• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Implementasi REDD+ di Indonesia

Dalam dokumen Strategi Nasional REDD+ (Halaman 59-64)

Efektivitas dan efisiensi rendah

2.5 Kesiapan Implementasi REDD+ di Indonesia

2.5.1 Langkah-langkah yang Telah Dilakukan

Dalam rangka mengetahui status kesiapan implementasi REDD baik dari aspek metodologi maupun kelembagaan dan meningkatkan pemahaman terhadap penyebab deforestasi dan degradasi hutan, serta menyusun strategi penurunan emisi maka pada tahun 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan bekerjasama dengan para pemangku kepentingan nasional maupun internasional di bawah kerangka Indonesia Forest Climate Alliance- IFCA ( Indonesian Forest Climate Alliance /Aliansi Iklim Kehutanan Indonesia) melakukan analisis komprehensif dari berbagai aspek di atas. Analisis IFCA membagi lanskap penggunaan hutan dan perubahannya ke dalam 5 kategori sebagai berikut : (1) perkebunan kelapa sawit, (2) perubahan hutan alam menjadi hutan tanaman untuk bubur kayu dan kertas/HTI (3) pengelolaan hutan alam produksi, (4) pengelolaan hutan konservasi dan hutan lindung dan (5) hutan/lahan gambut. Dari studi di atas telah diperlihatkan emisi yang terjadi dan berbagai strategi mengurangi emisi tersebut.

Untuk mendukung pelaksanaan REDD di Indonesia , telah dikeluarkan berbagai peraturan dan gagasan :

1. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 68 tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan demonstration activities pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan.

2. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 30 tahun 2009 tentang Tata cara pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD). 3. Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in

Indonesia (REDDI) : Readiness Strategy 2009-2012.

4. Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 64 tahun 2010 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Hutan dan Perubahan Iklim, yang bertugas memberikan input kebijakan dan memfasilitasi proses penyiapan perangkat implementasi REDD+,

5. Roadmap Pengarusutamaan Isu Perubahan Iklim Dalam Perencanaan Pembangunan Nasional : Penanganan Perubahan Iklim Sektor Kehutanan 6. Draft Strategi REDD+ Kehutanan Nasional yang disusun Badan Litbang

Draft 1 Strategi Nasional REDD+ 47 Disamping peraturan dan kebijakan tersebut di atas juga telah dilakukan beberapa kegiatan penyiapan perangkat implementasi REDD+ (readiness

activities) baik di tingkat nasional maupun sub-nasional.

Tabel 2.7. Aktivitas demonstrasi REDD di Indonesia dan biaya yang sudah disediakan. No Aktivitas demonstrasi Keterangan

1 Proyek Kerjasama dengan Aus AID di Kalimantan

Tengah dan Jambi Hasan (2010 a)

2 Proyek Kerjasama dengan KfW Jerman di 3 Kabupaten ( Kapuas Hulu, Malinau dan Berau): FORKLIME

Hasan (2010 a)

3 Proyek Kerjasama dengan ITTO Meru Betiri Jawa

Timur Hasan (2010 a)

4 Proyek Kerjasama dengan TNC di Kabupaten Berau

(Program Karbon Hutan Berau) Hasan (2010 a) 5 Proyek Kerjasama dengan KOICA di Mataram Timur (Hasan (2010 b)

6 GTZ Merang Sumatra Selatan (Rekomendasi Bupati Musi Banyuasin No. 522/2235/

Kehut/2008 tgl 21 Oktober 2008) *)

8 UN REDD Sulawesi Tengah **)

Sumber : *) Profil Proyek : Merang REDD Pilot Project, **) Indonesian Timber Market Report Vol. 15 No.15 Hal. 4.

Kegiatan pendukung, di luar Demonstration Activities yang sedang dikerjakan berbagai pihak adalah sebagai berikut :

1. ICRAF : Credible estimates of the dynamics of carbon stocks at the national level over the past 20 years that complies with Tier 3 approach.

2. Proposed Forest Carbon Partnerhip Facilities (FCPF): Establishment of PSPs(permanent sample plots) represented various forests types for ground-based forest carbon monitoring- Tier 3 approach.

3. JICA : Improvement of monitoring and assessment system through the use of satellite images and the capacity to estimate biomass and carbon.

4. UN-REDD : Riview Standard & Methodology MRV.

5. GOI management teams and equipment teams and equipment to support the INCAS.

6. Models adopted collaborated and further developed by GOI to estimate emissions from land use change.

7. (Siapa?)Wall-to-wall land cover change analysys compilation of land use and management information existing ground based measurement.

8. (Siapa) Capacity development of GOI to operate an effective data management system.

Draft 1 Strategi Nasional REDD+

48

9. DNPI: melakukan kajian Kurva Biaya Pengurangan Gas Rumah Kaca Indonesia dan Strategi Pembangunan Rendah Karbon di tiga provinsi yaitu Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

10. Webgis Kementerian Kehutanan merupakan sistem informasi geografis, jaringan data spasial kehutanan yang diluncurkan Menteri Kehutanan tanggal 30 Juli 2010. Webgis yang dibuat Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Ditjen Planologi dapat

memperlihatkan perubahan penutupan hutan setiap periode. Institusi ini telah berusaha untuk meningkatkan kualitas, mendukung pertukaran dan menyebarluaskan sajian data / informasi sepasial kehutanan baik dalam bentuk buku, peta dan website. Data spasial adalah data hasil pengukuran, pencatatan dan pencitraan terhadap suatu unsur keruangan yang berada di bawah, pada atau di atas permukaan bumi dengan posisi keberadaannya mengacu pada sistem koordinat nasional No 85 tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional.

Sementara itu institusi yang terlibat dalam kegiatan REDD di Indonesia hingga saat ini adalah :

1. Research on Governance, Policy and Institutional Arrangements for REDD (ACIAR- Australian Centre for International Agriculture Research)

2. Proposed Forest Carbon Partnership Facilities (FCPF) tentang : a. Readiness Institutional Setting & Legal Framework for REDD b. Monitoring Readiness Activities Including Demonstration Activities. c. Awareness raising, comunication & outreach (incl. Policy and

Scientific Dialogue)

d. Capacity building of institutionals and stakeholders. 3. UN-REDD tentang:

a. Consensus on key issuess for national REDD policy development. b. Dessimination of REDD lesson learned incl. Building national

knowledge & learning network.

c. Communications programme incl. National campaign, education & comunication materials, training with local stakeholders as targets. Yang sedang studi dalam bidang Payment Distribution :

1. ICRAFT-ASB : Analyze cost of alternative land uses and benefits. 2. FORCLIME : Establishment sustainable payment mechanism. 3. Porposed FCPF :

a. Analysis of social and environmental impact of REDD strategies b. Setting incentives mechanism for REDD

Draft 1 Strategi Nasional REDD+ 49 4. UN-REDD :

a. Compilation existing payment systems

b. Analysis of benefits and constraints of existing systmes

c. Option for modification to meet requerement of a REDD payment system.

Kesungguhan Indonesia dan para mitra kerja dalam menangani REDD dapat dilihat dari biaya yang telah dikeluarkan/disediakan maupun direncanakan. Tabel 2.8. Dana yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan REDD+

No Aktivitas Biayanya

1 Indonseia Forest Carbon Alliance (IFCA) : Studi/analisis cepat tentang aspek metodologi, kebijakan dan persiapan REDD di Indonesia

USD 900,000

2 Demonstration Activities :

a. Proposed Aus AID 2nd DemonstrationActivities b. GTZ Merang: Measures to restore forest areas;

strategies and structures for peat forest management integrated; fire management scheme

c. FORCLIME : Innovative designs for REDD

demonstration activities incl. establishment of FMUs d. TNC : Demonstration activities ‘Berau Forest Carbon

Program’ : improved forest management, forest restoration, oil palm swap, land use planning, policies and enforcement

e. KFCP : Reducing deforestation & forest degradation (incl. rehabilitation of peat land); monitoring & carbon accounting; payment mechanism; readiness at provincial and district level.

f. ITTO: Institutional setting to prevent deforestation; technology in restoration and rehabilitation of PSF; demonstration activities with the plantation of indigenous species

g. KOICA: Joint research and implementation of pilot project on afforestation/reforestation CDM project and REDD.

h. UN REDD : Capacity forspartial socio-economic planning incorporating REDD; empowered local stakeholders to benefit from REDD; Multi-stakeholder endorsed district REDD plus

€1,445,255 (2008-2011) *) €7 M (2010-2012) *) USD 3.6 M (2008-2010) USD 50 M (2011-2015) **) AUD 30 M *) USD 540 K (2010-2012) *) USD 5 M (2009-2013) *) USD 1.5 M (2010-2011) *)

Draft 1 Strategi Nasional REDD+

50

No Aktivitas Biayanya

3 MRV

• Capacity development of GOI to operate an effective data management system

• Wall-to-wall land cover change analysis; compilation of land use and management information, existing ground based measurements

• Models adopted calibrated and further, developed by GOI to estimate emissions from land use change • GOI management teams and equipment to support

the INCAS

a. ICRAF: Credible estimates of the dynamics of carbon stocks at the national level over the past 20 years that complies with Tier 3 approach

b. Proposed FCPF: Establishment of PSPs represented various forest types for ground-based forest carbon monitoring-Tier 3 approach

c. JICA: Improvement of monitoring and assessment system through the use of satellite images and the capacity to estimate biomass and carbon

UNREDD: Review standard & methodology MRV.

Aus AID 2 M *)

€ 1,123 Million (2009-2011) *) USD 720K (2008-2011) *) USD 950K (2010-2011) *)

4 Institusi :

1. UN-REDD: Consensus on key issues for national REDD policy development

2. UN-REDD: Dissemination of REDD lesson learned incl. building national knowledge & learning network. 3. UN-REDD: Communications Programme – incl.

national campaign, education & communication materials, training with local stakeholders as targets.

USD 500 K (2010-2011) *) USD 400K (2010-2011) *) USD 700K (2010-2011) *)

5 Payment Distribution

1. FORCLIME: Establishment sustainable payment mechanism.

2. UN-REDD:

c. Compilation existing payment systems d. Analysis of benefits and constraints of existing

system

e. Options for modifications to meet requirements of a REDD payment system

€ 20 Million (2010-2014) *) USD 400K (2010-2011) *)

6 Environment safeguard :

UN-REDD :Toolkit for priority setting to

maximizepotential carbon benefits and incorporating co-benefits, at the provincial level.

USD 375K (2010-2011) *)

7 UN REDD Sulawesi Tengah (rencana) USD 5.6 M ***)

Sumber : *) Sarsito (2010), **) Executive Summary Strategic Plan of Berau Forest Carbon (2010) dan* **) Indonesia Timber Market Report Vo. 15 No.15, 1st-15th August 2010 hal.4.

Draft 1 Strategi Nasional REDD+ 51

2.5.2 Kondisi Kesiapan REDD+ di Indonesia

REDD+ sebagai sebuah mekanisme internasional yang akan diterapkan di Indonesia memerlukan perhatian khusus pada beberapa hal yang menjadi persyaratan mekanisme ini untuk dapat berjalan. Persyaratan tersebut bersumber, baik dari mekanisme yang disepakati di tingkat internasional maupun dari kebijakan, situasi dan kondisi internal Indonesia. Untuk itu, terdapat tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penerapan REDD+ di Indonesia, yaitu : 1) pemenuhan prasyarat pelaksanaan REDD+ yang telah dibahas dalam pertemuan-pertemuan resmi di tingkat internasional, 2) penciptaan kondisi pemungkin untuk mengimplementasikan REDD+, dan 3) penyempurnaan pembangunan sektor penggunaan lahan.

Dalam dokumen Strategi Nasional REDD+ (Halaman 59-64)

Dokumen terkait