• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 4 orang guru Fisika SMA Kabupaten Mimika yang tengah menjalankan kurikulum 2013, pemahaman guru Fisika SMA Kabupaten Mimika tentang implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Guru Fisika SMA Kabupaten Mimika belum sepenuhnya memahami konsep kurikulum 2013. Yang dikuasai sebatas materi yang terdapat pada kurikulum 2013. Guru Fisika SMA Kabupaten Mimika mengetahui kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang mengutamakan kompetensi peserta didik, kurikulum yang menuntut peserta didik untuk belajar mandiri. Namun sebagian guru lebih berfokus pada pendidikan karakter yang terkandung dalam K-13. Pemahaman yang berfokus pada pendidikan karakter ini berdampak pada tujuan belajar yang tidak jelas.

2. Kesiapan guru Fisika SMA Kabupaten Mimika untuk memulai pembelajaran sudah sesuai dengan acuan silabus dan RPP walaupun belum maksimal, seperti menyiapkan materi, metode, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Namun dalam pelaksanaan tidak semua guru melakukan sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan media yang minim dan terdapat guru yang masih terpaku pada metode ceramah.

3. Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Fisika di SMA Kabupaten Mimika sudah dilakukan di kelas X, XI, dan XII. Dalam pelaksanaan di dalam kelas pembelajaran dengan kurikulum 2013 tidak begitu menampakkan perbedaan dengan pembelajaran dengan KTSP. Sistem penilaian sudah bisa dilakukan dengan baik oleh sebagian besar guru. Namun pemahaman guru mengenai penilaian sikap peserta didik belum tepat. Dalam penilaian, kendala yang dihadapi guru adalah menilai keterampilan peserta didik, disebabkan oleh sarana prasarana yang belum memadai. Kesulitan lain yang dihadapi adalah dalam subtitusi nilai moral pada KI I, budaya membaca, dan budaya meneliti. Walau begitu sudah ada guru yang berusaha menjalankan ketiga hal yang menjadi ke-khas-an dari kurikulum 2013 tersebut dengan baik.

B. Saran

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan konsep kurikulum 2013, khususnya pada mata pelajaran Fisika, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

a. Lebih meningkatkan sosialisasi tentang kurikulum 2013 kepada seluruh sekolah ataupun guru di Indonesia, jika memang kurikulum 2013 ini akan dijadikan kurikulum yang berlaku di tahun-tahun kedepan.

b. Pemerintah diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sesuai dengan kurikulum 2013, khususnya lulusan guru Fisika.

c. Diharapkan pemerintah dapat menyediakan fasilitas pembelajaran seperti kebutuhan yang mendukung berupa buku pelajaran dan perangkat percobaan yang dirasa masih kurang.

2. Bagi SMA di Kabupaten Mimika yang melaksanakan Kurikulum 2013. a. Pihak sekolah secara berkala dan kontinu melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru pada tiap matapelajaran.

b. Sekolah perlu menambah sarana dan prasarana pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan media pembelajaran dan buku reverensi penunjang pembelajaran.

3. Bagi Guru

a. Guru hendaknya lebih inovatif dalam mencari sumber belajar, guru dan peserta didik dapat memanfaatkan sumber pembelajaran dari perkembangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru hendaknya tidak hanya bergantung pada media pembelajaran yang tersedia, guru dapat membuat media sederhana untuk membantu pembelajaran misalnya bagan atau peta konsep.

c. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi hendaknya dilakukan dengan bergantian disesuaikan dengan konsep/pokok bahasan yang dipelajarai, hal ini untuk menghindari kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran.

d. Pentingnya kesediaan guru untuk siap belajar lebih dalam mengenai pembelajaran Fisika dan kemajuan teknologi yang menjadi unsur penting dalam kurikulum 2013.

e. Guru hendaknya lebih inovatif dalam kiat menumbuhkan budaya baik kepada peserta didik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Sebaiknya pedoman wawancara menampakan secara jelas aspek-aspek penting dalam kurikulum 2013, terutama 4 Kompetensi Inti dan metode Saintifik.

b. Dapat menggunakan 2 atau lebih teknik pengambilan data dalam penelitian, sehingga diperoleh data yang kuat.

c. Wawancara dilakukan setelah siap dan dalam suasana yang lebih kondusif. d. Sebaiknya dilakukan beberapa kali wawancara dalam pengambilan data. e. Wawancara dapat dilakukan kepada guru yang mengampu matapelajaran

yang berbeda.

f. Melakukan pembatasan topik yang jelas agar pembahasan dan hasil lebih runcing/mendalam.

1

DAFTAR PUSTAKA

Dikjen Pendidikan Menengah. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pembelajaran Tuntas Remedial. Jakarta John P. Miller, J.P. & Seller, W. 1985. Curriculum Perspective and Practice. Longman.

Inc.

Kemendikbud. 2013. Kompetensi Dasar SMA. Jakarta.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan guru; Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosde.

Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis. Interes Media. Bandung: Intere Media.

Modul Pendidikan dan Latihan Kurikulum 2013 untuk Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu. Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee.1990. Becoming a Secondary School Science Teacher

1

LAMPIRAN I

SURAT PERMOHONAN IJIN DARI

UNIVERSITAS

1

LAMPIRAN II

1

LAMPIRAN III

Transkrip Wawancara I (Guru 1) Sekolah : SMA YPPK Tiga Raja, Timika

Tanggal :17 Februari 2016

Jam : 11:23 WIT – 11:48 WIT Durasi : sekitar 33 menit

Lokasi : Lab Komputer SMA YPPK Tiga Raja Kondisi : Hening

Jumlah Orang : 2 orang

Pewawancara: Selamat siang mam, terima kaih atas kesediaannya untuk diwawancara. Saya adalah mahasiswi dari Universitas Sanata Dhama, Pendidikan Fisika; Maria Agattha Ayang Puspitaningrum Pramana.

Guru 1 : Saya Maslan L. Gaol dari SMA YPPK Tiga Raja di sini sejak tahun 2010. Berarti sudah 6 tahun ya.

P : Saya ingin bertanya seputar implementasi Kurikulum 2013 (K13), bagaimana dijalankan di Sekolah ini. Nah, menurut mam, bagaimana sih K13 itu?

G1 : Kurikulum 2013 di SMA Tiga Raja sudah mulai dari tahun 2013. 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016. Kalau Kurikulum 2013 sih, sudah bisa berjalan sih. Walau belum bisa berjalan sebelumnya. Nah itu karena sarana prasarananya. Bukunya yang belum ada. Belum semua buku cetak punya yang kurikulum 2013. Jadi masalahnya itu di sarana prasarana. Cuma sudah dilakukan.

P : Kurikulum 2013 sendiri apa istimewanya mam?

G1 : Kan sebelumnya kan K06 ya, KTSP ya. Bedanya itu yang sekarang berpusat ke siswanya sedangkan K06 juga sudah berpusat ke siswanya Cuma yang sekarang kurikulum 2013 lebih banyak kdominan ke siswanya

daripada ke Gurunya. Kalo KTSP kan ke Guru dulu. Nah kalu tentang media pembelajaran, dulu kalo KTSP kan itu kalo TI masuk mata pelajaran TIK lago kalau k13 tapi sudah masuk dalam media pembelajaran. Terus masalah pendekatannya juga sekarang, kalau dulu pendekatannya metode pembelajarannya hanya elaborasi, kolaborasi, eksplorasi. Nah kalo sekarang udah Saintifik. Jadi udah ada langkah-langkahnya di kita. Jadi implementasinya kurikulum 2013 udah bisa dilakukan sih. Untuk perbedaannya K13 sama KTSP yang paling menonol apalagi penilaiannya. Kalau dulu kan KTSP hanya banyak penilaiannya saja. Nah, kalau sekarang kebalikkannya. Kurikulum 2013 itu mulai dari sikapnya dulu, keterampilannya, nah terakhir baru pegetahuannya. Jadi lebih bagus K13 karena lebih menili karakter siswa.

P : Kalau kurikulum 2013 sendiri khususnya di daerah sini khususnya di SMA YPPK Tiga Raja apa bisa berjalan dengan baik mam?

G1 : Berjalan sih berjalan dengan baik, Cuma ya itu tadi sarprasnya itu yang kurang. Jadi sekarang itu karna ga ada buku K13nya semua, Guru-guru lebih kreatif untuk mencari dari internet.

P : Tentang K13 kan disokog oleh KI-KI (Kompetensi Inti) yang harus dimiliki oleh siswa kan mam, dari keempat KI yang ada, menurut mam, mana yang paling susah dijalankan?

G1 : Susah sih, dari KI 1 sampai KI 4 yang paling susah KI 4 ya. Karena itu proses keterampilan. Dan keterampilannya itu membutuhkan ke ini, kembali ke sarprasnya lagi. Apalagi di sini, di Sekolah kita ini kan siswanya kalo kita tuntut juga siswanya untuk membei alat praktikum, mereka akan susah di situ, dananya. Karena itu punya Sekolah itu siswanya ya menengah ke bawah. Kalo KI 1, KI 2, KI 3 sih masih bisa dilakukan.

G1 : Dalam hal praktikum. Kalo tidak membutuhkan praktikum ya mereka bisa melaksanakan. Kalau praktikumnya sederhana ya kita bisa pakai alat di Lab. Seadanya saja. Tapi kalo misalnya kalo yang dituntut dari K13 sepenuhnya yang seperti itu ga bisa kita lakukan.

P : Lalu untuk mengejar itu? Kan harus tetap ada bahan untu menilai keterampilan kan mam?

G1 : Jadi keterampilan itu keterampilan yang sarprasnya ada dan yang siswanya bisa lakukan. Jadi kalau ga bisa dicapai mudah-mudahan taun depannya sarprasnya udah bisa oke-oke. Karna kita masih awal-awal ya. Masih permulaan untuk K13.

A : Kalau untuk 3 KI lainnya kan tadi bisa dicapai ya mam ya. Itu bagaimana cara mam mencapainya? Yang ini sebaiknya dinilai seperti ini, dan lain-lain.

G1 : Kalo penilaiannya, itu kan dalam proses. Ketika kita mengajar, Gurunya ada trik sendiri untuk meneliti siswanya. Mulai dari masuk, K1 itu sudah bisa kita nilai, bagaimana prosesnya dari awalnya. Misalnya ketika kita memulai pelajaran ya, bagaimana siswa sudah bisa langsung berdoa, itu sudah KI 1.Bagaimana moralnya kita lihat dalam berteman, berkelompok, kita sudah bisa menilai moralnya dia. Jadi kita buat rubrik aja, rubrik penilaian. Kita bisa menilai siswanya satu per satu bagaimana mereka punya sikapnya. Jadi dari setiap prosesnya, mulai dari awal sikapnya, kita bisa melihat bagaimana awal sampai proses pembelajaran sampai akhirnya, kita bisa melihat siswa. Jadi itu penilaiannya KI 1 sampai KI 3. Kalo KI 4, kadang bisa. Ya itu lagi, yang lebih susah KI 4 nya.

P : Nah kalau Fisika kan sangat eksak sekali kan mam. Jadi apakah KI 1 bisa didukung lagi dengan Fisikanya? Atau sebenarnya itu adalah 2 bagian yang terpisah mam?

G1 : E menurutnya mam sih tidak ya, kalau KI itu kan bagaimana kita bersyukur kepada Tuhan begitu, jadi didukung sama pelajaran Fisika juga. Nah, kita belajar Fisika itu juga kan tentang alam. Nah untuk sains. Jadi bagaimana kita menghubungkan semua alam ini, jadi kita bersyukur. Nah, Tuhan yang menciptakan segala sesuatunya begitu. Jadi bagaimana siswa itu e mendalami dalam dirinya bahwa walaupun sebagus-bagusnya alat-alat praktikum dengan apa yang kita pelajari sekarang. Awalya harus bersyukur kepada Tuhan. Nah itu pasti ada hubungan, ada kaitannya. Biar siswanya kembali pada akhirnya adalah Tuhan begitu. Nah jadi KI bisa terpenuhi. P : Jadi dihubungkan apa yang dipelajari di Fisika dengan keTuhanan begitu

ya mam ya. G1 : Iya..

P : Oh ya mam, tentang budaya menbaca. Kalau tadi kan mam sudah sempat menyebutkan bahwa mata pelajaran seperti TIK sudah disubtitusikan ke dalam mata pelajaran lain. Nah apa itu mendukung budaya membaca dan meneliti? Atau apakah di sini sudah punya budaya itu sendiri?

G1 : Ya kalo di Tiga Raja emang budaya bacanya itu masih tahap belajar semua siswanya. E sekarang kalo kita lihat frekuensinya di perpustakaan, frekuensinya kalo ibu lihat makin bertambah ya. Makin bertambah siswa yang mask di Perpus. E terus kalo misalnya internet kalo sekarang dengan adanya internet, media pembelajaran untuk TIK mereka lebih banyak membuka internet. Ya mudah-mudahan ketika mereka kita kasih soal dan kita kasih materi dan kita suruh searching di internetnya ya mereka ada niat untuk membacanya. Jadi kita lebih sekarang itu buat mereka bagaimana menggunakan media yang ada. Seperti kan kalo di Tiga Raja kan sudah ada wifinya, ada Labnya juga. Nah, mereka bagaimana membuat hal yang positif ya. Jadi mereka menggunakan wifi yang ada untuk serius belajar, untuk membaca. Ya mudah-mudahan itu membuat nilai membacanya itu, budaya untuk membacanya itu makin ada. Dan saya lihat sih siswa banyak

ya. Ya misalnya wifi kita kan ada di kantor, ada di Lab, mereka ada mau cari tugas gitu ada banyak yang mau ke kantor atau ke Lab begitu.

P : Kalau misalnya ibu sendiri, kalau menyarankan gitu. E seperti, ibu pernah menyarankan siswa untuk misalnya kasih tugas “oh kalian nanti cari saja di internet ini”?

G1 : Oh iya, baru kalo di kita punya Sekolah ini di SMA Tiga Raja sudah punya web ya. Nah dulu kita kan memberikan tugas atau PR kan ke siswa kayak lewat lisan gitu, ya tertulis. Nah sekarang sudah lewat internet. Jadi kita memberikan soal gitu lewat web Sekolah. Adi sekalian mereka belajar tentang ujian nasional berbasis komputer. Nah kita juga sudah biasakan siswa untuk ujian online. Jadi kita memberikan soal lewat web Sekolah, jadi mereka bisa mengerjakannya di rumah.

P : Oh jadi bisa di-cek sendiri sama siswa?

G1 : Hu’um. Jadi misalnya Gurunya tidak datang juga ke Sekolah, tetap bisa memberikan soalnya. Misalnya kan Gurunya sakit atau ijin ya, jadi bisa kasih pelajarannya lewat intenet. Jadi bagus juga web Sekolah itu bisa jadi media pembelajarannya.

P : Kalo bekerja lewat internet gitu apakah ibu memilih untuk membatasi, maksudnya seoerti ibu menyarankan kepada siswa, “untuk tugas yang ini kalian bisa cari di alamat ini”? atau ibu memilih untuk bebas “kalian bebas mencari sumber dari manapun”?

G1 : Kalau soal materi sih, yang penting meraka materinya seputar Fisika. Mereka mo cari di yang .... kan kalo sekarang pelajarannya banyak ya yang masukan materi di internet juga. Lebih bagus semua yang dibuka, biar materinya, wawasannya lebih banyak. Jadi ga fokus satu. Misalnya ya kita kasih satu materi. Mau siapapun yang masukkan materi itu misalnya ke internet ya mereka bisa buka. Jadi ga hanya satu. Jadi mereka bisa

membandingkan to, “materi ini yang dibuat ini, oh ya begini”. Dia bisa dibandingkan.

P : Jadi setiap informasi dipertimbangkan ya bu? G1 : Iya..

P : kalau itu kan tadi tentang TIK nya bu, kalau dalam keseharian mengajar bagaimana? Apa ada trik khusus dari ibu? Biar mereka punya budaya mencari atau meneliti?

G1 : Hu’um. Kalau Kurikulum 2013 itu kan sudah Saintifik ya. Kalau pedekatan saintifik itu kan pertama mengamati. Nah, biar bagaimana jiwa mereka bisa mau belajar untuk selanjutnya, nah pasti Gurunya punya trik sendiri. Kalau belajar Fisika ya misalnya belajar pengukuran. Misalnya nih kan kita sudah bawa jangka sorong, mikrometer skrup, penggaris. Nah ketika kita bawa itu dan mereka melihat, sudah mulai itu dari hatinya mereka sudah penasaran. Dari pengamatan itu, misalnya kita kasih gambar, mereka sudah mulai timbul pertanyaan-pertanyaan begitu. Nah nanti itu setelah pengamatan mereka kan kemudian akan mencari informasi. “Oh itu apa?”, “namanya apa?”, “cara makeknya bagaimana?”, “apa sih yang bisa diukur?” misalnya begitu.

P : Berarti ibu lebih sering memakai metode demonstrasi bu?

G1 : Ya, ada metode-metode demonstrasi, kalo Fisika sih kebanyakkannya metode demonstrasi eksperimen. Jadi siswanya mencoba. Ya mudah-mudahan kedepannya bisa dilakukan lebih bagus lagi. Dan lebih banyak media yang ada, soalnya yag terbatas uga medianya ya jadi kendala juga. Tapi sekarang ini dengan adanya inernet yang sekarang, kita tinggal suruh carai gambar yang seperti ini, mereka bisa lihat begitu.

P : Jadi paling tidak sudah ada bibit jiwa-jiwa meneliti begitu ya ibu ya. Didukung sama fisikanya. Nah menurut ibu kalau kita melihat secara luas di kehidupan siswa. Apakah itu juga tertanam di keseharian anak-anak?

Apakah setelah itu mereka juga memandang segala seuatu dengan cara seperti itu?

G1 : Kalau saya lihat sih berkembang ya.. anak-anaknya e seperti yang tahun lalu, dengan metode yang sudah ada sekarang ini ya jiwa menelitinya makin ini (mengacungkan jempol). Dengan adanya pendekatan saintifik di kurikulum 2013 mereka membuat karya ilmiahnya itu makin giat. Nah, dalam beberapa tahun lalu, sama dua tahun berturut-turut ini mereka ikut karya ilmiah dengan keterampilan yang tadi yah. Sampe mereka mengikuti yang namanya Karya Ilmiah Tingkat Kabupaten, dan ya Puji Tuhan mereka dapat juara. Ya itu berarti ada manfaatnya buat mereka biar menggali ya. Jadi bukan Cuma di dunia Sekolah saja bisa mereka lakukan. Tapi di dunia luar juga mereka sudah bisa lakukan. Begitu.

P : Baik, kembali ke teknologi mam. Tadi kan sudah sempat disinggung, nah kalau di SMA Tiga Raja sendiri sudah punya sarana yang mendukung? Misalnya viewer, dll

G1 : Kalau di kelas sih nggak. Cuma di lab yang ada, sama di kantor. Kalau di kelas sih tidak. kalo kita di kelas tidak ada jaringa internetnya, belum sampai ya. Ya mudah-mudahan kita kan lagi ada pembangunan. Lagi pembangunan ini. Mudah-mudahan tahun depannya makin apa yang diharapkan di K13 bisa dilakukan begitu.

P : Kalau ibu sendiri memandang bahwa sarana seperti demikian butuh atau

Dokumen terkait