• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Kerangka Konseptual

Layaknya seperti industri-industri yang lain, industri pariwisata juga

menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan adalah berupa layanan jasa

sedangkan konsumen dari produk yang dihasilkan tidak lain ialah wisatawan itu

sendiri. Banyak sekali jasa-jasa yang dibutuhkan oleh para wisatawan kalau

hendak melakukan perjalanan wisata. Seorang wisatawan akan memerlukan jasa

transportasi untuk dapat sampai ketempat tujuannya. Layanan transportasi harus

didukung oleh fasilitas jalan raya yang layak dan memadai. Setelah sampai

ditempat tujuan, wisatawan juga memerlukan tempat untuk menginap, makan dan

masih banyak lagi jasa-jasa yang dibutuhkan selama berwisata.

Menurut Yoeti (2000), industri Pariwisata adalah kumpulan dari

macammacam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan

jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya

dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya.

Oleh karena industri pariwisata sebagai suatu industri yang menghasilkan

harus dapat memuaskan pelanggan. Pelanggan akan tertarik dan bertahan bila

kebutuhan mereka terpenuhi. Pelanggan bukan hanya akan kembali, tetapi juga

bakal menceritakan kepuasannya kepada orang lain. Kepuasan pelanggan yang

mendatangkan laba merupakan tujuan sentral dari pemasaran pariwisata (Kotler,

2002).

Pengukuran kepuasan wisatawan dapat dilihat bagaimana persepsi mereka

dalam melakukan wisata dengan menggunakan pelayanan yang ditawarkan

industri pariwisata. Jika pelayanan yang ditawarkan sesuai dengan yang

diharapkan maka wisatawan akan merasa senang dan akan kembali lagi untuk

membeli produk/jasa tersebut. Terbentuknya kesetiaan atau loyalitas pelanggan

adalah harapan bagi setiap perusahaan, karena efeknya yang sangat besar bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Kotler (2001) menyatakan “rata-rata perusahaan

akan kehilangan setengah pelanggannya dalam waktu kurang dari 5 tahun.

Namun, perusahaan dengan tingkat kesetiaan terhadap merk yang tinggi akan

kehilangan kurang dari 20% pelanggannya dalam 5 tahun. Anderson dalam

Suhartanto (2001) banyak peneliti yang setuju bahwa konsumen yang terpuaskan

cenderung akan menjadi loyal.

Bila kepuasan pelanggan tidak dapat diandalkan, maka pengukuran apa

yang terkait dengan pembelian ulang? Pengukuran tersebut adalah loyalitas

pelanggan (customer loyalty). Di masa lalu, upaya untuk memperoleh kepuasan

pelanggan telah berhasil mempengaruhi sikap pelanggan. Konsep loyalitas

pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada dengan

sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan perilaku

dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan. Seorang

pelanggan yang loyal memilik prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli

dan dari siapa. Selain itu, loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu

tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari

dua kali (Griffin, 2003).

Dalam industri pariwisata terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

kepuasan wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata Pantai Pandan

Kabupaten Tapanuli Tengah yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi

loyalitas wisatawan. Adapun faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap

kepuasan wisatawan yaitu keindahan alam lokasi, kebersihan lokasi, kesejukan

lokasi, keamanan lokasi, ketertiban, keramahan masyarakat, keterampilan

pemandu wisata, tarif jasa pemandu, fasilitas sosial bandara/pelabuhan/terminal,

sarana komunikasi, citra destinasi, dan kenangan.

Inskeep (1991), mengatakan bahwa suatu objek wisata harus mempunyai 5

(lima) unsur penting, yaitu:

1. Daya tarik

Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan mengadakan

perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang menjadi

tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu

perjalanaan primer karena keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan

menikmati daya tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik sendiri dapat

diklasifikan kedalam daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen.

Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan selama perjalanan

wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik wisata di suatu

lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan objek wisatanya.

Prasarana wisata cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada

saat yang bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:

a. Prasarana akomodasi

Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting

dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan

biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makan dan minum. Daerah

wisata yang menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai

nilai estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli daerah tersebut

merupakan salah satu yang menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu

daerah wisata.

b. Prasarana pendukung

Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh

wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati atau diramalkan untuk

menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung akan

digunakan untuk melayani mereka. Jumlah dan jenis prasarana pendukung

ditentukan berdasarkan kebutuhan wisatawan.

3. Sarana Wisata

Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan

untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.

tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu, selera pasar pun dapat

menentukan tuntutan berbagai sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata

yang harus disediakan di daerah tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat

transportasi, dan alat komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak

semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan

sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

4. Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana

wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas

permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber listrik

dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta

sistem keamanan atau pengawasan. Infrastruktur yang memadai dan

terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan

fungsi sarana wisata, sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan

kualitas hidupnya.

5. Masyarakat, Lingkungan, dan Budaya

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata

akan mengundang kehadiran wistawan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan budaya adalah sebagai

berikut:

a. Masyarakat

Masyarakat di sekitar obyek wisatalah yang akan menyambut kehadiran

oleh para wisatawan. Layanan yang khusus dalam penyajiannya serta

mempunyai kekhasan sendiri akan memberikan kesan yang mendalam.

Untuk itu masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai

jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan.

b. Lingkungan

Disamping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar

objek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan

tercemar. Lalu-lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun

dapat mengakibatkan rusaknya ekosistim dari fauna dan flora di sekitar

objek wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian

lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam

pengelolaan suatu objek wisata.

c. Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata

merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga

kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya

ini pun kelestariannya tak boleh tercemar oleh budaya asing , tetapi harus

ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang

mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung.

Menurut Inskeep (1991) dalam pariwisata terdapat sarana dan prasarana.

Sarana pariwisata disebut sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat

diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan

keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata,

sarana tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akomodasi

Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selama

dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka

akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya

tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai

akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan pilihan jenis akomodasi

yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat

harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.

2. Tempat makan dan minum

Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin menikmati

perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus

mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan

apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas,

wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati

makanan khas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan

fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan

yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang

diberikan, tingkat harga, tingkat kebersihan, dan hal-hal lain yang dapat

menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat makannya.

Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian

pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk berbelanja. Penilaian dalam

penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan

barang-barang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan

akses yang baik serta tingkat yang relatif terjangkau.

4. Fasilitas umum di lokasi objek wisata

Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di

tempat rekreasi seperti tempat parkir, toilet umum, musholla, dan lain-lain.

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang

mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata

prasarana dasar yang melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan

pariwisata, seperti jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem

pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi,

telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, dan sebagianya. Dalam

melaksanakan pembangunan prasarana wisata perlu disesuaikan dan

mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas

suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik objek

wisata itu sendiri, selain itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar

instansi terkait.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Pertama Penataan sarana dan prasarana yang teratur (V1)

Penataan sarana dan prasarana yang serasi (V2) Penggunaan tata warna pada sarana dan prasarana yang selaras dengan lingkungan sekitarnya serta menunjukkan sifat-sifat kepribadian nasional(V3) Kebersihan sarana dan prasarana (V4)

Kebersihan sajian makanan dan minuman (V5) Kesehatan sajian makanan dan minuman (V6) Kebersihan perlengkapan wisata (V7) Pakaian dan penampilan petugas (V8) Terdapat penghijauan secara teratur (V9) Terdapat penghijauan secara indah dalam bentuk taman maupun di lingkungan sekitar(V10) Aman dari tindak kejahatan (V11) Aman dari serangan penyakit menular (V12) Aman dari kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik (V13) Masyarakat di sekitar yang sangat baik (V14) Ketertiban Lalu lintas (V15)

Alat angkutan yang berangkat tepat pada waktunya (V16) Alat angkutan yang datang tepat pada waktunya (V17) Tidak terdapat orang yang berdesakan ketika ingin mendapatkan atau membeli sesuatu yang diperlukan (V18) Bangunan dan lingkungan tertata rapi (V19)

Informasi yang benar dan tidak membingungkan seputar daerah tujuan wisata (V20)

Keramahan masyarakat sekitar tujuan wisata (V21) Masyarakat di sekitar suka membantu tanpa pamrih (V22) Keterampilan pemandu wisata (V23)

Kemampuan pemandu wisata dalam berinteraksi dengan wisatawan (V24) Wawasan pemandu wisata tentang objek wisata yang digelutinya (V25) Kemampuan pemandu wisata dalam menjelaskan

kelebihan-kelebihan yang ada pada daerah tujuan wisata (V26) Tarif jasa pemandu (V27)

Kesesuaian informasi yang diperoleh dari pemandu dengan biaya yang dikeluarkan (V28)

Kecepatan layanan transportasi (V29)

Rute penerbangan dari dan menuju daerah wisata (V30) Ketersediaan sarana pendukung (WC, angkutan dari menuju bandara, kantin, dll) (V31)

Jaringan komunikasi yang lancar dan tidak terputus-putus (internet dan telepon (selular) (V32) Kemudahan daalam melakukan pembelian pulsa (V33) Kualitas pelayanan (V34)

Harga Layanan (V35)

Kualitas tujuan wisata secara keseluruhan (V36) Waktu yang harus dikorbankan untuk menuju ke daerah sesuai dengan pengalaman yang diperoleh (V37) Akomodasi yang sangat nyaman (V38)

Akomodasi yang sangat bersih (V39) Pertunjukan seni budaya (V40) Keragaman jenis makanan (V41) Kelezatan makanan (V42)

Penampilan dan penyajian makanan (V43) Tampilan cendera mata (V44)

Harga cendera mata(V45)

Kepuasan Wisatawan

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Kedua

2.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dari penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk kerangka konseptual pertama, tidak diperlukan hipotesis karena

penelitian ini bersifat explanotary factor analysis sehingga faktor yang ada

akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor.

2. Untuk kerangka konseptual kedua, terdapat 2 (dua) hipotesis yaitu :

Hipotesis pertama:

H0: Variabel X1, X2, X3, X4…Xn tidak berpengaruh terhadap tingkat

kepuasan wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

H1: Variabel X1, X2, X3, X4…Xn berpengaruh terhadap tingkat kepuasan

wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. X1 X3 X4 X2 …Xn Kepuasan Wisatawan (Y1) Loyalitas Wisatawan (Y2)

Hipotesis kedua:

H0: Variabel X1, X2, X3, X4…Xn melalui variabel kepuasan wisatawan

tidak berpengaruh terhadap loyalitas wisatawan baik secara langsung maupun

tidak langsung.

H1: Variabel X1, X2, X3, X4…Xn melalui variabel kepuasan wisatawan

berpengaruh terhadap loyalitas wisatawan baik secara langsung maupun tidak

BAB III