• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dan Loyalitas Wisatawan Di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dan Loyalitas Wisatawan Di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

DAN LOYALITAS WISATAWAN DI DAERAH TUJUAN

WISATA PANTAI PANDAN KABUPATEN

TAPANULI TENGAH

TESIS

Oleh

NUR ‘AINUN HASIBUAN

117019013/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

DAN LOYALITAS WISATAWAN DI DAERAH TUJUAN

WISATA PANTAI PANDAN KABUPATEN

TAPANULI TENGAH

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NUR ‘AINUN HASIBUAN 117019013/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dan Loyalitas Wisatawan Di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

Nama Mahasiswa : Nur ‘Ainun Hasibuan

NIM : 117019013

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

Ketua

Dr. Endang S. Rini, M.Si

Anggota

Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

Ketua Program Studi,

Prof. Dr. Paham Ginting, M.S

Direktur,

Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc

(4)

Telah diuji pada : Tanggal : 1 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Endang S. Rini, M.Si

Anggota : 1. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN DAN LOYALITAS WISATAWAN DI DAERAH TUJUAN WISATA

PANTAI PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata seluruh atau sebagian tesis ini terbukti bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 1 Juli 2013 Penulis,

(6)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN DAN LOYALITAS WISATAWAN DI DAERAH TUJUAN WISATA

PANTAI PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

ABSTRAK

Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bahkan dewasa ini sektor pariwisata menduduki posisi kedua dalam penerimaan devisa negara setelah minyak dan gas. Sebagai daerah dengan tujuan “Tapanuli Tengah Negeri Wisata Sejuta Pesona”, Kabupaten Tapanuli Tengah dihadapkan pada tantangan bagaimana menarik minat para wisatawan agar mau berkunjung ke daerah tujuan wisata Pantai Pandan melalui pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kepuasan terhadap loyalitas wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 263 (dua ratus enam puluh tiga) orang yang tidak berdomisili di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling aksidental dengan sifat penelitian adalah explanotary factor analysis. Data dikumpulkan dengan melalui kuesinoner dan pengukuran variabelnya menggunakan skala Likert yang teridiri dari 5 (lima) skala. Model analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis jalur. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 14 (empat belas) variabel yang terbentuk dari 45 faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung di daerah tujuan wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu ketersediaan sarana dan prasarana, kemampuan pemandu wisata, makanan dan minuman, upaya penghijauan, sarana informasi, keamanan, akomodasi dan transportasi, harga layanan, keramahan, biaya jasa pemandu, kebersihan perlengkapan wisata, karakteristik, seni budaya, penataan sarana dan prasarana. Sedangkan hasil penelitian yang menggunakan analisis jalur dapat diketahui besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dengan nilai yang paling besar adalah pengaruh variabel kesembilan yaitu keramahan dan nilai yang paling rendah adalah variabel ketigabelas yaitu seni budaya.

(7)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING THE SATISFACTION AND LOYALTY OF TOURISTS IN THE

TOURIST DESTINATION OF PANTAI PANDAN, TAPANULI TENGAH DISTRICT

ABSTRACT

Tourism industry is currently one of the biggest industries and service sectors with the fastest growth rate in the world. Tourism sector is even holding the second position in foreign exchange revenue after oil and gas. With the motto “Tapanuli Tengah: Tourist Destination with a Million Charms”, Tapanuli Tengah District is facing the challenge of how to attract the tourist to visit the tourist destination of Pantai Pandan through the provision of facilities needed by the tourists. The purpose of this analytical factor explanatory study was to find out and analyze the satisfaction of the tourists and the influence of satisfaction factor on the loyalty of tourists visiting Pantai Pandan, Tapanuli Tengah District. The samples for this study were 263 persons domiciled in the City of Sibolga and Tapanuli Tengah District selected through accidental sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire distribution and the variables were measured through Likert scale consisting of 5 (five) scales. The data obtained were analyzed through factor analysis and path analysis. The result of factor analysis showed that there were 14 (fourteen) variables formed from 45 factors influencing the satisfaction of tourists visiting Pantai Pandan in Tapanuli Tengah District such as the availability of facility and infrastructure, the ability of tour guides, food and beverages, reforestation efforts, information facilities, security, accommodation and transportation, price of service, hospitality, tourist guide fee, hygiene of tourist supplies, characteristics, cultural arts, facility and infrastructure arrangement, The result of path analysis showed the amaount of direct influence, indirect influence, and total influence. Hospitality (the 9th variable) was the most influencing and the less influencing variable was cultural arts (the 13th variable).

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat, kasih sayang dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini. Salawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW

sebagai pembawa rahmatan lil alamin penyampai risalah al-Haq.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dengan judul

“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan dan Loyalitas Wisatawan di

Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah”.

Dalam proses penelitian ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan

materiil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Erman Munir, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara. Bapak/ Ibu Dosen pembina dan pengasuh mata

kuliah di Program Studi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara khususnya

Program Studi Ilmu Manajemen beserta staf Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Paham Ginting, M.S, selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

(9)

4. Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing, dengan

tulus ikhlas meskipun penuh kesibukan masih menyempatkan waktu

menerima penulis setiap konsultasi dan segala sumbangsih pemikirannya.

5. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang

telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

6. Prof. Dr. Herman Mawengkang dan Dr. Beby KF Sembiring, SE, MM, selaku

Anggota Komisi Pembanding pada saat penulis mulai mengajukan seminar

kolokium sampai dengan pelaksanaan sidang ujian tesis yang telah banyak

memberikan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak Drs. M. Syarfi Hutauruk, selaku Walikota Sibolga yang telah

memberikan izin tugas belajar kepada penulis.

8. Bapak Drs. Alpian Hutauruk, M.Pd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota

Sibolga yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis mulai dari

proses pendaftaran sampai dengan saat ini beserta semua rekan-rekan di

Dinas Pendidikan Kota Sibolga.

9. Kepada seluruh keluarga besar, Ayahanda Drs. H. Jailani Hasibuan dan

Ibunda Hj. Zubaidah Nasution, S.Pd tercinta beserta kakak, abang dan

adik-adik, terimakasih atas kasih sayang, do’a, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan

Strata Dua.

10. Teristimewa buat sahabat-sahabat penulis, terima kasih atas segala masukan

(10)

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin menyempurnakan tesis ini,

adapun jika terdapat ketidaksempurnaan kiranya dapat menjadi telaah dan kajian

bagi peneliti berikutnya. Semoga bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya.

Medan, 1 Juli 2013 Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Nur ‘Ainun Hasibuan, lahir di Sibolga tanggal 8 September 1983, anak

kedua dari lima bersaudara dari pasangan Drs. H. Jailani Hasibuan dan

Hj. Zubaidah Nasution, S.Pd. Agama Islam. Bekerja di Dinas Pendidikan Kota

Sibolga sejak bulan Desember tahun 2003 sampai dengan saat ini. Mulai

menuntut ilmu pada tahun 1989 di SD Negeri No. 087695 Sibolga dan lulus pada

tahun 1995. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 5 Sibolga dan lulus pada

tahun 1998. Pada tahun 2001 lulus dari Madrasah Aliyah Negeri Sibolga.

Selanjutnya pada tahun 2001 meneruskan pendidikan di Universitas Negeri

Medan Program Studi D2 PGSD Jurusan Guru Kelas. Kemudian pada tahun 2004

melanjutkan pendidikan Strata 1 di STIE Al-Washliyah Sibolga/ Tapanuli Tengah

dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2011 melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana

(12)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ………..

KATA PENGANTAR ……… DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….. DAFTAR ISI ………...

1.2. Perumusan Masalah

………...

2.2. Teori Tentang Pemasaran Pariwisata

………

2.2.1. Pengertian dan Karakteristik Pemasaran Pariwisata …. 2.2.2. Pelaku Pariwisata ………..

2.3. Teori Tentang Kepuasan

………...

2.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ……… 2.3.2. Mengukur Kepuasan Pelanggan ………

2.4. Teori Tentang Loyalitas

………

2.4.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan ……… 2.4.2. Mengukur Loyalitas Pelanggan ……… 2.4.3. Cara Meningkatkan Loyalitas Wisatawan ………...

(13)

3.2. Jenis Penelitian

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian …...

3.6.1. Identifikasi Variabel Penelitian ………. 3.6.2. Defenisi Operasional Variabel ……….. 3.6.3. Pengukuran Variabel Penelitian ………

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

…..………

4.1.Gambaran Umum Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah ………. 4.2.Karakteristik Responden ……… 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………… 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Perkawinan ………. 4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ……….. 4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ……. 4.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal …. 4.2.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Kunjungan ……….. 4.3.Hasil Analisis Deskriptif ……… 4.4.Hasil Uji Analisis Faktor ……… 4.4.1. KMO (Kaiser Meyer Olkin) ………...

4.4.2. Rotasi Faktor ………..

4.4.3. Uji Asumsi Analisis Faktor ……… 4.5.Hasil Uji Analisis Jalur ……….. 4.5.1. Persamaan Substruktur 1 ……… 4.5.2. Persamaan Substruktur 2 ……… 4.5.3. Perhitungan Pengaruh ……… 4.6.Pembahasan Analisis Deskriptif ……… 4.6.1. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Ketersediaan

Sarana dan Prasarana ………... 4.6.2. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kemampuan

(14)

Pemandu Wisata ……...………... 4.6.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Makanan dan

Minuman ………..………... 4.6.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Upaya

Penghijauan ………... 4.6.5. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Sarana

Informasi ………... 4.6.6. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keamanan…. 4.6.7. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Akomodasi

dan Transportasi …...………... 4.6.8. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga ……. 4.6.9. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keramahan .. 4.6.10.Penjelasan Responden Terhadap Variabel Biaya Jasa

Pemandu ………... 4.6.11.Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kebersihan

Perlengkapan Wisata ………... 4.6.12.Penjelasan Responden Terhadap Variabel Karakteristik. 4.6.13.Penjelasan Responden Terhadap Variabel Seni Budaya..

(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1

1.2 1.3

Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan Dengan Komoditi Ekpor Lainnya Tahun 2004-2007 ……….. Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Indonesia sepanjang Tahun 2010 sampai dengan 2012………... Jumlah Wisatawan Mancanegara (winus) yang melakukan

Perjalanan Domestik pada 2011 sampai dengan 2012…………. Data Kunjungan Wisatawan Domestik Di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah ………….. Dimensi Kualitas ……… 5 20 3.1 Instrumen Skala Likert ……… 45

3.2 Output Uji Validitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan ……….. 46

3.3 Output Uji Validitas Variabel Kepuasan Y11, Y12 …………... 48

3.4 Output Uji Validitas Variabel Loyalitas Y21, Y22 ……… 48

3.5 Output Uji Reliabilitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan ……… 49

3.6 Output Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan ……… 49

3.7 Output Uji Reliabilitas Variabel Loyalitas ………. 50

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………. 59

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……... 59

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan …… 59

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir …. 61 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ……….. 62

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ………….. 63

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan …… 64

4.8 Penjelasan responden terhadap faktor penataan sarana dan prasarana yang teratur (V1) ……… 64

4.9 Penjelasan responden terhadap faktor penataan sarana dan prasarana yang serasi (V2) ………. 65

4.10 Penjelasan responden terhadap faktor Penggunaan tata warna pada sarana dan prasarana yang selaras dengan lingkungan sekitarnya serta menunjukkan sifat-sifat kepribadian nasional (V3) ……… 65

4.11 Penjelasan responden terhadap faktor Kebersihan sarana dan prasarana (V4) ……… 66

4.12 Penjelasan responden terhadap faktor Kebersihan sajian makanan dan minuman (V5) ……….. 67

(16)

wisata (V7) ………. 68 4.15 Penjelasan responden terhadap faktor Pakaian dan penampilan

petugas (V8) ………... 68

4.16 Penjelasan responden terhadap faktor Terdapat penghijauan

secara teratur (V9) ……….. 69

4.17 Penjelasan responden terhadap faktor Terdapat penghijauan secara indah dalam bentuk taman maupun di lingkungan sekitar

(V10) ……….. 69

4.18 Penjelasan responden terhadap faktor Aman dari tindak

kejahatan (V11) ……….. 70

4.19 Penjelasan responden terhadap faktor Aman dari serangan

penyakit menular (V12) ………. 70

4.20 Penjelasan responden terhadap faktor Aman dari kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang

kurang baik (V13) ……….. 71

4.21 Penjelasan responden terhadap faktor Masyarakat di sekitar

yang sangat baik (V14) ……….. 71

4.22 Penjelasan responden terhadap faktor Ketertiban Lalu lintas

(V15) ……….. 72

4.23 Penjelasan responden terhadap faktor Alat angkutan yang

berangkat tepat pada waktunya (V16) ……… 72 4.24 Penjelasan responden terhadap faktor Alat angkutan yang

datang tepat pada waktunya (V17) ………. 73 4.25 Penjelasan responden terhadap faktor Tidak terdapat orang

yang berdesakan ketika ingin mendapatkan atau membeli

sesuatu yang diperlukan (V18) ………... 73 4.26 Penjelasan responden terhadap faktor Bangunan dan

lingkungan tertata rapi (V19) ………. 74 4.27 Penjelasan responden terhadap faktor Informasi yang benar dan

tidak membingungkan seputar daerah tujuan wisata (V20) ….. 74 4.28 Penjelasan responden terhadap faktor Keramahan masyarakat

sekitar tujuan wisata (V21) ……… 75

4.29 Penjelasan responden terhadap faktor Masyarakat di sekitar

ringan tangan membantu tanpa pamrih (V22) ………... 75 4.30 Penjelasan responden terhadap faktor Keterampilan pemandu

wisata (V23) ………... 76

4.31 Penjelasan responden terhadap faktor Kemampuan pemandu

wisata dalam berinteraksi dengan wisatawan (V24) ………….. 77 4.32 Penjelasan responden terhadap faktor Wawasan pemandu

wisata tentang objek wisata yang digelutinya (V25) …………. 77 4.33 Penjelasan responden terhadap faktor Kemampuan pemandu

wisata dalam menjelaskan kelebihan-kelebihan yang ada pada

daerah tujuan wisata (V26) ……… 77

4.34 Penjelasan responden terhadap faktor Tarif jasa pemandu

(V27) ……….. 78

4.35 Penjelasan responden terhadap faktor Kesesuaian informasi yang diperoleh dari pemandu dengan biaya yang dikeluarkan

(17)

4.36 Penjelasan responden terhadap faktor Kecepatan layanan

bandara/ pelabuhan/ terminal (V29) ………... 79

4.37 Penjelasan responden terhadap faktor Rute penerbangan dari dan menuju daerah wisata (V30) ……… 79

4.38 Penjelasan responden terhadap faktor Ketersediaan sarana pendukung (WC, angkutan dari menuju bandara, kantin, dll) (V31) ……….. 80

4.39 Penjelasan responden terhadap faktor Jaringan komunikasi yang lancar dan tidak terputus-putus (internet dan telepon (selular) (V32) ……… 80

4.40 Penjelasan responden terhadap faktor Kemudahan daalam melakukan pembelian pulsa (V33) ………. 81

4.41 Penjelasan responden terhadap faktor Kualitas pelayanan (V34) 81 4.42 Penjelasan responden terhadap faktor Harga Layanan (V35)…. 82 4.43 Penjelasan responden terhadap faktor Kualitas tujuan wisata secara keseluruhan (V36) ………... 82

4.44 Penjelasan responden terhadap faktor Waktu yang harus dikorbankan untuk menuju ke daerah sesuai dengan pengalaman yang diperoleh (V37) ………. 83

4.45 Penjelasan responden terhadap faktor Akomodasi yang sangat nyaman (V38) ………. 83

4.46 Penjelasan responden terhadap faktor Akomodasi yang sangat bersih (V39) ………... 84

4.47 Penjelasan responden terhadap faktor Pertunjukan seni budaya (V40) ……….. 84

4.48 Penjelasan responden terhadap faktor Keragaman jenis makanan (V41) ………... 85

4.49 Penjelasan responden terhadap faktor Kelezatan makanan (V42) ……….. 85

4.50 Penjelasan responden terhadap faktor Penampilan dan penyajian makanan (V43) ……….. 86

4.51 Penjelasan responden terhadap faktor Tampilan cendera mata (V44) ……….. 86

4.52 Penjelasan responden terhadap faktor Harga cendera mata(V45) ……….. 87

4.53 Penjelasan responden terhadap variabel kepuasan tentang fasilitas fisik secara keseluruhan yang ada di daerah tujuan wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah (Y1.46) …... 87

4.54 Penjelasan responden terhadap variabel kepuasan tentang kemampuan dari semua pelaku wisata (Y1.47) ………. 88

4.55 Penjelasan responden terhadap variabel loyalitas tentang akan melakukan kunjungan ulang (Y2.48) ………. 88

4.56 Penjelasan responden terhadap variabel loyalitas tentang akan merekomendasikan kepada teman yang lain (Y2.49) ………… 89

4.57 Output KMO dan Barlett’s Test ………. 90

4.58 Output Total Variance Explained ………... 90

4.59 Total Output Component Matrix ……… 93

(18)

4.61 Hasil Analisis ………. 96

4.62 Output Reliability Statistic ………. 102

4.63 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………... 103

4.64 Model Summaryts ……….. 106

4.65 ANOVA ………. 106

4.66 Coefficien ……….. 106

4.67 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………... 107

4.68 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………... 113

4.69 Coefficients ………... 114

4.70 Model Summaryts ……….. 115

4.71 ANOVA ………. 116

4.72 Coefficien ………... 116

4.73 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………... 117

4.74 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………... 118

(19)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 2.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6

Kerangka Konseptual Pertama ………... Kerangka Konseptual Kedua ……….. Scatterplot Uji Homoskedastisitas ……….. Digaram Jalur Hasil Uji Analisis Faktor ……… Scatterplot ……….. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ………. Scatterplot ……….. Scatterplot ………..

(20)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN DAN LOYALITAS WISATAWAN DI DAERAH TUJUAN WISATA

PANTAI PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

ABSTRAK

Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bahkan dewasa ini sektor pariwisata menduduki posisi kedua dalam penerimaan devisa negara setelah minyak dan gas. Sebagai daerah dengan tujuan “Tapanuli Tengah Negeri Wisata Sejuta Pesona”, Kabupaten Tapanuli Tengah dihadapkan pada tantangan bagaimana menarik minat para wisatawan agar mau berkunjung ke daerah tujuan wisata Pantai Pandan melalui pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kepuasan terhadap loyalitas wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 263 (dua ratus enam puluh tiga) orang yang tidak berdomisili di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling aksidental dengan sifat penelitian adalah explanotary factor analysis. Data dikumpulkan dengan melalui kuesinoner dan pengukuran variabelnya menggunakan skala Likert yang teridiri dari 5 (lima) skala. Model analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis jalur. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 14 (empat belas) variabel yang terbentuk dari 45 faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung di daerah tujuan wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu ketersediaan sarana dan prasarana, kemampuan pemandu wisata, makanan dan minuman, upaya penghijauan, sarana informasi, keamanan, akomodasi dan transportasi, harga layanan, keramahan, biaya jasa pemandu, kebersihan perlengkapan wisata, karakteristik, seni budaya, penataan sarana dan prasarana. Sedangkan hasil penelitian yang menggunakan analisis jalur dapat diketahui besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dengan nilai yang paling besar adalah pengaruh variabel kesembilan yaitu keramahan dan nilai yang paling rendah adalah variabel ketigabelas yaitu seni budaya.

(21)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING THE SATISFACTION AND LOYALTY OF TOURISTS IN THE

TOURIST DESTINATION OF PANTAI PANDAN, TAPANULI TENGAH DISTRICT

ABSTRACT

Tourism industry is currently one of the biggest industries and service sectors with the fastest growth rate in the world. Tourism sector is even holding the second position in foreign exchange revenue after oil and gas. With the motto “Tapanuli Tengah: Tourist Destination with a Million Charms”, Tapanuli Tengah District is facing the challenge of how to attract the tourist to visit the tourist destination of Pantai Pandan through the provision of facilities needed by the tourists. The purpose of this analytical factor explanatory study was to find out and analyze the satisfaction of the tourists and the influence of satisfaction factor on the loyalty of tourists visiting Pantai Pandan, Tapanuli Tengah District. The samples for this study were 263 persons domiciled in the City of Sibolga and Tapanuli Tengah District selected through accidental sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire distribution and the variables were measured through Likert scale consisting of 5 (five) scales. The data obtained were analyzed through factor analysis and path analysis. The result of factor analysis showed that there were 14 (fourteen) variables formed from 45 factors influencing the satisfaction of tourists visiting Pantai Pandan in Tapanuli Tengah District such as the availability of facility and infrastructure, the ability of tour guides, food and beverages, reforestation efforts, information facilities, security, accommodation and transportation, price of service, hospitality, tourist guide fee, hygiene of tourist supplies, characteristics, cultural arts, facility and infrastructure arrangement, The result of path analysis showed the amaount of direct influence, indirect influence, and total influence. Hospitality (the 9th variable) was the most influencing and the less influencing variable was cultural arts (the 13th variable).

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan sektor jasa

dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bahkan dewasa ini

sektor pariwisata menduduki posisi kedua dalam penerimaan devisa negara

setelah minyak dan gas. Sebagai gambaran, bagaimana peringkat pariwisata

dibandingkan komoditi lain dan berapa besarnya devisa yang diperoleh negara

Indonesia dari sektor pariwisata, berikut data penerimaan devisa pariwisata dalam

kurun waktu 2004-2007, yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun

2007 sebagaimana tercantum pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1.

(23)

Bila dibandingkan dengan komoditi ekspor minyak dan gas bumi, maka

pada tahun 2004 nampak bahwa sektor pariwisata menduduki peringkat kedua

setelah sektor minyak dan gas bumi, tahun 2005 turun keperingkat tiga setelah

pakaian jadi, pada tahun 2006 anjlok keperingkat enam setelah alat listrik, dan

pada tahun 2007 kembali menempati peringkat tiga setelah minyak kelapa sawit.

Jadi dalam kurun waktu tahun 2004 hingga 2007, sektor pariwisata belum berhasil

menjadi penyumbang devisa terbesar dibanding sektor-sektor lain. Padahal di sisi

lain, menurut Anggraini dalam Martaleni (2011) Indonesia sebagai salah satu

negara yang terkenal memiliki banyak potensi wisata baik alam ataupun budaya

yang telah dikenal tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara.

Badan Pusat Statistik melansir jumlah wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Indonesia sepanjang 2010 sampai dengan 2012 yang dapat dilihat

pada Tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2

Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sepanjang 2010 sampai dengan 2012

Tahun Jumlah Wisatawan Penerimaan Devisa

2010 7 juta orang US$7,6 miliar

2011 7,65 juta orang US$ 8,6 miliar

(24)

Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa terjadi kenaikan jumlah wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selama 3 tahun terakhir sejak tahun

2010 sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2011 naik 9,24% dibandingkan total

wisatawan mancanegara sepanjang 2010 dan mengantongi devisa US$ 8,6 miliar

dari pariwisata pada tahun 2011. Angka tersebut naik 13,16% dibanding

penerimaan tahun 2010. Pada tahun 2012 sektor pariwisata diperkirakan

menyumbang devisa 9,07 miliar dollar AS atau naik 6,03% dibandingkan tahun

lalu. pertumbuhan wisatawan mancanegara hingga Oktober 2012 naik 5%

dibandingkan tahun lalu yang artinya lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan

pariwisata global yang diprediksi naik 3-4 persen pada 2012.

Tabel 1.3

Jumlah wisatawan nusantara (Winus) yang melakukan perjalanan domestik pada 2011 sampai dengan 2012

Tahun Jumlah Perjalanan

2011 236 juta perjalanan

Sampai dengan Oktober 2012 245 juta perjalanan Sumber : BPS (2012)

Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui bahwa untuk wisatawan nusantara

(wisnus) pada 2012 diestimasikan terjadi kenaikan jumlah perjalanan sebesar

3,81% dibandingkan pada 2011, hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan

nusantara untuk melakukan perjalanan domestik meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya.

Perkembangan sektor pariwisata mendorong banyak negara di dunia

menggunakan kesempatan untuk melakukan persaingan secara natural dalam

industri pariwisata, dengan menawarkan program-program yang diharapkan dapat

menarik para wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata yang disediakan.

(25)

Indonesia menawarkan program ”Visit Indonesia Year”. Industri ini dibangun

dengan harapan agar wisatawan banyak datang berkunjung dan membelanjakan

uangnya. Atas dasar ini banyak negara khususnya negara berkembang berupaya

memajukan sektor pariwisata dengan cara memperbaiki infrastruktur pariwisata,

penyediaan insentif berupa pembebasan visa kunjungan wisata, promosi dan

pemasaran ke luar negeri. Disadari bahwa pengembangan pariwisata, bukanlah

hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga merupakan tanggung

jawab bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pemerintah

daerah sebagai pemegang kekuasaan dan kewenangan, tentunya lebih menguasai

dan memahami tentang potensi daerahnya, sehingga dalam menentukan obyek

wisata yang perlu dikembangkan akan lebih tepat. Pengembangan dan

peningkatan kepariwisataan di negara Indonesia mendapat dukungan yang sangat

kuat dari pemerintah Indonesia yang dibuktikan dengan besarnya dukungan dari

semua Pemerintah Daerah yang salah satunya adalah Kabupaten Tapanuli Tengah

melalui visi dan misi daerahnya yang berupaya untuk mewujudkan “Kabupaten

Tapanuli Tengah Negeri Wisata Sejuta Pesona”.

Berdasarkan Permendagri No. 66 Tahun 2011, Kabupaten Tapanuli

Tengah berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darusalam di sebelah utara,

Kabupaten Tapanuli Selatan di sebelah selatan, Kabupaten Tapanuli Utara di

sebelah timur dan mengelilingi Kota Siboga. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak

di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan

wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya

di pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 6.194,98 km². Luas wilayah : 2.194,98

(26)

(72.516,69 Km2), yang terletak pada koordinat 1°11’00” - 2°22’0” lintang utara,

serta 98°07’ - 98°12’ BT Bujur Timur. Karena letaknya yang strategis menjadikan

Kabupaten Tapanuli sebagai daerah lintas yang banyak dikunjungi. Garis pantai

yang luas menjadikan Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai destinasi tujuan wisata

dan Pantai Pandan merupakan salah satu pilihan favorit. Pantai Pandan merupakan

objek wisata utama yang selalu ada dalam daftar kunjungan para wisatawan.

Tabel 1.4

Data Kunjngan Wisatawan Domestik Di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

No. Tahun Jumlah Wisatawan

1 2007 7.428

2 2008 9.621

3 2009 9.640

4 2010 10.375

5 2011 11.026

Sumber : LPJ Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan kunjungan

wisatawan di daerah tujuan wisata Pantai Pandan setiap tahunnya. Hal ini

merupakan potensi yang sangat besar dan bisa mejadi peluang bagi Kabupaten

Tapanuli Tengah untuk pengembangan sektor wisata.

Sebagai daerah dengan tujuan “Tapanuli Tengah Negeri Wisata Sejuta

Pesona”, Kabupaten Tapanuli Tengah dihadapkan pada tantangan bagaimana

menarik minat para wisatawan agar mau berkunjung ke Pantai Pandan melalui

pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Menurut Bursan

(2006), kepuasan terhadap obyek wisata dapat diprediksi oleh variabel-variabel

kepuasan terhadap obyek wisata yang ditentukan oleh : keindahan alam lokasi,

(27)

keunikan budaya, keramahan masyarakat, keterampilan pemandu wisata, tarif jasa

pemandu, dan image destinasi. Selain variabel-variabel tersebut, kepuasan obyek

wisata juga dapat diprediksi oleh variabel-variabel fasilitas jalan raya,

kenyamanan jalan raya, keamanan jalan raya, fasilitas sosial

bandara/pelabuhan/terminal, kecepatan layanan bandara/pelabuhan/terminal,

kenyamanan, keramahan, sarana komunikasi, ketepatan waktu dan image

destinasi.

Akan tetapi, berdasarkan fakta yang ada kondisi fasilitas jalan raya di

Kabupaten Tapanuli Tengah sangat buruk. Hal ini dapat dilihat di sepanjang ruas

jalan perbatasan baik yang berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darusalam,

Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga. Selain di

perbatasan, fasilitas jalan raya dalam kota yang menuju ke Pantai Pandan juga

rusak. Kondisi ini tentu saja bisa mengakibatkan ketidakpuasan bagi wisatawan

yang ingin berkunjung ke Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya daerah tujuan

wisata Pantai Pandan.

Selain fasilitas jalan raya, pelayanan di bandara FL. Tobing pun sangat

minim. Jarak bandara dengan jalan raya sangat jauh dan tidak ada sarana angkutan

yang nyaman buat para wisatawan seperti taxi atau angkutan umum lainnya.

Hanya ada becak yang jumlahnya sedikit dan mobil yang disediakan oleh Travel

dengan tarif yang mahal. Sehingga wisatawan yang akan berkunjung ke Pantai

Pandan harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk transportasi dari bandara ke

daerah tujuan wisata Pantai Pandan.

Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai potensi pariwisata terutama

(28)

kuliner yang terangkum dalam slogan “Tapanuli Tengah, Negeri Wisata Sejuta Pesona”

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah harus berupaya melibatkan semua

pihak terutama masyarakat karena pariwisata terkait dengan upaya mewujudkan

Sapta Pesona. Jika tujuan ini telah dicapai, wisatawan akan merasa puas, ini . Peningkatan jumlah wisatawan menunjukkan adanya loyalitas

pengunjung (wisatawan). Loyalitas wisatawan tersebut sangat dipengaruhi oleh

prasarana, sarana dan pelayanan yang diberikan oleh pelaku pariwasata. Penelitian

yang dilakukan Gretzel, et al., (2004) di Illionis Amerika menyatakan bahwa

pelayanan personal pariwisata merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan

volume jumlah wisatawan ke suatu daerah. Pelayanan yang dimaksud oleh

Gretzel, et. al antara lain menyediakan suatu katalog tentang nuansa alam atau

budaya di daerah setempat, menyediakan informasi hiburan-hiburan yang bersifat

in door, atraksi, tempat tinggal keluarga, sarana-sarana pendukung di tempat

tinggal, kegiatan-kegiatan olahraga, pusat-pusat perbelanjaan, kegiatan yang

bersifat perlombaan, sejarah-sejarah yang berkaitan dengan daerah setempat,

sarana dan prasarana transportasi, dan terakhir adanya penyediaan alat-alat

permainan. Potensi ini belum sepenuhnya dieksploitasi baik oleh pemerintah

daerah Kabupaten Tapanuli Tengah maupun oleh masyarakat pariwisata itu

sendiri, meskipun pada kenyataannya jumlah kunjungan wisatawan domestik

terus mengalami kenaikan. Untuk mencapai keberhasilan target pariwisata suatu

daerah maka diperlukan ada usaha-usaha yang dilakukan dengan mengatur sistem

pariwisata yang memadai berupa promosi dan pengembangan potensi-potensi

pariwisata yang didukung dengan desain produksi dan kegiatan-kegiatan yang

(29)

adalah hasil yang paling diinginkan oleh semua pihak yang terlibat dalam sektor

pariwisata. Selanjutnya setelah wisatawan puas diharapkan mereka akan menjadi

wisatawan yang loyal. Mereka akan berkunjung lagi dan menceritakan kepada

orang lain. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas wisatawan di daerah tujuan

wisata Pantai Pandan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan

masalah adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang

berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan di Kabupaten Tapanuli

Tengah?

2. Sejauh mana pengaruh kepuasan wisatawan terhadap loyalitas wisatawan

untuk dapat berkunjung kembali ke daerah tujuan wisata Pantai Pandan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan

dalam penelitian. Maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Pantai

(30)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kepuasan terhadap

loyalitas wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten

Tapanuli Tengah.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna

untuk membantu dalam penyusunan program daerah dan pengambilan

keputusan pemasaran untuk meningkatkan dan mempertahankan loyalitas

wisatawan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Penulis

Penulis diharapkan dapat mengaplikasikan teori pemasaran yang diperoleh

selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi riil di dunia

bisnis pariwisata sehingga dapat melatih kemampuan analisis kritis secara

sistematis.

3. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian

selanjutnya di bidang pemasaran pariwisata terutama tentang loyalitas

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Ginting (2011), dalam penelitiannya dengan judul : “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan dan Loyalitas Wisatawan di Pemandian

Air Panas Alam Berastagi”. Dalam studi ini terdapat 3 variabel penentu yaitu

kepuasan wisatawan, hambatan peralihan dan keluhan wisatawan. Dengan

menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif diperoleh hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa secara serempak ketiga variabel tersebut mempengaruhi

terhadap loyalitas wisatawan di pemandian air panas alam Berastagi. Temuan ini

dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan pemasaran untuk

meningkatkan dan mempertahankan loyalitas wisatawan di pemandian air panas

alam Berastagi.

Heriyana (2008) dalam penelitiannya yang berjudul : “Analisis Pengaruh

(32)

Pantai Iboih Sabang Nanggroe Aceh Darussalam”. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa bukti fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan dan empati berpengaruh high

significan terhadap kepuasan wisatawan dan kepuasan wisatawan mempunyai

hubungan dengan loyalitas wisatawan. Metode penelitian yang digunakan adalah

pendekatan survey dengan jenis penelitian deskritptif kuantitatif dan bersifat

eksplanatori.

Brkic and Dzeko (2008), melakukan penelitian dengan judul “Managing

Tourist Satisfaction and Retention: A Case Of Tourist Destination Canton

Sarajevo, Bosnia and Herzegovina”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 5 peringkat komponen yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung

ke daerah tujuan wisata yaitu: masyarakatnya, keramahan dan kepedulian

terhadap pelanggan, kualitas makanan dan minuman, harga dan nilai yang

diperoleh, pertunjukan pariwisata, penginapan dan lingkungan sekitar.

Pertunjukan pariwisata, penginapan dan lingkungan sekitar merupakan komponen

dengan rating cukup rendah yang menjadi sumber keprihatinan bagi manajer

pariwisata di Sarajevo karena merupakan faktor yang seharusnya berada pada

skala tertinggi. Hal yang sama juga terjadi pada komponen higenis dan bersih

yang menerima rating kepuasan terendah dari semua komponen, meskipun

peringkat tinggi menurut signifikansi. Ia juga mengamati bahwa pertama kali

pengunjung ke Sarajevo memberikan peringkat sedikit lebih rendah dari

pengunjung berulang, dan menunjukkan kurangnya kemauan untuk kunjungan

berulang. Penelitian ini menggunakan metode komunikasi personal melalui

kuesioner (survei) antara responden/ wisatawan. Alat ukur untuk penilaian

(33)

menandakan nilai individu mulai dari 1, yang berarti 'sangat puas' sampai 7, yang

berarti 'sangat puas', dengan kelas 4 menandakan posisi netral, " tidak puas atau

tidak puas '.

Pawitra and Tan (2003), dengan judul penelitian “Tourist Satisfaction In

Singapore–A Perspective From Indonesian Tourist”. Penelitian ini

mengintegrasikan Model Kano, SERVQUAL, dan penyebaran kualitas fungsi.

The Cronbach ce test digunakan untuk menentukan keandalan data yang

dikumpulkan. Skala yang dihasilkan ditemukan internal diandalkan (Cronbach a =

0.88). Ini melebihi standar minimal 0,70 disarankan oleh Nunnally (1978).

Korelasi item-to-total, yang merupakan indikasi tingkat hubungan item terhadap

skor total, diperiksa juga. Nilai atribut yang ditemukan dapat diandalkan.

Singapura dianggap memiliki citra positif dalam hal atribut. Singapura terutama

dianggap bersih, tenang, santai, dan menghibur. Para wisatawan juga melihat

Singapura sebagai tempat yang baik untuk berbelanja, luas dan teduh. Adanya

jalur, jalan layang, dan underpass untuk pejalan kaki sehingga leluasa bergerak.

Adapun suasana hati atau pengalaman di Singapura, wisatawan Indonesia pada

umumnya merasa santai karena lingkungan tertib dan aman. Selain itu, mereka

berpendapat bahwa Singapura adalah tempat yang menyenangkan dan menghibur

untuk mengunjungi. Gambaran negatif muncul dari masyarakat setempat yang

tidak ramah dan harga barang yang mahal, sebagaimana dibuktikan oleh nilai

rata-rata yang relatif rendah untuk atribut ini (3,43 dan 3,4 untuk masing-masing).

2.2. Teori Tentang Pemasaran Pariwisata

(34)

Dilihat dari asal usul kata (etismology) kita mengetahui bahwa kata

“marketing” berasal dari kata market yang berarti pasar. Karena itu pulalah dalam

kehidupan sehari-hari istilah marketing sering disamakan dengan “pemasaran”

oleh kebanyakan orang.

Menurut Yoeti (1996), marketing bukan saja mencakup masalah jual beli

yang terjadi dalam pasar, tetapi juga membicarakan secara sistematis segala yang

perdagangan dalam arti seluas-luasnya, tidak hanya menyangkut barang-barang

saja, tetapi juga menyangkut jasa (service). Pemasaran lebih merupakan suatu

jembatan antara produsen dan konsumen. Kegiatannya dimulai semenjak suatu

barang dan jasa diproduksi, mendistribusikannya sampai ke tangan konsumen

akhir. Sedangkan menurut Kotler, John dan James (2002), pemasaran (marketing)

adalah proses sosial dan manajerial yang mengakibatkan individu dan kelompok

memperolah apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptan dan

pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.

Marketing dalam kepariwisataan merupakan hal yang sangat kompleks

sekali karena produk daripada industri pariwisata mempunyai ciri-ciri khas

dibandingkan dengan produk berupa barang dan lagi pula produk pariwisata

sering saling berkaitan dengan beberapa perusahaan, instansi dan lembaga dalam

masyarakat. Krippendorf dalam Yoeti (1996), memberikan batasan tentang

marketing dalam kepariwisataan sebagai berikut :

“…Marketing in tourism to be understoodas the systematic and coordinated

execution of business policy by tourist undertaking wheter private or state owned

(35)

statisfaction of the needs of identifiable consumer groups and doing so to achieve

an appropriate return”.

Menurut Ginting (2005) “Pemasaran pariwisata adalah suatu proses sosial

dan manajerial dimana wisatawan dan penyedia jasa wisata mendapatkan

kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran. Penyedia jasa menciptakan,

menawarkan jasa dan bertukar jasa wisata yang berkualitas dengan uang

wisatawan dan wisatawan dapat menikmati jasa wisata yang berkualitas yang

ditawarkan sehingga kedua belah pihak memperoleh kepuasan.

Sebenarnya pemasaran pariwisata itu, seperti halnya dengan pemasaran

barang-barang manufaktur, tidak lain adalah usaha mencari keseimbangan antara

permintaan (Demand) dan penawaran (Supply) sedemikian rupa sehingga kedua

belah pihak mencapai kepuasan bagi wisatawan dan keuntungan bagi perusahaan

atau Daerah Tujuan Wisata. Sebelum memasarkan produk pariwisata, seorang

penjual haruslah memahami dan mengerti benar sifat dan karakter produk yang

ditawarkan kepada pembeli (wisatawan).

2.2.2. Pelaku Pariwisata

Di dalam pasar wisata banyak pelaku yang terlibat. Meskipun peran

mereka berbeda-beda, tetapi mutlak harus diperhitungkan dalam perencanaan

pariwisata.

1. Wisatawan

Menurut Damanik dan Weber (2006), Wisatawan adalah konsumen atau

pengguna produk dan layanan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

kehidupan mereka berdampak langsung pada kebutuhan wisata, yang dalam

(36)

memburuk, waktu luang yang semakin terbatas, tingkat kesehatan yang

menurun, atau singkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat akan berpengaruh

terhadap konstelasi permintaan produk wisata. Dalam hal ini bisa dimaklumi

mengapa suatu daerah atau Negara bisa menjadi sumber wisatawan atau

negara yang intensitas wisatanya tinggi, sebaliknya daerah atau negara lain

hanya menempati posisi sebagai penerima wisatawan atau penyedia jasa

semata.

Menurut Salmun dalam Sulistiyani (2010) wisatawan adalah seseorang yang

melakukan perjalanan baik untuk kesenangan maupun untuk sesuatu urusan

dengan meninggalkan tempat kedudukan atau paling tidak untuk bermalam.

Sedangkan menurut Lundberg, Mink dan Krishnamoorthy (1997), seorang

wisatawan didefenisikan sebagai seseroang yang berada jauh dari tempat

tinggalnya (jarak jauhnya ini berbeda-beda).

2. Industri Pariwisata

Menurut Foster (2000), dalam artian luas, pariwisata adalah bisnis

menyediakan informasi, transportasi, akomodasi, dan pelayanan lainnya bagi

para pejalan. Industri perjalanan dan pariwisata terbentuk dari perusahaan

yang menyediakan pelayanan untuk semua tipe pejalan, baik pejalan yang

melakukan perjalanan untuk kepentingan bisnis atau untuk bersenang-senang.

Menurut Yoeti (1996), Industri Pariwisata adalah kumpulan dari

macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan

jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan para wisatawan pada

(37)

Industri pariwisata sama dengan industri jasa lainnya yang produknya adalah

jasa yang memiliki karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan

Amstrong (2001), menyatakan bahwa jasa memiliki 4 karakteristik utama,

yaitu :

a. Tidak Berwujud (Intangibility), jasa mempunyai sifat tidak berwujud,

karena tidak bisa dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum

jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli akan mencari

tanda atau bukti dari kualitas jasa tersebut.

b. Tidak terpisah (Inseparability), jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara

bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam

persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual baru dikonsumsi.

Jika seseorang memberikan pelayanan, maka penyediaanya merupakan

bagian dari jasa itu. Karena klien juga hadir saat jasa itu dilakukan,

interaksi penyedia klien merupakan ciri khusus pemasaran jasa.

c. Berubah-ubah (Variability), jasa tergantung pada siapa yang menyediakan

serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Pembeli jasa menyadari

keragaman yang tinggi dan sering membicarakan dengan orang lain

sebelum memilih seorang penyedia jasa.

d. Ketidaktahanlamaan (Perishability), jasa tidak dapat disimpan karena

tidak tahan lama. Sehingga dapat dikatakan bahwa jasa dihasilkan pada

saat ada permintaan akan jasa tersebut dan permintaan ini tidak dapat

ditunda.

(38)

Pelaku yang tidak kalah penting adalah pemerintah. Pemerintah mempunyai

otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan peruntukan berbagai infrastruktur

yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Tidak hanya itu, pemerintah

bertanggungjawab dalam menentukan araha yang dituju perjalanan

pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan

bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing.

Beberapa peran yang mutlak menjadi tanggungjawab pemerintah adalah

sebagai berikut:

a. Penegasan dan konsistensi tentang tata-guna lahan untuk pengembangan

kawasan wisata, termasuk kepastian hak kepemilikan sistem persewaan

dan sebagainya;

b. Perlindungan lingkungan alam dan cagar budaya untuk mempertahankan

daya tarik objek wisata, termasuk aturan pemanfaatan sumberdaya

lingkungan tersebut;

c. Penyediaan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara, dan angkutan)

pariwisata;

d. Fasilitas fiskal, pajak, kredit, dan izin usaha yang tidak rumit agar

masyarakat lebih terdorong untuk untuk melakukan wisata dan

usaha-usaha wisata semakin cepat berkembang;

e. Keamanan dan kenyamanan berwisata melalui penugasan polisi khusus

pariwisata di kawasan-kawasan wisata dan uji kelayakan fasilitas wisata

(kendaraaan, jembatan, dan lain-lain);

f. Jaminan kesehatan di daerah tujuan wisata melalui sertifikasi kualitas

(39)

g. Pengauatan kelembagaan pariwisata dengan cara memfasilitasi dan

memperluas jaringan kelompok dan organisasi kepariwisataan;

h. Pendampingan dalam promosi wisata, yakni perluasan dan intensifikasi

jejaring kegiatan promosi di dalam dan luar negeri;

i. Regulasi persaingan usaha yang memungkinkan kesempatan yang sama

bagi semua orang untuk berusaha di sector pariwisata, melindungi UKM

wisata, mencegah perang tarif, dan sebagainya;

j. Pengembangan sumber daya manusia dengan menerapkan sistem

sertifikasi kompetensi tenaga kerja pariwisata dan akreditasi lembaga

pendidikan pariwisata.

4. Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata,

menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya

merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus

menentukan kualitas produk wisata.

5. Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak LSM, baik lokal, regional, maupun internasional yang melakukan

kegiatan di kawasan wisata. Bahkan jauh sebelum pariwisata berkembang,

organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara

partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat.

(Damanik dan Weber, 2006)

(40)

Saat ini perusahaan menyatakan bahwa tujuan dari perusahaan yang

bersangkutan adalah untuk memuaskan konsumen. Hal ini dilakukan untuk dapat

mengantisipasi perubahan perilaku konsumen yang terjadi terus menerus dan

semakin cepat, karena konsumen di masa sekarang ini lebih terdidik dan memiliki

tuntutan yang lebih tinggi. Untuk menghadapi persaingan dan perubahan perilaku

konsumen itu, maka perusahaan yang berpusat pada konsumen yang dapat

memberikan nilai superior kepada mereka dan memenangkan persaingan.

Kunci untuk mempertahankan wisatawan adalah dengan memberikan

kepuasan wisatawan (customer satisfaction) yang lebih tinggi dibanding dengan

para pesaing. Wisatawan yang merasa puas akan bersedia balik kembali

mengulangi pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang ain untuk

membeli (Kasali, 1998).

Menurut Mowen dan Minor (2001) mendefenisikan kepuasan konsumen

(consumer satisfaction) sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen

atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini

merupakan penilaian evaluatif pascapemilihan yang disebabkan oleh seleksi

pembelian khusus dan pengalaman menggunakan/ mengkonsumsi barang atau

jasa tersebut.

Menurut Kotler, John dan James (2002), kepuasan terhadap produk

ditentukan oleh seberapa baik produk itu memenuhi harapan pelanggan terhadap

produk tersebut.

Untuk dapat memberikan kepuasan, maka pemasar perlu untuk

mengetahui harapan-harapan yang diinginkan oleh konsumennya. Menurut

(41)

faktor yang dapat dikendalikan oleh pemasar yang mempengaruhi kepuasan

konsumen yaitu kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga. Sedangkan 2 (dua)

faktor lainnya, yaitu faktor situasional dan faktor personal di luar kendali pemasar.

Para peneliti di bidang jasa mengidentifikasi 5 (lima) dimensi di mana

konsumen mengevaluasi kualitas jasa yang dijelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Dimensi Kualitas Dimensi Kualitas Jasa

1. Berwujud : Termasuk fasilitas fisik, peralatan dan penampilan perorangan. 2. Reliabilitas : Kemampuan personil untuk melaksanakan secara bebas dan akurat. 3. Tanggapan : Konsumen diberikan pelayanan dengan segera.

4. Jaminan : Pengetahuan dan etika pegawai, serta kemampuan mereka untuk membangkitkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan.

5. Empati : Kepedulian akan kemampuan pegawai dan perhatian individu.

Sumber : A. Parasuraman, Valarie A. Zeithami, dan Leonard L. Berry, “SERVQUAL: A. Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality.” Journal of Retailing, Vol. 64 (Musim Semi 1988), hlm. 12-36.

Menurut Irawan (2003), seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan

yang merasa mendapatkan value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa.

Value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi.

Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan

produsen atau penyedia jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi

pengalaman dengan pelanggan lain, ini akan menjadi referensi bagi perusahaan

yang bersangkutan.

Menurut Kotler (2002), Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan

harapannya”. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara hasil

yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat mengalami salah satu dari

(42)

pelanggan akan merasa tidak puas. 2. Bila kinerja sesuai dengan harapan,

pelanggan akan merasa sangat puas atau gembira. Pelanggan memang harus

dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan

menjadi pelanggan pesaing, hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan

pada gilirannya akan menurunkan laba bahkan kerugian.

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan

keperluan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila ia dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang dapat

dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai suatu pelayanan, yaitu: ketepatan

waktu, dapat dipercaya, kemampuan teknis, diharapkan, berkualitas dan harga

yang sepadan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pelanggan sendiri yang menilai

tingkat kepuasan yang mereka terima dari barang atau jasa spesifik yang

diberikan, serta tingkat kepercayaan mereka terhadap kemampuan pemberi

pelayanan

Menurut Lupiyoadi (2001) bahwa dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan

yaitu :

1. Kualitas produk. Pelannggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan. Terutama untuk industri jasa. Pelanggan akan merasa

puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan

yang diharapkan.

3. Emosional, pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

(43)

merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih

tinggi.

4. Harga, produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

5. Biaya. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas

terhadap produk atau jasa itu.

2.3.2. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Menurut Supranto (2006), Pengukuran tingkat kepuasan erat kaitannya

dengan mutu produk (barang atau jasa). Suatu produk dikatakan bermutu bagi

seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

Menurut Kotler (2000) kepuasan pelanggan dapat diukur dengan menggunakan

metode sebagai berikut :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu

memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang digunakan

bisa berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa,

dan lain-lain.

2. Ghost Shopping

Mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap

(44)

Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman dalam

pembelian produk-produk tersebut.

3. Lost Customer Analysis

Menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah

pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya

dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan survey melalui

pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survey perusahaan akan

memperoleh tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari

pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggan.

2.4. Teori Tentang Loyalitas 2.4.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas merupakan konsistensi wisatawan untuk selalu mengunjungi

obyek wisata. Menurut Sulistiyani (2010) Pemahaman loyalitas pelanggan

sebenarnya tidak hanya dilihat dari transaksinya saja atau pembelian berulang

(repeat customer). Ada beberapa ciri seorang pelanggan bisa dianggap loyal,

antara lain:

(45)

2. Pelanggan yang membeli untuk produk yang lain di tempat yang sama

3. Pelanggan yang mereferensikan kepada orang lain

4. Pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah

Mowen dan Minor dalam Tjiptono (2005) menyatakan “Loyalitas sebagai

kondisi di mana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merek,

mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan

pembeliannya di masa mendatang”.

Loyalitas merupakan respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk

memegang teguh komitmen yang mendasari kontinuitas relasi dan biasanya

tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar

dedikasi maupun kendala pragmatis.

Kotler (2000) mengatakan “the long term success of the a particular brand

is not based on the number of consumer who purchase it only once, but on number

who become repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen

yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering

dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekomendasikan orang lain

untuk membeli.

Sedangkan menurut Zeithaml et al., (1996) tujuan akhir keberhasilan

perusahaan menjalin hubungan relasi dengan Wisatawannya adalah untuk

membentuk loyalitas yang kuat. Indikator dari loyalitas yang kuat adalah:

1. Say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang

telah dikonsumsi.

2. Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah dikonsumsi

(46)

3. Continue purchasing, adalah pembelian yang dilakukan secara terus menerus

terhadap produk yang telah dikonsumsi.

Jadi loyalitas Wisatawan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan

pembelian secara berulang-ulang. Untuk membangun kesetiaan wisatawan

terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan membutuhkan waktu yang lama

melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas sudah

pasti dilakukan oleh wisatawan, dimana istilah yang muncul biasanya selalu

loyalitas wisatawan, bukan loyalitas konsumen. Hal inilah yang akhirnya

membuat perbedaan antara wisatawan (customer) dan konsumen (consumer).

Seseorang dapat dikatakan sebagai wisatawan apabila orang tersebut mulai

membiasakan diri untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh

produsen.

Selanjutnya Griffin (2005) menyatakan bahwa:

Seseorang wisatawan dikatakan setia atau loyal apabila wisatawan tersebut

menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi

dimana mewajibkan wisatawan membeli paling sedikit dua kali dalam selang

waktu tertentu. Upaya memberikan kepuasan wisatawan dilakukan untuk

mempengaruhi sikap wisatawan, sedangkan konsep loyalitas wisatawan lebih

berkaitan dengan prilaku wisatawan daripada sikap dari wisatawan.

2.4.2. Mengukur Loyalitas

Jika kepuasan wisatawan menyangkut apa yang diungkapkan oleh wisatawan,

(47)

sebab itu parameter kepuasan lebih subjektif, lebih sukar dikuantifikasi, dan lebih

sukar diukur dari pada loyalitas wisatawan (Tjiptono,2005:386).

Menurut Parasuraman, et al. (1988) hasil dari evaluasi harapan individual

terhadap suatu produk akan menimbulakn persepsi akan menimbulkan persepsi

terhadap nilai dan bertindak berdasarkan hal tersebut. Selanjutnya wisatawan akan

memperhitungkan penawaran mana yang akan memberikan nilai dan kepuasan

tertinggi. Penawaran yang mampu memenuhi harapan tersebut akan berdampak pada

perilaku pembelian ulang (buyer’s repetation).

Schmid dalam Paliati (2004) juga menegaskan bahwa loyalitas wisatawan

merupakan proses pembangunan aktivitas pembelian-ulang (repeat-purchase) pada

seorang pembeli.

Lebih jauh bila ditinjau dari pengukuran perilaku (behavioral measurements),

perilaku Wisatawan yang terpenuhi harapan terhadap kepuasan perusahaan akan

menyampaikan rasa puasnya tersebut kepada orang lain. Hal ini disebut juga

pengaruh dari mulut ke mulut (worth of mouth positive).

Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Morgan dan Hunt (1994) yang

menyatakan bahwa outcomes dari loyalitas diukur melalui voluntary partnership,

yaitu cooperation dan word of mouth recommendation. Selanjutnya Seymus Bolaglu

dalam Paliati (2004) mendefenisikan cooperation sebagai niat untuk mencapai tujuan

bersama dan juga keinginan konsumen untuk membantu perusahaan. Sedangkan

rekomendasi termasuk juga promosi perusahaan, membuat cerita-cerita positif dan

berbisnis dengan perusahaan.

Loyalitas memiliki konsekuensi motivasional, perceptual, dan behavioral (Dick dan

(48)

1. Search motivation (motivasi pencarian), yaitu motivasi untuk mencari informasi

mengenai produk, merek, atau pemasok alternatif cenderung semaklin berkurang

siring dengan meningkatnya pengalaman, pembelajaran, kepuasan dan pembelian

ulang konsumen bersangkutan. Pada umumnya, hubungan sikap relatif dan pola

pembelian ulang yang kuat akan menyebabkan berkurangnya motivasi konsumen

untuk mencari informasi alternatif.

2. Resistance to counterpersuasion (daya tahan untuk menolak bujukan), dimana

konsumen yang memiliki komitmen yang kuat terhadap objek spesifik cenderung

memiliki komitmen yang kuat terhadap objek spesifik cenderung memiliki

resistace to counterpersuasion yang kuat pula.

3. World of mouth (getok tular), loyalitas Wisatawan juga berdampak pada perilaku

getok tular (word of mouth behavior), terutama bila konsumen merasakan

pengalaman emosional yang signifikan. Wisatawan yang loyal cenderung

bersedia menceritakan pengelaman positifnya kepada orang lain

Selanjutnya Paliati (2004) mengemukakan bahwa ada beberapa variabel

pengukuran loyalitas Wisatawan, antara lain (1) pembelian ulang; (2) Rekomendasi;

dan (3) Menceritakan hal-hal positif.

Loyalitas Wisatawan juga dapat ditelusuri lewat ukuran-ukuran seperti

defection rate, jumlah dan kontuinitas Wisatawan inti, longevity of core customer,

dan nilai bagi Wisatawan inti. Ukuran tersebut bias dalam bentuk penghematan yang

diperolah Wisatawan inti sebagai hasil kualitas, produktivitas, reduksi biaya, dan

waktu siklus yang singkat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa indikasi dan

(49)

1. Pembelian ulang (buyer’s repetition) (Parasuraman, at al., 1988, Schmid 1997,

Paliati 2004).

2. Komitmen merek (Dick dan Basu 1994).

3. Getok tular positif/rekomendasi (Morgan dan Hunt 1994, Dick dan Basu 1994,

Paliati 2004).

2.4.3. Cara Meningkatkan Loyalitas Wisatawan

Pada dasarnya, upaya mempertahankan (retention) Wisatawan agar tetap

loyal bias dilakukan dengan banyak cara. Selain memuaskan Wisatawan melalui

atribut produk dan atribut pelayanan yang berkualitas, para pemasar harus terus

berupaya melakukan inovasi pemasaran. Misalnya, dengan customer bonding

(mengikat Wisatawan). Caranya, bisa melalui financial bonding (mengikat

Wisatawan dengan memberikan program yang lebih kea rah keuangan, seperti bonus,

promo, hadiah mobil dan rumah) atau bias juga dengan emotional bonding

(menciptakan program yang bias menyentuh sisi emosional Wisatawan, dengan

membuat club marketing program atau frequency marketing program.

Aaker dalam Suryani (1998) menyatakan bahwa untuk meningkatkan

loyalitas wisatawan perusahaan dapat melakukan tiga tindakan, yaitu:

Pertama, melalui frequent-buyer program. Program yang diilhami usaha untuk

memberikan penghargaan dan memperkuat perilaku pembelian ulang ini dianggap

efektif untuk meningkatkan kesetiaan wisatawan.

Kedua, pembentukan customer club. Melalui customer club perusahaan dapat

berkomunikasi secara langsung dengan wisatawan sehingga akan lebih mengenal

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah
Tabel 4.31
Tabel 4.34
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4.2 Faktor dominan yang Mempengaruhi Penurunan Intensitas Kunjungan Wisatawan di Daya Tarik Wisata Candidasa .... 96

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel kepuasan wisatawan (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas pemandian air panas alam Berastagi

Atas dasar bahwa indikator tersebut merupakan penemuan terbaru mengenai indikator penyusun kualitas pelayanan dalam menentukan kepuasan wisatawan dalam menerima

Berdasarkan persepsi wisatawan faktor penentu kepuasan wisatawan yang di peroleh dengan menggunakan analisis skala likert dapat disimpulkan bahwa variabel

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan dalam penggunaan transportasi laut dari Bali menuju Gili

Asdar dan Jusni.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan Dalam Melakukan Kunjungan Wisata Di Kota Tidore Kepulauan. STMIK Tidore

Metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wisatawan dalam melakukan wisata heritage di kawasan Braga Kota Bandung adalah

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah ditemukan bahwa dari hasil analisis faktor dari 10 variabel terbentuk, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi