• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kondisi Daerah pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Umum Kondisi Daerah pdf"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar ... ... 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tangerang Selatan tahun 2011-2016...

... 2 Daftar Isi...

...i Daftar Gambar ...

... v Daftar Tabel ...

...vi

BAB I. PENDAHULAN ... 1-1 1.1 Latar Belakang ...

... 1-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan...

... 1-3 1.3 Hubungan Rpjmd Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya...

... 1-7 1.4 Sistematika Penulisan ...

... 1-9 1.5 Maksud Dan Tujuan ...

... 1-11 BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... 2-1

2.1 Aspek Geografi Dan Demografi ... ... 2-1

(17)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

2.1.2 Keadaan Iklim... ... 2-2 2.1.3 Potensi Pengembangan Wilayah ...

... 2-3 2.1.3.1 Struktur Ruang ... ... 2-3 2.1.3.2 Pola Ruang... ... 2-6 2.1.3.3 Kebijakan Pemanfaatan Ruang ... ... 2-10 2.1.4 Wilayah Rawan Bencana...

... 2-11 2.1.5 Demografi ...

... 2-12 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat... 2-20

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... ... 2-20

2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB... ... 2-20 2.2.1.2 Laju Inflasi... ... 2-26 2.2.1.3 Kesenjangan Perwilayahan ... ... 2-26 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial...

... 2-28 2.2.2.1 Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah... ... 2-28 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ...

... 2-30 2.3 Aspek Pelayanan Umum ...

... 2-31 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib...

(18)

2.3.1.1 Angka Partisipasi Sekolah... 2-31 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan ...

... 2-32 2.3.2.1 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/ PMA)... ... 2-32 2.4 Aspek Daya Saing Daerah...

2-32 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ...

... 2-32 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur ...

... 2-35 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ...

... 2-38 2.4.3.1 Angka Kriminalitas dan Jumlah Demonstrasi ... ... 2-38 2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia...

... 2-41 2.4.4.1 Kualitas Tenaga Kerja ... ... 2-41 2.4.4.2 Tingkat Ketergantungan (Rasio Ketergantungan) ... ... 2-41 BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ...3-1

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu... ... 3-1

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ... ... 3-1 3.1.2 Neraca Daerah ...

... 3-9 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ... ... 3-13

(19)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

3.2.2 Analisis Pembiayaan... ... 3-14 3.3 Kerangka Keuangan Daerah ... ... 3-17

3.3.1 Proyeksi Pendapatan ... ... 3-17 3.3.2 Proyeksi Belanja ...

... 3-19 BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

... ...4-1 4.1 Tinjauan terhadap Prioritas Pembangunan RPJMN, RPJMD Provinsi Banten dan

Rancangan RPJPD Kota Tangerang Selatan... ... 4-1 4.2 Permasalahan Pembangunan ...

... 4-5 4.3 Isu Strategis ...

... 4-6

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN... ... 5-1

5.1 Visi... ... 5-1 5.2 Misi ...

... 5-3 5.3 Tujuan dan Sasaran...

... 5-5 BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 6-1

6.1 Meningkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat ... ... 6-1 6.2 Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang berwawasan lingkungan ....

... 6-2 6.3 Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan ...

... 6-4 6.4 Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat ...

(20)

6.5 Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra perdagangan dan jasa ... ... 6-6 6.6 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih ...

... 6-8 BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH... 7-1

7.1 Kebijakan Umum... ... 7-1 7.2 Program Prioritas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah ...

... 7-3 7.2.1Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri ... ...7-3

7.2.2 Urusan Sosial... ... 7-3 7.2.3 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ...

... 7-4

7.2.4 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ... ... 7-4 7.2.5 Urusan Kepemudaan dan Olahraga ...

... 7-4 7.2.6 Urusan Kebudayaan ...

... 7-5 7.2.7 Urusan Penataan Ruang...

... 7-5 7.2.8 Urusan Lingkungan Hidup ...

... 7-5 7.2.9 Urusan Pekerjaan Umum ...

... 7-6 7.2.10 Urusan Perhubungan ...

... 7-6 7.2.11 Urusan Komunikasi dan Informatika...

... 7-7 7.2.12 Urusan Perumahan ...

(21)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

7.2.13 Urusan Pendidikan ... ... 7-7 7.2.14 Urusan Perpustakaan...

... 7-8 7.2.15 Urusan Perumahan ...

... 7-8 7.2.16 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ...

... 7-9 7.2.17 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ...

... 7-9 7.2.18 Urusan Ketenagakerjaan...

... 7-10 7.2.19 Urusan Ketransmigrasian...

... 7-11 7.2.20 Urusan Perdagangan...

... 7-10 7.2.21 Urusan Pariwisata ...

... 7-11 7.2.22 Urusan Pertanian ...

... 7-11 7.2.23 Urusan Kelautan dan Perikanan...

... 7-11 7.2.24 Urusan Ketahanan Pangan...

... 7-11 7.2.25 Urusan Penanaman Modal ...

... 7-12 7.2.26 Urusan Industri ...

... 7-12 7.2.27 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil ...

... 7-12 7.2.28 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

(22)

7.2.29 Urusan Kearsipan ... ... 7-13 7.2.30 Urusan Pertanahan ...

... 7-14 7.2.31 Urusan Perencanaan Pembangunan...

... 7-14 BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN ... ... 8-1

PENDANAAN ... ... 8-1 BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ... ...9-1 BAB X. PENUTUP ... ... ... 10-1

10.1 Pedoman Transisi ... ... 10-1 10.2 Kaidah Pelaksanaan ...

... 10-1

(23)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 1.1 HubunganRPJM Daerah Kota Tangerang Selatan dengan

Dokumen Perencanaan Lainnya ... ... I-9 Gambar II.1 Iklim di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 ...

... II-3 Gambar II.2 Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ...

... II-13 Gambar II.3 Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Kepadatan dan

Jenis Kelamin Tahun 2010 ... ... II-15 Gambar II.4 Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Usia dan

Agama Tahun 2010 ... ... II-17 Gambar II.5 Gambaran kontribusi sektor lapangan usaha pada tahun 2009 ...

... II-25 Gambar II.6 Gambaran kontribusi kelompok sektor (primer, sekunder dan

tersier) pada tahun 2009 ... ... II-24 Gambar III.1 Perkembangan Komponen Pendapatan Daerah Kota Tangerang

Selatan Periode 2009 - 2011... ... III-4 Gambar III.2 Kontribusi Komponen Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan

Tahun 2011... ... III-5 Gambar III.3 Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan dan

(24)

Gambar III.4 Komposisi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Periode 2009-2011...

... III-8 Gambar III.5 Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Pemerintah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2012-2016 ... ... III-19 Gambar III.6 Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Belanja Daerah Pemerintah Kota

Tangerang Selatan ... ... III-21 Gambar IV.1 Permasalahan Pokok Kota Tangerang Selatan ...

... IV-6 Gambar IV.2 Kriteria Isu Strategis ...

... IV-7 Gambar IV.3 Isu Strategis ...

(25)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Daftar Tabel

Halaman

Tabel II.1 Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan ... ... II-1 Tabel II.2 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Kota Tangerang Selatan ...

... II-2 Tabel II.3 Situ di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009...

... II-11 Tabel II.4 Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan ...

... II-12 Tabel II.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010... ... II-13 Tabel II.6 Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang

Selatan ... ... II-14 Tabel II.7 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 ... ... II-14 Tabel II.8 Jumlah Penduduk Per Jenis Kelamin ...

... II-15 Tabel II.9 Jumlah Penduduk Per Usia di Kota Tangerang Selatan ...

... II-16 Tabel II.10 Jumlah Penduduk Per Agama ...

... II-16 Tabel II.11 Jumlah Penduduk Per Status Kawin ...

... II-17 Tabel II.12 Jumlah Penduduk Per Pendidikan ...

... II-18 Tabel II.13 Penduduk Per Pekerjaan ...

(26)

Tabel II.14 Jumlah Penduduk Per Jenis Kecacatan ... ... II-20 Tabel II.15 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 – 2009 A.D.H.

Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha

Kota Tangerang Selatan ... ... II-21 Tabel II.16 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 – 2009 A.D.H.

Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kota Tangerang Selatan ... ... II-21 Tabel II.17 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 - 2009

Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK)

Kota Tangerang Selatan ... ... II-22 Tabel II.18 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 Sampai

Dengan Tahun 2009 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga

Konstan (HK) Kota Tangerang Selatan ... ... II-22

Tabel II.19 Perkembangan PDRB Tahun 2007 – 2009 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Kota Tangerang Selatan ...

... II-26 Tabel II.20 Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2007 – 2010 Kota Tangerang dan

Provinsi Banten ... ... II-26 Tabel II.21 Jumlah Rumah Tangga Hasil Pendataan Program

Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 ...

... II-27 Tabel II.22 Indeks Pencapaian Pendidikan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2006 - 2009 (Tahun 2006 – 2007

(27)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009/ 2010 ... ... II-30 Tabel II.24 Jumlah Klub Kepemudaan, Olahraga Dan Kebudayaan Di Kota

Tangerang Selatan Tahun 2009 ... ... II-31 Tabel II.25 Tingkat Partisipasi Kasar Penduduk Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008 – 2009 ... ... II-31 Tabel II.26 Tingkat Partisipasi Murni Penduduk Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008 – 2009 ... ... II-32 Tabel II.27 Jumlah Investasi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal

Dalam Negeri Tahun 2009 ... ... II-32 Tabel II.28 Kondisi Umum Perindustrian Dan Perdagangan

Kota Tangerang Selatan ... ... II-33 Tabel II.29 Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar Kota Tangerang Selatan ...

... II-34 Tabel II.30 Pasar Tradisional Milik Pemerintah Kabupaten di Tanah Milik

Pemerintah di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 ... ... II-34 Tabel II.31 Rekapitulasi Jumlah Dan Panjang Jalan Kota Tangerang Selatan ...

... II-35 Tabel II.32 Rekapitulasi Data Jumlah & Panjang Jembatan Kota Tangerang Selatan ...

... II-36 Tabel II.33 Ruas dan Panjang Jalan Kota Tangerang Selatan ...

... II-36 Tabel II.34 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ...

... II-38 Tabel II.35 Data Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat Wilayah Kota

Tangerang Selatan Wilayah Hukum Polres Metro Tangerang

(28)

Tabel II.36 Jumlah Penduduk Per Pendidikan ... ... II-41 Tabel II.37 Jumlah Penduduk Per Usia di Kota Tangerang Selatan ...

... II-42 Tabel III.1 Rata-rata Pertumbuhan dan Perkembangan Pendapatan Daerah

Tahun 2009 s/d Tahun 2011Kota Tangerang Selatan ... ... III-2 Tabel III.2 Perkembangan Kontribusi Komponen Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan Periode 2010-2011 (%) ... ... III-4 Tabel III.3 Rata-Rata Pertumbuhan dan Perkembangan Belanja Daerah

Kota Tangerang Selatan Periode 2009-2011 ... ... III-7 Tabel III.4 Komposisi Komponen Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan

Periode 2009-2011 ... ... III-8 Tabel III.5 Belanja per Kapita Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009-2010... ... III-9 Tabel III.6 Neraca Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 ...

... III-10 Tabel III.7 Analisis Rasio Keuangan Kota Tangerang Selatan ...

... III-12 Tabel III.8 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota

Tangerang Selatan ... ... III-14 Tabel III.9 Defisit Anggaran Kota Tangerang Selatan ...

... III-15 Tabel III.10 Komposisi Penutup Defisit Anggaran Kota Tangerang Selatan ...

... III-15 Tabel III.11 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Tangerang Selatan ....

(29)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Tabel III.12 Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2016 (juta Rp)...

... III-18 Tabel III.13 Estimasi Proyeksi Pertumbuhan Belanja Pemerintah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2012-2016 (juta Rp) ... ... III-20 Tabel IV.1 Keterkaitan Arah Kebijakan Nasional, Regional dan Lokal ...

... IV-15 Tabel V.1 Capaian Indikator Makro Pembangunan Kota Tangerang Selatan ...

... V-6 Tabel IX.1 Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja

(30)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada

dasarnya menerjemahkan suatu proses pemikiran strategis dan merupakan

penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih dan yang telah

ditetapkan. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan arah

pengembangan daerah dan target yang hendak dicapai dalam lima tahun

mendatang, cara mencapainya dan langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan

agar tujuan tercapai. Penyusunannya berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan berbagai turunan

peraturan pelaksanaannya. Dokumen RPJMD ini terstruktur berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Pasal 14 ayat (2) UU No.25 Tahun 2004 mengamanatkan Kepala Bappeda

untuk menyiapkan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD). Rancangan awal tersebut selanjutnya dikaji ulang disesuaikan

sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih.

Kepentingannya adalah merumuskan strategi pembangunan daerah, kebijakan

umum, program prioritas Kepala Daerah, dan kerangka ekonomi daerah selaras

dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Ketentuan tentang penyampaian visi dan

misi kepala daerah pemilihan kepala daerah secara langsung juga diatur dalam

(31)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

mewajibkan pasangan calon Kepala Daerah untuk menyampaikan visi, misi, dan

program dari pasangan calon secara tertulis kepada masyarakat.

RPJMD 2011 – 2016 merupakan pedoman pokok pembangunan untuk kurun

waktu 5 (lima) tahun sejalan dengan masa tugas Kepala Daerah terpilih. Sebagai

dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD disusun mengacu kepada

berbagai dokumen perencanaan terkait, baik yang dihasilkan oleh komponen vertikal

maupun horizontal. Dari komponen vertikal dapat digunakan sebagai acuan adalah

RPJM Nasional dan Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/Provinsi, dan

dokumen perencanaan lainnya yang disusun secara sektoral. Dari sisi horizontal,

RPJMD Kota mengacu kepada RPJPD Kota, RTRW Kota, dan dokumen perencanaan

lainnya, baik yang telah disusun dan ditetapkan di daerah yang bersangkutan,

ataupun kabupaten/kota tetangga yang berbatasan langsung. Maksud dirujuknya

semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi

kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan.

Sebagai daerah otonom baru sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun

2008, Kota Tangerang Selatan belum memiliki rangkaian dokumen perencanaan yang

lengkap yang diperlukan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunannya.

Dokumen RPJMD ini menjadi acuan jangka menengah kerangka kebijakan dan

strategi pembangunan Kota Tangerang Selatan menengah sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan, sehingga penyusunannya merupakan langkah strategis yang

menentukan pembangunan Kota Tangerang Selatan 5 (lima) tahun ke depan.

Dokumen RPJMD ini pada dasarnya disusun berdasarkan beberapa pendekatan

berikut:

1. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan

pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para

calon Kepala Daerah. Dalam hal ini rencana pembangunan adalah penjabaran

agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke

(32)

2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional

bertugas untuk hal tersebut;

3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki;

4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah- Atas (bottom-up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian

diselaraskan melalui musyawarah pembangunan.

RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016 disusun melalui tahapan

perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan

analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara

langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kota Tangerang

Selatan. Berbagai tahapan analisis sektoral & tata ruang, penjaringan aspirasi

masyarakat, serta dialog yang melibatkan pemangku kepentingan strategis telah

dilakukan dalam rangka mewujudkan perencanaan yang komprehensif.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011 – 2016

adalah dokumen resmi yang menjadi payung hukum dalam perencanaan

pembangunan daerah. Landasan hukum penyusunan dokumen ini tidak lepas dari

dasar penyusunan RPJMD adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

(33)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4287);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4353);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

(34)

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang

Selatan di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

4935);

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4663);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

(35)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4737);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4851);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5103);

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

25. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana

(36)

26. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 Propinsi Banten Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 – 2012;

27. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Provinsi Banten

Tahun 2011 Nomor 2);

28. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Kota Tangerang Selatan.

1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat, baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam

hal ini keterkaitan suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan

lainnya sangat menentukan dan diupayakan saling bersinergi.

Sebagaimana amanat Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004, ruang lingkup

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka dokumen perencanaan terdiri atas

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 - 2025,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 - 2014,

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan

Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.

Sejalan dengan payung hukum perencanaan di tingkat pusat, maka dokumen

Perencanaan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini

meliputi kegiatan Perencanaan Pembangunan yang mencakup wilayah seluruh Kota

(37)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Selatan yang saat ini

masih dalam proses pembahasan dengan DPRD. RPJMD ini juga memperhatikan

pada Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tangerang pada saat

wilayah Kota Tangerang Selatan masih menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang,

dan pada Rancangan Peraturan Daerah RTRW Kota Tangerang Selatan 2011 – 2031

yang saat ini masih dibahas di BKPRN. Selanjutnya Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) ini akan diimplementasikan pelaksanaannya dalam

dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang

menjabarkan RPJMD dalam rencana program dan kegiatan dalam lima tahunan,

serta menjadi acuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berlaku satu

tahunan.

Dalam hal kaitannya dengan sistem keuangan yang diamanatkan dalam

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka RPJMD Kota

Tangerang Selatan akan dijabarkan ke dalam RKPD untuk setiap tahunnya, dan dapat

dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) Kota Tangerang Selatan. Berikut ini diuraikan secara diagramatis

kaitan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan di tingkat pusat, dokumen

perencanaan yang menjadi pedoman dan turunan dari RPJMD, serta perencanaan

(38)

Gambar 1-1

Hubungan RPJM Daerah Kota Tangerang Selatan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4. Sistematika Penulisan

Sebagai dokumen publik, Rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan memuat visi dan misi walikota

dan wakil walikota terpilih, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum,

program disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan

kerangka kegiatan yang bersifat indikatif. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah maka sistematika penyusunan dokumen

Rancangan RPJMD Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang mengawali naskah arah pembangunan ini menguraikan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, dasar penyusunan,

P Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui musrenbang

P

UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

(39)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, serta sistematika

penulisan.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, isinya menguraikan kondisi dari aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan

umum, dan aspek daya saing daerah Kota Tangerang Selatan.

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan, memuat hasil kondisi keuangan daerah sebagai dasar dalam perumusan arah kebijakan keuangan daerah yang mencakup kebijakan bidang pendapatan,

belanja, dan pembiayaan.

Bab IV Analisis Isu-isu Strategis, membahas tentang isu-isu strategis dengan tujuan untuk memudahkan proses perumusan arah kebijakan, strategi dan skala

prioritas.

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, membahas visi dan misi Kota Tangerang Selatan 2011 - 2016, sebagai dasar bagi pembangunan daerah serta

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun tersebut.

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah, membahas berbagai strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah yang diambil dalam

rangka mengimplementasikan visi dan misi Kepala Daerah. Strategi disusun dalam

konteks pengembangan spatial dan sektoral sebagai landasan bagi perumusan

program dan kegiatan pembangunan.

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, dijelaskan berbagai kebijakan dan program prioritas pembangunan daerah yang diambil

sebagai landasan bagi perumusan program dan kegiatan pembangunan di setiap

SKPD.

(40)

dan misi walikota dan wakil walikota 2011 – 2016, disertai kebutuhan

pendanaannya.

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah, diuraikan indikator kinerja yang harus dicapai oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu 2011 –

2016.

Bab X Penutup, membahas program transisi untuk kurun waktu satu tahun, disiapkan untuk melayani perencanaan pembangunan paska masa kerja Kepala

Daerah terpilih. Program disusun untuk menjembatani kekosongan RPJMD pada

masa pemilihan Kepala Daerah. Program disiapkan untuk dapat dilaksanakan oleh

pejabat Kepala Daerah hingga terpilih dan ditetapkannya Kepala Daerah yang akan

menjabat untuk masa lima tahun berikutnya. Selain itu, bab ini juga membahas

kaidah-kaidah pelaksanaan RPJMD, sebagai pedoman bagi tersusunnya dokumen

perencanaan di satuan-satuan kerja pemerintah daerah, seperti Renstra dan RKPD.

1.5 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan dokumen RPJMD 2011 – 2016 Kota Tangerang Selatan adalah untuk memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka

pencapaian tujuan pembangunan dan menjadi bahan bagi penentuan kebijakan

strategis jangka menengah. Sebagai suatu dokumen perencanaan, RPJMD 2011 –

2016 ini akan digunakan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota

Tangerang Selatan sebagai acuan dan dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan jangka menengah. Di dalamnya tertuang kebijakan-kebijakan yang

perlu ditempuh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam rangka membangun dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tangerang Selatan.

Tujuan penyusunan RPJMD 2011 – 2016 Kota Tangerang Selatan tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang tercantum

dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(41)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

1. Menetapkan dan menjabarkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih ke dalam

bentuk strategi, kebijakan, dan program

2. Merumuskan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang konsisten dengan

visi, misi program Kepala Daerah Terpilih dan dapat dilaksanakan dalam

kerangka waktu sesuai kemampuan daerah atau organisasi.

3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan

perencanaan penganggaran.

4. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah,

antar waktu, antar fungsi pemerintah, baik inter organisasi dalam daerah

maupun dengan pusat dalam pencapaian sasaran.

(42)
(43)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.

Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang menghubungkan 3 provinsi, yaitu terletak di Provinsi Banten yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah timur dan utara sedangkan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah selatannya. Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah sebesar 14.719 ha dengan 7 kecamatan yang terdiri dari 49 kelurahan dan 5 desa dan masing-masing luas wilayahnya terdapat pada tabel II.1 dan tabel II.2 Dengan letak daerah yang begitu strategis, Kota Tangerang Selatan diharapkan mampu menjadi kota yang cepat berkembang dan mampu bersaing dengan kota atau kabupaten lainnya di Indonesia.

Tabel II.1

Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan

No. Potensi Fisik Dasar Keterangan

1 Letak geografis Di sebelah timur Provinsi Banten

2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha

3 Titik Koordinat 10638’ - 10647’ BT dan 0613’30”- 0622’30” LS

4 Batas-batas

- Sebelah Utara Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok

(44)

- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang

5 Wilayah Pemerintahan

- Kecamatan 7 Kecamatan

- Kelurahan 49 Kelurahan

- Desa 5 Desa

Sumber: - Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota

Tangerang Selatan (2008)

Tabel II.2

Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)

Persentase terhadap luas

kota

1 Serpong 2.404 16,33%

2 Serpong Utara 1.784 12,12%

3 Ciputat 1.838 12,49%

4 Ciputat Timur 1.543 10,48%

5 Pamulang 2.682 18,22%

6 Pondok Aren 2.988 20,30%

7 Setu 1.480 10,06%

Kota Tangerang Selatan 14.719 100,00%

(45)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

2.1.2. Keadaan Iklim

Data iklim di Kota Tangerang Selatan diambil dari Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa temperatur udara, kelembaban udara, intensitas matahari, banyaknya curah hujan dan kecepatan angin. Pada tahun 2009, temperatur udara rata-rata berada disekitar 23,74°C – 32,68°C dengan temperatur udara maksimum di bulan September, yaitu sebesar 34,5°C dan temperatur udara minimum berada di bulan Juli sebesar 22,90°C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,0 % dan 53,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 359mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 166,7mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 5,3 Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 35,8 Km/jam.

0

Jan Mar May Jul Sep Banyaknya Curah Hujan Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 “Gambaran Umum Kondisi Daerah”

2.1.2. Keadaan Iklim

Data iklim di Kota Tangerang Selatan diambil dari Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa temperatur udara, kelembaban udara, intensitas matahari, banyaknya curah hujan dan kecepatan angin. Pada tahun 2009, temperatur udara rata-rata berada disekitar 23,74°C – 32,68°C dengan temperatur udara maksimum di bulan September, yaitu sebesar 34,5°C dan temperatur udara minimum berada di bulan Juli sebesar 22,90°C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,0 % dan 53,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 359mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 166,7mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 5,3 Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 35,8 Km/jam.

Sep Nov

Curah Hujan (mm) Banyaknya Curah Hujan

Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

0 5 10 15 20

Jan Mar May Jul Sep Banyaknya Hari Hujan Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 “Gambaran Umum Kondisi Daerah”

2.1.2. Keadaan Iklim

Data iklim di Kota Tangerang Selatan diambil dari Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa temperatur udara, kelembaban udara, intensitas matahari, banyaknya curah hujan dan kecepatan angin. Pada tahun 2009, temperatur udara rata-rata berada disekitar 23,74°C – 32,68°C dengan temperatur udara maksimum di bulan September, yaitu sebesar 34,5°C dan temperatur udara minimum berada di bulan Juli sebesar 22,90°C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,0 % dan 53,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 359mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 166,7mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 5,3 Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 35,8 Km/jam.

Sep Nov

Hari Hujan (Hari) Rata-rata Banyaknya Hari Hujan

(46)

Gambar II.1

Iklim di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

2.1.3. Potensi Pengembangan Wilayah1

2.1.3.1. Struktur Ruang

Struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-pusat

pelayanan kegiatan kota yang berhirarki satu dengan yang lain terkait secara

fungsional yang dihubungkan oleh sistem jaringan sarana prasarana kota. Rencana

struktur ruang kota diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat

pelayanan kota dan arahan sistem prasarana perkotaan dan aspek kependudukan

mempengaruhi dalan pembangunan wilayah. Dalam penetapan pusat – pusat kota

dilakukan analisis terhadap 5 faktor pengaruh, yaitu:

1. Aspek Sosial

2. Aspek Ekonomi

3. Aspek Guna Lahan

4. Aspek Transportasi

5. Aspek Infrastruktur Dasar

Rencana struktur ruang wilayah kota meliputi:

a. Sistem Pusat Pelayanan;

Kota Tangerang Selatan ditetapkan 3 (tiga) jenis pusat pelayanan kota dengan

rincian sebagai berikut:

1. Pusat pelayanan kota (PPK); 2. Sub-pusat pelayanan kota (SPK) 3. Pusat lingkungan (PL)

Rincian penetapan masing-masing pusat kota tersebut dapat dirinci sebagaimana tersebut dibawah ini:

1. PPK, meliputi:

1

(47)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

a. PPK I sebagai pusat pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Ciputat;

b. PPK II memiliki fungsi sebagai kegiatan pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong; dan

c. PPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Pondok Aren.

2. SPK, meliputi:

a. SPK I memiliki fungsi sebagai pelayanan umum, perdagangan dan jasa, dan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong Utara;

b. SPK II memiliki fungsi sebagai perkantoran pemerintahan, dan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Setu;

c. SPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Ciputat Timur; dan d. SPK IV memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdangan dan

jasa dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Pamulang.

3. PL, meliputi:

a. PL memiliki fungsi sebagai kegiatan ekonomi ditetapkan di:

1. Kelurahan Pondok Jagung, Kelurahan Paku Alam, Kelurahan

Jelupang, dan Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong

Utara; dan

2. Kelurahan Muncul dan Kelurahan Setu, Kecamatan Setu

b. PL memiliki fungsi sebagai kegiatan pendidikan ditetapkan di:

1. Kelurahan Pondok Aren, Kelurahan Pondok Jaya, Kelurahan

Jurangmangu, Kelurahan Pondok Karya di Kecamatan Pondok

Aren;

2. Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur;

(48)

4. Kelurahan Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda,

Kecamatan Pamulang; dan

5. Kelurahan Rawa Buntu, Kelurahan Serpong, dan Kelurahan

Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong.

c. PL kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan terletak di Kelurahan Pamulang Barat dan Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang; d. PL kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan terletak di sekitar

Kelurahan Ciputat dan Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat;

e. PL kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan terletak di Kelurahan Rawa Buntu, Kelurahan Serpong, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong; dan

f. PL kegiatan ekonomi lokal terletak di lokasi pertigaan Puspitek hingga perempatan Muncul, Kelurahan Muncul dan Kelurahan Setu, Kecamatan Setu.

b. Sistem Prasarana Wilayah Kota 1. Rencana Sistem Prasarana Utama

Rencana sistem prasarana utama wilayah kota, meliputi:

1. Rencana sistem jaringan transportasi darat

2. Rencana sistem jaringan transportasi perkeretaapian

3. Rencana sistem jaringan transportasi udara

2. Rencana Sistem Prasarana Lainnya Rencana system prasarana lainnya meliputi:

1. Rencana system jaringan prasarana energi

2. Rencana system jaringan prasarana telekomunikasi

3. Rencana system jaringan prasarana sumber daya air

4. Rencana infrastruktur perkotaan

2.1.3.2 Pola Ruang

Pola Ruang Kota Tangerang Selatan dibagi menjadi 2 kawasan yaitu:

(49)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian Lingkungan Hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan Pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung meliputi kawasan lindung setempat yang berupa kawasan sungai dan sempadan sungai, kawasan situ dan sempadan situ, kawasan sempadan jalur pipa gas dan sempadan SUTET atau SUTT, sempadan rel kereta api dan sempadan jalan.

2. Kawasan Budidaya

a. Kawasan Industri

Pengembangan kawasan peruntukan industri, meliputi industri kecil dan rumah tangga dan industri kreatif. Kegiatan industri kecil dan industri rumah tangga dapat dikembangkan pada kawasan perumahan dengan ketentuan kegiatan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan sekitarnya, sedangkan pengembangan kegiatan industri kreatif diseluruh wilayah Kota dengan ketentuan kegiatan industri tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan sekitarnya.

b. Kawasan pariwisata

Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata, meliputi pengembangan wisata alam dan rekreasi diarahkan di Sungai Cisadane, Situ Gintung, Situ Ciledug, Situ Pondok Jagung, taman kota dan hutan kota, pengembangan wisata belanja diarahkan di Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Ciputat Timur serta pengembangan wisata kuliner di Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren.

c. Kawasan Perumahan

Sebaran kawasan perumahan yang direncanakan yakni :

 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

Sebaran Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang yang

direncanakan ada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2030

meliputi Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat, Kecamatan

Ciputat Timur dan Kecamatan Pamulang.

(50)

Sebaran Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi yang direncanakan ada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2030 meliputi Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Serpong, Kecamatan Setu, Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Ciputat.

d. Kawasan Perdagangan dan jasa

Rencana pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa terdiri dari pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Kawasan pasar tradisional meliputi pasar Ciputat di Kecamatan Ciputat, pasar Ciputat Permai, di Kecamatan Ciputat, pasar Jombang di Kecamatan Ciputat, pasar Bintaro Sektor 2 di Kecamatan Ciputat Timur, pasar Serpong di Kecamatan Serpong dan pasar Gedung Hijau di Kecamatan Serpong Utara, kemudian pusat perbelanjaan meliputi pengembangan perdagangan skala regional kota berupa perdagangan grosir dan pasar besar ditetapkan di Kecamatan Serpong, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Pondok Aren dan pengembangan kawasan perdagangan berbentuk rumah toko di sepanjang jalan arteri sekunder dan jalan kolektor sekunder, sedangkan toko modern penempatannya ditetapkan dalam peraturan walikota.

e. Kawasan Perkantoran

Kawasan perkantoran merupakan kawasan yang difungsikan untuk kegiatan kepemerintahan dari tingkat kelurahan sampai tingkat kota. Kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan Setu, Kecamatan Serpong, kantor kecamatan tersebar di setiap kecamatan dan kantor kelurahan tersebar di setiap kelurahan.

(2) Kawasan Non Hijau

(51)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Kecamatan Ciputat, pelataran parkir terminal Kecamatan Pamulang, pelataran parkir pusat-pusat perdagangan, perkantoran dan jasa dan pedestrian.

(3) Kawasan Peruntukan Sektor Informal

Sebaran ruang bagi kegiatan sektor informal, diantaranya yaitu sektor 9 Bintaro Jaya Kelurahan Pondok Jaya Kecamatan Pondok Aren, pasar modern Bumi Serpong Damai Kelurahan Kecamatan Lengkong Gudang Timur, pusat perdagangan Kecamatan Pamulang, Kecamatan Setu, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur dan Kecamatan Pondok Aren.penentuan lokasi untuk kegiatan sektor informal lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

(4) Kawasan Evakuasi Bencana

Kawasan evakuasi bencana bertujuan untuk memberikan ruang terbuka

yang aman dari bencana alam sebagai tempat berlindung dan

penampungan penduduk sementara dari suatu bencana alam yang

meliputi ruang evakuasi bencana skala kota dan ruang evakuasi

bencana skala lingkungan. Ruang evakuasi bencana skala kota terdiri

dari Lapangan Bola Cilenggang, Alun-Alun Kecamatan Pondok Aren,

Kantor Kecamatan Pamulang, Kantor Kecamatan Ciputat Timur,

Kawasan Puspiptek dan Stadion Mini Ciputat, sedangkan ruang evakuasi

bencana skala lingkungan meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan

Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat,

Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Setu.

(5) Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukkan lainnya terdiri dari :

a. Kawasan Pertanian

(52)

pengembangan kegiatan perikanan darat diarahkan untuk meningkatkan komoditas ikan hias.

b. Kawasan Pendidikan

Sebaran Kawasan Pendidikan yang direncanakan hampir di setiap

kecamatan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2030.

c. Kawasan Kesehatan

Sebaran Kawasan kesehatan yang direncanakan ada di Kota

tangerang Selatan pada tahun 2030 berada di seluruh wilayah kota.

d. Kawasan Peribadatan

Sebaran Kawasan peribadatan yang direncanakan ada di Kota

tangerang Selatan pada tahun 2030 berada di seluruh wilayah kota.

e. Kawasan Pergudangan

Sebaran Kawasan pergudangan ditetapkan di Kecamatan setu dan Kecamatan Serpong.

f. Kawasan Pertahanan dan Keamanan

Sebaran Kawasan pertahanan dan keamanan yang direncanakan ada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2030 meliputi Markas Batalyon Kaveleri-9 Kecamatan Serpong Utara, Komando Pendidikan dan Latihan (KODIKLAT) di Kecamatan Serpong, Pusat Penerbangan Angkatan Darat (PENERBAD) di Kecamatan Pamulang dan Polisi Udara Di Kecamatan Pamulang.

g. Kawasan Lapangan Terbang

Kawasan peruntukan lapangan terbang ditetapkan di lapangan

terbang Pondok Cabe Kecamatan Pamulang.

2.1.3.3 Kebijakan Pemanfaatan Ruang

(53)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

pemanfaatan ruang meliputi indikasi program utama perwujudan struktur ruang dan indikasi program utama perwujudan pola ruang. Indikasi sumber pendanaan terdiri dari dana Pemerintah, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Swasta Dan atau kerjasama pendanaan. Indikasi pelaksana kegiatan terdiri dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Swasta Dan Masyarakat. Indikasi waktu pelaksanaan terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, yaitu tahun 2011 – 2015, diprioritaskan pada percepatan pembangunan wilayah;

2. Tahap kedua, yaitu tahun 2016 – 2020, diprioritaskan pada pemerataan pembangunan wilayah;

3. Tahap ketiga, yaitu tahun 2021 – 2025, diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan ruang wilayah; dan

4. Tahap keempat, yaitu tahun 2026 – 2030, diprioritaskan pada keberlanjutan pemanfaatan ruang wilayah.

2.1.4. Wilayah Rawan Bencana

Potensi bencana di Kota Tangerang Selatan adalah kemungkinan jebolnya tanggul yang terdapat pada situ-situ dan banjir. Kota Tangerang Selatan memiliki 9 (sembilan) situ yang tersebar di 5 (lima) kecamatan. Pada tahun 2009, terjadi peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung yang menelan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit.

Wilayah yang rawan bencana banjir, pada umumnya terletak pada wilayah sekitar Sungai Pesanggrahan, Sungai Ciputat dan Kali Angke yang disebabkan oleh luapan air sungai terutama pada musim penghujan. Selain itu, banjir juga disebabkan oleh saluran air yang tidak berfungsi dengan baik.

Tabel. II.3 Situ di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)

Kapasitas

Saat ini (m3) Status/ Kewenangan

1 Situ Parigi Pondok Aren 5,25 10.500 Pusat/ Provinsi

2 Situ Bungur Ciputat 3,25 6.500 Pusat/ Provinsi

3 Situ Kayu Antap Ciputat 1,63 3.260 Bermasalah

(54)

No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)

Kapasitas

Saat ini (m3) Status/ Kewenangan

5 Situ Legoso Ciputat 4,00 8.000 Hilang

6 Situ Gintung Ciputat Timur 21,49 42.980 Dalam proses revitalisasi

7 Situ Pamulang Pamulang 25,32 50.640 Pusat/ Provinsi

8 Situ Ciledug Pamulang 31,44 62.880 Pusat/ Provinsi

9 Situ Pondok Jagung Serpong Utara 7,95 15.900 Pusat/ Provinsi

Kota Tangerang Selatan 102,07 204.140

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Tangerang Selatan, 2010

Tabel. II.4 Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan

No Lokasi Banjir Penyebab Banjir Kelurahan Kecamatan

1 Perum Puri Bintaro Indah Luapan sekunder Ciledug Jombang Ciputat

2 Perum Ciputat Baru Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat

3 Perum Graha Permai Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat

4 Perum Sarua Indah Luapan saluran sekunder Ciledug

Serua Ciputat

5 Perum Sarua Makmur Luapan saluran sekunder Ciledug

Serua Ciputat

6 Perum Pondok Hijau Luapan kali Ciputat Cempaka Putih Ciputat Timur

7 Perum Cirendeu Permai Luapan kali Pesanggrahan Cirendeu Ciputat Timur

8 Perum Inhutani Luapan kali Ciputat Cipayung Pamulang

9 Bukit Pamulang Indah (BPI) Luapan kali BPI Pamulang Barat Pamulang

10 Perum Cipayung Mas Luapan kali Ciputat Pondok Cabe Udik Pamulang

11 Perum Jurang Mangu Timur Penyumbatan sampah, karena adanya lintasan kabel

(55)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

No Lokasi Banjir Penyebab Banjir Kelurahan Kecamatan

12 Perum Taman Mangu Indah Penyempitan kali Ciputat, tingginya debit air

Jurang Mangu Barat & Pondok Aren

Pondok Aren

13 Mekarsari RT 10, 13, 14, 15 Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren

14 Perum Wadas Sari Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren

15 Perum SEKNEG Luapan kali Angke Pondok Kacang Barat Pondok Aren

16 Perum Kacang Prima Jembatan terlalu rendah dan menyempit

Pondok Kacang Timur Pondok Aren

17 Perum Villa Bintaro Regensi Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur Pondok Aren

18 Perum Pondok Mahartha Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur Pondok Aren

19 KM 03 Tol Bintaro - Serpong Penyumbatan saluran pembuang drainase tol

Tol Serpong-Bintaro Pondok Aren

20 Kali Ciater (jembatan 3) Aliran air terhalan jembatan & pendangkalan

Lengkong Wetan & Lengkong Karya

Serpong Utara

21 Perum Duta Bintaro Penyempitan kali Pondok Jagung

Paku Jaya Serpong Utara

22 Depan PUSDIKLANTAS Gorong-gorong saluran terlalu kecil

Pondok Jagung Timur Serpong Utara

23 Saluran Cipeucang Penyempitan & luapan kali Cipeucang

Kedemangan & Serpong

Setu

Sumber: Hasil Monitoring Drainase Dinas Bina Marga & Pengairan Kota Tangerang Selatan, 2010

2.1.5. Demografi

(56)

Tabel II.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

Rasio Jenis Kelamin

1 Serpong 68.129 69.269 137.398 98,35

2 Serpong Utara 62.889 63.402 126.291 99,19

3 Setu 33.260 31.725 64.985 104,84

4 Pamulang 146.141 142.370 288.511 102,65

5 Ciputat 99.387 96.513 195.900 102,98

6 Ciputat Timur 93.057 90.273 183.330 103,08

7 Pondok Aren 155.838 151.316 307.154 102,99

Jumlah 658.701 644.868 1.303.569 102,15

Sumber: Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

Penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010 meningkat sebesar 10,75% dari tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan periode 2009-2010 merupakan pertumbuhan tertinggi dari 3 (tiga) periode sebelumnya.

Gambar II.2

Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

-Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

Sumber: BPS, hasil sementara sensus penduduk tahun 2010

Tabel II.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

Rasio Jenis Kelamin

1 Serpong 68.129 69.269 137.398 98,35

2 Serpong Utara 62.889 63.402 126.291 99,19

3 Setu 33.260 31.725 64.985 104,84

4 Pamulang 146.141 142.370 288.511 102,65

5 Ciputat 99.387 96.513 195.900 102,98

6 Ciputat Timur 93.057 90.273 183.330 103,08

7 Pondok Aren 155.838 151.316 307.154 102,99

Jumlah 658.701 644.868 1.303.569 102,15

Sumber: Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

Penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010 meningkat sebesar 10,75% dari tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan periode 2009-2010 merupakan pertumbuhan tertinggi dari 3 (tiga) periode sebelumnya.

Gambar II.2

Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

Sumber: BPS, hasil sementara sensus penduduk tahun 2010

Tabel II.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

Rasio Jenis Kelamin

1 Serpong 68.129 69.269 137.398 98,35

2 Serpong Utara 62.889 63.402 126.291 99,19

3 Setu 33.260 31.725 64.985 104,84

4 Pamulang 146.141 142.370 288.511 102,65

5 Ciputat 99.387 96.513 195.900 102,98

6 Ciputat Timur 93.057 90.273 183.330 103,08

7 Pondok Aren 155.838 151.316 307.154 102,99

Jumlah 658.701 644.868 1.303.569 102,15

Sumber: Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

Penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010 meningkat sebesar 10,75% dari tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan periode 2009-2010 merupakan pertumbuhan tertinggi dari 3 (tiga) periode sebelumnya.

Gambar II.2

(57)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Tabel II.6 Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)

Pertumbuhan Penduduk (%)

2010 1.303.569 8.856 12,04

2009 1.163.483 7.905 8,10

2008 1.076.302 7.312 2,37

2007**) 1.051.374 7.143

Ket: *) Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

**) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Dengan luas wilayah sekitar 147,19 Km2, maka kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010 sebesar 8.856 jiwa per kilometer persegi, hal ini berarti bahwa setiap satu kilometer persegi dihuni sekitar 8.856 orang. Kepadatan terbesar berada pada Kecamatan Ciputat Timur, yaitu 11.881 orang per kilometer persegi, sedangkan terkecil terdapat di Kecamatan Setu sebesar 4.291 orang per kilometer persegi. Kepadatan tahun 2010 ini pun meningkat sebesar 12,03% dari tahun 2009.

Tabel II.7

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk *) Luas Wilayah **) (Km2)

Kepadatan (Org/Km2)

1 Serpong 137.398 24,04 5.715

2 Serpong Utara 126.291 17,84 7.079

3 Setu 64.985 14,80 4.391

4 Pamulang 288.511 26,82 10.757

5 Ciputat 195.900 18,38 10.658

6 Ciputat Timur 183.330 15,43 11.881

7 Pondok Aren 307.154 29,88 10.280

Jumlah 1.303.569 147,19 8.856

(58)

No Kecamatan Jumlah Penduduk *) Luas Wilayah **)

*) Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

**) Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

***) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Gambar II.3

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Kepadatan dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Berdasarkan pencatatan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, hingga bulan Oktober 2010 jumlah penduduk adalah sebesar 1.037.665 jiwa. Selisih antara data penduduk Disdukcapil dengan data penduduk BPS kemungkinan disebabkan adanya penduduk yang belum terdata oleh pencatatan yang dilakukan oleh Disdukcapil. Hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin yang masih menunjukkan angka 50,92% untuk penduduk berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 49,08% untuk perempuan.

- 5.000

Rencana Pembangunan Jangka Me 2 -14

No Kecamatan Jumlah Penduduk *) Luas Wilayah **) (Km2)

*) Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

**) Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

***) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Gambar II.3

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Kepadatan dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Berdasarkan pencatatan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, hingga bulan Oktober 2010 jumlah penduduk adalah sebesar 1.037.665 jiwa. Selisih antara data penduduk Disdukcapil dengan data penduduk BPS kemungkinan disebabkan adanya penduduk yang belum terdata oleh pencatatan yang dilakukan oleh Disdukcapil. Hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin yang masih menunjukkan angka 50,92% untuk penduduk berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 49,08% untuk perempuan.

5.000 10.000 15.000

Kepadatan Penduduk

Perempuan 49,47%

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

Sumber: BPS, hasil sementara sensus penduduk tahun 2010

Menengah Daer ah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan 2011- 2 -14

No Kecamatan Jumlah Penduduk *) Luas Wilayah **) (Km2)

*) Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 2010 (BPS, 2010)

**) Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

***) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Gambar II.3

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Kepadatan dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Berdasarkan pencatatan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, hingga bulan Oktober 2010 jumlah penduduk adalah sebesar 1.037.665 jiwa. Selisih antara data penduduk Disdukcapil dengan data penduduk BPS kemungkinan disebabkan adanya penduduk yang belum terdata oleh pencatatan yang dilakukan oleh Disdukcapil. Hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin yang masih menunjukkan angka 50,92% untuk penduduk berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 49,08% untuk perempuan.

Laki-laki 50,53%

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

Sumber: BPS, hasil sementara sensus penduduk tahun 2010

(59)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

Tabel II.8 Jumlah Penduduk Per Jenis Kelamin

No. Keterangan Jumlah* Persentase

1 Laki-laki 528.335 50,92%

2 Perempuan 509.330 49,08%

T O T A L 1.037.665 100% Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

Dari data jumlah penduduk berdasarkan usia yang didapat dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2010 sebagian besar penduduk Kota Tangerang Selatan masih terpusat pada selang umur yang produktif. Jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak 225.920 orang atau sebanyak 21,77%, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 777.690 orang atau 74,95%, dan penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebanyak 34.055 orang atau sebanyak 3,28%. Persentase besarnya penduduk usia produktif sangat berkaitan erat dengan potensi tenaga kerja.

Persentase penduduk yang paling besar terdapat pada selang usia produktif, yaitu pada 30-34 tahun sebesar 10,34%, kemudian disusul penduduk selang usia 25-29 tahun sebesar 10,27% dan usia 35-39 tahun sebesar 9,64%. Sedangkan persentase penduduk yang paling kecil terdapat pada selang usia <1 tahun sebesar 0,11%.

Tabel II.9

Jumlah Penduduk Per Usia di Kota Tangerang Selatan

No. Keterangan Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah

1 < 1 tahun 617 553 1.170 0,11%

2 1 - 4 tahun 25.068 23.140 48.208 4,65%

3 5 - 9 tahun 43.437 40.594 84.031 8,10%

4 10 - 14 tahun 47.897 44.614 92.511 8,92%

(60)

No. Keterangan Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah

6 20 - 24 tahun 45.757 45.523 91.280 8,80%

7 25 - 29 tahun 52.255 54.363 106.618 10,27%

8 30 - 34 tahun 52.530 54.807 107.337 10,34%

9 35 - 39 tahun 49.675 50.309 99.984 9,64%

10 40 - 44 tahun 45.684 43.376 89.060 8,58%

11 45 - 49 tahun 37.370 36.601 73.971 7,13%

12 50 - 54 tahun 30.683 27.774 58.457 5,63%

13 55 - 59 tahun 22.003 16.788 38.791 3,74%

14 60 - 64 tahun 12.350 10.087 22.437 2,16%

15 65 - 69 tahun 7.790 6.891 14.681 1,41%

16 70 - 74 tahun 4.634 4.758 9.392 0,91%

17 > 74 tahun 4.345 5.637 9.982 0,96%

T O T A L 528.335 509.330 1.037.665 100,00%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Keterangan:

*) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

- Kelompok umur 0-14 tahun merupakan penduduk kelompok umur muda - Kelompok umur 15-64 tahun merupakan penduduk kelompok umur produktif

kelompok umur 65 tahun keatas merupakan penduduk kelompok umur tua

Tabel II.10 Jumlah Penduduk Per Agama

No. Keterangan Jumlah* Persentase

1 Islam 935.364 90,14%

2 Kristen 54.518 5,25%

3 Katholik 34.867 3,36%

4 Hindu 2.675 0,26%

(61)

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

6 Konghucu 329 0,03%

7 Penganut Kepercayaan 12 0,001%

8 Lainnya 318 0,03%

T O T A L 1.037.665 100%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

Gambar II.4

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Usia dan Agama Tahun 2010

Penduduk Kota Tangerang Selatan 90,14% beragama Islam, 5,25%, beragama Kristen Protestan, Katolik sebesar 3,36%, Hindu sebesar 0,26%, Budha sebesar 0,92%, Konghucu sebesar 0,03%, penganut kepercayaan 0,001% dan selainnya 0,03%.

Sedangkan jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan belum kawin sebesar 50,69%, kawin 46,56%, cerai hidup 0,66% dan cerai mati 2,09%.

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

6 Konghucu 329 0,03%

7 Penganut Kepercayaan 12 0,001%

8 Lainnya 318 0,03%

T O T A L 1.037.665 100%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

Gambar II.4

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Usia dan Agama Tahun 2010

Penduduk Kota Tangerang Selatan 90,14% beragama Islam, 5,25%, beragama Kristen Protestan, Katolik sebesar 3,36%, Hindu sebesar 0,26%, Budha sebesar 0,92%, Konghucu sebesar 0,03%, penganut kepercayaan 0,001% dan selainnya 0,03%.

Sedangkan jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan belum kawin sebesar 50,69%, kawin 46,56%, cerai hidup 0,66% dan cerai mati 2,09%.

Islam

Jumlah Penduduk Per Agama Kota Tangerang Selatan Hingga Oktober

2010

Sumber: Disdukcapil Kota Tangerang Selatan, 2010

“Gambaran Umum Kondisi Daerah”

6 Konghucu 329 0,03%

7 Penganut Kepercayaan 12 0,001%

8 Lainnya 318 0,03%

T O T A L 1.037.665 100%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

Gambar II.4

Penduduk Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Usia dan Agama Tahun 2010

Penduduk Kota Tangerang Selatan 90,14% beragama Islam, 5,25%, beragama Kristen Protestan, Katolik sebesar 3,36%, Hindu sebesar 0,26%, Budha sebesar 0,92%, Konghucu sebesar 0,03%, penganut kepercayaan 0,001% dan selainnya 0,03%.

Sedangkan jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan belum kawin sebesar 50,69%, kawin 46,56%, cerai hidup 0,66% dan cerai mati 2,09%.

Kristen

Jumlah Penduduk Per Agama Kota Tangerang Selatan Hingga Oktober

2010

(62)

Tabel II.11 Jumlah Penduduk Per Status Kawin

No. Keterangan Jumlah* Persentase

1 Belum Kawin 525.950 50,69%

2 Kawin 483.142 46,56%

3 Cerai Hidup 6.850 0,66%

4 Cerai Mati 21.723 2,09%

T O T A L 1.037.665 100% Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

Sebanyak 32,62% penduduk Kota Tangerang Selatan berpendidikan lulus SLTA, angka ini merupakan angka terbesar dibandingkan tingkat pendidikan yang lainnya. Sementara itu sebesar 14,51% penduduk Kota Tangerang Selatan berpendidikan tingkat perguruan tinggi.

Tabel II.12 Jumlah Penduduk Per Pendidikan

No Keterangan Jumlah* Persentase

1 Tidak/ Belum Sekolah 125.208 12,07%

2 Belum Tamat SD/ Sederajat 101.487 9,78%

3 Tamat SD/ Sederajat 166.152 16,01%

4 SLTP/ Sederajat 155.798 15,01%

5 SLTA/ Sederajat 338.538 32,62%

6 Perguruan Tinggi 11.474 14,51%

Total 1.037.665 100%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan, 2010

Ket: *) Berdasarkan pencatatan dokumen kependudukan (Oktober, 2010)

Gambar

Gambar 1-1Hubungan RPJM Daerah Kota Tangerang Selatan
Tabel II.1Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan
Gambar II.2Gambar II.2Gambar II.2
Tabel II.6 Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian “ Endorphin Massage mempengaruhi Kesiapan Psikologi Ibu Hamil TM III

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak PB di atas dapat diketahui bahwa status kepemilikan adalah milik bersama, pembiayaan untuk pembelian rumah dan apapun

fanatik maupun yang biasa saja karena identitas dan ciri khas Partai Golkar yang selalu Warga masyarakat Kecamatan Tomohon Utara mayoritas beragama Islam, agama Islam,

Desa Sebelet Ulu dan air kopras tidak jatuh ke kategori sangat rentan dan rentan terhadap perubahan iklim karena kedua desa ini memiliki indeks kemampuan

Susu impor yang didatangkan dari luar negeri merupakan susu olahan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu sapi segar sangat tergantung dari produksi susu nasional di

Layanan terpadu satu pintu yang selanjutnya disingkat LTSP adalah pelayanan penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia atau Tenaga Kerja Indonesia, yang dilakukan secara