• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2. Upah Kerja

2.1.2.1. Teori Tentang Upah Kerja

Upah merupakan suatu imbalan jasa yang harus diberikan oleh perusahaan

kepada pekerja atau pegawai sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka. Upah

juga merupakan salah satu pendorong bagi manusia untuk bekerja karena dengan

mendapat upah berarti mereka akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dengan pemberian upah yang sesuai dengan jasa yang mereka berikan akan

menimbulkan rasa puas, sehingga mereka akan berusaha atau bekerja dengan

lebih baik lagi.

Upah merupakan sesuatu sumber penghidupan yang penting bagi setiap

orang yang telah mengikatkan dirinya dalam perjanjian kerja, yang berarti tidak

ada manusia yang mau mengerahkan tenaga atau jasanya untuk mengerjakan

sesuatu secara terus-menerus atau dalam tugas waktu tertentu demi kepentingan

orang lain atau pihak lain tanpa memperoleh upah atau imbalan yang memadai,

karena upah atau imbalan yang memadai tersebut merupakan sumber

penghidupannya yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan hidupnya.

Dengan kata lain dengan adanya pemberian upah ini dapat meningkatkan

semangat kerja atau dengan kata lain sebagai motivasi kerja untuk melaksanakan

pekerjaannya, dan mau meningkatkan prestasi kerja.

2.1.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Upah Kerja

Menurut Sugiyarso (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi upah kerja

1. Pengaruh lamanya kerja

Lama kerja sangat berpengaruh pada pengalaman dan keahlian dari para

pekerja, pekerja yang sering melakukan pekerjaan yang sama akan semakin

ahli keterampilannya, dan ini akan meningkatkan upah kerjanya bila

dibandingkan dengan pekerja yang belum berpengalaman.

2. Pemerintah

Pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh

perusahaan (termasuk perusahaan BUMN PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara) merupakan batas bawah dari tingkat upah yang harus

dibayar. Dengan adanya peraturan ini akan mempengaruhi perusahaan

tersebut didalam menentukan besarnya upah yang akan diberikan kepada

karyawan.

3. Produktivitas kerja

Semakin produktif hasil kerja seorang pekerja maka akan semakin tinggi pula

upah yang diterimanya, sebab suatu pekerjaan akan dibayar lebih atau kurang

dari pekerjaan lain karena perbedaan produktivitas dari pekerjaan-pekerjaan

lain karena perbedaan produktivitas dari pekerjaan-pekerjaan itu.

4. Pengaruh jam kerja dan lembur

Semakin lama jam kerja seorang pekerja maka akan semakin besar pula upah

yang akan diterimanya. Jadi besar kecilnya upah yang akan diterimanya

sangat bergantung pada jam kerja. Jam lembur dibayar berdasarkan

5. Pengaruh lokasi pekerjaan

Semakin sulit tempat lokasi proyek yang akan dicapai oleh para pekerja maka

akan semakin tinggi pula standar upah kerjanya, karena akan sulit

mendartangkan para pekerja sehingga dibutuhkan pengeluaran lebih untuk

transportasi atau pengankutan ke lokasi proyek.

2.1.2.3. Macam-macam upah

Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan upah

menurut kesatuan hasil. Upah yang menurut waktu yaitu upah yang diberikan

kepada pekerja menurut waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut

dilakukan secara harian, mingguan, maupun bulanan. Sedangkan upah menurut

kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut prestasi

yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut.

2.1.2.4. Prinsip-prinsip pemberian Upah

Menurut Moekijat (1992) agar pemberian upah dapat berjalan dengan baik

maka hendaknya mengikuti prinsip-prinsip pemberian upah yang baik, yaitu :

1. Upah yang diberikan harus cukup

Upah tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

2. Upah yang diberikan harus adil

Besar kecilnya upah yang akan diberikan tergantung pada berat ringannya

tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada tenaga kerja tersebut.

Dengan terlambatnya pemberian upah kepada pekerja maka akan

menyebabkan pekerja merasa tidak puas apalagi sampai perusahaan

berhutang pada pekerja.

4. Besar kecilnya upah harus mengikuti perkembangan harga barang di pasar.

5. Sistem pembayaran upah harus mudah dipahami dan dilaksanakan.

6. Perbedaan dalam tingkat upah harus didasarkan atas evaluasi jabatan yang

objektif.

2.1.3. Anggaran

Menurut Munawir (1995:47), anggaran merupakan rencana jangka pendek

(biasanya satu tahun)perusahaan untuk melaksanakan sebagian rencana jangka

panjang yangberisilangkah-langkah strategik untuk mewujudkan strategi objektif

tertentu sertataksiran sumber daya yang diperlukan Munawir (1995:47).

Penganggaran menurut Nafarin (2000) adalah “suatu rencana keuanganperiodik

yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan”. Penganggaran

merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasiyang dinyatakan

secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uanguntuk jangka waktu

tertentu.

Selain itu Munawir (1995:52) juga berpendapat bahwa dalam penyusunan

anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksanaanggaran dengan cara

mempertimbangkan, hal-hal berikut ini:

a. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak

menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi

hanyalah angan-angan

b. Untuk memotivasi manajer pelaksanaan diperlukan partisipasi top manajemen (direksi).

c. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana

tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.

d. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat

dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan

dapat segera diantisipasi lebih dini.

Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda tentang arti anggaran

yang sebenarnya, berikut ini adalah beberapa pendefinisian tentang apa yang

dimaksud dengan anggaran. Anggaran menurut Mulyasari dan Sugiri, (2004:439).

merupakan alat perencanaan manajerial dalam bentuk keuangan. Sedangkan

pengertian anggaran lainnya menurut Horngren (1996 :188) merupakan ungkapan

kuantitatif yang normal tentang rencana manajemen. Anggaran merupakan

pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu

yang dinyatakan dalam ukuran finansial(Mardiasmo, 2002:61).

Sedangkan partisipasi penganggaran memiliki beberapa definisi menurut

Brownel dalam Yulia (2004: 582). Anggaran partisipatif adalah suatu proses di

mana individu-individu terlibat didalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap

penyusunan target anggaran yang akan dievaluasi. Sementara itu, menurutKennis

(1979) dalam Fazli dan Muslim (2006:12), partisipasi anggaran adalah tingkat

Anggaran membantu manajer dalam merencanakan kegiatan dan

mengawasi kinerja operasi. Penyusunan anggaran secara partisipatif kinerja para

manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu

tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka karyawan

akan menginternalisasi tujuan atau standar yang ditetapkan, dan karyawan juga

memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta

terlibat dalam penyusunannya. Menurut Indriantoro (2000) Semakin tinggi

tingkat keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran, akan semakin

meningkatkan kinerja.

2.1.3.1. Fungsi Anggaran

Fungsi anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu

manajemen dalam pelaksanaan kegiatan, fungsi perencanaan, koordinasi,

pengawasan, dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan

untuk tujuan yang telah ditetapkan. Winardi (1983:149) mengungkapkan bahwa

fungsi anggaran adalah:

1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini

merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

2. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan salah satu cara untuk mengadakan pengawasan dalam

perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar

pengawasan dilakukan untuk mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan

perbaikan apabila dianggap perlu.

3. Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap

individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi

diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan adanya

keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya.

4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan

dinyatakan dalam unit moneter. Pada umumnya penyusunan anggaran

berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksiran pada masa yang akan

datang dapat dijadikan pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan

untuk menjalankan kegiatannya.

Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502) adalah:

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja

2. Anggaran merupakan cetak biru aktifitas yang akan dilaksanakan perusahaan

di masa yang akan datang

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan

berbagai unit organisasi dalam perusahaan yang menghubungkan manajer

bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan

manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi

manajer dan karyawan, agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan organisasi.

2.1.3.2. Proses Penyusunan Anggaran

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005:161), ada tiga tahapan utama dalam

proses penyusunan anggaran yaitu:

1. Penetapan Tujuan

Aktifitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi

yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Controler dan direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses penyusunan

anggaran yang disesuaikan dengan struktur organisasi, maupun gaya

kepemimpinannya. Manajer tingkat bawah dan para karyawan sebaiknya

diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan,

karena mereka merupakan bagian dari organisasi tersebut, dengan demikian

proses penyusunan anggaran akan terlaksana lebih efektif.

2. Implementasi

Pada tahapan implementasi, rencana formal yang digunakan untuk

mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi

orang secara positif dalam organisasi. Konsep ilmu keperilakuan utama

yang mempengaruhi tahap implementasi adalah komunikasi, kerjasama, dan

3. Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran tersebut berfungsi

sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok

ukur terhadap kinerja aktual dibandingkan dengan kinerja yang

direncanakan.

2.1.4. Anggaran Tenaga Kerja

Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja dikelompokan menjadi dua

bagian yaitu, tenaga kerja langsung dan tidak langsug. Tenaga kerja langsung

adalah tenaga kerja yang secaralangsung berperan dalam proses produksi,yang

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan

produksi.

2. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya variabel

3. Kegiatan tenaga kerja ini dapat langsung dihubungkan dengan produk akhir

untuk penentuan harga pokok.

Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara

tidak langsung berperan dalam proses produksi dan biayannya dikaitkan pada

biayaoverheadpabrik.Karakteristik tenaga kerja tidak langsung yaitu :

1. Besar kecilnya biaya tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat

kegiatan produksi

2. Biaya dikeluarkan merupakan biaya semi fixed atau semi variable

Secara umum anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan

secara terperincitentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung

untuk periode yang akandatang. Anggaran tenaga kerja meliputi rencana tentang

jumlah waktu yang diperlukan untukmenyelesaikan satu satuan produk, tarif upah

dan waktu pengerjaan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Tabel Penelitian Terdahulu

No Pengarang Judul Tahun Isi

1 Sardjito pengaruh positif

prestasi kerja tenaga kerja berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dengan anggaran tenaga kerja pada Industri Kecil di Bugangan Semarang

2005 Penelitian ini mengkaji

sejauh mana pengaruh pengaruh positif prestasi kerja tenaga kerja berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dengan anggaran tenaga kerja

jika menggunakan variable kontijensi yaitu komitmen organisasi dan informasi Job-relevant. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Industri Kecil di Bugangan Semarang yang berjumlah 198. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling

sehingga didapat sampel sejumlah 19 responden. Data penelitian ini diperoleh langsung dari

hasil wawancara berdasarkan daftar pertanyaan para pimpinan LIK Bugangan

responden. Teknis analisis yang digunakan adalah path analysis.

Penelitian ini membuktikan bahwa ada

pengaruh positif dari prestasi tenaga kerja terhadap anggaran. Prestasi tenaga kerja juga berpengaruh positif terhadap informasi jobrelevan.

2 Riyadi Hubungan antara

partisipasi penyusunan

anggaran dan kinerja manajerial dengan menggunakan variabel prestasi kerja dan pelimpahan wewenang dalam perusahaan manufaktur di Jawa Timur 2000 penelitian untuk

menguji hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial dengan menggunakan variabel prestasi kerja dan pelimpahan wewenang sebagai variabel

moderating.Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan mail

survey. Responden yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah manajer yang berada dalam perusahaan manufaktur, berdomisili di wilayah Jawa Timur dan memiliki atasan serta bawahan. Data diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner kepada 340

responden yang terdaftar

dalam East Java

Bussiness Directory 1996-1997. Dari 340 kuesioner yang dikirim hanya 62 orang manajer yang mengirimkan jawaban. Namun hanya 48 kuesioner yang lengkap dan diidkutkan dalam analisa akhir. Teknik

pengujian hipotesa yang digunakan adalah analisa

regresi berganda (multiple regression).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi para manajer tidak mempengaruhi hubungan antara prestasi

kerja penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial. Namun, pelimpahan wewenang ternyata mempengaruhi hubungan antara prestasi

kerja penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial.

3 Sariyathi Beberapa Faktor

Yang Berasosiasi Dengan Prestasi Kerja Karyawan PDAM Kabupaten Klungkung 2006 variabel yang digunakan adalah motivasi, kepuasan kerja,

kondisi fisik pekerjaan, dan kemampuan kerja

dengan variabel dependen prestasi kerja.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Dari

hasil perhitungan terbukti bahwa secara bersama-sama maupun secara individual faktor motivasi, kepuasan kerja,

kondisi fisik pekerjaan,

dan kemampuan berasosiasi signifikan dengan prestasi kerja karyawan PDAM Kabupaten Klungkung. Dari hasil perhitungan juga terbukti bahwa faktor kemampuan memiliki asosiasi paling kuat dengan prestasi kerja karyawan PDAM Kabupaten Klungkung.

4 Rahmisyari Analisis Faktor-Faktor Prestasi Kerja Karyawan terhadap anggaran karyawan

2007 Variabel penelitian yang

dugunakan adalah kompensasi dan saran kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisisen determinasi R square = 0,8599 yang artinya bahwa ada sekitar 86% anggaran karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor prestasi kerja karyawan seperti

kepuasan kerja, kompensasi dan saran

kerja. Koefisien korelasi ganda 0,6252 yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara faktor kepuasan kerja, kompensasidan sarana kerja sangat kuat yakni sebesar 93%, Diantara ke tiga faktor yang berpengaruh sangat dominan secara berurutan adalah kompensasi dan kepuasan kerja sangat signifikan (0,6900) dan (0,59330) kemudian sarana kerja (0,0463). Pada tingkat kepercayaan 95% dimana kompensasi, kepuasan kerja dan sarana kerja secara statistik berpengaruh nyata terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Togo Jaya Kota Gorontalo. Baik pengujian hipotesis secara parsial maupun simultan.

Dokumen terkait