• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Tentang Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan 1.Pengertian Kepuasan Pelanggan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Teori Tentang Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan 1.Pengertian Kepuasan Pelanggan

Saat ini perusahaan menyatakan bahwa tujuan dari perusahaan yang

bersangkutan adalah untuk memuaskan konsumen. Hal ini dilakukan untuk dapat

mengantisipasi perubahan perilaku konsumen yang terjadi terus menerus dan

semakin cepat, karena konsumen di masa sekarang ini lebih terdidik dan memiliki

tuntutan yang lebih tinggi. Untuk menghadapi persaingan dan perubahan perilaku

konsumen itu, maka perusahaan yang berpusat pada konsumen yang dapat

memberikan nilai superior kepada mereka dan memenangkan persaingan.

Kunci untuk mempertahankan wisatawan adalah dengan memberikan

kepuasan wisatawan (customer satisfaction) yang lebih tinggi dibanding dengan

para pesaing. Wisatawan yang merasa puas akan bersedia balik kembali

mengulangi pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang ain untuk

membeli (Kasali, 1998).

Menurut Mowen dan Minor (2001) mendefenisikan kepuasan konsumen

(consumer satisfaction) sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen

atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini

merupakan penilaian evaluatif pascapemilihan yang disebabkan oleh seleksi

pembelian khusus dan pengalaman menggunakan/ mengkonsumsi barang atau

jasa tersebut.

Menurut Kotler, John dan James (2002), kepuasan terhadap produk

ditentukan oleh seberapa baik produk itu memenuhi harapan pelanggan terhadap

produk tersebut.

Untuk dapat memberikan kepuasan, maka pemasar perlu untuk

mengetahui harapan-harapan yang diinginkan oleh konsumennya. Menurut

faktor yang dapat dikendalikan oleh pemasar yang mempengaruhi kepuasan

konsumen yaitu kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga. Sedangkan 2 (dua)

faktor lainnya, yaitu faktor situasional dan faktor personal di luar kendali pemasar.

Para peneliti di bidang jasa mengidentifikasi 5 (lima) dimensi di mana

konsumen mengevaluasi kualitas jasa yang dijelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Dimensi Kualitas Dimensi Kualitas Jasa

1. Berwujud : Termasuk fasilitas fisik, peralatan dan penampilan perorangan. 2. Reliabilitas : Kemampuan personil untuk melaksanakan secara bebas dan akurat. 3. Tanggapan : Konsumen diberikan pelayanan dengan segera.

4. Jaminan : Pengetahuan dan etika pegawai, serta kemampuan mereka untuk membangkitkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan.

5. Empati : Kepedulian akan kemampuan pegawai dan perhatian individu.

Sumber : A. Parasuraman, Valarie A. Zeithami, dan Leonard L. Berry, “SERVQUAL: A. Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality.” Journal of Retailing, Vol. 64 (Musim Semi 1988), hlm. 12-36.

Menurut Irawan (2003), seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan

yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa.

Value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi.

Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan

produsen atau penyedia jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi

pengalaman dengan pelanggan lain, ini akan menjadi referensi bagi perusahaan

yang bersangkutan.

Menurut Kotler (2002), Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan

harapannya”. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara hasil

yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami salah satu dari

pelanggan akan merasa tidak puas. 2. Bila kinerja sesuai dengan harapan,

pelanggan akan merasa sangat puas atau gembira. Pelanggan memang harus

dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan

menjadi pelanggan pesaing, hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan

pada gilirannya akan menurunkan laba bahkan kerugian.

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan

keperluan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila ia dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang dapat

dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai suatu pelayanan, yaitu: ketepatan

waktu, dapat dipercaya, kemampuan teknis, diharapkan, berkualitas dan harga

yang sepadan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pelanggan sendiri yang menilai

tingkat kepuasan yang mereka terima dari barang atau jasa spesifik yang

diberikan, serta tingkat kepercayaan mereka terhadap kemampuan pemberi

pelayanan

Menurut Lupiyoadi (2001) bahwa dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan

yaitu :

1. Kualitas produk. Pelannggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan. Terutama untuk industri jasa. Pelanggan akan merasa

puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan

yang diharapkan.

3. Emosional, pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih

tinggi.

4. Harga, produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

5. Biaya. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas

terhadap produk atau jasa itu.

2.3.2. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Menurut Supranto (2006), Pengukuran tingkat kepuasan erat kaitannya

dengan mutu produk (barang atau jasa). Suatu produk dikatakan bermutu bagi

seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

Menurut Kotler (2000) kepuasan pelanggan dapat diukur dengan menggunakan

metode sebagai berikut :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu

memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang digunakan

bisa berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa,

dan lain-lain.

2. Ghost Shopping

Mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap

Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman dalam

pembelian produk-produk tersebut.

3. Lost Customer Analysis

Menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah

pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya

dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan survey melalui

pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survey perusahaan akan

memperoleh tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari

pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggan.

2.4. Teori Tentang Loyalitas