• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya hidup merupakan aktivitas, minat, dan pendapat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik. Berbagai faktor dapat memengaruhi terbentuknya gaya hidup seorang individu, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Fakor internal yang memengaruhi gaya hidup berasal dari karakteristik individu itu sendiri, yaitu usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, suku bangsa, pendidikan, pendapatan, dan agama. Sementara itu karakteristik keluarga, pola asuh makan, dan kelompok acuan adalah faktor eksternal yang diteliti dalam penelitian ini. Karakteristik keluarga yang diteliti meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan besar keluarga.

Teori psikografik merupakan konsep yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Aktivitas, minat, dan opini seorang individu dilihat untuk menentukan gaya hidupnya. Selanjutnya gaya hidup tersebut akan memengaruhi kebiasaan makan karena diduga aktivitas, minat, dan opini seseorang akan memengaruhi frekuensi makan; kebiasaan sarapan, makan siang, makan malam, dan makan camilan; tempat individu mengonsumsi makanannya; pertimbangan dalam memillih makanan; makanan pantangan; cara memperoleh makanan; dan frekuensi konsumsi individu berdasarkan kelompok makanan. Individu dengan gaya hidup yang berbeda juga diduga memiliki kebiasaan makan yang berbeda pula. Selain gaya hidup, faktor internal dan eksternal juga diduga akan memengaruhi kebiasaan makan. Secara lengkap kerangka pemikiran pengaruh

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian “pengaruh gaya hidup terhadap kebiasaan makan mahasiswa”

Faktor Internal - usia - jenis kelamin - urutan kelahiran - lama kuliah - suku bangsa - agama - uang saku Faktor Eksternal - karakteristik keluarga - pola asuh makan - kelompok rujukan Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini Kebiasaan Makan - Frekuensi makan

- Kebiasaan sarapan, makan siang, makan malam, dan makan camilan - Tempat makan

- Makanan pantangan

- Pertimbangan dalam memilih makanan - Cara memperoleh makanan

- Frekuensi konsumsi berdasarkan kelompok makanan

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada kurun waktu tertentu dan tidak berkelanjutan. Institut Pertanian Bogor (IPB) dipilih secara purposive sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa IPB merupakan kampus yang memiliki mahasiswa terbanyak di Bogor. Pengambilan data berlangsung sejak akhir bulan September hingga akhir bulan Oktober 2011.

Teknik Pengambilan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa mayor minor IPB Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri dari mahasiswa semester tiga, lima, dan tujuh. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) terpilih sebagai tempat dilakukannya penelitian dengan pengambilan contoh secara acak fakultas yang ada di IPB. Selanjutnya empat departemen di FMIPA terpilih secara acak dari delapan departemen yang ada dan terpilihlah Departemen Statistik, Biologi, Fisika, dan Biokimia.

Jumlah contoh yang diambil untuk penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin seperti berikut (Umar 2000):

keterangan:

n = jumlah contoh yang diambil N = jumlah populasi

e = taraf nyata 0,09

Perhitungan menggunakan rumus Slovin tersebut menghasilkan jumlah mahasiswa yang menjadi contoh penelitian minimal sebesar 117 orang. Namun dalam penelitian ini mahasiswa yang dilibatkan sebagai contoh penelitian berjumlah 120 orang. Selanjutnya, pengambilan contoh dilakukan melalui metode cluster random sampling dengan proporsi 30 contoh pada setiap departemen yang terpilih. Contoh selanjutnya akan disebut dengan mahasiswa. Skema pengambilan contoh pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema cara penarikan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal contoh dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, urutan dalam keluarga, departemen, fakultas, lama kuliah, asal daerah, suku bangsa, uang saku, dan sumber uang saku. Seluruh faktor internal ini ditanyakan dalam bentuk pertanyaan terbuka, sehingga contoh dapat mengisi langsung sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal contoh dalam penellitian ini adalah karakteristik keluarga, pola asuh makan, dan kelompok acuan. Karakteristik keluarga yang dilihat adalah pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan besar keluarga. Seperti halnya faktor internal, karakteristik keluarga juga ditanyakan pada contoh melalui pertanyaan terbuka.

Pola asuh makan diukur melalui 15 pertanyaan yang berkaitan dengan kebiasaan makan yang dilakukan ketika contoh berada di lingkungan keluarga. Instrumen ini memiliki empat pilihan jawaban, yaitu tidak pernah (skor 0), jarang (skor 1), sering (skor 2) dan selalu (skor 3). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa intrumen pola asuh makan ini sudah dapat dikatakan reliabel dengan nilai cronbach alpha sebesar 0,678.

Kelompok acuan diukur melalui sepuluh pernyataan terkait dengan proses konsumsi contoh. Contoh diminta memilih kelompok acuan yang

IPB ( 12.832 orang ) FMIPA (1938 orang) Statistika (278 orang) Biologi (365 orang) Fisika (202 orang) Biokimia 263 orang) n=30 n=30 n=30 n=30 acak sederhana acak sederhana cluster random sampling

paling dijadikan referensi pada setiap pernyataan yang diajukan. Contoh juga boleh memilih lebih dari satu kelompok acuan dalam setiap pernyataan. 3. Gaya hidup

Gaya hidup contoh diukur menggunakan konsep psikografik, berhubungan dengan sifat atau ciri pribadi (psyco) dan profil (graphics). Pengukuran ini mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini (Activities, Interest, dan Opinion) yang biasa disebut dengan AIOinventories (Engel, Blackwell, dan Miniard 1994). Instrumen yang digunakan merupakan hasil pengembangan peneliti dari Mowen dan Minor (1998). Terdapat 44 pernyataan untuk mengukur gaya hidup ini yang terdiri dari 15 pernyataan untuk activities, 14 pernyataan untuk interest, dan 15 pernyataan untuk opinion. Jawaban untuk pernyataan dalam instrumen ini terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), cukup setuju (CS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Skor yang diberikan untuk masing-masing pilihan jawaban adalah satu untuk jawaban sangat tidak setuju, dua untuk jawaban tidak setuju, tiga untuk jawaban cukup setuju, empat untuk jawaban setuju, dan lima untuk jawaban sangat setuju. Nilai cronbach alpha sebesar 0,623 diperoleh setelah dilakukan uji reliabilitas. 4. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan yang diukur dalam penelitian ini adalah frekuensi makan; kebiasaan sarapan, makan siang, makan malam, dan makan camilan; tempat individu mengonsumsi makanannya; pertimbangan dalam memillih makanan; makanan pantangan; cara memperoleh makanan; dan frekuensi konsumsi individu berdasarkan kelompok makanan. Variabel- variabel tersebut dikur dengan cara yang berbeda-beda.

Contoh diberi empat pilihan dalam menjawab frekuensi makan dalam sehari. Pilihan tersebut adalah satu kali, dua kali, tiga kali, atau yang lainnya. Pilihan lainnya diisi oleh contoh yang memiliki frekuensi makan yang tidak tentu dalam sehari. Contoh juga diminta menyebutkan alasan sesuai dengan frekuensi makannya dalam sehari.

Kebiasaan sarapan pagi, makan siang, makan malam, dan makan camilan serta makanan pantangan diukur melalui pernyataan “ya rutin dilakukan” dan “tidak rutin dilakukan”. Contoh diminta memilih pernyataan yang sesuai dengan kebiasaan mereka beserta alasannya. Selain itu contoh juga diminta menyebutkan tempat yang biasanya dipilih untuk melakukan

kebiasaan makannya sesuai waktu makan (sarapan, makan siang, makan malam, dan makan camilan) beserta alasannya.

Pertimbangan dalam memilih makanan diukur melalui sepuluh komponen. Pilihan jawaban untuk pertimbangan memilih makanan ini terdiri dari tidak pernah (skor 0), jarang (skor 1), sering (skor 2), dan selalu (skor 3). Nilai cronbach alpha sebesar 0,684 diperoleh setelah dilakukan uji reliabilitas.

Cara memperoleh makanan terbagi menjadi tiga, yaitu memasak sendiri, masakan dari rumah, dan membeli matang. Jawaban untuk cara memperoleh makanan terdiri dari tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Contoh juga diminta menuliskan alasan terkait cara memperoleh makanannya.

Frekuensi konsumsi berdasarkan kelompok makanan dilihat berdasarkan kelompok makanan pokok, sayur-mayur, lauk-pauk, buah, dan makanan camilan. Frekuensi yang dapat dipilih oleh contoh, yaitu tidak pernah (skor 0), kurang dari satu kali seminggu (skor 1), kurang dari tiga kali seminggu (skor 10), tiga kali seminggu (skor 15), satu kali sehari (skor 25), dan lebih dari satu kali sehari (skor 50).

Data sekunder diperoleh dari direktorat Administrasi dan Pendidikan mengenai data jumlah mahasiswa IPB dan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) contoh. Selain itu, digunakan juga literatur-literatur berupa buku, artikel, jurnal, internet, yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga terkait serta bahan pustaka yang diambil dari hasil penelitian sebelumnya. Jenis variabel yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Jenis variabel yang dikumpulkan

Variabel

Jenis data mentah

Dasar pengkategorian Pengkategorian

Faktor Internal Contoh

Usia Rasio Papalia, Olds, dan Feldman (2008)

Remaja (13-19 th) Dewasa muda (18-40 th) Jenis kelamin Nominal - [0] Laki-laki [1] Perempuan

Urutan

kelahiran Ordinal

Data yang diperoleh merupakan urutan anak dalam keluarga, kemudian data tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori.

Anak sulung Anak bungsu

Anak tunggal atau berada diantara anak sulung dan bungsu

Lama kuliah Rasio

Lama kuliah contoh diukur berdasarkan bulan dan dihitung sejak awal kuliah contoh hingga penelitian ini dilakukan.

14 dan15 bln (Semester 3) 26 dan 27 bln (Semester 5) 38 dan 39 bln (Semester 7)

Variabel

Jenis data mentah

Dasar pengkategorian Pengkategorian

Suku bangsa Nominal - [1] Sunda [2] Jawa [3] Betawi [4] Batak [5] Minang [6] Melayu [7] Bali [8] Bima/Sasak/Rote [8] Bugis/Gorontalo [9] Lainnya

Uang saku Rasio

Data mentah jumlah uang saku berbentuk data rasio yang selanjutnya dikategorikan berdasarkan kelas interval dari rata-rata uang saku contoh.

[1] ≤Rp500.000,00 [2] Rp500.001,00- Rp1.000.000,00 [3] ≥Rp1.000.001,00 Sumber uang saku Nominal - [1] Orang tua [2] Saudara [3] Beasiswa [4] Bekerja

[5] Orang tua dan lainnya [6] Beasiswa dan lainnya Faktor Eksternal Contoh

Usia orang tua Rasio Papalia, Olds, dan Feldman (2008)

Dewasa muda (20-40) Dewasa madya (41-65) Dewasa lanjut (>65)

Pendidikan

orang tua Ordinal -

[1] Tidak tamat SD [2] SD [3] SMP [4] SMA [5] Diploma/Akademi [6] S1/S2/S3 Pekerjaan

orang tua Nominal -

[1] Tidak bekerja [2] PNS [3] Pegawai swasta [4] Wirausaha [5] Guru/dosen [6] TNI/ POLRI [7] Pedagang/buruh [8] Pensiunan [9] Lainnya Pendapatan

orang tua Rasio

Data mentah jumlah pendapatan ayah dan ibu berbentuk data rasio yang kemudian dijumlahkan sehingga menjadi pundapatan keluarga. Selanjutnya, pendapatan orang tua dikategorikan berdasarkan kelas interval dari rata-rata pendapatan orang tua contoh.

[0] tidak memiliki pendapatan [1] ≤ Rp2.900.000,00 [2] Rp2.900.001,00- Rp5.800.000,00 [3] Rp5.800.001,00- Rp8.700.000,00 [4] Rp8.700.001,00- Rp11.600.000,00 [5] ≥ Rp11.600.001,00 Besar keluarga Rasio BKKBN (1980)

[1] Keluarga kecil (≤4 org) [2] Keluarga sedang (5-7org) [3] Keluarga besar (≥8org)

Variabel

Jenis data mentah

Dasar pengkategorian Pengkategorian

Kelompok acuan

Nominal -

[1] Teman [2] Keluarga

[3] Iklan atau selebriti [4] Televisi [5] Internet [6] Media cetak [7] Ahli kesehatan/dosen [8] Lainnya Pola asuh

makan Ordinal Ulfah dan Latifah (2007)

[1] Kurang (<60%) [2] Sedang (60-80%) [3] Baik (>80%) Gaya Hidup

Gaya hidup Ordinal

Gaya hidup contoh diperoleh dari hasil pengelompokan dari hasil uji analisis cluster yang kemudian diberi nama sesuai dengan cirri-ciri setiap cluster yang terbentuk.

[1] Gaya hidup berorientasi pendidikan

[2] Gaya hidup berorientasi hiburan dan kesehatan Kebiasaan Makan Contoh

Frekuensi makan Rasio - tidak tentu 1 kali 2 kali 3 kali Kebiasaan sarapan, makan siang, makan malam, dan makan camilan

Nominal - [1] Ya, rutin dilakukan

[0] Tidak rutin dilakukan

Tempat makan Nominal -

[1] Rumah [2] Indekos/kontrakan [3] Kantin/warung makan [4] Asrama Pertimbangan dalam memilih makanan Ordinal - Tidak pernah Kadang-kadang Sering Selalu Makanan pantangan Nominal - Agama Kesehatan Adat Cara memperoleh makanan Nominal - Memasak sendiri Makanan dari rumah Membeli makanan matang Frekuensi konsumsi berdasarkan kelompok makanan Rasio Suhardjo (1989)

[skor 0] Tidak pernah [skor 1] < 1 kali seminggu [skor 10] < 3 kali seminggu [skor 15] 3 kali seminggu [skor 25] 1 kali sehari [skor 50] > 1 kali sehari

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah melalui proses mengedit, mengodekan, memasukkan ke dalam program, dan menganalisis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Exel dan SPSS. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, uji reliabilitas, analisis cluster dan uji regresi logistik.

Analisis deskriptif yang digunakan meliputi frekuensi distribusi, ukuran sebaran serta grafik dan tabulasi silang. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal contoh (usia, jenis kelamin, urutan kelahiran dalam keluarga, lama kuliah, asal daerah, suku bangsa, uang saku, dan sumber uang saku), faktor eksternall contoh (karakteristik keluarga, pola asuh makan, dan kelompok acuan), dan kebiasaan makan contoh (frekuensi makan; kebiasaan sarapan, makan siang, makan malam, dan makan camilan; tempat makan; pertimbangan dalam memilih makanan; makanan pantangan; cara memperoleh makanan; dan frekuensi konsumsi berdasarkan kelompok makanan).

Gaya hidup contoh dianalisis menggunakan analisis cluster yang bertujuan untuk mengklasifikasikan objek-objek menjadi beberapa gerombol berdasarkan ukuran kemiripan atau ciri-ciri umum antar objek, sehingga objek- objek yang berada dalam gerombol yang sama memiliki kemiripan yang lebih besar dibandingkan dengan objek pada gerombol yang berbeda. Analisis cluster yang digunakan dalam penelitian ini adalah K-Mean Cluster, yaitu analisis statistik yang berguna untuk mengelompokan sejumlah objek ke dalam jumlah kelompok yang sudah ditentukan terlebih dahulu (Santoso 2010). Analisis ini sangat efektif dan efisien jika digunakan untuk mengelompokkan objek yang berjumlah besar. K-Mean Cluster ini digunakan untuk objek yang berjumlah lebih dari 100 (Suseno 2009).

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap gaya hidup serta pengaruh faktor internal, faktor eksternal, dan gaya hidup terhadap kebiasaan makan dianalisis menggunakan uji regresi logistik.Analisis regresi logistik adalah salah satu bentuk analisis data dengan menggunakan teknik regresi yang dapat diaplikasikan ketika akan mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dan variabel dependen berbentuk kategorikal. Dalam penelitian ini, terdapat dua model regresi logistik untuk gaya

hidup dan lima model untuk kebiasaan makan. Model regresi untuk pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap gaya hidup memiliki variabel independen (xi) yang tetap dengan variabel dependen (y) yang tidak sama. Variabel dependen tersebut (y) adalah 1= gaya hidup berorientasi pendidikan , 0= gaya hidup berorientasi hiburan dan kesehatan

Keterangan:

p = Peluang untuk gaya hidup α = Konstanta

1-5 = Koefisien regresi X1 = Usia (th)

X2 = Jumlah uang saku (Rp) X3 = Usia ibu (th)

X4 = Jumlah anggota keluarga (org) X5 = Pola asuh makan (skor %) X6 = Kelompok acuan teman (skor) X7 = Kelompok acuan televisi (skor)

γ

1-3 = Koefisien dummy

D1 = Jenis kelamin (1= perempuan , 0=laki-laki) D2 = Suku bangsa (1= Jawa , 0= lainnya)

D3 = Pekerjaan ibu (1= bekerja , 0= tidak bekerja)

ε = Error

Model regresi untuk kebiasaan makan juga memiliki variabel independen (xi) yang tetap dengan variabel dependent (yi) yang tidak sama. Variabel dependen yang pertama (y1) adalah frekuensi makan yang dilihat dari kebiasaan makan tiga kali sehari (1= makan tiga kali sehari, 0= tidak makan tiga kali sehari). Variabel dependen kedua (y2) adalah kebiasaan sarapan (1= rutin sarapan/ hampir setiap hari sarapan, 0= tidak rutin sarapan). Variabel ketiga (y3) adalah kebiasaan makan siang (1= rutin makan siang, 0= tidak rutin makan siang). Variabel keempat (y4) adalah kebiasaan makan malam (1= rutin makan malam, 0= tidak rutin makan malam). Variabel terakhir (y5) adalah kebiasaan makan camilan (1= rutin makan camilan, 0= tidak rutin makan camilan).

= α + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + 6X6+ 7X7 +

γ

1

D

1+

γ

2

D

2

+

γ

3

D

3 + ε

= α + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + 6X6+ 8X8 + 1D1+ 2D2 + 3D3 + ε

Keterangan:

p = Peluang untuk kebiasaan makan α = Konstanta

β1-5 = Koefisien regresi X1 = Usia (th)

X2 = Jumlah uang saku (Rp) X3 = Usia ayah (th)

X4 = Pola asuh makan (skor %) X5 = Kelompok acuan teman (skor) X6 = Kelompok acuan keluarga (skor)

γ

1-3 = Koefisien dummy

D1 = Jenis kelamin (1= perempuan , 0=laki-laki) D2 = Pekerjaan ibu (1= bekerja , 0= tidak bekerja)

D3 = Gaya hidup (1= gaya hidup berorientasi pendidikan , 0= gaya hidup berorientasi hiburan dan kesehatan)

ε = Error

Definisi Operasional

Contoh adalah mahasiswa mayor-minor Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang masih aktif mulai dari semester 3 sampai semester 7 pada tahun ajaran 2011/2012

Faktor internal adalah ciri-ciri yang berasal dari dalam diri mahasiswa yang meliputi usia, jenis kelamin, urutan anak, departemen, fakultas, lama kuliah, asal daerah, suku bangsa, uang saku, dan sumber uang saku

Usia adalah lama hidup mahasiswa yang dinyatakan dalam tahun.

Lama kuliah adalah lamanya studi yang sudah ditempuh mahasiswa dan dinyatakan dalam bulan.

Urutan anak adalah urutan mahasiswa dalam keluarga, yaitu sebagai anak sulung, bungsu, atau yang lainnya.

Suku bangsa adalah suku bangsa asal mahasiswa.

Uang saku adalah pendapatan yang diperoleh mahasiswa setiap bulan yang terdiri dari uang saku utama dan uang saku tambahan.

Sumber uang saku adalah sumber yang memberikan pendapatan untuk mahasiswa, baik uang saku utama maupun uang saku tambahan. Sumber uang saku ini dapat berasal dari orang tua, saudara, beasiswa, bekerja, dan sumber yang lainnya.

Faktor eksternal adalah ciri-ciri yang berasal dari luar diri mahasiswa yang meliputi karakteristik keluarga, pola asuh makan, dan kelompok acuan.

Karakteristik keluarga terdiri dari pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan besar keluarga mahasiswa.

Pendidikan orang tua tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh orang tua mahasiswa. Tingkat pendidikan ini dikelompokkan mulai dari tidak tamat SD sampai perguruan tinggi.

Pekerjaan orang tua adalah kegiatan atau aktivitas orang tua mahasiswa yang dapat memberikan penghasilan bagi dirinya.

Pendapatan orang tua adalah jumlahuang yang diperoleh oleh orang tua mahasiswa setiap bulan dari pekerjaan yang dilakukannya.

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga mahasiswa yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥ 8 orang).

Pola asuh makan adalah pola perilaku makan yang diterapkan atau dibiasakan oleh keluarga mahasiswa ketika mahasiswa berada di lingkungan keluarga.

Kelompok acuan adalah individu, sekelompok individu, atau media yang dipercaya oleh mahasiswa untuk menjadi referensi ketika mahasiswa akan melakukan suatu proses konsumsi. Kelompok acuan ini dapat terdiri dari teman, keluarga, media, dan lain-lain. Gaya hidup adalah kegiatan, minat, dan pendapat mahasiswa dalam kehidupan

sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik.

Kebiasaan makan adalah perilaku berulang-ulang yang meliputi frekuensi makan; kebiasaan sarapan, makan siang, makan malam, dan maka camilan; tempat individu mengonsumsi makanannya; pertimbangan dalam memillih makanan; makanan pantangan; cara memperoleh makanan; dan frekuensi konsumsi individu berdasarkan kelompok makanan.

Frekuensi makan adalah jumlah berapa kali mahasiswa makan dalam satu hari.

Tempat makan adalah tempat yang dipilih seseorang untuk mengkonsumsi makanannya. Tempat makan ini dapat di rumah atau indekos, kantin dalam kampus, warung makan, maupun tempat lain.

Pertimbangan dalam memilih makanan adalah hal-hal yang diperhatikan mahasiswa sebelum mengonsumsi makanan.

Makanan pantangan adalah makanan atau minuman yang tidak dikonsumsi mahasiswa karena alasan, agama, kesehatan, dan adat.

Cara memperoleh makanan adalah cara seseorang untuk mendapatkan makanan yang akan dikonsumsinya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memasak sendiri, membeli di tempat lain, atau cara lain yang biasanya dilakukan seseorang.

Frekuensi konsumsi berdasarkan kelompok makanan adalah seberapa sering mahasiswa mengonsumsi makanan yang dikelompokan menjadi makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah- buahan, dan camilan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Faktor Internal

Usia. Usia mahasiswa dalam penelitian ini berksar antara 18-22 tahun Rata-rata usia mahasiswa sebesar 19,8 tahun dan standar deviasi sebesar 1,0 tahun. Rata-rata usia mahasiswa perempuan (19,7 ± 0,9 tahun) relatif lebih rendah daripada rata-rata usia mahasiswa laki-laki (20,1 tahun ± 1,1 tahun). Usia mahasiswa ini termasuk ke dalam periode remaja dan dewasa muda (Papalia, Old, & Feldman 2008).

Jenis Kelamin. Pada penelitian ini, mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan (58,3%) lebih banyak daripada mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki (41,7%). Hal ini sejalan dengan data jumlah mahasiswa IPB tahun 2011, yaitu mahasiswa perempuan (60,2%) lebih banyak dibandingkan dengan laki- laki (39,8%)

Urutan Kelahiran. Berdasarkan urutan kelahiran, mahasiswa dapat dibedakan menjadi anak sulung, anak bungsu, dan lainnya. Mahasiswa yang termasuk kategori lainnya adalah mahasiswa yang merupakan anak tunggal atau berada pada urutan antara anak sulung dan anak bungsu. Pada penelitian ini, proporsi terbesar mahasiswa ada pada urutan anak sulung, yaitu sebesar 45,8 persen, sedangkan proporsi terkecil berada pada urutan anak bungsu, yaitu sebesar 18,3 persen.

Lama Kuliah. Dilihat dari lama kuliah (bulan), lama kuliah mahasiswa berkisar antara 14-27 bulan. Rata-rata lama kuliah mahasiswa 26,5 bulan dan standar deviasi sebesar 9,8 bulan.

Asal Daerah. Proporsi terbesar mahasiswa dalam penelitian ini berasal dari daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Sementara itu, sebesar 15,8 persen mahasiswa berasal dari kota yang berada di Jawa Barat selain Bogor, Depok, dan Bekasi. Mahasiswa dalam penelitian ini tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, tetapi juga berasal dari daerah lain yang ada di luar Pulau Jawa (Gambar 4). Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa IPB berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Gambar 4 Sebaran mahasiswa berdasarkan asal daerah

Suku Bangsa. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa berasal dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa IPB memiliki latar belakang budaya yang sangat beragam. Jumlah mahasiswa terbanyak dalam penelitian ini berasal dari suku Jawa dan Sunda. Sekitar empat dari sepuluh mahasiswa berasal dari suku Jawa dan tiga dari sepuluh mahasiswa berasal dari suku Sunda. Suku bangsa lainnya adalah mahasiswa yang berasal dari suku campuran, seperti Bali-Etnis, Jawa-Sunda, Jawa-Betawi, Melayu-Sunda, dan lain-lain.

Agama. Hampir seluruh mahasiswa dalam penelitian ini menganut agama Islam. Selain Islam, agama lain yang dianut oleh mahasiswa adalah Kristen dan Hindu (Gambar 6).

Gambar 6 Sebaran mahasiswa berdasarkan agama

Uang Saku. Uang saku merupakan sumber pendapatan bagi mahasiswa. Rata-rata uang saku mahasiswa setiap bulannya adalah Rp811.316,67 dengan standar deviasi Rp293.283,29 dan berada pada rentang Rp250.000,00 sampai Rp1.750.000,00. Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi terbesar mahasiswa berada pada uang saku yang berkisar pada rentang Rp500.001,00- Rp1.000.000,00 per bulan.

Uang saku mahasiswa terdiri dari uang saku utama dan uang saku tambahan. Rata-rata uang saku utama mahasiswa setiap bulan adalah Rp688.816,67 dengan standar deviasi Rp268.246.03 dan berada pada rentang Rp250.000,00-Rp1.658.000,00. Uang saku tambahan berfungsi menambah uang saku utama mahasiswa untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tidak semua mahasiswa memiliki uang saku tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa separuh mahasiswa tidak memiliki uang saku tambahan dan memenuhi

Dokumen terkait