• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari skripsi ini yaitu sebagai berikut.

1. Pengaturan mengenai manajemen risiko bagi bank umum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/2003 jo. Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/2009 adalah mengatur mengenai pengertian dari manajemen risiko, menetapkan kewajiban pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjalankan manajemen risiko dalam sebuah bank. PBI juga mengatur mengenai kebijakan risiko dan rencana strategik yang harus dilaksanakan bank sesuai dengan visi dan misi yang terfokus pada risiko dan relevan dengan aktivitas fungsional Bank, mengatur proses pelaksanaan Manajemen Risiko dan pengendalian intern dalam Manajemen Risiko pada bank yang sekurang-kurangnya harus mampu secara tepat waktu mendeteksi segala kecurangan dan penyimpangan yang terjadi. Dalam PBI juga diatur mengenai Komite Audit, Komite Manajemen Risiko, dan Audit Intern yang merupakan organisasi dalam Manajemn Risiko dalam mendukung segala proses dan fungsi dari Manajemen Risiko dan membuat laporan manajemen risiko ke Bank Indonesia, membuat laporan profil risiko dan laporan lainnya.

2. Pengertian risiko kredit adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank.

Dengan penggunaan risiko kredit tersebut, maka bank dapat melakukan beberapa langkah untuk menghindari dan mengurangi risiko kredit ini, yaitu: 1. Dengan membuat syarat pembayaran secara regular pelunasan atas eksposur bank terhadap counterparty, sesuai isi kontrak, dalam jangka waktu pelunasan tertentu. 2. Dengan membuat syarat kepada counterparty penyerahan agunan dengan nilai yang cukup untuk menjamin pelunasan kembali eksposur tersebut pada bank. 3. Dengan menerapkan yang dikenal sebagai “netting”. Pengertian “netting” ini adalah penetapan proses off setting gains dan losses antar sejumlah jenis kontrak yan sama. Dapat juga dilakukan antar berbagai jenis kontrak yang berbeda antara bank dengan counterparty tersebut.

Dalam mengendalikan risiko kredit diperlukan beberapa aspek penting yang menjadi standar dan praktek yang baik bagi bank yaitu dengan melakukan melakukan risiko kredit yang memadai; membuat kebijakan dan prosedur pemberian yang lengkap dan mutakhir; dengan membuat proses identifikasi, pengukuran, dan pengendalian risiko kredit secara efektif; melaporkan risiko kredit dan pengendaliannya untuk memudahkan pemantauan dan pengkajian manajemen risiko kredit.

3. Bank Mandiri telah menerapkan manajemen risiko dalam menjalankan operasional bank sesuai dengan regulasi yang telah ada dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan Bank. Penerapan yang telah dilakukan oleh Bank Mandiri antara lain:

a. Mengorganisasi dengan baik seluruh jajaran dengan menciptakan unit bisnis masing-masing, yaitu unit Manajemen Risiko Komite

Manajemen Risiko yang terdiri dari Direktur Manajemen Risiko, Komisaris Manajemen Risiko dan sub-sub Komite Manajemen Risiko, Komite Asset dan Liability, Komite Capital & Investment. Tujuannya adalah dengan adanya unit manjemen risiko ini, maka orientasinya tertuju pada manajemen risiko.

b. Bank Mandiri telah menetapkan kebijakan manajemen risiko, prosedur terkait manajemen risiko dan penetapan berbagai limit dalam rangka memitigasi risiko. Beberapa kebijakan tersebut kebijakan trading book, kebijakan kredit, kebijkan transaksi derivatif, kebijakan aktiva dan passiva.

c. Dalam mempersiapkan implementasi dari Basel II, Bank Mandiri telah membentuk Basel-II Compliance Committe, yang menjadi penanggung jawab dari seluuh inisiatif strategis bank dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka tersebut, Bank telah melakukan secara bertahap yaitu dengan menerapkan Standard Model kemudian Internal Model. Persiapan Bank meliputi praktek manajemen risiko yang efektif, mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, meng-update teknologi informasi dan sumber data yang dapat diandalkan, dan mempersiapkan elemen-elemen penunjang lainnya.

d. Dalam implementasi risiko kredit Bank Mandiri telah membagi pengelolaan risiko kredit dalam 2 (dua) segmen yaitu Pengelolaan Risiko Kredit Segmen Corporate & Commercial yang bertujuan khusus untuk mengantisipasi dampak krisis finansial global dan

Pengelolaan Risiko Consumer & Micro dalam rangka menghadapi krisis global untuk meningkatkan ekspansi kredit. Melengkapi hal tersebut, Bank Mandiri juga telah siap dengan penerapan risiko kredit dengan membagi dalam tiga bagian yaitu, individual credit risk, risk based pricing, risiko portofolio.

B.Saran

Adapun saran yang dapat Penulis berikan sesuai dengan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam pengaturannya, Bank Indonesia telah mengeluarkan pengaturan penerapan manajemen risiko bagi bank umum dalam PBI No. 5/8/2009 jo. PBI No. 11/25/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia yang berupa pedoman bagi Bank. Bank wajib melaksanakan manajemen risiko tersebut untuk dapat bersaing dalam globalisasi sekarang ini. Tetapi dalam pengaturannya, secara tegas belum ada sanksi apabila penerapan manajemen risiko tidak dilaksanakan oleh Bank. Selain itu, tidak hanya Bank, Korporasi juga memerlukan manajemen risiko untuk menghindari dan mengatasi risiko, walaupun risiko yang dialami oleh bank dengan korporasi berbeda dan lebih variatif tetapi sampai saat ini pengaturan tersebut belum hadir dan direalisasikan untuk dijalankan oleh korporasi walaupun sebagian korporasi telah melakukan manajemen risiko.

2. Risiko kredit merupakan salah satu risiko yang penting dalam pelaksanaan manajemen risiko. Oleh karena itu, pihak bank harus senantiasa memperhatikan penggunaan dan pengendalian risiko kredit khususnya

dalam menganalisis kredit agar segala kredit yang disalurkan bank tetap dapat diawasi penggunaannya oleh debitur.

Melihat berbagai hal yang telah diterapkan oleh bank dalam mengendalikan risiko kredit dan bagaimana menggunakan analisis kredit berdasarkan scoring dan rating, sangat kecil kemungkinan impact yang ditimbulkan atau diderita oleh bank, tetapi tetap saja celah itu masih ada bagi pada debitur untuk lolos dan melarikan diri dari tanggung jawabnya. Untuk itu, selain Bank wajib melaksanakan penerapan manajemen risiko, Bank juga harus menetapkan kebijakan-kebijakan di luar itu agar Bank dapat lebih berhati-hati terhadap debitur destruktif.

3. Berdasarkan visi Bank Mandiri dimana Manajemen Risiko merupakan bagian dari proses bisnis yang dapat memberikan kontribusi melalui penerapan manajemen risiko untuk mencapai return yang optimal bagi stakeholder (masyarakat, pemegang saham, pemerintah, nasabah, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan bank). Untuk itu sebagai aplikasinya Bank Mandiri telah menerapkan Penerapan Manajemen Risiko tata kelola risiko yang terpadu dimana Bank Mandiri telah membentuk Direktorat Manajemen Risiko, Komite-Komite yang berhubungan dengan risiko. Khususnya dalam mengelola risiko kredit, Bank Mandiri selalu meng-up grade segala kebijakan, prosedur, dan tools yang dianggap dapat memberikan hasil yang optimal, salah satunya yaitu kredit yang sehat. Oleh karena itu, Bank Mandiri harus selalu melakukan stress test dan menetapkan rencana strategis untuk tetap menjaga kondisi yang stabil dan lebih baik.