• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Keuangan Daerah

Dalam dokumen Gambaran Umum Kondisi Daerah pdf (Halaman 113-119)

Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan proyeksi keuangan dari pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan di masa depan selama periode 2012-2016.

Proyeksi Pendapatan

Dalam analisis proyeksi pendapatan ke depan, beberapa asumsi dan pertimbangan digunakan sebagai dasar penunjung analisis berdasarkan

ketersediaan data yang ada dan potensi pajak daerah. Karena Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang baru berdiri, maka data tahun-tahun sebelumnya belum cukup untuk dijadikan dasar analisis trend pertumbuhan pendapatan. Selain itu, pada awal masa pendirian Kota Tangerang Selatan, tingkat pertumbuhan komponen APBD (termasuk pendapatan) mengalami fluktuasi yang cukup tinggi karena masih dalam proses peralihan, terutama di tahun 2009 dan 2010. Hal ini menjadikan proyeksi berdasarkan analisis trend tidak layak dilakukan (peningkatan pertumbuhan masih sangat belum stabil). Relatif stabilnya komponen pendapatan Kota Tangerang Selatan dalam hal ini diasumsikan mulai berkembang pada tahun 2011, yaitu 3 (tiga) tahun semenjak terbentuknya Kota Tangerang Selatan di Tahun 2008.

Didasarkan pada pertimbangan di atas, maka proyeksi pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan difokuskan pada analisis potensi (potential analysis) ke depan. Analisis potensi dalam hal ini menjelaskan penelaahan struktural secara makro dari karakteristik, kemampuan dan kapasitas pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan di masa depan. Proyeksi yang dilakukan dalam hal ini terfokus pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini terutama karena karaktertistik PAD yang cenderung dapat dicontrol (controllable) oleh pihak daerah, sehingga proyeksi ke depan dapat diestimasi dengan menggunakan asumsi dan pertimbangan yang relatif lebih jelas, terutama dari gambaran potensi perkembangannya.

Proyeksi ke depan juga dilakukan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang ada. Peningkatan pendapatan daerah berkaitan dengan pertumbuhan aktivitas masyarakat atau pertumbuhan ekonomi, sehingga semakin meningkat ekonomi suatu daerah maka potensi pendapatan daerah juga akan meningkat, baik langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan asumsi dan pertimbangan di atas, maka proyeksi PAD Kota Tangerang Selatan selama periode 2012-2016 diestimasi mengalami pertumbuhan pada kisaran 7% per tahunnya. Adapun kenaikan yang cukup signifikan diproyeksikan akan terjadi pada Tahun Anggaran 2014. Hal ini

“Penetapan Indikator Kinerja Daerah”

disebabkan adanya pemberlakukan pendapatan PBB menjadi Pajak Daerah sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009.

Tabel III.12

Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Tahun 2012-2016 (juta Rp)

Uraian

Kondisi Eksisting1)APBD-P Proyeksi2)APBD

2009 2010 2011 2012 2013 20143) 2015 2016

PAD 25.367,2 110.366,2 307,176.1

Proyeksi PAD 332,000 359,000 510,000 551,000 595,000

Keterangan :

1)

Periode T.A 2009 -2011 berpedoman pada angka target penerimaan dalam APBD-P, sedangkan untuk realisasi penerimaan secara keseluruhan melampaui target yang ditetapkan.

2)Pada T.A 2012-2016 angka target penerimaan PAD dan pertumbuhannya menggunakan asumsi kisaran 7%.

3)Terjadi lonjakan pertumbuhan pada T.A 2014 disebabkan PBB menjadi Pajak Daerah sesuai ketentuan UU No. 28 tahun 2009.

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Hal yang perlu diperhatikan dalam estimasi proyeksi PAD ini bahwa analisis yang dilakukan masih bersifat makro. Perlu digarisbawahi bahwa PAD terdiri dari komponen (i) pajak daerah, (ii) retribusi daerah dan (iii) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang memiliki perilaku (behaviors) dan kecenderungan (tendency) pertumbuhan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tiap komponen-komponen yang spesifik dari PAD bila dijabarkan lebih lanjut secara mendetail (pada tataran yang lebih mikro) dapat memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Namun secara makro, PAD Kota Tangerang Selatan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 7% per tahunnya.

Gambar III.5

Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2016

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Dengan menggunakan asumsi dan pertimbangan yang ada, maka pada tahun 2016 pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang Selatan diproyeksikan dapat mencapai Rp. 595 milyar. Capaian dari proyeksi tentunya bergantung pada beberapa faktor, baik secara internal ataupun eksternal. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan juga akan sangat mempengaruhi hasil capaian di masa depan.

Proyeksi Belanja

Pengelolaan belanja daerah sangat erat kaitannya dengan sistem pengelolaan keuangan daerah, sistem penganggaran maupun akuntansi.

Dalam mengestimasi pertumbuhan belanja daerah, maka komponen dan kencenderungan belanja harus mempertimbangkan kenaikan dan proporsi belanja langsung dan tidak langsung. Diharapkan ke depan proporsi belanja langsung yang merepresentasikan layanan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung relatif menjadi lebih besar.

Bila diasumsikan jumlah besaran pertumbuhan belanja daerah Kota Tangerang Selatan per tahun, menggunakan besaran pertumbuhan yang sama dengan skema proyeksi pendapatan asli daerah (PAD) yaitu sebesar 7% per

0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 2009 2010 R p J u ta a n

PAD (Kondisi Eksisting) PAD (Proyeksi)

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Dengan menggunakan asumsi dan pertimbangan yang ada, maka pada tahun 2016 pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang Selatan diproyeksikan dapat mencapai Rp. 595 milyar. Capaian dari proyeksi tentunya bergantung pada beberapa faktor, baik secara internal ataupun eksternal. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan juga akan sangat mempengaruhi hasil capaian di masa depan.

Proyeksi Belanja

Pengelolaan belanja daerah sangat erat kaitannya dengan sistem pengelolaan keuangan daerah, sistem penganggaran maupun akuntansi.

Dalam mengestimasi pertumbuhan belanja daerah, maka komponen dan kencenderungan belanja harus mempertimbangkan kenaikan dan proporsi belanja langsung dan tidak langsung. Diharapkan ke depan proporsi belanja langsung yang merepresentasikan layanan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung relatif menjadi lebih besar.

Bila diasumsikan jumlah besaran pertumbuhan belanja daerah Kota Tangerang Selatan per tahun, menggunakan besaran pertumbuhan yang sama dengan skema proyeksi pendapatan asli daerah (PAD) yaitu sebesar 7% per

332.000

359.000 510.000

551.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

PAD (Kondisi Eksisting) PAD (Proyeksi)

Proyeksi PAD didasarkan pada estimasi potensi yang ada di Kota Tangerang Selatan

Proyeksi PAD Diasumsikan mengalami pertumbuhan 7%/tahun

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Dengan menggunakan asumsi dan pertimbangan yang ada, maka pada tahun 2016 pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tangerang Selatan diproyeksikan dapat mencapai Rp. 595 milyar. Capaian dari proyeksi tentunya bergantung pada beberapa faktor, baik secara internal ataupun eksternal. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan juga akan sangat mempengaruhi hasil capaian di masa depan.

Proyeksi Belanja

Pengelolaan belanja daerah sangat erat kaitannya dengan sistem pengelolaan keuangan daerah, sistem penganggaran maupun akuntansi.

Dalam mengestimasi pertumbuhan belanja daerah, maka komponen dan kencenderungan belanja harus mempertimbangkan kenaikan dan proporsi belanja langsung dan tidak langsung. Diharapkan ke depan proporsi belanja langsung yang merepresentasikan layanan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung relatif menjadi lebih besar.

Bila diasumsikan jumlah besaran pertumbuhan belanja daerah Kota Tangerang Selatan per tahun, menggunakan besaran pertumbuhan yang sama dengan skema proyeksi pendapatan asli daerah (PAD) yaitu sebesar 7% per

510.000

551.000

595.000

2015 2016

Proyeksi PAD didasarkan pada estimasi potensi yang ada di Kota Tangerang Selatan

Proyeksi PAD Diasumsikan mengalami pertumbuhan 7%/tahun

“Penetapan Indikator Kinerja Daerah”

tahun, maka tren kenaikannya dengan skema proporsi tertentu dari belanja tidak langsung dan belanja langsung dapat diuraikan sebagaimana Tabel di bawah ini. Hal yang menjadi perhatian adalah besaran belanja langsung dan tidak langsung ini tentunya tidak hanya bersumber dari PAD saja, namun bersumber juga dari Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah (aggregatif), sehingga dalam perjalanan waktu proyeksi ini tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi yang pasti akan tercapai.

Tabel III.13

Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Belanja Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2016 (juta Rp) Uraian Kondisi Eksisting 2011 (murni)1) Proyeksi 1) Nilai (juta) Proporsi (%) 2012 2013 2014 2015 2016 BELANJA 1.257.777 1,345,822 1,440,029 1,540,831 1,648,689 1,764,098 - Belanja Tidak Langsung 501.597 40%

- Proporsi Tetap 536,709 574,278 614,478 657,491 703,516

- Belanja Langsung 756.180 60%

- Proporsi Tetap 809,113 865,751 926,353 991,198 1,060,582

Keterangan :

1)

Kondisi Belanja pada APBD-P 2011 belum ada datanya

2)

Menggunakan proporsi tetap sesuai dengan tingkat proporsi pada tahun 2011, yaitu 40% untuk belanja tidak langsung dan 60% untuk belanja langsung.

Pada APBD murni tahun 2011, total belanja daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan mencapai Rp 1,26 triliun dengan komposisi 40% untuk belanja tidak langsung dan 60% untuk belanja langsung. Dengan asumsi pertumbuhan belanja daerah sebesar 7 % per tahun, maka pada tahun 2016 total nilai belanja Pemerintah Kota Tangerang Selatan diproyeksikan mencapai Rp 1,8 triliun. Untuk belanja tidak langsung pada tahun 2016 diproyeksikan pada kisaran Rp 720,1 milyar dan belanja langsung sebesar Rp 1,09 triliun.

Proporsi belanja tidak langsung sebesar 40% dan belanja langsung 60% hingga 5 (lima) tahun mendatang diasumsikan tetap karena ini merupakan

komposisi yang relatif ideal dalam alokasi belanja daerah. Pemanfaatan belanja daerah yang lebih besar dialokasikan pada belanja langsung menunjukkan komitmen dan keberpihakan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dalam melayani kebutuhan masyarakat.

Secara diagramatis estimasi belanja daerah Kota Tangerang Selatan selama periode 2012-2016 mendatang, dengan skema proporsi tetap dari belanja tidak langsung dan belanja langsung dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar III.6

Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Belanja Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Analisis, 2011 - 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 2009 R p J u ta Eksisting

Rencana Pembangunan Jangka M 3 -21

komposisi yang relatif ideal dalam alokasi belanja daerah. Pemanfaatan belanja daerah yang lebih besar dialokasikan pada belanja langsung menunjukkan komitmen dan keberpihakan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dalam melayani kebutuhan masyarakat.

Secara diagramatis estimasi belanja daerah Kota Tangerang Selatan selama periode 2012-2016 mendatang, dengan skema proporsi tetap dari belanja tidak langsung dan belanja langsung dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar III.6

Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Belanja Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Analisis, 2011

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Belanja Tidak Langsung (Kondisi

Eksisting)

Eksisting Proyeksi

a Menengah Daer ah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan 2011 3 -21

komposisi yang relatif ideal dalam alokasi belanja daerah. Pemanfaatan belanja daerah yang lebih besar dialokasikan pada belanja langsung menunjukkan komitmen dan keberpihakan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dalam melayani kebutuhan masyarakat.

Secara diagramatis estimasi belanja daerah Kota Tangerang Selatan selama periode 2012-2016 mendatang, dengan skema proporsi tetap dari belanja tidak langsung dan belanja langsung dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar III.6

Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Belanja Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Analisis, 2011

2015 2016

“Penetapan Indikator Kinerja Daerah”

BAB IV

Dalam dokumen Gambaran Umum Kondisi Daerah pdf (Halaman 113-119)