• Tidak ada hasil yang ditemukan

B.2.4 Kesadaran akan Adanya Perubahan Nilai-nilai yang Disosialisasikan

Dalam dokumen GAMBARAN PENGHAYATAN PERAN IBU DALAM SOS (Halaman 85-89)

HASIL PENELITIAN IV.A Deskripsi Latar Belakang Subyek

IV. B.2.4 Kesadaran akan Adanya Perubahan Nilai-nilai yang Disosialisasikan

76 Ibu Olga menyadari perubahan nilai-nilai yang disosialisasikan pada keluarga intinya saat ini. Perubahan-perubahan tersebut berasal dari

ketidakpuasannya sebagai anak di keluarganya terdahulu. Maka ketika

membangun keluarga sendiri ia berusaha memberikan keterbukaan dan kebebasan yang dahulu ia rindukan.

Ya...pokoknya gini...ee...pasti kita ngedidik anak dari pengalaman kita, tapi saya banyak mengambil hikmah, mana yang menurut saya tidak baik dulu waktu pengalaman saya masih kecil, itu saya rubah.

Misalnya...seperti nggak pernah ngobrol sama anak, enggak. Saya sangat deket sama anak-anak. Kita bisa becanda, kita bisa ngobrol apa-

apa...ngomong yang porno-porno bebas di sini. Ee...karena, dari dulu saya punya prinsip semakin dilarang, semakin bikin orang penasaran. Jadi saya membebaskan. Sampe yang menurut orang paling harus dilarang, nggak saya larang. Ee...sampe sekarang pun saya menerapkan hal itu.

Ibu Olga juga menyadari bahwa dulu ia tidak dekat dengan orang tuanya. Menurutnya, hal ini dikarenakan kehidupan yang begitu sibuk dan keras sehingga orang tuanya terfokus pada usaha untuk menghidupi keluarga. Oleh karena itu ibu Olga berupaya agar di dalam keluarganya sekarang ia dapat menjalin kedekatan dengan anak-anaknya melalui obrolan.

Entah di dalam hati mereka apa saya nggak pernah tau, tapi mungkin juga ada penyesalan kan karena nggak pernah bisa deket sama anak, nggak pernah punya waktu banyak duduk sama kita, mungkin kan...Jadi tuh semua hal saya terapkan di dalam hidup saya yang sekarang...kita lebih deket, segala hal bisa diskusi, sampe kita bisa ngomongin cowo gimana di rumah...temen yang manapun boleh dateng...

Ibu Olga juga berupaya melakukan usaha preventif jika anak perempuannya sampai hamil di luar nikah. Ia ingin agar anak-anaknya memberikan kepercayaan terbesar kepada orang tua dan berusaha bersama-sama untuk mencari jalan keluar.

77 Bukan dengan bunuh diri, aborsi atau jalan keluar lain yang tanpa disertai

pemikiran matang.

...pada umumnya...saya membebaskan mereka untuk bicara untuk

melakukan apa pun, untuk membuat keputusan apa pun. Meskipun sampai hal mengenai, kalau mereka punya anak di luar nikah bagaimana itu saya udah diskusiin. Kebetulan anak saya tiga, perempuan. Jadi saya

mengatakan kepada mereka, bahwa kalaupun hal itu terjadi, orang yang pertama kali harus kamu kasitahu adalah mama. Dan jangan kamu merasa bahwa itu adalah suatu hal yang memalukan. Malu apa nggak itu urusan kita. Yang jelas tuh nggak boleh melakukan satu tindakan bodoh, misalnya aborsi atau bunuh diri.

Ibu Olga menginginkan anak-anaknya tidak memikirkan bagaimana pendapat orang. Sebab ia ingin dapat menjadi partner bagi anak-anaknya untuk membantu mereka menangani masalahnya.

Kalau mereka salah jalan, yang paling pertama musti menolong mereka,

menurut saya tuh kita. Jangan sampe karena kata-kata kita yang “jangan

sampe mencoreng, jangan sampe ini...” membuat mereka tuh nggak mau

ngomong, takut kan mencoreng...jadi bunuh diri, jadi aborsi itu saya hindari. Jadi saya kasitau anak-anak no problem. Jadi jangan pikirin bagaimana omongan orang, bagaimana omongan tetangga, jangan peduli. Pokoknya kalau udah melakukan kesalahan, yaudah...kita sama- sama betulin mesti gimana...gitu.

Walaupun demikian, Ibu Olga juga menyadari bahwa anak-anaknya tidak akan bisa menjadi pribadi yang sekuat Ibu Olga. Ia sering merasa terlalu memanjakan anak-anaknya dengan kehidupan yang terlalu nyaman.

Ee..saya lebih banyak bercerita sama mereka tentang kehidupan saya dulu dan mengatakan bahwa kehidupan mereka jauh lebih baik, tapi kadang saya merasa gagal mendidik anak karena saya merasa mereka tidak akan bisa jadi seperti saya. Ee...orang kan nggak bisa sama, tapi saya mau mereka bisa menerapkan falsafah hidup saya. Tapi saya merasa mereka nggak bisa seperti itu karena saya udah membuat mereka hidup nyaman

78

dari kecil. Jadi saya yakin pasti mereka tidak akan bisa seperti saya, karena saya salah mendidik.

Sewaktu anak-anaknya kecil, Ibu Olga tidak mengizinkan mereka memasak atau menyeterika sebagaimana dulu ia melakukan aktivitas-aktivitas ini sejak usia dini. Di masa sekarang, Ibu Olga berusaha menebus “kesalahannya” dengan mengajak anaknya bekerja bersamanya. Diharapkan anak-anak Ibu Olga dapat mencontoh bagaimana Ibu Olga menghadapi hidup sehari-hari.

Cuma saya berusaha memperbaiki kesalahan saya dengan cara mereka bekerja di dekat saya, dan mereka melihat bagaimana saya menghandle semua, bagaimana saya menghadapi masalah, bagaimana saya nepatin janji ke orang, bagaimana berkomitmen, itu cara yang saya lakukan..

Shinta membenarkan bahwa ibunya sering menceritakan bagaimana pengalaman hidupnya dahulu. Bahkan pengalaman hidup ibunya mempengaruhi keputusan Shinta untuk melanjutkan sekolah.

Iya, dia sering banget kok nyeritain tentang pengalaman hidupnya, dulu Oma bagaimana gitu...galak...Contohnya, dulu waktu aku kuliah, dulu tuh selesai SMA tuh, aku ada pikiran kalo aku tuh nggak mau kuliah, mau kerja aja...Cuma mama bilang, jaman dulu dia tuh pengen banget kuliah...tapi nggak ada uangnya, nggak ada biaya. Sekarang bisa nyekolahin anak, kenapa nggak gitu...pokoknya harus...karena ada biayanya, harus sekolah...Pokoknya kayak gitu... Kayak dulu nggak bisa, sekarang bisa, makanya dikerjain...Kesempatannya ada gitu...

Shinta mensyukuri kehidupannya di masa sekarang ini. Ia tidak bisa

membayangkan bagaimana hidup di zaman ibunya tanpa kemudahan hidup dan kecanggihan teknologi seperti sekarang ini.

Kalo denger kayak gitu sih...selalu ngomong dalam hati, untung aku nggak hidup di zaman yang itu... (tertawa). Kalo nggak, bisa gila...Jadi kayak, bersyukur sih...kalo sekarang tuh nggak sesusah yang dulu,

79

sekarang nggak sekaku yang dulu. Jadi kayak segala tempat, mall gitu lebih banyak...Kalo dulu kan, telpon aja nggak ada, hape nggak ada gitu. Sekarang mikir, kalo nggak pake BB aja nih, gimana...kayak aneh...nggak ada internet...jadi bersyukur...

Dalam dokumen GAMBARAN PENGHAYATAN PERAN IBU DALAM SOS (Halaman 85-89)