanan -Tidak ada keyakinan terha-

dap sesuatu yang dipandang tinggi/ bermutu

-Ada upaya memelihara pola perilaku, ada aturan, keten- tuan serta hal-hal yang di- pandang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan se- cara umum di lingkungan sekitar anak jalanan

-Ada keyakinan terhadap se- suatu yang dipandang ting- gi/ bermutu

Situasi Lingkungan

Terancam, penuh konflik, ke- kerasan, tekanan dan adanya cap negatif (stigma) dari ling- kungan

Terkendali, tidak terjadi konflik, kekerasan dan teka- nan, juga tidak di cap negatif oleh lingkungan

Identifikasi Ciri Anak Jalanan

Ciri anak jalanan baik ciri fisik, ciri psikologik dan ciri sosiologik pada dasarnya rata-rata tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan ada pada anak secara umum, seperti terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Identifikasi Ciri Anak Jalanan

Peubah Saat ini Yang diharapkan

Ciri Fisik Anak Jalanan

Adanya ciri fisik anak jalanan ter- kait dengan jenis kelamin, pakai- an, penampilan fisik, penyakit yang diderita dan umur, yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya

Anak jalanan memiliki ciri fisik seperti anak pada umumnya

Ciri Psikologik Anak Jalanan

Adanya ciri psikologik anak jalanan terkait dengan kapan umur pertama anak turun ke jalan, mobilitas mental, motivasi berada di jalan, pengalaman jadi anak jalanan, pola pikir (mind set), riwayat jadi anak jalanan, tingkat kreativitas, dan tingkat kebutuhan yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya

Anak jalanan memiliki ciri psikologik seperti anak pada umumnya

Ciri Sosiologik Anak Jalanan

Adanya ciri sosiologik anak jalanan terkait dengan aktivitas sosial ekonomi, asal daerah, bahasa, interaksi, jaringan, kelompok anak jalanan, mobilitas fisik, pendi- dikan formal, pendidikan non formal, dan sub kultur yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya

Anak jalanan memiliki ciri sosiologik seperti anak pada umumnya

Identifikasi Perilaku Anak Jalanan

Anak jalanan umumnya memperlihatkan perilaku-perilaku tertentu baik yang normal maupun abnormal, seperti terlihat pada Tabel 7. Kemunculan perilaku-perilaku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar anak jalanan berada.

Tabel 7. Identifikasi Perilaku Anak Jalanan

Sub Peubah Saat ini Yang diharapkan

Perilaku Normal Adanya perilaku-perilaku yang normal seperti berani menanggung resiko, mandiri, semangat hidup dan sensitifitas yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya

Tetap dipertahanlan bahkan ditingkatkan perilaku-perilaku normal yang dimiliki, termasuk saat anak jalanan keluar dari jalanan di masa mendatang Perilaku Abnormal Adanya perilaku-perilaku yang

abnormal seperti bebas, liar, masa bodoh, penuh curiga, reaktif, dan susah diatur yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya

Hilangnya perilaku abnormal dari anak jalanan dan berubah menjadi perilaku normal lawannya.

Sumber : Secara keseluruhan situasi dan kondisi saat ini, Departemen Sosial kerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia(1999).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

(1)Terdapat profil anak jalanan yang nyata berbeda dilihat dari Daerah Penelitian (Bandung, Bogor, dan Jakarta) serta dari Jenis Kelamin terkait dengan peubah: Latar Belakang Keluarga, Latar Belakang Lingkungan, Ciri Fisik, Ciri Psikologik, Ciri Sosiologik dan Perilaku Anak Jalanan. Model hipotesis disajikan pada Gambar 5, diuji dengan menggunakan Uji ANOVA.

Gambar 5. Model Hipotesis Kesatu

(2)Terdapat pengaruh yang nyata peubah bebas latar belakang keluarga, latar belakang lingkungan, ciri fisik, ciri psikologik dan ciri sosiologik terhadap peubah terikat perilaku anak jalanan. Adapun model hipotesis disajikan pada Gambar 6, yang diuji dengan menggunakan analisis jalur (path analysis).

Gambar 6. Model Hipotesis Kedua X3. Ciri Individu Anjal

X4. Ciri Psikologik Anjal

X5. Ciri Sosiologik Anjal

Y1. Perilaku Anak jalanan X1.Latar Belakang Keluarga

X2.Latar BelakangLingkungan

X1. Latar Belakang Keluarga X2. Latar Belakang Lingkungan X3. Ciri Individu Anak Jalanan X4. Ciri Psikologik Anak Jalanan X5. Ciri Sosiologik Anak Jalanan Y1. Perilaku Anak Jalanan Daerah Penelitian • Bandung • Bogor • DKI Jakarta Jenis Kelamin • Pria • Wanita

(3) Terdapat strategi pengentasan anak jalanan berdasarkan hasil penelitian yang diuji dengan menggunakaan persamaan model stuktural (Structural Equation Modeling/SEM).

Asumsi Penelitian

Unit analisis dalam penelitian ini adalah anak jalanan dan keluarganya sebagai bahan cross-check terhadap data yang diperoleh dari anak jalanan. Diasumsikan anak jalanan yang diteliti adalah anak jalanan yang berada di jalanan dan fasilitas umum lainnya, tanpa melihat apakah ia sedang dalam pembinaan salah satu lembaga. Baik anak jalanan yang hidup di jalanan atau Children of the Street, anak jalanan yang bekerja di jalanan atau Children on the Street atau anak yang rentan menjadi anak jalanan atau Vulnerable to be Street Children/ children-at-high-risk. Adapun keluarga anak jalanan adalah keluarga yang memiliki anak yang hidup dan atau bekerja di jalan atau di tempat-tempat umum lainnya serta menjadi responden penelitian.

Dokumen terkait