• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Konseptual

Pemasaran merupakan salah satu subsistem penting dari agribisnis, Kegiatan pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi dalam proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna memenuhi dan memberikan kepuasan bagi konsumen serta memberikan keuntungan bagi produsen. Konsep ini menunjukkan bahwa peranan pemasaran sangat penting dalam rangka meningkatkan nilai guna bentuk, nilai guna waktu, nilai guna tempat dan nilai guna hak milik dari suatu barang dan jasa secara umum dan juga pada komoditas pertanian (Limbong dan Sitorus, 1987).

Kotler dan Amstrong (1999) mendefenisikan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan bertujuan memperoleh imbalan atau benefit yang layak sementara menurut Purcell (1979), pemasaran adalah suatu proses sistem yang menjembatani gap antara apa yang diproduksi dan apa yang diinginkan konsumen. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu menciptakan nilai ekonomi, Nilai ekonomi itu merupakan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi sehingga sistem

17 pemasaran merupakan suatu kesatuan konseptual yang secara fisik terdiri dari bagian-bagian yang bekerja bersama dalam suatu kesatuan yang terorganisasi.

Defenisi pemasaran (marketing) yang tepat untuk abad 21 ini adalah memenuhi kebutuhan manusia dan sosial dengan cara yang menguntungkan. Sebagai contoh ialah ketika orang sulit untuk memperoleh barang yang dibutuhkan Ebay tampil dengan program lelang online (Kotler dan Keller 1997).

Saragih (1994) menyatakan secara empiris kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis ditunjukkan oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai dengen preferensi konsumen. Sistem Agribisnis yang berdaya saing adalah sistem agribisnis yang fleksibel atau mampu merespon setiap perubahan pasar secara efektif dan efisien. Efektif dalam arti mampu merespon dinamika kebutuhan pasar (volume, tempat dan waktu) dan preferensi konsumen, sedangkan efisiensi memiliki makna bahwa sistem agribisnis harus mampu memproduksi dan memasarkan produk dengan harga yang relatif murah dengan kualitas yang baik.

Sistem pemasaran yang efisien dapat memberikan kepuasaan sebagai tujuan akhir kepada pihak-pihak yang terlibat seperti produsen, konsumen, dan lembaga- lembaga pemasaran. Penentuan ukuran dan tingkat kepuasaan adalah relatif, sehingga banyak pakar yang menggunakan indikator ukuran efisiensi operasional, efisiensi harga dan efektif relatif (Dahl dan Hammond, 1977; Raju dan Oppen, 1982; Kohls dan Uhl, 2002). Efisiensi teknis (operasional) merupakan rasio dari nilai output dengan input pemasaran atau ukuran frekuensi. Analisis yang umum dipergunakan adalah analisis margin pemasaran dan farmer’s share, sedangkan efisiensi harga penekanannya pada sistem pemasaran yang mampu mengalokasikan sumberdaya dan adanya koordinasi seluruh proses produksi pertanian dan pemasarannya sehingga menjadi efisien sesuai keinginan konsumen. Ada tiga indikator utama efisiensi harga yakni:

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran puas dan responsif terhadap harga.

2. Pemanfaatan sumberdaya mengalir dari nilai rendah ke nilai tinggi. 3. Ada koordinasi antara lembaga pemasaran.

Menurut Limbong dan Sitorus (1987) bahwa komoditas pertanian umumnya mempunyai sifat-sifat perishable atau mudah rusak, mudah busuk dan bulky atau mempunyai bobot dan volume yang besar maka komoditas pertanian membutuhkan penanganan yang baik sehingga dapat sampai ke tangan konsumen akhir sesuai dengan yang diinginkan, atas dasar sifat-sifat tersebut maka produk pertanian membutuhkan saluran pemasaran yang sesuai yang cepat sampai ketangan konsumen sehingga dapat dikonsumsi dalam keadaan segar.

Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau di konsumsi. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada. Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

18

a. Saluran distribusi langsung, Saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara. Disini produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau mendatangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran nol tingkat (zero stage chanel).

b. Saluran distribusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan pengecer. Disini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu tingkat (one stage chanel).

c. Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan pengecer, saluran distribusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer, pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (two stage chanel).

d. Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen memilih agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat

(three stage chanel) (Kotler, 1997).

Menurut Limbong dan Sitorus (1987) saluran pemasaran dapat di defenisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen. Atau saluran distribusi adalah rangkaian lembaga - lembaga niaga yang dilalui barang dalam penyalurannya dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran menurut fungsi dibedakan atas : (1) lembaga fisik pemasaran yaitu lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi fisik, misalnya badan pengangkut atau transportasi, (2) lembaga perantara pemasaran adalah lembaga yang khusus mengadakan pertukaran, (3) lembaga fasilitas pemasaran adalah lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi-fungsi fasilitas seperti Bank Desa, Kredit Desa, KUD. Sementara lembaga pemasaran menurut penguasaan terhadap barang terdiri atas : (1) lembaga yang tidak memiliki tetapi menguasai barang misalnya agen, perantara dan broker, (2) lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai barang misalnya pedagang pengumpul, pedagang pengecer, grosir, eksportir dan importir, (3) lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai adalah lembaga pengangkut, pergudangan, asuransi dan lain-lain.

Ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan saluran pemasaran yaitu sebagai berikut:

1. Pertimbangan pasar, meliputi konsumen akhir dengan melihat potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli, dan volume tataniaga.

2. Pertimbangan barang, meliputi nilai barang per unit, besar, berat, harga, tingkat kerusakan dan jenis barang.

3. Pertimbangan intern perusahaan, meliputi sumber permodalan, pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran dan pelayanan.

19 4. Pertimbangan terhadap lembaga dalam rantai tataniaga, meliputi segi kemampuan lembaga perantara dan kesesuaian lembaga perantara dengan kebijakan perusahaan.

Banyak jumlah lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke konsumen, semakin jauh jarak antara produsen ke konsumen akan mengakibatkan panjangnya rantai pemasaran serta banyaknya aktivitas bisnis yang dilakukan dan akan melibatkan sejumlah pelaku pemasaran. Selain itu banyaknya lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran juga dipengaruhi oleh sifat komoditasnya apakah cepat rusak atau tidak. Komoditas cepat rusak membutuhkan rantai pemasaran yang pendek dan harus cepat diolah atau langsung diterima konsumen. Kemudian saluran pemasaran tergantung pula pada skala produksi, bila produksi dalam ukuran kecil maka jumlah produk yang dihasilkan juga kecil, dan akan tidak menguntungkan bila produsen menjual langsung ke pasar maka diperlukan kehadiran pedagang perantara, dan saluran yang dilalui akan menjadi panjang. Kekuatan modal dan sumberdaya yang dimiliki juga berpengaruh bagi keterlibatan lembaga-lembaga tersebut dalam saluran pemasaran karena produsen atau pedagang yang posisi modalnya kuat akan dapat melakukan lebih banyak fungsi pemasaran sehingga pemasaran dapat di perpendek.

Kelembagaan Pemasaran

Menurut Limbong dan Sitorus (1987) lembaga pemasaran merupakan badan badan atau lembaga, baik perorangan maupun kelembagaan yang berusaha dalam bidang pemasaran yang menggerakkan barang dari titik produsen sampai ke titik dimana konsumen akhir berada melalui penjualan. Lembaga pemasaran timbul disebabkan karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh barang dan jasa yang dengan tepat waktu, tempat dan bentuk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan adanya lembaga pemasaran maka fungsi pemasaran dapat berjalan dengan baik guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen semaksimal mungkin. Jasa dari lembaga pemasaran tersebut berupa margin pemasaran yang dibayarkan oleh konsumen sebagai balas jasa.

Menurut Khols dan Uhls (2002) kelembagaan pemasaran merupakan berbagai organisasi bisnis atau kelompok bisnis yang melaksanakan fungsi fungsi pemasaran (aktivitas bisnis). Adapun lembaga yang dimaksud dalam pemasaran adalah:

1. Pedagang perantara (merchant middlemen) merupakan individu pedagang

yang memiliki dan menguasai produk serta melakukan penanganan berbagai fungsi pemasaran dalam pembeliaan dan penjualan produk dari produsen ke konsumen. Seperti pedagang pengumpul (assembler), pedagang eceran (retailers) dan pedagang grosir (wholesalers).

2. Agen Perantara (agent middlemen) merupakan pihak yang hanya mewakili klien yang disebut principals dalam melakukan penanganan produk atau jasa.

3. Spekulator (speculative middlemen) adalah pedagang perantara yang membeli menjual produk untuk mencari keuntungan dengan memanfaatkan adanya pergerakan harga (minimal maksimal)

20

4. Pengolah dan pabrikan (processors and manufacturers) merupakan kelompok bisnis yang beraktivitas dalam menangani produk dan merubah bentuk bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau produk akhir.

5. Organisasi (facilitative organization) berperan dalam memperlancar aktivitas pemasaran. Contohnya dalam membuat peraturan-peraturan kebijakan, pelelangan, assosiasi eksportir atau importir, pembiayaan dan peraturan pasar.

Uphoff (1986) secara sektoral membagi kelembagaan ke dalam tiga sektor yaitu Public Sector, Voluntary sector, dan Private Sector. Public Sector terdiri dari administrasi lokal dan pemerintah lokal, Administrasi lokal berperan sebagai institusi birokrasi dan pemerintah daerah berperan sebagai institusi politik.

Voluntary sector terdiri dari organisasi keanggotaan dan koperasi, dimana keduanya berfungsi sebagai organisasi yang berfokus pada pengarahan serta kontrol anggotanya. Private sector terdiri dari organisasi jasa dan bisnis swasta, kedua organisasi ini merupakan lembaga yag bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

Fungsi Pemasaran

Lembaga pemasaran di setiap saluran pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran tersebut dinyatakan sebagai kegiatan, tindakan ataupun jasa dalam proses pengalirannya dari produsen sampai konsumen. Limbong dan Sitorus (1987) secara garis besar mengelompokkan fungsi pemasaran sebagai berikut :

1. Fungsi pertukaran merupakan fungsi yang mencakup perpindahan hak milik barang atau jasa dari penjual kepada pembeli. Fungsi ini terdiri atas fungsi pembelian dan penjualan.

a. Fungsi pembelian diperlukan untuk menentukan jenis barang yang akan dibeli yang sesuai dengan kebutuhannya baik untuk dikonsumsi langsung maupun untuk kebutuhan produksi. Kegiatan utama dari fungsi ini adalah menentukan jenis, jumlah, kualitas, tempat pembelian, serta cara pembelian barang dan jasa yang akan dibeli.

b. Fungsi penjualan diperlukan untuk mencari tempat dan waktu yang tepat untuk melakukan penjualan barang sesuai dengan yang diinginkan konsumen baik dilihat dari jumlah, bentuk, dan mutunya. 2. Fungsi fisik merupakan fungsi yang mencakup aktivitas penanganan,

pergerakan, dan perubahan fisik dari komoditas pemasaran. Fungsi ini mencakup fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi pengolahan. a. Fungsi penyimpanan diperlukan untuk penyimpanan barang selama

belum dikonsumsi atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran atau menunggu sebelum diolah. Fungsi penyimpanan ini terutama sangat penting bagi hasil pertanian yang biasanya dihasilkan secara musiman tetapi dikonsumsi sepanjang tahun. Pelaksanaan penyimpanan akan memberikan kegunaan waktu dan selama pelaksanaan penyimpanan dilakukan beberapa tindakan untuk menjgaga mutu, hal ini terutama bagi hasil pertanian yang mempunyai sifat mudah busuk.

b. Fungsi pengangkutan bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa di daerah konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut

21 waktu, jumlah dan mutunya. Fungsi pengangkutan mempunyai kegiatan perencanaan jenis alat angkutan yang digunakan, volume yang diangkut, waktu pengangkutan, dan jenis barang yang akan diangkut.

c. Fungsi pengolahan bertujuan untuk meningkatkan kualitas barang yang bersangkutan baik dalam rangka memperkuat daya tahan barang maupun meningkatkan nilainya serta untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Fungsi fasilitas merupakan fungsi yang mencakup aktivitas yang memperlancar atau sebagai perantara antara fungsi pertukaran dan fungsi fisik yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi fasilitas mencakup fungsi standardisasi dan grading, fungsi keuangan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi informasi pasar, dan fungsi pembiayaan.

a. Fungsi standardisasi adalah suatu ukuran atau penentuan mutu suatu barang seperti warna, susunan kimia, ukuran bentuk, kekuatan dan ketahanan, kadar air, tingkat kematangan, rasa dan kriteria lainnya. Sedangkan grading merupakan tindakan menggolongkan atau mengklasifikasi hasil pertanian menurut standarisasi yang diinginkan sehingga kelompok-kelompok barang yang terkumpul sudah menurut satu ukuran standar. Fungsi standarisasi dan grading akan mempermudah memberikan nilai terhadap barang bersangkutan, mudah pelaksanaan jual beli, mengurangi biaya pemasaran terutama biaya pengangkutan dan dapat memperluas pasaran.

b. Fungsi penangggungan risiko, risiko yang mungkin terjadi di dalam proses pemasaran dapat dibedakan atas dua macam yaitu risiko fisik berupa kebakaran, kehilangan, susut dan lainnya serta risiko ekonomi atau risiko penurunan harga akibat kebijakan moneter dan adanya perubahan harga.

c. Fungsi informasi pasar meliputi kegiatan pengumpulan informasi pasar serta menafsirkan data informasi pasar tersebut. Dengan mendapat informasi pasar yang lengkap, maka akan dapat lebih terarah pelaksanaan proses produksi baik dilihat dari jumlah yang diinginkan, kapan dibutuhkan, barang apa yang diinginkan dan dimana diinginkan. d. Fungsi pembiayaan adalah penyediaan biaya untuk keperluan selama

proses pemasaran dan juga kegiatan pengelolaan biaya tersebut. Biaya ini dapat berupa kontan maupun kredit. Dengan sistem pemberian kredit bagi para pembeli akan dapat memperluas pasar dari suatu barang maupun jasa yang dipasarkan.

Struktur Pasar

Asmarantaka (2008), mengemukakan struktur pasar merupakan tipe atau jenis pasar yang didefiniskan sebagai hubungan (korelasi) antara pembeli (calon pembeli) dan penjual (calon penjual) yang secara strategi mempengaruhi penentuan harga dan pengorganisasian pasar. Ukuran struktur pasar dibagi ke dalam 3 jenis: 1. Market concentration (konsentrasi pasar), diukur berdasarkan persentase dari penjualan/asset/pangsa pasar. 2. Exit-Entry (kebebasan keluar

22

masuk calon penjual), perusahaan yang besar mempunyai kelebihan dalam menentukan kontrol harga dalam rangka mempertahankan konsentrasinya di dalam pasar. 3. Product differentiation (diferensiasi produk) pada perusahaan dengan konsentrasi pasar tinggi mempunyai kelebihan menentukan product differentiation untuk usaha meningkatkan keuntungan. Usaha ini dilakukan dengan jalan mengubah kurva permintaan yang elastis menjadi tidak elastis.

Struktur pasar berdasarkan karakteristik jumlah penjual dan keadaan komoditi yang diperjual belikan menurut Sudiyono (2002) dibedakan menjadi : 1) pasar persaingan sempurna (perfect competition) yaitu terdapat banyak penjual dan produknya bersifat homogen terstandarisai sempurna; 2) pasar persaingan monopolistik (monopolictic compotition) yaitu terdapat banyak penjual dan produknya bersifat homogen terstandarisasi dengan berbeda corak; 3) pasar monopoli (monopoly) yaitu terdapat satu penjual dengan produknya bersifat unik atau tidak dapat didistribusikan oleh produk lainnya.

Sisi ekstrim pasar persaingan sempurna adalah pasar monopoli dan monopsoni. Monopoli adalah pasar dengan ciri utama, penjual tunggal sedangkan monopsoni adalah pasar dengan pembeli tunggal. Oligopoli adalah pasar dengan sedikit penjual, sedangkan oligopsoni adalah pasar dengan sedikit pembeli. Pasar persaingan monopolistik adalah situasi diantara persaingan sempurna dan oligopoli, yaitu terdapat beberapa perusahaan namun pasar tidak cukup kriteria menjadi pasar persaingan sempurna dan juga tidak mencukup kriteria sebagai pasar oligopoli, Pada pasar ini masing-masing perusahaan berusaha agar produk atau jasanya unik dan berbeda dari perusahaan lain.

Struktur pasar menurut Dahl dan Hammond (1977) yaitu sebagai suatu dimensi yang menjelaskan sistem pengambilan keputusan oleh perusahaan maupun industri, jumlah perusahaan dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran, deskripsi produk atau diferensiasi produk, dan syarat- syarat masuk pasar.

Tabel 3 Struktur pasar berdasarkan jumlah perusahaan dan sifat produk

Karakteristik Struktur pasar

Jumlah perusahaan Sifat produk Dari sudut penjual Dari sudut pembeli Banyak Standar/homogen Persaingan murni Persaingan murni Banyak Differensiasi Persaingan

Monopolistik

Persaingan Monopsonistik Sedikit Standar Oligopoli murni Oligopsoni murni Sedikit Differensiasi Oligopoli

Diferensiasi

Oligopsoni Diferensiasi

Satu Unik Monopoli Monopsoni

Sumber : Dahl dan Hammond (1977)

Berdasarkan Sifat dan bentuknya struktur pasar dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pasar persaingan sempurna (perfect competitive market)

dan pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competitive market). Pasar Persaingan Sempurna (PPS) adalah kondisi pasar ideal dan kompetitif yang berjalan dengan efektif dan efisien dengan beberapa asumsi yang harus terpenuhi yaitu: (1) ada sangat banyak penjual dan pembeli di pasar, (2) tidak ada pelaku pasar yang dominan yang dapat mempengaruhi pesaingnya di pasar, (3) penjual dan pembeli hanya price taker serta tidak ada persaingan di luar harga, (4) tidak

23 ada hambatan untuk masuk/keluar pasar dan (5) jenis produk homogen dan identik, serta (6) semua partisipan pasar mempunyai cukup informasi dan pengetahuan tentang produk dan harga. Untuk lebih jelasnya berikut adalah jenis struktur pasar dengan berbagai karakteristiknya.

Tabel 4 Perbandingan struktur pasar persaingan sempurna, monopolistik, oligopoli dan monopolistik

Karekteristik Persaingan Sempurna

Persaingan Monopolistik

Oligopoli Monopoli Jumlah Penjual Sangat

Banyak

Banyak Sedikit Satu

Kesamaan Produk

Identik Differensiasi Sama atau berbeda Unik Kemudahan Memasuki Pasar Mudah, Tidak ada hambatan

Relatif Mudah Sulit dengan beberapa hambatan Tertutup Pengaruh Perusahaan terhadap harga Tidak Berpengaruh Sedikit berpengaruh, dibatasi oleh substitusi Berpengaruh, dibatasi oleh pesaing Berpengaruh kecuali regulasi Sumber : Kohls dan Uhl, 2002

Konsep Efisiensi Pemasaran

Secara teoritis efisiensi pemasaran merupakan maksimasi rasio antara luaran dan masukan yang digunakan dalam kegiatan pemasaran. Masukan yang dimaksud adalah sumberdaya ekonomi yang digunakan sedangkan luaran adalah yang diperoleh berupa jasa-jasa pemasaran yang dihasilkan dari pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang (penyimpanan, sortasi dan

grading, pengemasan, pengangkutan dan sebagainya) tetapi pengukuran tersebut sulit dilakukan karena jasa-jasa pedagang sulit diukur secara kuantitatif. Indikator empirik yang sering digunakan dalam kajian efisiensi pemasaran diantaranya marjin pemasaran dan transmisi harga dari pasar konsumen kepada petani atau ke pasar produsen (Irawan, 2007)

Menurut Sudiyono (2002) kepuasan atas harga yang diterima oleh produsen, balas jasa yang diterima oleh para perantara serta terlaksananya peraturan dengan baik yang ditetapkan oleh pemerintah merupakan output pemasaran. Semua pengorbanan yang berupa tenaga kerja, modal dan terlaksana dalam proses pemasaran adalah input pemasaran. Dengan demikian efisiensi pemasaran dapat diukur dari input-output ratio. Pemasaran yang efisien apabila biaya pemasaran lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya pemasaran dari nilai produk yang dipasarkan semakin efisien melaksanakan pemasaran.

Efisiensi pemasaran produk agribisinis digunakan untuk mengukur kinerja pemasaran. Peningkatan efisiensi merupakan tujuan utama dari petani, perusahaan pemasaran produk agribisnis atau lembaga-lembaga pemasaran (pedagang, pengolah dan pabrik), konsumen dan masyarakat umum. Pengukuran efisiensi menggunakan rasio input output. Input pemasaran terdiri dari kebutuhan

24

sumberdaya untuk menghasilkan fungsi pemasaran. Output pemasaran terdiri dari kegunaan waktu, bentuk, tempat dan milik yang berkaitan dengan kepuasaan konsumen. Sumberdaya yang berupa biaya dan kegunaan produk akan memberikan manfaat terhadap rasio efisiensi pemasaran. Efisiensi pemasaran bertujuan untuk memaksimalisasi dari rasio output dengan input pemasaran. Nilai input dari pemasaran adalah penjumlahan dari semua biaya yang dikeluarkan yang dipergunakan selama proses pemasaran (Kohls dan Uhl 2002). Terdapat dua indikator efisiensi pemasaran pada produk agribisnis, yaitu: efisiensi operasional dan efisiensi harga.

Efisiensi operasional.

Merupakan efisiensi yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran yang dapat meningkatkan atau memaksimumkan rasio output-input pemasaran, merupakan ukuran frekuensi produktivitas dari input-input pemasaran atau biaya total pemasaran dengan keuntungan dari lembaga-lembaga pemasaran. Dalam pelaksanaannya, kedua pembilang dan penyebut dari rasio efisiensi pemasaran seringkali berubah pada waktu yang bersamaan. Banyaknya perubahan dari biaya pemasaran mempengaruhi kepuasan konsumen, dan berupaya untuk meningkatkan manfaat (utilities) pemasaran yang secara normal akan mempengaruhi biaya pemasaran. Tingginya rasio biaya pemasaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi pemasaran jika hasilnya memiliki proporsi untuk peningkatan manfaat (utilities) pemasaran. Sehingga penggunaan sumberdaya dalam pemasaran adalah biaya dan manfaat (utilities) adalah benefits dari efisiensi pemasaran. Analisis yang sering digunakan dalam kajian ini adalah analisis margin pemasaran dan farmer’s share. Konsep margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga di tingkat petani produsen dengan harga di tingkat konsumen akhir atau ditingkat retail. Margin adalah pendekatan keseluruhan dari sistem pemasaran produk pertanian, mulai dari tingkat petani sebagai produsen primer sampai produk tersebut sampai ke tangan konsumen akhir. Secara luas margin diartikan sebagai cerminan dari aktivitas-aktivitas bisnis atau fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan dalam sistem pemasaran tersebut.

farmer’s share adalah porsi dari harga yang dibayarkan konsumen akhir terhadap petani dalam bentuk persentase (Asmarantaka 2012).

Efisiensi operasional adalah perubahan dalam nisbah efisiensi pemasaran sebagai akibat perubahan biaya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemasaran (pembelian, penjualan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pembiayaan, standarisasi, tanggungan risiko, informasi pasar dan harga) (Kohls dan Uhl, 2002). Menurut Raju dan Oppen (1982) efisiensi operasional artinya menekan atau meminimumkan biaya atau menekan fungsi-fungsi pemasaran

Dokumen terkait