BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengaruh arus kas dan laba akuntansi terhadap return saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta memberikan sarana dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis di jenjang perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, masukan maupun rujukan guna memberikan wawasan terutama dalam menganalisis arus kas dan laba akuntansi sebagai alat pertimbangan dalam memprediksi tingkat return saham.
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Signal (Signaling Theory)
Teori ini awalnya dicetuskan oleh Spence (1973) yang mengemukakan bahwa sinyal atau isyarat memberikan suatu informasi, pihak pemilik memberikan sinyal berupa potongan informasi yang relevan yang dapat dimanfaaatkan pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan menyesuaikan analisanya berdasarkan pemahamannya terhadap sinyal tersebut.
Teori sinyal atau teori pensignalan merupakan dampak dari adanya asimetri informasi. Brigham dan Houston dalam Mayangsari (2018) menyatakan bahwa signalling theory adalah cara pandang pemegang saham tentang peluang perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang, di mana informasi tersebut diberikan oleh manajemen perusahaan kepada para pemegang saham.
Teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya sinyal keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen (agent) disampaikan kepada pihak pemilik (principal). Teori sinyal menjelaskan bahwa sinyal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi informasi asimetris. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan merasakan dorongan untuk berbagi informasi keuangan dengan pihak luar. Dorongan ini muncul dari informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak eksternal. Pihak manajemen tahu lebih banyak dan lebih cepat tentang informasi orang dalam perusahaan daripada pihak luar seperti investor dan kreditur. Dalam
teori sinyal, motivasi manajemen untuk menyajikan informasi keuangan kepada pemilik dan pihak luar diharapkan menjadi sinyal kemakmuran.
Publikasi laporan keuangan tahunan yang disampaikan oleh perusahaan dapat menjadi sinyal perkembangan dividen dan perkembangan harga saham perusahaan. Sejauh itu mencerminkan kinerja yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan itu baik-baik saja. Signal baik akan direspon dengan baik pula oleh pihak luar, karena reaksi pasar sangat bergantung pada sinyal dasar perusahaan. Investor menginvestasikan modal hanya jika mereka percaya bahwa mereka dapat menambah nilai modal yang mereka investasikan, daripada jika perusahaan berinvestasi di tempat lain. Untuk itu, perhatian investor difokuskan pada kapabilitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.
B. Arus Kas
Arus kas membagi penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Adapun klasifikasi arus kas adalah sebagai berikut:
1. Arus kas aktivitas Operasi
Arus kas aktivitas operasi adalah arus kas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan pinjaman, mempertahankan kemampuannya untuk beroperasi, membagikan
dividen, dan melakukan investasi baru tanpa bergantung pada sumber pendanaan eksternal. setara dapat diproduksi. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas ini biasanya timbul dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentuan laba bersih atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2018: 214) adalah:
a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
d) Pembayaran kas kepada karyawan
e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asuransi lainnya
f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus kas aktivitas Investasi
Arus kas aktivitas investasi dipahami sebagai perolehan dan penjualan aset tetap, serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Pengungkapan arus kas dari aktivitas investasi diperlukan karena arus kas ini mencerminkan pembayaran setoran dan penarikan terkait dengan sumber daya yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2018: 216) adalah:
a) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain
c) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
d) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan) e) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Arus kas aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan yang menyebabkan perubahan jumlah dan komposisi modal dan kewajiban keuangan perusahaan.
Untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan, aktivitas ini perlu dilaporkan secara individual oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2018:217) adalah:
a) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik
atau menebus saham perusahaan
c) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya
d) Pelunasan pinjaman
Perusahaan menyiapkan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Perincian menurut aktivitas memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak aktivitas tersebut terhadap status perusahaan dan jumlah kas dan setara kas. Informasi ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara ketiga aktivitas tersebut.
Beberapa arus kas yang terkait dengan aktivitas investasi dan pendanaan diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sebagai contoh, pendapatan dari investasi (bunga dan dividen) dan pembayaran bunga kepada pemberi pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Sebaliknya, beberapa arus kas dari aktivitas operasi termasuk dalam kategori aktivitas investasi atau pendanaan. Misalnya, pendapatan dari penjualan aset tetap dalam laba dilaporkan dalam laporan laba rugi, tetapi diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi dan dampak dari laba terkait tidak termasuk dalam arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Demikian pula laba atau rugi pada pembayaran utang (penyelesaian) yang umumnya merupakan bagian dari arus kas keluar yang terkait dengan pembayaran kembali jumlah pinjaman dan oleh karena itu merupakan aktivitas pendanaan.
Akun seperti bunga dan dividen dapat diklasifikasikan sebagai akun operasi, investasi dan pendanaan tergantung pada sifat transaksinya.
Pajak penghasilan harus diklasifikasikan sebagai kegiatan keuangan atau investasi. Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disusun berdasarkan neraca saldo yang disesuaikan.
Informasi untuk mempersiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber:
Neraca perbandingan memberikan jumlah perubahan dalam aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal ke akhir periode. Data perhitungan laba-rugi periode berjalan membantu pembaca menentukan jumlah kas yang disediakan atau digunakan selama periode tersebut.
C. Laba Akuntansi
1. Pengertian Laba Akuntansi
Menurut PSAK nomor 46, laba akuntansi adalah laba rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Informasi yang terkandung dalam angka akuntansi berguna apabila keuntungan yang sesungguhnya berbeda dari keuntungan yang diharapkan investor.
Ketika ada perbedaan antara keuntungan aktual dan keuntungan yang diharapkan investor, pasar bereaksi, yang tercermin dari pergerakan harga saham sebelum dan sesudah tanggal pengumuman laba. Jika laba yang dilaporkan lebih besar dari yang diharapkan, harga saham cenderung naik, dan sebaliknya jika laba yang dilaporkan lebih kecil dari yang diharapkan, harga saham cenderung turun. Laba akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi pendapatan dan transaksi yang telah terjadi selama periode waktu tertentu dengan beban yang terkait dengan pendapatan tertentu, Data laba sering dilaporkan dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara
luar oleh pemegang saham dan penanaman modal serta potensial dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
2. Karakteristik Laba Akuntansi
Adapun karakteristik laba akuntansi adalah sebagai berikut;
a. Laba akuntansi terutama didasarkan pada transaksi aktual yang timbul dari penjualan barang dan jasa.
b. Laba akuntansi mengacu pada periodisasi dan mewakili hasil kegiatan perusahaan selama periode waktu tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan, maka diperlukan pemahaman khusus tentang pendapatan apa yang didefinisikan, diukur, dan diakui.
d. Laba akuntansi diperlukan untuk mengakui biaya dalam bentuk biaya historis.
e. Laba akuntansi terkait dengan pendapatan dan perlu adanya perbandingan pengeluaran dengan pendapatan tersebut.
3. Keunggulan Dan Kelemahan Laba Akuntansi
Beberapa keunggulan dan kelemahan dari laba akuntansi Keunggulannya antara lain:
b. Dalam riwayat historis, laba akuntansi masih diyakini pengguna laporan keuangan bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan investasi.
c. Laba akuntansi bisa diukur dan dilaporkan secara objektif dan diverifikasi karena didasarkan pada fakta yang didukung oleh transaksi aktual atau bukti objektif.
d. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi
tidak mengakui perubahan nilai, hanya menyadari keuntungan.
e. Laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian, terutama untuk pertanggungjawaban kepada manajemen.
Dan kelemahan laba akuntansi yaitu:
a. Karena laba akuntansi tidak didefinisikan dengan jelas secara semantik, laba secara intuitif dan ekonomis signifikan.
b. Penyajian dan pengukuran laba masih diprioritaskan pada pemegang saham biasa atau residual.
c. Masih adanya celah oleh Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) selaku pedoman pengukuran laba untuk terjadinya ketidaktaatan antar perusahaan.
d. Karena didasarkan pada konsep biaya historis, laba akuntansi biasanya tidak memperhitungkan pengaruh daya beli dan perubahan harga.
e. Dalam menilai kinerja perusahaan serta keseluruhan, investor dan kreditur memandang laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak.
D. Return Saham
Alasan utama berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan yang dalam istilah investasi disebut return. Menurut Hartono (2014:263), return adalah hasil investasi sebagai imbalan atas dana yang telah ditanamkan dan kesediaan mereka untuk menanggung risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Komponen return antara lain:
1. Current income (pendapatan lancar) yaitu keuntungan yang diperoleh
melalui pembayaran berkala seperti pembayaran bunga deposit, bunga obligasi, deviden dan sebagainya. Disebut pendapatan lancar karena pendapatan yang diterima dalam bentuk kas dan setara kas. Setara kas yang berupa deviden saham dapat dikonversi menjadi uang kas.
2. Keuntungan selisih harga (Capital gain) yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli saham dalam suatu alat investasi. Untuk mengetahui besarnya capital gain dapat dilakukan dengan mengetahui analisis historis harga saham pada periode sebelumnya sehingga dapat menentukan return yang diinginkan (expected return).
Jenis-jenis return diantaranya:
1. Return ekspektasi (Expected return), yaitu bentuk pengembalian yang diharapkan investor di masa yang akan datang. Pengembalian yang diharapkan adalah bentuk pengembalian yang belum terjadi.
2. Return realisasi (Realized return) yaitu suatu bentuk pengembalian yang telah terjadi. Return yang direalisasikan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi sangat penting karena dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan imbal hasil yang diharapkan beserta kemungkinan risiko yang akan terjadi di masa yang akan datang.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dijadikan sebagai referensi tambahan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1. Keisya Lovely
Kuantitatif Arus kas operasi berpengaruh positif
Kuantitatif Secara parsial arus kas operasi dan arus kas investasi tidak kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
3. Aminar Sutra
Kuantitatif Tidak ada pengaruh total arus kas terhadap return saham. Ada pengaruh untuk variabel arus kas dari aktivitas operasi
Kuantitatif Arus kas operasi, arus kas investasi
Kuantitatif Laba akuntansi berpengaruh
Terhadap Return
Kuantitatif LAK dan AKO memiliki pengaruh
Kuantitatif Secara parsial hanya arus kas pendanaan
Kuantitatif Arus Kas Operasi tidak berpengaruh
terhadap Return
Kuantitatif Laba Akuntansi dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas
Berdasarkan uraian pada tabel 2.1, terdapat persamaan maupun perbedaan terhadap penelitian yang akan dilakukan diantaranya:
1. Persamaan
a. Penelitian terdahulu memiliki kesamaan dalam menggunakan return saham sebagai variabel dependen.
b. Penelitian terdahulu memiliki kesamaan dalam menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai metode yang digunakan dalam menguji atau menganalisis pengaruh antar variabel independen dengan
2. Perbedaan
a. Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada objek penelitian maupun fenomena yang terjadi pada masing-masing penelitian terdahulu.
b. Perbedaan penelitian terdahulu terletak pada variabel yang digunakan dimana terdapat variabel diluar dari penelitian yang dilakukan.
F. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham
Arus kas operasi adalah aktivitas penghasil pendapatan utama dan aktivitas lain yang tidak terkait dengan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas operasi dapat dihasilkan cukup untuk membayar
pinjaman, mempertahankan kemampuan perusahaan untuk beroperasi, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa bergantung pada pembiayaan eksternal.
Hasil penelitian yang dilakukan Haris dan Sunyoto (2018) membuktikan bahwa arus kas operasi sangat penting menjelaskan return saham dimana hasil penelitian membuktikan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian:
H1 : Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return saham
2. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Return Saham
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang melibatkan penjualan dan penjualan aset jangka panjang dan investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, termasuk peminjaman dan penagihan obligasi, dan penjualan dan penjualan investasi dan aset jangka panjang.
Hasil penelitian yang dilakukan Harahap (2020) membuktikan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa mendatang dan berpengaruh positif terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian:
H2 : Arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap return saham.
3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
Arus kas pendanaan adalah arus kas yang mengubah jumlah dan susunan modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk meramalkan kebutuhan arus kas masa depan dari
penyedia modal perusahaan. Ander (2021) membuktikan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis penelitian:
H3 : Arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap return saham
4. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Return Saham
Laporan keuangan menggambarkan hasil dari proses operasional perusahaan yang merupakan hasil dari beberapa proses dengan mengorbankan sumber daya. Laba akuntansi merupakan laba bersih selama satu periode setelah dikurangi beban pajak. Haris dan Sunyoto (2018) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel laba akuntansi terhadap return saham. Atas dasar penelitian tersebut, maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
H4 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham
G. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian adalah pola yang menggambarkan aliran atau sistematisas berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kerangka penelitian menggambarkan bagaimana peneliti merumuskan model pemecahan masalah. Arus kas operasi, investasi dan pendanaan menjadi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Penulis juga menggunakan laba akuntansi sebagai variabel independen untuk menguji pengaruh terhadap return saham bersama dengan komponen arus kas.
Untuk penggambaran lebih lanjut, dapat dilihat dalam bentuk skema berikut:
Arus Kas Operasi
(X1)
H1
Arus Kas Investasi (X2)
H2
H3 Return Saham (Y)
Arus Kas
Pendanaan (X3) H4
Laba Akuntansi (X4)
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memperhatikan realita-realita yang spesifik, dapat diamati, dan diukur yang dapat mengklasifikasikan hubungan variable-variabel sebagai kausal apabila data penelitian disajikan dalam bentuk angkaangka dan analisisnya menggunakan statistik.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di galeri investasi BEI lantai dua menara Iqra Unismuh Makassar sebagai perwakilan PT Bursa Efek Indonesia. Tempat penelitian berlokasi di Jl. Sultan Alauddin, Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar Sulawesi Selatan 9022. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan September sampai Oktober 2021.
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Variabel Bebas ( )
Variabel bebas adalah variabel yang mengikat, memunculkan, atau memunculkan variabel terikat. Menganalisis laporan arus kas sebagai alat ukur yang mengevaluasi penggunaan dan sumber dana melalui analisis arus kas adalah cara bagi bisnis untuk memperoleh dana dan mengukur sumber dana.
Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Arus Kas Operasi ( )
Arus kas operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas operasi periode pengamatan dengan arus kas operasi periode sebelum pengamatan. Perubahan arus kas operasi dihitung dari selisih arus kas operasi periode pengamatan dikurangi dengan arus kas operasi periode sebelum pengamatan dibagi dengan arus kas operasi periode sebelum pengamatan.
Rumus untuk menghitung perubahan arus kas operasi adalah sebagai berikut:
Sumber: Werner R Murhadi (2017) Keterangan:
= Arus kas operasi
= Arus kas operasi periode pengamatan
-1= Arus kas operasi periode sebelum pengamatan b. Arus Kas Investasi ( )
Arus kas investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas investasi periode pengamatan dengan arus kas investasi periode sebelum pengamatan. Perubahan arus kas investasi dihitung dari selisih arus kas investasi periode pengamatan dikurangi dengan arus kas investasi periode sebelum pengamatan dibagi dengan arus kas investasi periode sebelum pengamatan.
Rumus untuk menghitung perubahan arus kas investasi adalah sebagai berikut:
π΄πΎπ = π΄πΎπ π‘ β π΄πΎπ -1 /π΄πΎπ -1
Sumber: Werner R Murhadi (2017) Keterangan:
= Arus kas investasi
= Arus kas investasi periode pengamatan
-1= Arus kas investasi periode sebelum pengamatan c. Arus Kas Pendanaan ( )
Arus kas pendanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan arus kas pendanaan periode pengamatan dengan arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan. Perubahan arus kas pendanaan dihitung dari selisih arus kas pendanaan periode pengamatan dengan arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan dibagi dengan arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan.
Rumus untuk menghitung perubahan arus kas pendanaan adalah sebagai berikut:
Sumber: Werner R Murhadi (2017) Keterangan:
= Arus kas pendanaan
= Arus kas pendanaan periode pengamatan
-1= Arus kas pendanaan periode sebelum pengamatan d. Laba Akuntansi ( )
Rasio perubahan laba bersih diperoleh dari perhitungan selisih laba bersih setelah pajak periode pengamatan dikurangi laba bersih
π΄πΎπΌ = π΄πΎπΌ π‘ β π΄πΎπΌ -1 /π΄πΎπΌ -1
π΄πΎπ = π΄πΎπ π‘ β π΄πΎπ -1 /π΄πΎπ -1
setelah pajak periode sebelum pengamatan dibagi dengan total aset periode sebelum pengamatan. Alasan menggunakan deflator total aset periode sebelum pengamatan adalah untuk menghindari nilai biasa jika menggunakan laba akuntansi periode sebelumnya yang bernilai negatif. (Ander, et al, 2021)
Berikut adalah rumus perhitungan perubahan laba akuntansi:
Sumber: Martani (2021) Keterangan:
= Laba akuntansi
= Laba akuntansi periode pengamatan
-1= Laba akuntansi periode sebelum pengamatan 2. Variabel Terikat ( )
Variabel dependen yang digunakan adalah return saham. Adapun jenis return yang digunakan adalah return realisasi atau actual return. Return realisasi adalah selisih antara harga saham saait ini dengan harga saham pada periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.
Rumus untuk menghitung return realisasi adalah sebagai berikut:
Sumber: Hartono (2014) Keterangan:
= Return saham
= Harga saham periode pengamatan
-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan πΏπ΄πΎ = πΏπ΄πΎ π‘ β πΏπ΄πΎ -1 /πΏπ΄πΎ -1
π ππ‘ = β β πππ‘ β
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah area generalisasi yang terdiri dari objek/subyek dengan ciri dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk penelitian dan kesimpulan selanjutnya. Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berikut daftar perusahaan farmasi tersebut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan Tanggal IPO 1. PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 30 Juli 1991 2. PT. Kimia Farma Tbk KAEF 04 Juli 2001 3. Pyridam Farma Tbk PYFA 16 Oktober 2001
4. PT. Merck Tbk MERK 23 Juli 1981
5. PT. Darya Varia
Laboratoria Tbk DVLA 11 Nov 1994
6. PT. Indofarma Tbk INAF 17 April 2001 7. PT. Tempo Scan Pasific
Tbk TSPC 17 Juni 1994
8.
PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul
Pharmacon International SDPC 07 Mei 1990 Sumber: www.idx.co.id
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan sifat yang dimiliki oleh suatu populasi. Jenis pola dapat berupa atribut, entitas, fenomena, peristiwa, orang, perusahaan, industri, keuangan, saham, obligasi, atau sekuritas lainnya. Sampel harus mencerminkan semua karakteristik populasi.
Sampel harus mencerminkan semua karakteristik populasi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel data berdasarkan pertimbangan tertentu. Beberapa pertimbangan yang digunakan oleh peneliti yaitu:
a. Perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 secara terus menerus.
b. Perusahaan farmasi yang mempunyai kelengkapan informasi mengenai closing price tiap tahun.
c. Perusahaan farmasi yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan, dinyatakan dalam mata uang rupiah sehingga dapat memberikan
c. Perusahaan farmasi yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan, dinyatakan dalam mata uang rupiah sehingga dapat memberikan