• Tidak ada hasil yang ditemukan

(%) Pemerintahan Desa

Dalam dokumen Gambaran Umum Kondisi Daerah pdf (Halaman 102-107)

Kinerja Keuangan Masa Lalu

(%) Pemerintahan Desa

5.1,8 Belanja Tidak Terduga 1.000.000.000 1.000.000.000 2.000.000.000 50,0%

5.2 Belanja Langsung 137.997.533.096 410.463.883.477 756.180.180.410 140,8% 5.2,1 Belanja Pegawai 25.439.759.820 72.022.136.200 87.624.497.580 102,4%

5.2,2 Belanja Barang dan Jasa 67.035.480.416 156.107.932.537 309.420.867.214 115,5%

5.2,3 Belanja Modal 45.522.292.860 182.333.814.740 359.134.815.616 198,8%

JUMLAH BELANJA DAERAH 191.698.355.762 830.239.232.362 1.257.777.227.485 192,3% Sumber : Bappeda Kota Tangerang Selatan

Jika pada awal terbentuknya Kota Tangerang Selatan di tahun 2009 nilai belanja daerah sebesar Rp 191,7 milyar, maka di tahun 2010 meningkat sangat tajam menjadi Rp 830,2 milyar atau tumbuh sebesar 333%.

Proporsi belanja tidak langsung selama periode 2009-2011, rata-rata mencapai 39,5%. Total belanja tidak langsung pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp 501,6 milyar. Komponen belanja yang sangat besar ialah pada belanja pegawai. Rata-rata belanja pegawai Kota Tangerang Selatan ialah menghabiskan 30,7% dari total belanja yang ada.

Sedangkan proporsi belanja langsung dalam arti dialokasikan dalam bentuk kegiatan langsung kepada masyarakat selama periode 2009-2011 rata- rata mencapai 60,5%. Nilai belanja langsung ini relatif lebih besar bila dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Ini mengindikasikan bahwa belanja diorientasikan pada yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini juga dapat menunjukkan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik.

Tabel III.4

Komposisi Komponen Belanja Daerah Kota Tangerang Selatan Periode 2009-2011

“Penetapan Indikator Kinerja Daerah”

URAIAN 2009 2010 2011 Rata-Rata Komposisi 2009-2011 5 BELANJA DAERAH

5.1 Belanja Tidak Langsung 28,0% 50,6% 39,9% 39,5%

5.1,1 Belanja Pegawai 19,8% 39,9% 32,2% 30,7%

5.1,4 Belanja Hibah 5,1% 8,5% 5,8% 6,5%

5.1,5 Belanja Bantuan Sosial 2,6% 0,6% 0,8% 1,3%

5.1,7

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa

0,0% 1,4% 0,9% 0,8%

5.1,8 Belanja Tidak Terduga 0,5% 0,1% 0,2% 0,3%

5.2 Belanja Langsung 72,0% 49,4% 60,1% 60,5%

5.2,1 Belanja Pegawai 13,3% 8,7% 7,0% 9,6%

5.2,2 Belanja Barang dan Jasa 35,0% 18,8% 24,6% 26,1%

5.2,3 Belanja Modal 23,7% 22,0% 28,6% 24,8%

JUMLAH BELANJA DAERAH 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber : Bappeda Kota Tangerang Selatan

Gambar III.4

Komposisi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Periode 2009-2011

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Artinya di Kota Tangerang Selatan, relatif tersedia anggaran yang dapat dialokasikan secara langsung untuk kegiatan di masyarakat. Pada belanja langsung, komponen yang dominan dialokasikan ialah pada belanja barang dan jasa, serta belanja modal.

Belanja daerah per kapita Kota Tangerang Selatan yang menunjukkan perkiraan besaran alokasi dana kepada seluruh penduduk pada tahun 2010 ialah sebesar Rp 636.897,-. Belanja per kapita ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 164.762,-. Nilai yang lebih besar dari belanja daerah per kapita mencerminkan bahwa tersedia kapasitas layanan pemerintah yang besar kepada penduduk, secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel III.5

Belanja per Kapita Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009-2010

Uraian 2009 2010

jumlah penduduk (jiwa) 1.163.483 1.303.569

Belanja APBD (Rp) 191.698.355.762 830.239.232.362

Belanja Per Kapita (Rp) 164.762 636.897

Sumber : Hasil Analisis, 2011 (dari berbagai sumber)

28,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Rencana Pembangunan Jangka M 3 -8

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Artinya di Kota Tangerang Selatan, relatif tersedia anggaran yang dapat dialokasikan secara langsung untuk kegiatan di masyarakat. Pada belanja langsung, komponen yang dominan dialokasikan ialah pada belanja barang dan jasa, serta belanja modal.

Belanja daerah per kapita Kota Tangerang Selatan yang menunjukkan perkiraan besaran alokasi dana kepada seluruh penduduk pada tahun 2010 ialah sebesar Rp 636.897,-. Belanja per kapita ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 164.762,-. Nilai yang lebih besar dari belanja daerah per kapita mencerminkan bahwa tersedia kapasitas layanan pemerintah yang besar kepada penduduk, secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel III.5

Belanja per Kapita Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009-2010

Uraian 2009 2010

jumlah penduduk (jiwa) 1.163.483 1.303.569

Belanja APBD (Rp) 191.698.355.762 830.239.232.362

Belanja Per Kapita (Rp) 164.762 636.897

Sumber : Hasil Analisis, 2011 (dari berbagai sumber)

28,0% 50,6% 39,9% 72,0% 49,4% 2009 2010 2011

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Menengah Daer ah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan 2011 3 -8

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Artinya di Kota Tangerang Selatan, relatif tersedia anggaran yang dapat dialokasikan secara langsung untuk kegiatan di masyarakat. Pada belanja langsung, komponen yang dominan dialokasikan ialah pada belanja barang dan jasa, serta belanja modal.

Belanja daerah per kapita Kota Tangerang Selatan yang menunjukkan perkiraan besaran alokasi dana kepada seluruh penduduk pada tahun 2010 ialah sebesar Rp 636.897,-. Belanja per kapita ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 164.762,-. Nilai yang lebih besar dari belanja daerah per kapita mencerminkan bahwa tersedia kapasitas layanan pemerintah yang besar kepada penduduk, secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel III.5

Belanja per Kapita Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009-2010

Uraian 2009 2010

jumlah penduduk (jiwa) 1.163.483 1.303.569

Belanja APBD (Rp) 191.698.355.762 830.239.232.362

Belanja Per Kapita (Rp) 164.762 636.897

Sumber : Hasil Analisis, 2011 (dari berbagai sumber)

39,9%

60,1%

2011

Belanja Tidak Langsung

“Penetapan Indikator Kinerja Daerah”

Neraca Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah, Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing masing pemerintah. Neraca daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.

Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomik yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam uang.

Neraca Daerah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009, yaitu jumlah aset lancar sebesar Rp. 36.042.329.621,00. Sedangkan jumlah aset tetap sebesar Rp. 56.195.839.703,00. Selain itu, nilai aset lainnya ialah sebesar Rp 150.677.000. Total keseluruhan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan yang tercatat pada tahun 2009 ialah sebesar Rp 92.388.846.324.

Kewajiban memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Untuk Kewajiban jangka pendek daerah di tahun 2009 tercatat sebesar Rp. 28.835.301,00,-. Sedangkan secara keseluruhan, total jumlah kewajiban dan ekuitas Kota Tangerang Selatan sebesar Rp. 92.388.846.324,00.

Tabel III.6

Neraca Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

No. Uraian Nilai (Rp)

1. ASET

No. Uraian Nilai (Rp)

1.1.1. Kas 34.828.699.612,00

1.1.2. Piutang 32.596.916,00

1.1.3. Persediaan 1.181.033.093,00

JUMLAH ASET LANCAR 36.042.329.621,00

1.2. ASET TETAP

1.2.1. Tanah 1.133.010.800,00

1.2.2. Peralatan dan Mesin 25.469.713.180,00

1.2.3. Gedung dan Bangunan 7.789.654.000,00

1.2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 21.376.749.823,00

1.2.5. Aset Tetap lainnya 426.711.900,00

1.2.6. Konstruksi dalam Pengerjaan 0.00

1.2.7. Akumulasi Penyusutan 0.00

JUMLAH ASET TETAP 56.195.839.703,00

1.3. ASET LAINNYA

1.3.1. Tagihan Piutang Penjualan Tagihan 0.00

1.3.2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0.00

1.3.3. Kemitraan dengan pihak ketiga 0.00

1.3.4. Aset Tak Berwujud 150.677.000,00

JUMLAH ASET DAERAH 92.388.846.324,00

2. KEWAJIBAN

2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

2.1.1. Utang Perhitungan Pihak ketiga 28.835.301,00

2.1.2. Utang Bunga 0.00

2.1.3. Utang Pajak 0.00

“Penetapan Indikator Kinerja Daerah”

No. Uraian Nilai (Rp)

2.1.5 Pendapatan Diterima Dimuka 0.00

2.1.6 Utang Jangka Pendek Lainnya 0.00

JUMLAH KEWAJIBAN 28.835.301,00

3. EKUITAS DANA

3.1. EKUITAS DANA LANCAR 36.013.494.320,00

3.1.1. SILPA 34.799.814.793,00

3.1.2. Pendapatan yang ditangguhkan 49.518,00

3.1.3. Cadangan Piutang 32.596.916,00

3.1.4. Cadangan Persediaan 1.181.033.093,00

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 56.346.516.703,00

3.2.1. Diinvestasikan dalam aset Tetap 56.195.839.703,00

3.2.2. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk dana

cadangan ) 150.677.000,00

JUMLAH EKUITAS 92.360.011.023,00

Dalam dokumen Gambaran Umum Kondisi Daerah pdf (Halaman 102-107)