• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Permintaan Rujukan Peserta Wajib PT.Askes

(Persero) pada Puskesmas Perawatan

Kota Blangkejeren Kualitas Pelayanan

1. Kehandalan (Reliability) 2. Ketanggapan (Responsivenees) 3. Jaminan (Assurance)

4. Empati (Empathy) 5. Bukti Fisik (Tangibles)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat explanatory research (penelitian penjelasan) dengan menggunakan disain Cross sectional untuk menganalisis hubungan kausal antara satu variabel dengan variabel lainnya melalui pengujian hipotesis, yaitu menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan (Reliability/ kehandalan, Responsivenees / ketanggapan, Assurance / jaminan, Empathy / empati dan Tangibles/ bukti Fisik) sebagai variabel Independen penelitian terhadap permintaan rujukan peserta wajib PT. Askes (Persero) pada Puskesmas perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues sebagai variabel Dependen penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitiandilakukan di wilayah Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten GayoLues. Adapun alasan peneliti dalam memilih lokas ikarena tingginya jumlah pasien Askes yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren hanya untuk meminta surat rujukan dari Puskesmas dan masih rendahnya kualitas pelayanan pasien atas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas tersebut. Padahal Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues merupakan Puskesmas yang dapat dijangkau dengan mudah oleh pasien dan masyarakat. Penurunan jumlah pasien Askes yang melakukan pengobatan juga menjadi salah satu alasan peneliti memilih lokasi ini. Penelitian ini dilaksanakan

selama 22 (dua puluh dua hari) dalam jadwal pelayanan pasien rawat jalan pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren yang dimulai sejak tanggal 01 s/d 31 Agustus 2012.

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Askes Rawat Jalan pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren yang meminta dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah setempat, dan sebelumnya pasien peserta Askes ini sudah pernah berobat jalan di Puskesmas tersebut, dan pasien Askes Rawat Jalan yang datang ke Puskesmas tidak untuk meminta rujukan.

3.3.2 Sampel

1. Permintaan Rujukan

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Hal ini berarti setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Sampel (n) dari populasi penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis. Lemeshow (1997):

[ ]

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapat jumlah sampelnya (n) adalah 115 pasien Askes yang minta dirujuk rawat jalan dari Puskesmas.

Dimana:

n = Jumlah sampel yang didapat 115 pasien Askes rujukan rawat jalan α = Derajat kepercayaan 0,05

Z1 – α /2 = Z

Nilai distribusi baku normal α 5% adalah 1,96

1

Po = Proporsi awal yaitu rasio rujukan rawat jalan (79% atau 0,79 pada Puskesmas Sumbang dalam jurnal penelitian tentang” Faktor-faktor yang memengaruhi rujukan rawat jalan tingkat pertama peserta wajib PT.Askes di Kabupaten Banyumas”. (Zulkarnain, dkk, 2003)

β = Nilai distribusi baku normal β 20% adalah 0,842

Pa – Po = Perkiraan selisih proporsi yang bermakna adalah 10%

Pa = Proporsi yang diharapkan adalah 89%

2. Yang Tidak Meminta Rujukan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan jumlah keseluruhan dari populasi yaitu pasien Askes rawat jalan yang datang ke Puskesmas tidak untuk meminta rujukan pada bulan Agustus 2012 yaitu berjumlah 31 pasien.

Menurut Arikunto (2002), jika jumlah subyek kurang dari 100 orang, maka lebih baik semua subyeknya diteliti, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, karena subyeknya meliputi semua yang terdapat dalam pupulasi.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode survey yaitu wawancara langsung pada pasien peserta Askes rujukan rawat jalan dan pasien

peserta Askes yang tidak meminta rujukan rawat jalan pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren dengan menggunakan kuesioner yang berisi butir-butir pengukuran berupa pertanyaaan-pertanyaan. Penyebaran dan pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan meminta kesediaan responden untuk mengis kuesioner yang telah disediakan.

3.4.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas

Dilakukan pengujian kuesioner terhadap 30 orang pasien Askes rujukan rawat jalan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment bila r hitung > r tabel berarti pertanyaan, valid dan bila r hitung < r tabel berarti tidak valid (Hidayat, 2010).

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Apabila nilai Alpha Cronbach > 0,6, itu dikatakan reliabel (Gozhali, 2005).

Hasil uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada pasien Askes rujukan rawat jalan di Puskesmas Perawatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues diperoleh nilai rhitung> rtabel, (0,361) sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan valid. Demikian dengan nilai uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha Cronbach di atas 0,6 sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan reliabel seperti pada Lampiran 4.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel

Variabel dalam penelitian in iterdiri dari: Variabel terikat atau dependen (Permintaan rujukan Peserta wajib PT. Askes (Persero) pada Puskesmas Perawatan Kota Blengkejeren Kabupaten GayoLues ), dan variabel bebas atau independen adalah kualitas pelayanan Puskesmas pada pasien peserta Askes rawat jalan.

3.5.2 Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel

Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Indikator Skala Ukur Kehandalan secara konsisten dan dapat diandalkan

Kuesioner a. Prosedur pelayanan pasien b. Pemeriksaan penyakit

pasien

c. Pelayanan obat pasien d. Perawatan pasien

Ordinal secara cepat dan akurat

Kuesioner a. Penyelesaian keluhan pasien

b. Pemberian informasi ke pasien

c. Pengambilan obat pasien d. Pemberian promosi

kesehatan pada pasien

Kuesioner a. Kehadiran petugas kesehatan puskesmas b. Ketelitian pemeriksaan

pasien

c. Pertolongan petugas kesehatan pada pasien

Kuesioner a. Keramahan petugas kesehatan kepada pasien b. Perhatian dan keramahan

dokter kepada pasien c. Pelayanan pendaftaran

pesien

Ordinal

Tabel 3.1. (Lanjutan)

Kuesioner a. Kebersihan ruangan puskesmas b. Fasilitas perawatan

puskesmas c. Kenyamanan ruang

perawatan puskesmas d. Kebersihan kamar mandi

dan WC puskesmas e. Kenyamanan lingkungan

puskesmas meminta rujukan dan tidak meminta rujukan

Kuesioner - Nominal

3.6. Metode Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert, yaitu untuk mengetahui pendapat dari pasien Askes rawat jalan tentang kualitas pelayanan pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren. Dan setiap jawaban dari pertanyaan pada kuesioner diberi nilai terlebih dahulu, kemudian nilai yang ada ditotal secara keseluruhan. Maka skala pengukuran untuk kualitas pelayanan diklasifikasikan dengan 4(empat) katagori, yaitu:

1. Sangat baik bila jawaban dari responden mencapai skor 17-20 dari total skor.

2. Baik bila jawaban dari responden mencapai skor 13-16 dari total skor.

3. Kurang baik bila jawaban dari responden mencapai skor 9-12 dari total skor.

4. Sangat tidak baik bila jawaban dari responden mencapai skor 5-8 dari total skor.

Pengukuran Variabel Penelitian :

Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel

Jawaban Bobot Nilai Skor Nilai SkalaUkur Reability

3.7. Metode Analisis Data

Metode analisa data dilakukan dengan menguji data dalam bentuk angka dan dianalisis dengan menggunakan program statistik (Statistic data analisis) secara komputerisasi. Analisis data dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisis Univariat

Analisi univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi frekuensi dan dihitung jumlah persentasenya.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan Uji Chi Square untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari antara variabel penelitian tersebut.

3. Analisis multivariat

Analisis multivariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk menganalisis variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dengan tingkat kepercayaan 95%

(α = 0.05).

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis

Kota Blangkejeren merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di daerah Kabupaten Gayo Lues dan merupakan ibu kota Kabupaten, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Timur.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, dan Kabupaten Aceh Barat Daya.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, dan Kabupaten Langkat (Prov.Sumut).

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya.

Luas daerah Kabupaten Gayo Lues 5.719,678 Km2 dan letak 96o 43’ 24” – 97o 55’ 24” BT dan 3o 40’ 26” – 4o 16’ 55” LU dengan banyaknya Mukim 25 (Dua puluh lima) Mukim serta banyak Desa 144 (Seratus empat puluh empat) Desa, dan jumlah penduduk wilayah Kota Blangkejeren 24.994 jiwa dengan perincian laki-laki 12.400 jiwa dan perempuan 12.594 jiwa.

4.1.2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Kecamatan Kota Blangkejeren memiliki 1 rumah sakit, 1 puskesmas rawat inap, 9 poskesdes, 5 pustu, 1 klinik bidan, 5 praktek dokter umum, 2 praktik dokter gigi, 1 praktik dokter penyakit dalam, 45 orang dukun beranak, sedangkan jumlah tenaga kesehatan pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren 86 orang, dengan klasifikasi tenaga medis 6 orang, keperawatan 68 orang, kesehatan masyarakat 4 orang, gizi 1 orang, keterafian fisik 1 orang, dan tenaga keteknisian medis 6 orang.

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian distribusi karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan jenis penyakit diperoleh hasil beragam. Berdasarkan tabel 4.1 Distribusi kelompok umur responden dibagi menjadi 2 kategori yaitu dewasa dini (umur 18-40 tahun) dan dewasa madya (umur >40– 60 tahun) (Hurlock, 1980).

Dilihat dari kategori umur tersebut sebanyak 90 orang (61,6%) adalah berumur 18-40 tahun dan selebihnya adalah dewasa madya dengan umur >40-60 tahun yaitu 56 orang (38,4%). Persentase jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 83 orang (56,8%), pekerjaan responden terbanyak memiliki pekerjaan yaitu 89 orang (60%), berpendidikan SMA yaitu 94 orang (64,4%) dan responden mengalami penyakit tidak menahun yaitu 117 orang (80,1%).

Tabel 4.1. Karakteristik Responden di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No. Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) 1. Umur

Usia dewasa dini (18-40 tahun 90 61,6

Usia dewasa madya (>40-60 tahun) 56 38,4

Jumlah 146 100

3. Jenis Kelamin

Perempuan 83 56,8

Laki-laki 63 43,2

Jumlah 146 100

3. Pekerjaan

Bekerja 89 61.0

Tidak bekerja 57 39.0

Jumlah 146 100

3. Pendidikan

SMP 7 4.8

SMA 94 64.4

P. Tinggi 45 30.8

Jumlah 146 100

3. Jenis Penyakit

Penyakit tidak menahun 117 80,1

Penyakit menahun 29 19,9

Jumlah 146 100

4.2.2. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues didasarkan pada kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik dapat diketahui dari tabel frekuensi perolehan nilai responden dan jawaban terhadap pernyataan pada kuesioner yang diberikan berikut ini.

4.2.2.1. Kehandalan

Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa responden menyatakan kemampuan petugas kesehatan puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan dapat diandalkan cenderung menyatakan kurang baik, antara lain tentang prosedur penerimaan pasien sewaktu berobat jalan (58,2%), prosedur pelayanan pasien sewaktu berobat jalan (51,4%), pelayanan pemeriksaan penyakit pasien sewaktu berobat jalan (42,5%), pelayanan obat sewaktu berobat jalan (58,9%) dan responden menyatakan pelayanan perawatan sewaktu berobat jalan sangat tidak baik (50%).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden tentang Pelayanan Kualitas Berdasarkan Kehandalan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kehandalan Sangat

2. Prosedur pelayanan pasien sewaktu

Untuk mengetahui distribusi kehandalan pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tertera pada Tabel 4.3 diketahui lebih banyak menyatakan kehandalan kurang baik sejumlah 78 orang (53,4%), kehandalan baik sejumlah 49 orang (33,6%), selebihnya merupakan kehandalan sangat tidak baik sejumlah 19 orang (13%), sedangkan tidak ditemukan kategori responden terhadap kehandalan sangat baik.

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Kehandalan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kategori Kehandalan n (%)

1. Baik 49 33,6

2. Kurang Baik 78 53,4

3. Sangat Tidak Baik 19 13,0

Total 146 100

4.2.2.2. Ketanggapan

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa responden menyatakan kemampuan petugas kesehatan Puskesmas melayani pasien Askes secara cepat dan akurat cenderung kurang baik di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues, antara lain tentang ketanggapan dokter dalam menyelesaikan keluhan sewaktu berobat jalan (55,5%), kemampuan atau ketanggapan perawat dalam menyelesaikan keluhan penyakit pasien sewaktu berobat jalan (50%), pemberian informasi sewaktu berobat jalan (52,7%), pengambilan obat sewaktu berobat jalan (56,2%) dan promosi kesehatan sewaktu berobat jalan (61%).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan Berdasarkan Ketanggapan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Ketanggapan Sangat

Untuk mengetahui distribusi ketanggapan pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tertera pada Tabel 4.5 diketahui lebih banyak menyatakan ketanggapan kurang baik sejumlah 87 orang (59,6%), ketanggapan baik sejumlah 46 orang (31,5%), selebihnya merupakan kehandalan sangat tidak baik sejumlah 13 orang (8,9%), sedangkan kehandalan sangat baik tidak ditemukan.

Tabel 4.5 Distribusi Kategori Ketanggapan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kategori Ketanggapan n (%)

1. Baik 46 31,5

2. Kurang Baik 87 59,6

3. Sangat Tidak Baik 13 8,9

Total 146 100

4.2.2.3. Jaminan

Pada Tabel 4.6 diketahui bahwa responden menyatakan kemampuan petugas kesehatan Puskesmas dalam bersikap keramah tamahan, sehingga menimbulkan rasa kepercayaan dan simpatis cenderung kurang baik di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues, antara lain tentang kehadiran dokter sewaktu berobat jalan (59,6%), kehadiran perawat sewaktu berobat jalan (58,2%), dokter yang melakukan pemeriksaan penyakit pasien sewaktu berobat jalan (50%). Namun responden menyatakan perawat yang melakukan pertolongan sewaktu berobat jalan sangat baik (47,3%), sedangkan responden menyatakan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan sewaktu berobat jalan sangat tidak baik (56,2%).

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan Berdasarkan Jaminan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

Untuk mengetahui distribusi jaminan atas pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tertera pada Tabel 4.7 diketahui lebih banyak menyatakan jaminan kurang baik sejumlah 75 orang (51,4%), kehandalan baik sejumlah 41 orang (28,1%), selebihnya merupakan kehandalan sangat tidak baik sejumlah 30 orang (20,5%), sedangkan tidak ditemukan kategori jaminan sangat baik.

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Jaminan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kategori Jaminan n (%)

1. Baik 41 28,1

2. Kurang Baik 75 51,4

3. Sangat Tidak Baik 30 20,5

Total 146 100

4.2.2.4. Empati

Pada Tabel 4.8 diketahui bahwa responden menyatakan kemampuan petugas kesehatan puskesmas dalam hal pemberian perhatian secara individual, kemudahan dan melakukan komunikasi serta memahami kebutuhan pasien cenderung baik di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues, antara lain tentang sikap ramah petugas kesehatan sewaktu berobat jalan (43,8%), perhatian perawat pada pasien sewaktu berobat jalan (54,8%) dan keramahan dokter melayani pasien sewaktu berobat jalan (51,4%). Responden juga menyatakan empati petugas kesehatan kurang baik antara lain perhatian dokter pada pasien sewaktu berobat jalan (41,8%) dan pelayanan oleh petugas kesehatan sewaktu berobat jalan (41,8%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan Berdasarkan Empati di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

Untuk mengetahui distribusi empati atas pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tertera pada Tabel 4.9 diketahui lebih banyak menyatakan empati petugas kesehatan kurang baik sejumlah 72 orang (49,3%), empati baik sejumlah 43 orang (29,5%), empati sangat baik 16 orang (11%) dan responden menyatakan empati petugas kesehatan sangat tidak baik sejumlah 15 orang (10,3%).

Tabel 4.9 Distribusi Kategori Empati di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kategori Empati n (%)

1. Sangat Baik 16 11,0

2. Baik 43 29,5

3. Kurang Baik 72 49,3

4. Sangat Tidak Baik 15 10,3

Total 146 100

4.2.2.5. Bukti Fisik

Pada Tabel 4.10 diketahui bahwa responden menyatakan penampilan puskesmas yang meliputi fisik, fasilitas, peralatan medis, tenaga kesehatan dan alat-alat komunikasi untuk memenuhi kebutuhan pasien cenderung kurang baik di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues, yaitu tentang kebersihan ruangan sewaktu berobat jalan (64,4%), fasilitas perawatan sewaktu berobat jalan (52,7%), kenyamanan ruang perawatan sewaktu berobat jalan (50%) dan kenyamanan lingkungan wilayah puskesmas sewaktu berobat jalan (53,4%) dan kebersihan kamar mandi dan WC sewaktu berobat jalan (63%).

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan Berdasarkan Bukti Fisik di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Bukti Fisik

Untuk mengetahui distribusi bukti fisik atas pelayanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tertera pada Tabel 4.11 diketahui lebih banyak menyatakan bukti fisik kurang baik sejumlah 93 orang (63,7%), bukti fisik baik sejumlah 24 orang (16,4%) dan selebihnya merupakan bukti fisik sangat tidak baik sejumlah 29 orang (19,9%). Namun tidak ditemukan kategori jaminan kesehatan sangat baik.

Tabel 4.11 Distribusi Kategori Bukti Fisik di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kategori Bukti Fisik n (%)

1. Baik 24 16,4

2. Kurang Baik 93 63,7

3. Sangat Tidak Baik 29 19,9

Total 146 100

4.2.3. Permintaan Rujukan

Untuk mengetahui distribusi permintaan rujukan responden di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tertera pada Tabel 4.11 diketahui lebih banyak meminta rujukan sejumlah 115 orang (78,8%), selebihnya tidak meminta rujukan sejumlah 31 orang (21,2%).

Tabel 4.12 Distribusi Kategori Permintaan Rujukan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Kategori Permintaan Rujukan n (%)

1. Meminta Rujukan 115 78,8

2. Tidak Meminta Rujukan 31 21,2

Total 146 100

4.3. Analisis Bivariat

Hubungan kualitas pelayanan pasien Askes (kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik) dengan permintaan rujukan pada Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues terlihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Hubungan Kualitas Pelayanan meliputi Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan, Empati dan Bukti Fisik terhadap Permintaan Rujukan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

Kualitas Pelayanan

Permintaan Rujukan Total

p value

Pada Tabel 4.13 diketahui bahwa kualitas pelayanan Puskesmas meliputi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik terhadap permintaan rujukan rawat jalan pasien Askes adalah sebagai berikut:

1. Kehandalan

Dari 49 responden yang menyatakan kehandalan Puskesmas baik sebanyak 31 orang (63,3%) meminta rujukan, dan 18 orang (36,7%) tidak meminta rujukan.

Sementara 78 responden yang menyatakan kehandalan Puskesmas kurang baik 69 orang (88,5%) meminta rujukan, dan 9 orang (11,5%) tidak meminta rujukan.

Sedangkan 19 responden yang menyatakan kehandalan Puskesmas sangat tidak baik 15 orang (78,9%) meminta rujukan, dan 4 orang (21,1%) tidak meminta rujukan.

2. Ketanggapan

Dari 46 responden yang menyatakan ketanggapan Puskesmas baik sebanyak 29 orang (63%) meminta rujukan, dan 17 orang (37%) tidak meminta rujukan.

Sementara 87 responden yang menyatakan ketanggapan Puskesmas kurang baik 74 orang (85,1%) meminta rujukan, dan 13 orang (14,9%) tidak meminta rujukan.

Sedangkan 13 orang yang menyatakan ketanggapan Puskesmas sangat tidak baik, 12 orang (92,3%) meminta rujukan dan 1 orang (7,7%) tidak meminta rujukan..

3. Jaminan

Dari 41 responden yang menyatakan jaminan Puskesmas baik sebanyak 25 orang (61%) meminta rujukan, dan 16 orang (39%) tidak meminta rujukan. Sementara 75 responden yang menyatakan jaminan Puskesmas kurang baik 63 orang (84%) meminta rujukan, dan 12 orang (16%) tidak miminta rujukan. Sedangkan 30 responden yang menyatakan jaminan Puskesmas sangat tidak baik 27 orang (90%) meminta rujukan dan 3 orang (10%) tidak meminta rujukan.

4. Empati

Dari 59 responden yang menyatakan empati Puskesmas baik dan sangat baik sebanyak 38 orang (64,4%) meminta rujukan, dan 21 orang (35,6%) tidak meminta

rujukan. Dari 72 responden yang menyatakan empati Puskesmas kurang baik sebanyak 65 orang (90,3%) meminta rujukan, dan 7 orang (9,7%) tidak meminta rujukan. Sedangkan 15 responden yang menyatakan empati Puskesmas sangat tidak baik, 12 orang (80%) meminta rujukan, dan 3 orang (20%) tidak meminta rujukan.

5. Bukti Fisik

Dari 24 responden yang menyatakan bukti fisik Puskesmas baik sebanyak 13 orang (54,2%) meminta rujukan, dan 11 orang (45,8%) tidak meminta rujukan.

Sementara 93 responden yang menyatakan bukti fisik Puskesmas kurang baik 75 orang (80,6%) meminta rujukan, dan 18 orang (19,4%) tidak meminta rujukan.

Sedangkan 29 responden yang menyatakan bukti fisik Puskesmas tidak baik 27 orang (93,1%) meminta rujukan dan 2 orang (6,9%) tidak meminta rujukan.

4.4. Analisis Multivariat

Berdasarkan analisis multivariat bahwa seluruh variabel penelitian yaitu independen meliputi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik dapat dilanjutkan ke analisis multivariat karena hasil uji chi-square nilai p<0,05. Kemudian untuk mengetahuai hasil uji regresi logistik berganda yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta untuk meramalkan seberapa jauh variabel independen memberikan kontribusi terhadap variabel dependen seperti diuraikan di bawah ini.

Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda Kualitas Pelayanan meliputi Kehandalan, Ketanggapan, Jaminan, Empati dan Bukti Fisik dan Permintaan Rujukan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

No Variabel Β P value Exp(β)

1. Kehandalan 1,446 0,005 4,244

2. Ketanggapan 1,122 0,023 3,072

3. Jaminan 1,334 0,007 3,795

4. Empati 1,044 0,036 2,842

5. Bukti Fisik 1,611 0,004 5,007

6. Constant -3,807 0,000 0,022

Overall Percentage ; 82,2

Pada Tabel 4.14 diperoleh hasil uji regresi logistik berganda bahwa ada lima variabel yang berpengaruh terhadap permintaan rujukan pada pasien rawat jalan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik karena memiliki nilai p<0,05. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa variabel yang dominan memengaruhi permintaan rujukan pada pasien rawat jalan adalah variabel bukti fisik dengan nilai koefisien regresi (β) 1,611.

Hasil analisis regresi logistik, diperoleh nilai exp (β) variabel kehandalan sebesar 4,244 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan kehandalan yang baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan berpeluang 4,244 kali lebih besar tidak meminta rujukan dibandingkan dengan kehandalan yang kurang baik. Variabel ketanggapan dengan nilai exp (β) sebesar 3,072 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan ketanggapan yang baik terhadap

1

1 + e – (-3,807 + 1,446 X + 1,122X + 1,334X + 1,044X + 1,611X ) Ŷ =

kualitas pelayanan kesehatan berpeluang 3,072 kali lebih besar tidak meminta rujukan dibandingkan dengan ketanggapan yang kurang baik.

Variabel jaminan dengan nilai exp (β) sebesar 3,795 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan jaminan yang baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan berpeluang 3,795 kali lebih besar tidak meminta rujukan dibandingkan dengan jaminan kesehatan yang kurang baik. Variabel empati dengan nilai exp (β) sebesar 2,842 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan empati yang baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan berpeluang 2,842 kali lebih besar tidak meminta rujukan dibandingkan dengan empati yang kurang baik.

Variabel bukti fisik dengan nilai exp (β) sebesar 5,007 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan bukti fisik yang baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan berpeluang 5,007 kali lebih besar tidak meminta rujukan dibandingkan dengan bukti fisik yang kurang baik.

Secara keseluruhan (uji secara serentak) dapat dijelaskan dari nilai overall percentage yang ditunjukkan pada uji regresi logistik 82,2%, artinya variabel kualitas pelayanan (kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik) mampu menjelaskan permintaan rujukan pasien askes rawat jalan di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues sebesar 82,2% dan selebihnya 17,8%

dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti. Persamaan regresi logistik dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Kehandalan terhadap Permintaan Rujukan Peserta Askes di Puskesmas Perawatan Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/

Gayo Lues yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya dan memberikan rujukan bagi pasien atas indikasi medis dan atas permintaan sendiri. Untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang azas rujukan.

Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan, apabila pelayanan kesehatan puskesmas yang dihasilkan berada di bawah harapan pasien rawat jalan, maka pasien akan merasa kecewa, begitu juga sebaliknya jika pelayanan kesehatan yang pasien terima telah memenuhi kebutuhan sesuai dengan harapan, maka pasien akan merasa kebutuhan akan pelayanan terpenuhi.

Kualitas pelayanan kesehatan pasien Askes rujukan rawat jalan diukur

Kualitas pelayanan kesehatan pasien Askes rujukan rawat jalan diukur