• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah pola yang menggambarkan aliran atau sistematisas berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kerangka penelitian menggambarkan bagaimana peneliti merumuskan model pemecahan masalah. Arus kas operasi, investasi dan pendanaan menjadi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Penulis juga menggunakan laba akuntansi sebagai variabel independen untuk menguji pengaruh terhadap return saham bersama dengan komponen arus kas.

Untuk penggambaran lebih lanjut, dapat dilihat dalam bentuk skema berikut:

Arus Kas Operasi

(X1)

H1

Arus Kas Investasi (X2)

H2

H3 Return Saham (Y)

Arus Kas

Pendanaan (X3) H4

Laba Akuntansi (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memperhatikan realita-realita yang spesifik, dapat diamati, dan diukur yang dapat mengklasifikasikan hubungan variable-variabel sebagai kausal apabila data penelitian disajikan dalam bentuk angkaangka dan analisisnya menggunakan statistik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di galeri investasi BEI lantai dua menara Iqra Unismuh Makassar sebagai perwakilan PT Bursa Efek Indonesia. Tempat penelitian berlokasi di Jl. Sultan Alauddin, Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar Sulawesi Selatan 9022. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan September sampai Oktober 2021.

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Variabel Bebas ( )

Variabel bebas adalah variabel yang mengikat, memunculkan, atau memunculkan variabel terikat. Menganalisis laporan arus kas sebagai alat ukur yang mengevaluasi penggunaan dan sumber dana melalui analisis arus kas adalah cara bagi bisnis untuk memperoleh dana dan mengukur sumber dana.

Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Arus Kas Operasi ( )

Arus kas operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas operasi periode pengamatan dengan arus kas operasi periode sebelum pengamatan. Perubahan arus kas operasi dihitung dari selisih arus kas operasi periode pengamatan dikurangi dengan arus kas operasi periode sebelum pengamatan dibagi dengan arus kas operasi periode sebelum pengamatan.

Rumus untuk menghitung perubahan arus kas operasi adalah sebagai berikut:

Sumber: Werner R Murhadi (2017) Keterangan:

= Arus kas operasi

= Arus kas operasi periode pengamatan

-1= Arus kas operasi periode sebelum pengamatan b. Arus Kas Investasi ( )

Arus kas investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas investasi periode pengamatan dengan arus kas investasi periode sebelum pengamatan. Perubahan arus kas investasi dihitung dari selisih arus kas investasi periode pengamatan dikurangi dengan arus kas investasi periode sebelum pengamatan dibagi dengan arus kas investasi periode sebelum pengamatan.

Rumus untuk menghitung perubahan arus kas investasi adalah sebagai berikut:

𝐴𝐾𝑂 = 𝐴𝐾𝑂 𝑑 βˆ’ 𝐴𝐾𝑂 -1 /𝐴𝐾𝑂 -1

Sumber: Werner R Murhadi (2017) Keterangan:

= Arus kas investasi

= Arus kas investasi periode pengamatan

-1= Arus kas investasi periode sebelum pengamatan c. Arus Kas Pendanaan ( )

Arus kas pendanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas pendanaan periode pengamatan dengan arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan. Perubahan arus kas pendanaan dihitung dari selisih arus kas pendanaan periode pengamatan dengan arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan dibagi dengan arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan.

Rumus untuk menghitung perubahan arus kas pendanaan adalah sebagai berikut:

Sumber: Werner R Murhadi (2017) Keterangan:

= Arus kas pendanaan

= Arus kas pendanaan periode pengamatan

-1= Arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan d. Laba Akuntansi ( )

Rasio perubahan laba bersih diperoleh dari perhitungan selisih laba bersih setelah pajak periode pengamatan dikurangi laba bersih

𝐴𝐾𝐼 = 𝐴𝐾𝐼 𝑑 βˆ’ 𝐴𝐾𝐼 -1 /𝐴𝐾𝐼 -1

𝐴𝐾𝑃 = 𝐴𝐾𝑃 𝑑 βˆ’ 𝐴𝐾𝑃 -1 /𝐴𝐾𝑃 -1

setelah pajak periode sebelum pengamatan dibagi dengan total aset periode sebelum pengamatan. Alasan menggunakan deflator total aset periode sebelum pengamatan adalah untuk menghindari nilai biasa jika menggunakan laba akuntansi periode sebelumnya yang bernilai negatif. (Ander, et al, 2021)

Berikut adalah rumus perhitungan perubahan laba akuntansi:

Sumber: Martani (2021) Keterangan:

= Laba akuntansi

= Laba akuntansi periode pengamatan

-1= Laba akuntansi periode sebelum pengamatan 2. Variabel Terikat ( )

Variabel dependen yang digunakan adalah return saham. Adapun jenis return yang digunakan adalah return realisasi atau actual return. Return realisasi adalah selisih antara harga saham saait ini dengan harga saham pada periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.

Rumus untuk menghitung return realisasi adalah sebagai berikut:

Sumber: Hartono (2014) Keterangan:

= Return saham

= Harga saham periode pengamatan

-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan 𝐿𝐴𝐾 = 𝐿𝐴𝐾 𝑑 βˆ’ 𝐿𝐴𝐾 -1 /𝐿𝐴𝐾 -1

𝑅𝑖𝑑 = – βˆ’ 𝑃𝑖𝑑 βˆ’

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah area generalisasi yang terdiri dari objek/subyek dengan ciri dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk penelitian dan kesimpulan selanjutnya. Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berikut daftar perusahaan farmasi tersebut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

Perusahaan Tanggal IPO 1. PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 30 Juli 1991 2. PT. Kimia Farma Tbk KAEF 04 Juli 2001 3. Pyridam Farma Tbk PYFA 16 Oktober 2001

4. PT. Merck Tbk MERK 23 Juli 1981

5. PT. Darya Varia

Laboratoria Tbk DVLA 11 Nov 1994

6. PT. Indofarma Tbk INAF 17 April 2001 7. PT. Tempo Scan Pasific

Tbk TSPC 17 Juni 1994

8.

PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul

Pharmacon International SDPC 07 Mei 1990 Sumber: www.idx.co.id

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan sifat yang dimiliki oleh suatu populasi. Jenis pola dapat berupa atribut, entitas, fenomena, peristiwa, orang, perusahaan, industri, keuangan, saham, obligasi, atau sekuritas lainnya. Sampel harus mencerminkan semua karakteristik populasi.

Sampel harus mencerminkan semua karakteristik populasi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel data berdasarkan pertimbangan tertentu. Beberapa pertimbangan yang digunakan oleh peneliti yaitu:

a. Perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 secara terus menerus.

b. Perusahaan farmasi yang mempunyai kelengkapan informasi mengenai closing price tiap tahun.

c. Perusahaan farmasi yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan, dinyatakan dalam mata uang rupiah sehingga dapat memberikan informasi yang valid.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan farmasi dalam 5 tahun observasi dengan jumlah total yakni 50 data. Untuk gambaran lebih lanjut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

Perusahaan Tanggal IPO 1. PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 30 Juli 1991 2. PT. Tempo Scan Pasific

Tbk TSPC 17 Juni 1994

3. Pyridam Farma Tbk PYFA 16 Oktober 2001

4. PT. Merck Tbk MERK 23 Juli 1981

5. PT. Darya Varia

Laboratoria Tbk DVLA 11 November 1994

6. PT. Indofarma Tbk INAF 17 April 2001 7. PT. Kimia Farma Tbk KAEF 04 Juli 2001

8. PT. Industri Jamu Dan

Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO 18 Desember 2013 9. PT. Millenium Pharmacon

International SDPC 07 Mei 1990

10. PT. Organon Pharma

Indonesia SCPI 08 Juni 1990

Sumber: www.idx.co.id

E. Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan arus kas dan laporan laba rugi. Data sampel diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di situs www.idx.co.id Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Dalam metode ini, data yang diperlukan diunduh serta dihitung kemudian diuji menggunakan software statistik SPSS.

F. Tehnik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan menggambarkan atau deskriptif data yang dikumpulkan tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan kepada masyarakat umum.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan persamaan regresi tersebut benar, tidak stasioner, dan konsisten. Adapun pendekatan yang dilakukan dalam uji asumsi klasik yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah untuk melihat apakah nilai sisa mengikuti distribusi normal. Model regresi yang baik harus memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Uji normalitas adalah untuk memeriksa apakah data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) berdistribusi normal dalam ekspresi regresi yang dihasilkan.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengukur derajat asosiasi (kedekatan) hubungan/pengaruh antara variabel bebas tersebut

melalui nilai koefisien korelasi. Pengujian ini mencoba menguji korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Untuk memeriksa tanda-tanda multikolinearitas berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh program dapat diketahui dengan mengacu pada nilai-nilai berikut ini.

VIF (Variance Inflation Factor) <10 dan Tolerance >0,1.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan campuran periode t dengan kesalahan campuran model regresi linier sebelumnya.

Tanda autokorelasi pada penelitian dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson menggunakan perangkat lunak yang memproses statistik berapa banyak sampel yang diperiksa ketika mengambil keputusan, dan kemudian dilihat sebagai jumlah posisi dalam tabel Durbin-Watson. Adapun kriteria uji DW diantaranya:

1. Angka DW dibawah 1 berarti ada autokorelasi positif

2. Angka DW diantara 1 dan3 berarti tidak ada tanda autokorelasi 3. Angka DW diatas 3 berarti ada autokorelasi negatif

d. Uji Heteroskedastisitas

Jika varians residual tetap dari satu pengamatan ke pengamatan lain, dikatakan memiliki varians yang sama, jika tidak, dikatakan memiliki tanda heteroskedastis. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya tanda-tanda heteroskedastis dalam mode regresi adalah dengan melakukan uji glejser. Cara kerja uji heteroskedastisitas dengan uji glejser adalah dengan meregresi variabel bebas ke nilai

residu absolut, atau Abs_RES. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji gljser adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan (Sig.) lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya adalah tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam mode regresi.

2) Sebaliknya, jika nilai signifikansinya (Sig.) lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terjadi gejala heterokedastisitas dalam mode regresi.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba akuntansi terhadap return saham perusahaan farmasi di BEI. Model untuk merumuskan persamaan regresi data panel yang digunakan dalam penelitian ditulis sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Return saham Farmasi

: Konstanta

- : Koofisien regresi

: Arus Kas Operasi

: Arus Kas Investasi

: Arus Kas Pendanaan

: Laba Akuntansi

e : Error Term

π‘Œ = π‘Ž + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝑒 …

4. Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, antara lain dengan menguji koefisien regresi masing-masing variabel bebas, apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Uji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan Ξ±

= 0,05. Maka cara yang dilakukan adalah:

a. Bila signifikansi < 0,05 artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

b. Bila signifikansi > 0,05 artinya variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.

5. Uji F

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Dalam penelitian ini, hasil perhitungan tersebut dilihat pada tabel F-tabel pada taraf signifikansi (Ξ±) 0,05.

a. Apabila F-hitung > F-tabel dengan signifikansi (Ξ±) 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Apabila F-hitung < F-tabel dengan signifikansi (Ξ±) 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan kesimpulan hipotesis diterima atau ditolak ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Tingkat sig. F < 0,05 maka hipotesis diterima, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Tingkat sig. F > 0,05 maka hipotesis ditolak, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

6. Koefisien Determinasi (RΒ²)

Koefisien determinasi (RΒ²) terutama digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu model dapat mengakomodasi perubahan variabel dependen. Saat digunakan untuk memperkirakan data di luar kasus (atau tidak), data tersebut belum tentu cocok, dan menambahkan variabel bebas kembali ke persamaan tidak mengurangi nilai RΒ².

7. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi yang dapat benar atau salah tentang sesuatu, dan karena dibuat untuk menjelaskan sesuatu maka memerlukan pengujian lebih lanjut.

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Ilustrasi Perusahaan a. PT Kimia Farma Tbk

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Didirikan dengan UU 18 tanggal 16 Agustus 1971 dan diubah dengan UU 18 Amandemen tanggal 11 Oktober 1971 oleh Soelaman Arjasmita, notaris di Jakarta. Undang-undang yang diubah ini tertanggal 14 Oktober 1971 dengan Ordonansi No. Disetujui oleh Kementerian Kehakiman Republik Indonesia dengan JA5 / 184/21, yaitu Register No. 2888 dan no. Terdaftar di 2889. Demikian diumumkan di Pengadilan Negeri Jakarta dan surat kabar negara Republik Indonesia. 90 tanggal 9 November 1971 dan Lampiran Nomor 508 Lembaran Negara Republik Indonesia. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Modal disetor terakhir diubah dengan Undang-undang No. 45 tanggal 24 Oktober 2001. Imas Fatima, SH, notaris di Jakarta. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. C12746HT.01.04.TH.2001, tanggal 8 November 2001.

Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1817 dan kemudian bergerak dalam penjualan obat-obatan dan bahan baku obat. Ketika pemerintah Indonesia menasionalisasi semua perusahaan Belanda pada tahun 1958, status

perusahaan-perusahaan ini diubah menjadi beberapa perusahaan-perusahaan milik negara.

Pada tahun 1969, beberapa perusahaan milik negara direorganisasi menjadi satu perusahaan, Perusahaan Farmasi dan Kesehatan Negara Bhinneka Kimia Farma, disingkat PN Apotek Kimia Farma.

1971 Sesuai dengan Keputusan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1971, status perusahaan milik negara diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma. Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) berubah status kembali menjadi perusahaan publik PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Dengan perubahan tersebut, perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kedua bursa tersebut kini telah bergabung dan kini dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia). Perusahaan ini berbasis di Jakarta dan memiliki fasilitas manufaktur di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto) dan Tanjung Morava Medan. Perusahaan juga memiliki satu departemen penjualan. Perusahaan ini berkantor pusat di Jalan Veteran Nomor 9 Jakarta.

b. PT Kalbe Farma Tbk

PT Kalbe Farma Tbk. UU Penanaman Modal Dalam Negeri No. Lahir 6 Juni 1968, 10 September 1966 Raden Imam Soeto Pravirokoemo No. 3, UU No. 1970, berdasarkan akta hak milik. 12 dikoreksi. Perjanjian konstituen ini didirikan oleh Menteri Kehakiman Indonesia dengan Keputusan No. J.A.5 / 72/23 tanggal 12 September 1967, Lampiran No. 234, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 102 tanggal 22 Desember 1967. Anggaran Dasar telah beberapa kali diubah, terakhir oleh notaris DR. Irawan

Soerodjo, S.H., Msi., No. 131 tanggal 18 Mei 2015 untuk mengubah anggaran dasar sesuai dengan ketentuan Kantor Jasa Keuangan (OJK). Perubahan ini diadopsi oleh Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Keputusan No. AHUAH.01.030939509 tanggal 10 Juni 2015.

Bisnis perusahaan meliputi, antara lain, farmasi, perdagangan dan bisnis perwakilan. Perusahaan saat ini terutama bergerak dalam pengembangan, produksi dan penjualan obat-obatan, termasuk obat-obatan dan produk kesehatan konsumen.

Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1966.

Perusahaan ini berbasis di Jakarta dan berkantor pusat di Jl.

Bertempat di Gedung KALBE. Izin. Generasi suprapto carb. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 dan fasilitas manufaktur berlokasi di Delta Silicon Industrial Estate, Jl. M.H. Tamrin, Blok A31, Lippo Chikarang, Bekasi, Jawa Barat.

c. PT. Indofarma Tbk

PT Indonesia Farma Tbk (disingkat PT Indofarma (Persero) Tbk dan selanjutnya "Perseroan") didirikan berdasarkan Undang 1 tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan Undang-undang 134 tanggal 26 Januari 1996. Dua notaris, Suzypto, SH.

Perjanjian pendirian ini telah disahkan dengan Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia C22122.HT.01.01.TH.96 pada tanggal 13 Februari 1996, dan diumumkan dalam Berita Resmi No.

43 pada tanggal 28 Mei 1996. Addendum 4886. Anggaran Dasar Perseroan adalah Undang-Undang No. 24 tanggal 24 April 2017

dari Mohamad Nova Faisal, Sh., M.K., Notaris. UU No. 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal ini dapat disesuaikan dengan 40.

Perjanjian yang diubah ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No.

AHU0056209.AH.01.11 tanggal 2 Mei 2017.

Awalnya, perusahaan adalah pabrik farmasi yang didirikan pada tahun 1918 dengan nama Pabrik Farmasi Mangaray. Pada tahun 1950, Pabrik Farmasi Mangarai diakuisisi oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dioperasikan oleh Departemen Kesehatan.

Pada tahun 1979, nama pabrik farmasi diubah menjadi Pusat Pembuatan Farmasi Departemen Kesehatan. Kemudian, pada tahun 1981, dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 20, pemerintah mendirikan pusat manufaktur farmasi di bawah Departemen Kesehatan, yang menjadi perusahaan publik, Perum Indofarma. Setelah itu, status Perum Indofarma yang berbentuk perseroan pada tahun 1996 diubah menjadi perseroan terbatas (Persero) berdasarkan PP No.34 tahun 1995. pada 2001.Kantor pusat dan pabrik. Indo Farma bertempat di Jl. Indofarma No. 1 Gandasari, Cikarang Barat Bekasi

d. PT Darya Varia Laboratoria Tbk

PT DaryaVaria Laboratoria Tbk (β€œPerseroan”) adalah anggota dari Undang-Undang Investasi Internal No. Berdasarkan Akta Notaris No. 5 tanggal 5 Februari 1976, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 25 Februari 2007, Undang-undang No.

12 Desember 1970, Undang-Undang No. 12 Juni 1968. 148, 30

April 1976, notaris Abdul Latif, S.H. Undang-undang ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Keputusan No.Y.A.5/288/11 tanggal 28 Mei 1976 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 712. 92 (1977.11.18)

Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir direvisi pada tanggal 3 Juni 2015. Perusahaan telah mengubah beberapa anggaran dasar dan merevisi semua anggaran dasar. Perubahan dicatat pada nomor akta kepemilikan. 6, Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., M.Kn. Perubahan dilaporkan dan dicatat dalam sistem administrasi korporasi sesuai dengan Perintah No. 1000 yang diberitahukan oleh Menteri Kehakiman.

AHUAH.01.030943319 18 Juni 2015.

Sesuai dengan Anggaran Dasar, perusahaan (a) memproduksi dan menjual obat-obatan, obat tradisional, bahan baku farmasi, alat kesehatan, kosmetika dan produk kesehatan; (b) Identifikasi layanan laboratorium, fasilitas, klinik dan rumah sakit.

Perusahaan saat ini bergerak dalam produksi dan penjualan produk farmasi dan kosmetik. Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1976. Pabrik dan kantor pusat perusahaan masing-masing berlokasi di Bogor dan Jakarta. Kantor pusat kami berlokasi di South Quarter, Tower C Lantai 1819 Jl. R.A. Karbohidrat Cartini.

8, Jakarta 12430, Indonesia. Perusahaan memiliki dua pabrik, di antaranya pabrik Gunung Putri yang berlokasi di Jl. Mercedes Benz no. Pabrik Citeureup berlokasi di Desa Cicadas 105, Gunung Putri, Bogor, Jl. Lanbau Liobaru, Karang Asem Barat, Citeureup, Bogor

e. PT Pyridam Farma Tbk

PT Pyridam Farma Tbk didirikan berdasarkan Akta Pemilikan No. 31 tanggal 27 November 1976 oleh Tan Tong Ki, S. H., notaris di Jakarta. Undang-undang pendirian perusahaan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1977.

12. 23. 102.801. Anggaran Dasar telah beberapa kali diubah, terakhir oleh notaris. 179, tanggal 23 Juni 2015 Buntario Tigris S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta Notaris Pengganti dari Rachmat Santoso, S.H., Notaris Jakarta, Peraturan OJK No.

32/POJK.04/2014 dan 33/POJK.04/2014. Perubahan Undang-Undang tersebut telah diberitahukan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. AHUAH.01.030949513 tanggal 8 Juli 2015.

Sesuai dengan anggaran dasar, bidang usaha kami meliputi impor, ekspor dan perdagangan antar buku, termasuk perdagangan dengan farmasi, plastik, peralatan medis dan industri kimia lainnya, termasuk agen, grosir, distributor dan dealer komoditas dari semua jenis. Kegiatan komersial perusahaan saat ini meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan (farmasi) dan penjualan alat kesehatan.

Perusahaan ini berbasis di Jakarta, dan pabriknya berlokasi di Qianzur Pachet Chibodas Village, Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Villa Kebon Jeruk Blok F3, Jalan Raya Kebon Jeruk, Kelurakhan / Kebon Jeruk, Jakarta. Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1977. Pabrik perusahaan yang berlokasi di Desa Chibodas, Punchak, Jawa Barat ini mulai

dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada April 2001.

f. PT Merck Tbk

PT Merck Tbk adalah perusahaan manufaktur, perdagangan dan impor farmasi. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Oktober 1970 oleh Elise Pondaag, SH no. 29 menurut akta hak \\

x=,milik, Lampiran No. negara. Publikasi No. 34 tanggal 27 April 1971. Merck adalah salah satu perusahaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tahun 1981 dan mengumumkan statusnya sebagai saham publik. Saham perusahaan (73,99%) dikuasai oleh Merck Holding GmbH dari Darmstadt, Jerman, dan sisanya dimiliki oleh masyarakat umum (26,01%). Didirikan pada tahun 1668, Merck KGaA ("Grup Merck"), perusahaan induk dari perusahaan yang berkantor pusat di Darmstadt, Jerman, adalah perusahaan kimia dan farmasi tertua di dunia dan sekarang menjadi salah satu perusahaan ilmiah terkemuka di dunia. dan perusahaan farmasi.

perusahaan teknologi. Selama dekade terakhir, Grup Merck lebih berfokus pada medis, ilmu kehidupan, dan material berkinerja tinggi.

Bagi Grup Merck, perusahaan ini memiliki posisi strategis sebagai pusat manufaktur untuk Asia Tenggara karena merupakan satu-satunya perusahaan dengan fasilitas manufaktur farmasi di Asia Tenggara.

Di Indonesia, merek perusahaan adalah pemimpin yang sukses di pasar obat resep. Pada tahun 2016, Perseroan menambah lini usaha baru berupa persewaan kantor/real estate

dan jasa pengelolaan yang diberikan oleh anak perusahaannya, PT Merck Chemicals and Life Sciences (β€œMCLS”). Kantor pusat dan pabrik perusahaan berlokasi di st. TB Simatupang no. 8 Pasar Rebo, Jakarta Timur

g. PT. Organon Pharma Indonesia

PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. Didirikan dengan nama PT ScheringPlough Indonesia Tbk sesuai dengan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967, Jojo Muljadi, S.H.

Perjanjian konstituen ini ditetapkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No. Y.A.5 / 72/5, 26 Oktober 1972, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 2 5 Januari 1973. 13.

Piagam ini telah beberapa kali diubah, terakhir dengan akta notaris. 35, 12 Oktober 2012, Teddy Anwar, S.H., Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Nama Perusahaan menjadi PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (β€œPerseroan”) Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. AHU

Piagam ini telah beberapa kali diubah, terakhir dengan akta notaris. 35, 12 Oktober 2012, Teddy Anwar, S.H., Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Nama Perusahaan menjadi PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (β€œPerseroan”) Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. AHU

Dokumen terkait