Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan menjelaskan dengan benar mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini merupakan interpretasi terhadap berbagai data yang telah ada dan yang secara sengaja dikumpulkan.
Dalam penelitian deskriptif dipelajari masalah-masalah serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses- proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 1985) .
Menurut Nawawi (1998), metode deskriptif merupakan langkah melakukan representasi obyektif tentang gejala-gejala yang terdapat di dalam masalah yang diselidiki. Lebih lanjut Nawawi (1998) menjelaskan ciri pokok metode deskriptif adalah :
(1)Memusatkan perhatian pada masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.
(2)Menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adequate.
Adapun bentuk metode deskritif yang digunakan (Nawawi, 1998) adalah Studi Hubungan(Interrelationship Studies) khususnya Studi Sebab Akibat dan Perbandingan (Causal-Comparative Studies). Dalam studi ini dilakukan usaha untuk memahami alasan suatu gejala terjadi atau mencari sebabnya suatu peristiwa, keadaan atau situasi berlangsung. Pada dasarnya metode ini bermaksud menemukan hubungan sebab akibat di dalam suatu peristiwa atau keadaan yang sedang atau sudah berlangsung (Nawawi, 1998).
Alasan dipilihnya metode Deskriptif Interrelationship Causal- Comparative Studies penelitian ini adalah sifat dari penelitian yang bermaksud mengetahui dan menggambarkan profil anak jalanan serta keterkaitannya dengan
beberapa peubah yang mempengaruhinya. Sekaligus juga melihat perbedaan di antara berbagai peubah.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan, di mulai sejak bulan Februari 2006 sampai Juli 2006. Penelitian dilakukan di Bandung, Bogor dan Jakarta, dengan masing-masing mewakili Daerah Provinsi, Daerah Penyangga Ibu Kota dan Daerah Khusus Ibu Kota yang merupakan daerah metropolitan.
Asumsi yang mendasari penentuan lokasi penelitian : Jakarta merupakan Daerah Khusus Ibukota yang merupakan pusat kekuasaan dan pusat pemerintahan, yang apabila permasalahan sosial anak jalanan di daerah ini tidak dapat teratasi dengan baik terlebih lagi di daerah yang jauh dari pusat kekuasaan dan pusat pemerintahan. Alasan di pilihnya wilayah Bogor, karena merupakan daerah Penyangga Ibukota Jakarta yang relatif memiliki jumlah anak jalanan terbanyak kedua setelah Bandung untuk Provinsi Jawa Barat (lampiran 5) yaitu untuk Kota Bogor sebesar 2.195 orang dan Kabupaten Bogor sebesar 828 orang.
Alasan dipilihnya wilayah Bandung, karena merupakan salah satu Ibukota Provinsi yang relatif dekat dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta serta memiliki jumlah anak jalanan terbanyak untuk Provinsi Jawa Barat, untuk Kota Bandung 4.626 orang dan Kabupaten Bandung 802 orang. Masing-masing wilayah (Bandung, Bogor) relatif merupakan daerah yang dekat dengan pusat kekuasaan dan pusat pemerintahan yang apabila permasalahan sosial anak jalanan di wilayah ini tidak dapat teratasi dengan baik, maka diduga di daerah yang jauh dari pusat kekuasaan dan pusat pemerintahan akan semakin sulit. Di samping itu adanya keterbatasan dana untuk melakukan penelitian di wilayah dengan cakupan yang lebih luas.
Sampel Penelitian
Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya diduga (Singarimbun dan Effendi, 1989). Dalam hal ini populasi sasaran atau populasi penelitian adalah seluruh anak jalanan yang ada di Bandung (± 5.500
orang), Bogor (± 3.023 orang) dan Jakarta (± 8.000 orang) yang terpilih secara kebetulan. Teknik pengambilan sampel dari populasi adalah teknik nonprobability sampling yakni penentuan jumlah atau ukuran sampel dilakukan secara perkiraan atau estimasi telah mencukupi untuk mewakili populasi atau dianggap cukup sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian (Nawawi, 1998).
Khususnya teknik sampling aksidental (accidental sampling) yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 1997 ; Nawawi, 1998) yaitu siapa saja anak jalanan yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di wilayah penelitian dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data.
Sampel penelitian yang dijadikan responden pada masing-masing wilayah berjumlah 75 orang untuk anak jalanan, terbagi menjadi 50 orang responden pria dan 25 orang responden wanita. Dengan asumsi jumlah anak jalanan wanita secara empirik lebih sedikit dibandingkan jumlah anak jalanan pria berdasarkan data yang dimiliki Departemen Sosial (2005). Dalam hal ini pengambilan sampel dari populasi anak jalanan dilakukan tidak proporsional berdasarkan jumlah di masing-masing wilayah penelitian, dengan asumsi anak jalanan memiliki homogenitas yang relatif tinggi, sehingga sampel yang dipilih diperkirakan sudah dapat mewakili populasi. Total jumlah responden anak jalanan dari tiga wilayah menjadi 225 orang.
Pengelompokkan responden anak jalanan untuk tiap daerah berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Responden Anak Jalanan Berdarkan Jenis Kelamin Kota Responden Pria Responden Wanita Total Responden
Bandung 50 25 75
Bogor 50 25 75
Jakarta 50 25 75
Dari Tabel 8 diambil orang tua responden sebagai bahan cross check untuk masing-masing kota 25 orang, sehingga jumlah total responden orang tua dari tiga wilayah adalah 75 orang. Pengelompokkan responden orang tua untuk masing- masing daerah disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Responden Orang Tua Anak Jalanan Kota Responden Orang Tua Anjal
Bandung 25 Bogor 25 Jakarta 25 Jumlah 75
Total jumlah responden anak jalanan dan orang tua anak jalanan dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 orang. Dalam hal ini penentuan jumlah responden tidak dilakukan berdasarkan persentase secara proporsional dengan melihat banyaknya populasi, disebabkan penyebaran anak jalanan yang sangat berfluktuasi antar daerah.
Pengumpulan Data
Untuk mengkaji profil anak jalanan, digunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur dengan membuat secara tepat dan terinci semua pertanyaan dan urutan penyampaian pertanyaan (Wasistiono, 1999), dengan daftar pertanyaan yang dipersiapkan terlebih dahulu. Disamping menggunakan pedoman wawancara (interview guide) untuk mengumpulkan informasi yang tidak dapat dijaring dengan menggunakan cara pertama. Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) untuk melihat dinamisasi kelompok anak jalanan. Dilakukan pula pengamatan terlibat (participant observation) sebagai pelengkap dan alat untuk mengecek data yang dihasilkan.
Pengambilan data sekunder dimaksudkan untuk menunjang informasi yang dibutuhkan dalam penelitian sekaligus sebagai cheking terhadap data yang dihasilkan dari cara-cara di atas. Dilakukan melalui studi dokumentasi dan studi literatur.
Validitas dan Reliabilitas
Validitas berkaitan dengan sejauhmana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989 ; Nazir, 1985 ; Nawawi, 1998). Dalam hal ini penulis menggunakan validitas konstruk yaitu menguji alat ukur dengan cara mencari kerangka dari konsep, kemudian menyusun tolok ukur operasional konsep atas dasar pengetahuan ilmiah dimana isi kuesioner disesuaikan dengan konsep dan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan melakukan konsultasi secara intensif dengan dosen pembimbing dan ilmuwan lain yang dianggap menguasai materi kuesioner yang digunakan.
Uji coba alat ukur di lapangan dilakukan guna melihat konsistensi antar komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tiap komponen konstruk yang memiliki validitas tetap dapat digunakan dan mengeluarkan komponen konstruk yang tidak memiliki validitas. Hasilnya terjadi saling keterkaitan antar indikator dalam konsep yang diukur.
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 1989 ; Nazir, 1985). Dalam hal ini uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik belah dua dengan cara membelah pertanyaan ganjil dari yang genap kemudian menggabungkan seluruh item tanpa dibelah untuk peubah-peubah yang diukur. Hasil analisis menunjukkan angka korelasi sebesar 0.7993 untuk peubah X dan 0.9177 untuk peubah Y yang berarti instrumen memiliki keterandalan yang cukup tinggi.
Alat Analisis
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik non parametrik serta parametrik. Parametrik dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis) sebagai metode guna mengkaji pengaruh-pengaruh langsung dan tak langsung dari variabel bebas terhadap sesama variabel bebas dan terhadap variabel terikat yang telah diduga atau diandaikan (Kerlinger, 1971). Lebih lanjut dijelaskan Kerlinger, untuk mencapai tujuan-tujuannya, analisis jalur menggunakan diagram kausal atau diagram jalur (path) serta analisis regresi.
Untuk mempermudah pengolahan data digunakan program SPSS. Model analisis jalur yang akan digunakan (Sugiyono, 1998) digambarkan seperti disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Model Analisis Jalur
Disamping menggunakan model persamaan struktural (Srtuctural Equation Model). Menurut Ferdinand (2002), yang dimaksudkan dengan persamaan struktural/SEM (Structural Equation Model) adalah sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan rumit itu dapat dibangun antara satu peubah dependen dengan satu atau beberapa peubah independen. Masing-masing peubah dependen dan independen dapat berbentuk faktor (konstruk) yang dibangun dari beberapa peubah indikator. Penggunaan SEM bukan untuk menghasilkan teori, tetapi untuk menguji model yang mempunyai pijakan teori yang benar dan baik.
Teknis analisis structural equation modeling (SEM) merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis faktor, model struktural dan analisis Path. Di sisi lain SEM juga merupakan pendekatan yang terintegrasi antara analisis data dengan konstuksi konsep. Didalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan secara serentak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan faktor analisis confirmatory), pengujian model hubungan antara peubah laten (setara dengan analisis Path), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prakiraan (setara dengan model struktural atau analisis regresi) menurut Solimun (2002). Software yang tersedia untuk menganalisis di antaranya LISREL dan AMOS.
X
X
Software yang digunakan untuk menganalisisi data dalam penelitian ini adalah LISREL. LISREL adalah satu-satunya program SEM yang tercanggih dan yang dapat mengestimasi berbagai masalah SEM yang bahkan hampir tidak mungkin dapat dilakukan oleh program lain, seperti AMOS, EQS dan lain sebainya. Di camping itu, LISREL merupakan program yang paling informatif dalam menyajikan hasil-hasil statistik, sehingga modifikasi model dan penyebab tidak fit atau buruknya suatu model dapat dengan mudah diketahui. Apabila model belum baik perlu diadakan modifikasi. Penggunaan indeks modifikasi adalah sebagai pedoman untuk melakukan modifikasi terhadap model yang diujikan dengan syarat harus terdapat justifikasi teoritis yang cukup kuat untuk modifikasi.
Dalam hal ini tujuan penggunaan SEM adalah untuk menemukan apakah model masuk akal (plausible) atau fit. Pengertian fit adalah model dikatakan benar berdasarkan data yang dimiliki. Sekaligus SEM bertujuan menguji berbagai hipotesis yang telah dibangun sebelumnya.
Definisi Operasional dan Pengukuran
Skala pengukuran dibuat dengan menggunakan cara Semantic Differentiasi yang dikembangkan oleh Osgood (Vredenbregt, 1978 ; Sugiyono, 1998) yaitu suatu teknik untuk meneliti arti yang terkandung dalam suatu konsep, berusaha mengukur arti obyek atau konsep bagi seorang responden (Singarimbun dan Effendi, 1989).
Vredenbergt (1978) menjelaskan teknik ini bersifat self-rating-scale, artinya responden menilai sejumlah konsep berdasarkan suatu skala yang terdiri dari ajektif-ejektif yang berkutub dua (bi-polar) seperti baik-jelek, tinggi-rendah, berperanan-tidak berperanan, fungsional-disfungsional, dan lain-lain. Ajektif- ajektif bi-polar kemudian dibagi ke dalam point yang berjalan dari positif sampai ke negatif.
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tiga dimensi sikap (Singarimbun dan Effendi, 1989 ; Vredenbergt, 1978), yaitu : 1) Evaluasi responden tentang obyek atau konsep yang sedang diukur, 2) Persepsi responden
tentang potensi obyek atau konsep tersebut, 3) Persepsi responden tentang aktivitas obyek. Berdasarkan skala pengukuran dengan menggunakan cara Semantic Differentiasi yang dikembangkan Osgood yang berkutub dua (bi-polar), dibuat indikator-indikator untuk mengukur peubah dalam penelitian, seperti tersaji pada Tabel 10.
Tabel 10. Definisi Operasional dan Pengukuran
No Peubah Definisi Operasional Indikator Parameter Skor
X1 Latar Belakang Keluarga
Suatu keadaan yang menggambarkan situasi dan kondisi lingkungan terdekat di mana anak ja- lanan yang menjadi res- ponden penelitian ting- gal sejak lahir hingga pe- ngukuran dilakukan dan menjadi bagian di da- lamnya, meliputi : X1.1 Kondisi
Fisik Keluarga
Keadaan yang nyata ada dan terlihat dalam ling- kungan terdekat di mana anak jalanan tinggal.
Diukur dengan melihat keadaan rumah dan sekitar ru- mah keluarga anak jalanan
- Tertata serasi, ada ventilasi dan sanitasi lingkungan yang baik, MCK memiliki sendiri, tempat bermain tersedia dengan baik. - Meski padat tetapi tertata serasi,
ada ventilasi dan sanitasi ling- kungan yang agak baik, MCK memiliki sendiri tetapi kurang hygienis, tempat bermain tersedia tapi tidak memadai.
- Rumah kumuh/penuh sesak/ padat tidak tertata rapi, tanpa ventilasi dan sanitasi lingkungan yang buruk, MCK tidak hygienis, tempat bermain tidak tersedia/ sempit. 1 2 3 X1.2 Perlakuan terhadap anak
Salah satu alasan anak berada dan bekerja di jalanan, karena keingin- an meringankan beban orang tua sampai karena adanya tekanan dan pak- saan baik dengan keke- rasan atau tanpa keke- rasan dari orang tua.
Diukur dengan melihat hal-hal yang dirasakan /dilakukan orang tua yang mendorong anak untuk tu- run ke jalanan
-Anak belajar mempersiapkan kon- disi dalam lingkungan keluarga dan membantu orang tua untuk pekerjaan domestik
-Kesadaran anak menolong orang tua dan dirinya dengan bekerja di jalanan
-Anak di suruh bekerja dengan kewajiban menyerahkan hasilnya pada orang tua, bila tidak menye- rahkan dapat hukuman (child abuse) 1 2 3 X1.3 Pendidi- kan Orang Tua
Jumlah tahun orang tua pernah memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah umum. Diukur dengan menghitung jumlah tahun orang tua mengikuti pendidikan di sekolah -≥ 10 tahun -Antara 7- 9 tahun - ≤ 6 tahun pendidikan 1 2 3 X1.4 Pelaksa- naan Fungsi Sekumpulan perilaku yang merupakan gam- baran dari peranan yang
Diukur dengan melihat hal-hal yang dirasakan
Fungsi Reproduksi
-Orang tua bertanggung jawab terha- dap keluarga agar tidak lakukan
Tabel 10. (lanjutan)
No Peubah Definisi Operasional Indikator Parameter Skor
X1.4 Pelaksa- naan Fungsi Keluarga
harus dimainkan teruta- ma oleh orang tua, terka- it dengan kedudukannya dalam rumah tangga
anak terkait dengan perila- ku/peranan yang dilaku- kan orang tua dalam kehidup –an seharí- hari
hubungan seks di luar nikah -Orang tua kadang bertanggung ja-
wab terhadap keluarga agar tidak lakukan hubungan seks di luar nikah
-Orang tua tidak bertanggung jawab terhadap anggota keluarga untuk melakukan seks di luar nikah
Fungsi Ekonomis
-Orang tua mencari nafkah secara memadai
-Orang tua kurang mampu penuhi kebutuhan anggota keluarga -Orang tua tidak memadai dalam
mencari nafkah dan tergantung pa- da anggota keluarga
-Orang tua membelanjakan pengha- silan untuk penuhi kebutuhan ke- luarga,berorientasi pada penghe- matan dan ’saving investasi’. -Orang tua kadang membelanjakan
penghasilan untuk penuhi kebu- tuhan keluarga kadang berorien- tasi pada penghematan dan ’saving investasi’.
-Orang tua tidak belanjakan penghasilan untuk penuhi kebutuhan keluarga dan tidak berorientasi pada penghematan dan ’saving investasi’.
Fungsi Sosialisasi
-Orang tua berikan bimbingan dan pendidikan informal pada anak -Orang tua kadang berikan bimbing-
an dan pendidikan informal pada anak
-Orang tua tidak berikan bimbingan dan pendidikan informal pada anak
-Orang tua fasilitasi pendidikan non formal
-Orang tua kadang fasilitasi pendi- dikan non formal
-Orang tua tidak fasilitasi pendi- dikan non formal
-Orang tua fasilitasi pendidikan for- mal
-Orang tua kadang fasilitasi pendi- dikan formal
-Orang tua tidak fasilitasi pendi- dikan formal 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tabel 10. (lanjutan)
No Peubah Definisi Operasional Indikator Parameter Skor
-Orang tua memberi dorongan dan membangkitkan semangat anggota keluarga
-Orang tua kadang memberi dorong- an dan membangkitkan semangat anggota keluarga
-Orang tua tidak memberi dorongan dan membangkitkan semangat anggota keluarga
-Orang tua memberi teladan sesuai norma dan nilai yang berlaku -Orang tua kadang memberi teladan
sesuai norma dan nilai yang berlaku
-Orang tua tidak memberi teladan sesuai norma dan nilai berlaku -Orang tua menanamkan disiplin pa-
da anggota keluarga
-Orang tua kadang menanamkan di- siplin pada anggota keluarga -Orang tua tidak menanamkan disip-
lin pada anggota keluarga
Fungsi Perlindungan/Pengawasan
-Orang tua melindungi dan menga- wasi perilaku anggota keluarga -Orang tua kadang melindungi dan
mengawasi perilaku anggota kelu- arga
-Orang tua tidak melindungi dan mengawasi perilaku anggota kelu- arga
-Orang tua menjaga anggota keluar- ga dari bahaya fisik dan non fisik -Orang tua kadang menjaga anggota
keluarga dari bahaya fisik dan non fisik
-Orang tua tidak menjaga anggota keluarga dari bahaya fisik dan non fisik
-Orang tua memberikan perasaan aman dan damai berada di dalam lingkungan keluarga
-Orang tua kadang memberikan pe- rasaan aman dan damai berada di dalam lingkungan keluarga -Orang tua tidak memberikan pera-
saan aman dan damai berada di dalam lingkungan keluarga
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tabel 10. (lanjutan)
No Peubah Definisi Operasional Indikator Parameter Skor
X1.5 Pola Hubu- ngan dengan Keluarga
Sesuatu terkait dengan kebiasaan anak jalanan dalam melakukan inter- aksinya dengan ling- kungan terdekat dimana anak tinggal.
Diukur dengan melihat jumlah dan mutu in- teraksi yang dilakukan oleh anak dengan orang tuanya
-Anak tinggal dengan orang tua, sesekali bekerja/bermain di jalan /Vulnerable to be Street Children)
-Anak berhubungan tidak teratur dengan orang tua dan bekerja di jalan Children on the Street)
-Anak putus hubungan dengan orang tua, hidup dan bekerja di jalanan /Children of the Street)
1 2 3 X1.6 Profesi/ pekerjaan orang tua
Suatu aktivitas yang biasa dilakukan oleh orang tua untuk mem- peroleh penghasilan gu- na menghidupi keluar- ganya. Diukur dengan melihat hal-hal yang dilakukan orang tua yang dapat mengha- silkan uang/ materi untuk dapat mencu- kupi kebutuh- an keluarganya
-Jelas, tetap, tersalur dan didukung oleh keahlian/ kemampuan -Tetap, tetapi tidak didukung keah-
lian/kemampuan -Serabutan/sekenanya 1 2 3 X2 Latar Belakang Lingku- ngan
Suatu keadaan yang menggambarkan situasi dan kondisi yang berada di luar/di sekitar kehi- dupan anak jalanan, te- tapi masih berhubungan dan anak jalanan yang bersangkutan menjadi bagian di dalamnya, meliputi : X2.1 Pendidik- an Non Formal yang diberikan lingkung- an Aktivitas memperoleh ilmu atau pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilakukan di luar sekolah dalam lingku- ngan masyarakat. Diukur dengan menghitung jumlah hari dan kegiatan memperoleh ilmu yang dite- rima anak di luar sekolah dari lingkung- an masyarakat
-Ada aktifitas memperoleh suatu ilmu yang dilakukan di luar se- kolah
-Kadang ada aktifitas memperoleh suatu ilmu yang dilakukan di luar sekolah
-Tidak ada aktifitas memperoleh ilmu yang dilakukan di luar se- kolah 1 2 3 X2.2 Kondisi Fisik Ling- kungan
Sesuatu yang secara nyata ada dan terlihat di luar diri dan keluarga anak jalanan.
Diukur dengan melihat hal-hal yang nyata ada di sekitar anak jalanan di luar lingkungan keluarganya
-Di jalanan dan fasilitas umum lain dengan tingkat polusi yang rendah, kemacetan yang rendah, dll -Di jalanan dan fasilitas umum lain
dengan tingkat polusi yang se- dang, kemacetan yang sedang, dll -Di jalanan dan fasilitas umum lain
dengan tingkat polusi yang tinggi, kemacetan yang tinggi, dll -Tidak rentan terhadap bahaya fisik
(kecelakaan, eksploitasi, penindas- an, dan lain-lain)
-Kadang rentan terhadap bahaya fi- sik (kecelakaan, eksploitasi, penin- dasan, dan lain-lain)
-Rentan terhadap bahaya fisik
1 2 3 1 2 3
Tabel 10. (lanjutan)
No Peubah Definisi Operasional Indikator Parameter Skor
-Ditempat yang tidak mengganggu ketertiban
-Ditempat yang kadng mengganggu ketertiban
-Ditempat yang mengganggu keter- tiban
-Di tempat yang dapat melindungi secara fisik
-Di tempat yang kadang dapat me- lindungi secara fisik
-Di tempat yang tidak dapat melin- dungi secara fisik
1 2 3 1 2 3 X2.3 Penera- pan Sanksi
Sesuatu hukuman yang diberikan oleh masyara- kat atas pelanggaran yang dilakukan oleh anggota-anggotanya. Diukur dengan melihat tindak- an-tindakan yang telah dilakukan ma- syarakat, atas pelanggaran yang telah dilakukan oleh anggota-ang- gotanya
-Ada tindakan atau sanksi yang di- berikan lingkungan di sekitar anak jalanan karena pelanggaran yang dilakukan
-Kadang ada tindakan atau sanksi yang diberikan lingkungan di seki- tar anak jalanan karena pelanggar- an yang dilakukan
-Tidak ada tindakan atau sanksi yang diberikan lingkungan di seki- tar anak jalanan karena pelanggar- an yang dilakukan
-Ada upaya lingkungan di sekitar anak jalanan untuk hindari terja- dinya pelanggaran
-Kadang ada upaya lingkungan di sekitar anak jalanan untuk hindari terjadinya pelanggaran
-Tidak ada upaya lingkungan di se- kitar anak jalanan untuk hindari terjadinya pelanggaran 1 2 3 1 2 3 X2.4 Penana- man Nilai dan Norma Masyara- kat
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk memelihara hal-hal yang dianggap pantas dan ti- dak pantas sebagai acuan berperilaku dalam kehi- dupan bersama.
Diukur dengan melihat hal-hal yang dilaku- kan masyara- kat untuk me- negakkan di- siplin berperi- laku sebagai acuan pada pa- ra anggotanya
-Ada aturan yang secara umum di- sepakati dan dipatuhi bersama di lingkungan sekitar anak jalanan -Kadang ada aturan yang secara
umum disepakati dan dipatuhi ber- sama di lingkungan sekitar anak jalanan
-Tidak ada aturan yang secara umum disepakati dan dipatuhi bersama di lingkungan sekitar anak jalanan -Ada hal-hal yang dipandang pantas
dan tidak pantas untuk dilakukan