• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

diketahui bahwa Direksi sebagai satu-satunya organ yang diberikan

kewenangan dalam pengurusan Perseroan Terbatas, sesuai dengan syarat sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan anggaran dasar Perseroan. Dalam kaitannya dengan fokus penelitian ini tentang Direktur dalam kapasitas sebagai Nominee, pengaturannya kemudian tetap diatur menurut pengaturan terhadap Direktur yang bukan nominee sebagaimana yang telah ada di dalam UUPT. Seorang DirekturNomineememiliki tanggung jawab yang sama dengan tanggung jawab Direktur yang bukannominee, termasuk tanggung jawab penuh terhadap kerugian Perseroan dalam hal Direktur Nominee bersalah atau lalai di dalam menjalankan tugasnya. Adapun dalam pelaksanaan tanggung jawab dimaksud erat kaitannya dengan pelaksanaan prinsip business judgment rule, terutama dalam hal ini adalah Direktur Nominee harus dapat membuktikan bahwa di dalam pengurusan Perseroan, ia dengan asasprudent man ruleadalah senantiasa mengedepankan standar due of care, due of loyality, dan terpenting adalah prinsip no conflict of interest. Direktur (nominee) wajib memastikan bahwa dalam setiap kebijakannya, kepentingan Perseroan adalah menjadi hal yang paling diutamakan untuk alasan apapun juga, dan disandingkan dengan kepentingan para pemegang saham minoritas dan kepentingan stakeholders

lainnya.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan agar pengaturan terhadap Direktur Nominee ini perlu untuk segera diadakan, karena UUPT masih bersikap “silent” terhadap pengaturang Direktur Nominee, kecuali terhadap ketentuan-ketentuan umum yang telah ada yang mengatur Direktur yang bukan nominee. Sebelum diterbitkannya aturan tersebut, UUPT

dijalin antara Direktur Nominee dan beneficiary-nya di dalam pengelolaan terhadap Perseroan. Direktur Nomineeharus mampu menempatkan diri sebagai penengah (intermediary) diantara kepentingan dari pihak beneficiary yang menunjuknya dan kepentingan Perseroan secara garis besar pada umumnya. Direktur (nominee), untuk alasan apapun itu, harus senantiasa mengutamakan kepentingan Perseroan dibandingkan kepentingan lainnya.

serves as a director, appointed or his name is borrowed by a certain party, and directed to run a Limited Liability Company in accordance with the direction of those appointed him/her and borrowed his/her name.

The data for this normative juridical or doctrinal legal study were obtained through documentation study in which the data obtained were systematically arranged and analyzed through a qualitative scientific logic procedure. The result of this study is expected to be able to answer the problems studied, and eventually is able to suggest solutions to the problems.

The conclusion drawn from the result of this study are that Board of Directors is the only organ with an authority in the management of Limited Liability Company in accordance with the provision stated in the Indonesia Law No. 40/2007 on Limited Liability Company and the statutes of the company. In terms of a Director in his/her capacity as Nominee, the regulation for this practice continues to be regulated as for the non-nominee director as stated in Law on Limited Liability Company. A nominee Director has the same responsibility as that of a non-nominee director, including full responsibility for the company’s damages in the case of the nominee director is guilty or found negligent in performing his/her duties. This responsibility implementation is closely related to the implementation of business judgment rule principle, especially in the case that the nominee director must be able to prove that in the management of the company, he/she with the principle of prudent man rule always prioritizes the standard of due of care, due of loyalty, and the most important thing is the principle of no conflict of interest. The nominee director is required to make sure that in each policy he/she made, the interest of company must be put in the first priority for whatever reason, and paired with the interests of the minority shareholders and the stakeholders.

Based on the conclusion drawn in this study, it is suggested that a regulation concerning Nominee Director need to be immediately made because the Law on Limited Liability Company is still “silent” against the regulation on Nominee Director but to the general existing provisions regulating the non-nominee director. Before the issuance of the regulations, Law on Limited Liability Company as the only guidance currently available needs to be further socialized that an individual to be appointed as a nominee director can understand more about the common responsibility and authority of a director. Of all of the issues, the most impoprtant one is how commitment made between the nominee director and his/her beneficiary in managing a company. The nominee director must be able to play his/her role as an intermediary between the interest of beneficiary who appointed him/her and the interest of the company in general. The (nominee) director, for whatever reason, should always prioritize the interest of company compared to that of others.

Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya kepada Peneliti mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahapan penyelesaian penelitian Tesis ini di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Tesis ini diberi judul “ANALISA TERHADAP BATASAN

TANGGUNG JAWAB DIREKTUR NOMINEE DALAM PERSEROAN

TERBATAS”. Hal pertama yang membuat Peneliti ingin mengangkat tentang topik ini adalah dikarenakan keingintahuan terhadap praktik nominee dalam Perseroan Terbatas. Dalam artian bahwa di dalam prakteknya dapat kita temukan yang menjadi pelaksana kebijakan di dalam Perseroan Terbatas bukanlah pengurus dalam artian sebenarnya, melainkan hanya ibarat ‘boneka’. Selain itu, Peneliti juga berkeinginan besar untuk lebih mengerti sampai sejauh mana tanggung jawab seorang direktur dalam pengelolaan Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, khususnya lagi dalam kapasitas sebagainominee. Walaupun cukup sulit untuk memperoleh literatur yang membahas permasalahan mengenai

nominee, akan tetapi Peneliti tetap berusaha memanfaatkan bahan-bahan yang ada, ditambah dengan pandangan Peneliti serta bimbingan dari para akademisi dan/atau praktisi di bidangnya untuk membahas permasalahan dimaksud,.

Nusantara, termasuk di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, Peneliti tidak lupa ingin mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa dari nama-nama yang disebut di bawah ini. Peneliti menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;.

2. Bapak / Ibu Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara I, II, III, IV, dan V, beserta staf dan jajarannya;

3. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN., selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan dalam kapasitas beliau sebagai Anggota Tim Penguji;

5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., MH., selaku Ketua Komisi Pembimbing;

6. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum., selaku Anggota Komisi Pembimbing I, yang juga adalah Sekretaris Program Studi Magister Ilmu

Komisi Pembimbing II, yang juga adalah Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

8. Bapak Notaris Dr. H. Syahril Sofyan, SH., M.Kn., dalam kapasitas beliau sebagai Anggota Tim Penguji;

9. Bapak / Ibu dosen/staf pengajar Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;.

10. Segenap staf administrasi dan umum di Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

11. Kedua orang tua Peneliti, Papa dan Mami tercinta; 12. Kedua adik tercinta, Bro Subroto, ST dan Bro Sutrisno; 13. Seluruh rekan-rekan ASIAN AGRI GROUP;

14. Kawan-kawan seperjuangan di Group A MKn-USU yang sangat luar biasa semuanya, dan sanggup menjadi inspirasi dan motivasi bagi Peneliti. Semoga persahabatan kita akan berlanjut ke depannya.

15. Kakak-kakak senior maupun adik-adik junior, yang tidak akan mungkin dapat Peneliti sebut namanya satu persatu; dan

16. Segenap pihak yang belum Peneliti sebut di sini.

Selain itu, Peneliti sebelum dan sesudahnya juga memohonkan maaf atas segala kesilapan atau kesalahan yang tidak disengaja. Akhir kata, terima

Medan, Februari 2013. Penulis

SUGONDO NIM. 107011053

Nama : Sugondo

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 18 Desember 1986 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Buddha

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Brigadir Jendral Zein Hamid (d/h Jl. Brigadir Jendral Katamso) Gg. Kasih nomor 1-A Kel. Kampung Baru, Kec. Medan Maimun, Medan

II. PENDIDIKAN :

1. Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2010-2013), memperoleh gelar MAGISTER KENOTARIATAN (M.Kn.).

2. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2004-2008), memperoleh gelar SARJANA HUKUM (S.H.).

3. Sekolah Menengah Atas dari SMA Swasta Hang Kesturi Medan (2001-2004), keterangan LULUS.

4. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari SLTP Swasta Hang Kesturi Medan (1998-2001), keterangan TAMAT.

5. Sekolah Dasar dari SD Swasta Swasta Hang Kesturi Medan (1992-1998), keterangan TAMAT.

III. KELUARGA

Ayah : Hakim

Ibu : Tan Moi Jan

Saudara kandung : Subroto, ST Sutrisno

IV. TUJUAN HIDUP

Menjalani hidup dengan semangat dan menjadi sebaik-baiknya manusia yang berharga bagi keluarga, bangsa dan negara sebagaimana Tuhan telah memberikan kesempatan yang begitu berharga untuk dapat dijalani dengan penuh cinta dan kasih.

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... iv

RIWAYAT HIDUP ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR ISTILAH ASING... xii

DAFTAR PUTUSAN PENGADILAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 18 C. Tujuan Penelitian ... 19 D. Manfaat Penelitian ... 19 E. Keaslian Penelitian ... 21

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 24

1. Kerangka Teori ... 24

2. Konsepsi ... 32

G. Metode Penelitian ... 35

BAB II EKSISTENSI/KEBERADAAN DIREKSINOMINEE SEBAGAI ORGAN PENGURUS DI DALAM PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS ... 39

A. Direksi sebagai Organ Pengurus dalam Perseroan Terbatas 39 B. DireksiNomineedalam Perseroan Terbatas ... 48

C. Eksistensi/Keberadaan DireksiNomineepada Negara-negara dengan Sistem HukumCivil Lawdan Common Law... 59

Anggaran Dasar Perseroan Terbatas ... 75

BAB III KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSINOMINEEDALAM PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS ... 80

A. Kedudukan dan Tanggung Jawab DirekturNomineedalam Pengelolaan Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ... 80

B. Penerapan Prinsip-prinsip Pengelolaan Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) dalam Pengelolaan Perseroan Terbatas oleh DireksiNominee... 94

C. Batasan Tanggung Jawab DireksiNomineedalam Pengelolaan Perseroan Terbatas Dikaitkan dengan KonsepFiduciary Dutiesdan PrinsipBusiness Judgment Rules... 102

BAB IV AKIBAT HUKUM YANG MUNGKIN TIMBUL DALAM PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS OLEH DIREKSINOMINEE ... 128

A. Akibat Hukum Pengelolaan Perseroan Terbatas oleh DireksiNominee... 128

B. Akibat Hukum Pengelolaan Perseroan Terbatas oleh DireksiNomineedalam Kaitannya dengan Perlindungan terhadap Pemegang Saham Minoritas ... 135

C. Akibat Hukum Pengelolaan Perseroan Terbatas oleh DireksiNomineedalam Kaitannya dengan Perlindungan terhadap Pihak Ketiga ... 139

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 143

A. Kesimpulan ... 143

B. Saran ... 145

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BV : Besloten Vennootschap

BW : Burgerlijk Wetboek

CSR : Corporate Social Responsibility

Co. Ltd. : Company Limited

Dirjen AHU : Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

FATF : Financial Action Task Force

GCG : Good Corporate Governance

KemenkumHAM : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

KUHD : Kitab Undang-undang Hukum Dagang

KUH Perdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata

LLC : Limited Liability Company

M&A : Merger and Acquisition

NV : Naamloze Vennootschap

PT : Perseroan Terbatas

RUPS : Rapat Umum Para Pemegang Saham

UK : United Kingdom

UUPT : Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas

Pte. Ltd. : Private Limited

Sisminbakum : Sistem Administrasi Badan Hukum

SRD : PT Sarana Rekatama Dinamika

Artificial person : Manusia semu (dalam kapasitas sebagai subjek hukum)

Beneficiary (owner) : Pihak tertentu yang menikmati keuntungan atau manfaat tertentu

Board of Director : Direksi, atau disebut juga Dewan Direksi

Borgtocht : Penjamin utang

Business Judgment Rule : Prinsip di dalam pengelolaan Perseroan Terbatas, bahwa seorang direktur itu tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya

secara pribadi apabila dalam setiap

pengambilan kebijakan atau keputusan yang menyangkut Perseroan Terbatas telah dilakukan dengan itikad baik dan

kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai

dengan maksud dan tujuan Perseroan

Terbatas, serta tidak memiliki benturan kepentingan, sekalipun kebijakan atau

keputusannya kemudian menimbulkan

kerugian pada perseroan.

Civil Law : Sistem hukum Eropa Kontinental

Common Business Practice : Praktik yang lazim dalam dunia usaha

Common Law : Sistem hukum Anglo Saxon

Companies Acts : Undang-undang yang mengatur tentang

perusahaan

Conflict of interests : Konflik atau benturan kepentingan di

dalam pengelolaan Perseroan Terbatas

Corporate Law : Hukum perusahaan

Corporation : Korporasi; perusahaan; kelompok usaha

Director : Direktur

Duty of care : Prinsip kehati-hatian di dalam pengelolaan

Perseroan Terbatas

Duty of disclosure : Prinsip keterbukaan di dalam pengelolaan Perseroan Terbatas

Duty of loyalty : Prinsip mengutamakan kepentingan

Perseroan Terbatas, dan tidak mengambil keuntungan untuk diri pribadi di dalam pengelolaan Perseroan Terbatas

kewajiban yang melekat pada Direksi)

Good Corporate Governance : Asas-Asas/Prinsip-prinsip Umum Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Legal entity : Badan hukum

Liability/Responsibility : Tanggung jawab

Limited Liability Company : Perseroan Terbatas

Minority shareholders : Para pemegang saham minoritas

Nominee : Seseorang yang namanya digunakan atau

dipinjam untuk kepentingan yang tertentu sifatnya oleh pihak tertentu

Nominee Director : Direktur yang ditunjuk oleh pihak ketiga

untuk menjalankan kepengurusan di dalam Perseroan Terbatas, dengan adanya suatu beban tanggung jawab untuk menjalankan kepentingan tertentu dari pihak yang menunjuknya tersebut

Private Limited Company : Perseroan tertutup

Prudential duty : Kewajiban untuk secara saksama dan

penuh kehati-hatian di dalam pengurusan Perseroan Terbatas

Rechtspersoon : Subjek hukum orang alamiah

Shareholders : Para pemegang saham

Dunston v. Imperial Gas Light and Coke Co. (1832) 3 B & Ad 125 Globalink Telecommunication Ltd. v. Wilmbury Ltd. [2003] 1 BCLC 145 Guiness plc v. Saunders [1990] 2 AC 663

Hutton v West Cork Railway Co. (1883) 23 Chd 654 Marquis of Bute’s case [1892] 2 Ch 100

PWA Corp v. Gemini Group Automatic Distribution System Inc. [1993], B.L.R (2d) 221 (Ont. Gen. Div.)

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Register Nomor: 102

PK/Pid.Sus/2011 tanggal 28 November 2011

Re Neath Rugby Ltd, Hawkes v Cuddy and others [2009] EWCA Civ. 291 Salomon v. Salomon & Co. Ltd. [1897] AC 22

Smith v. Van Gorkom 488 A.2d 858, 872 (Del. 1985) W&P Piling Pte. Ltd. v. Y. W. Chew [2007] [HCSg]

Perseroan Terbatas. Direktur Nominee merupakan seseorang yang menduduki jabatan sebagai Direktur, yang ditunjuk atau yang namanya dipinjam oleh pihak tertentu, yang diarahkan untuk menjalankan Perseroan Terbatas sesuai dengan kehendak dari pihak yang menunjuk atau meminjam namanya tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif atau disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka, dimana bahan atau data yang diperoleh akan disusun secara sistematis dan dianalisa dengan menggunakan prosedur logika ilmiah yang sifatnya kualitatif. Hasil penelitian diharapkan akan dapat menjawab permasalahan yang diteliti, dan pada akhirnya akan dapat memberikan saran solusi terhadap permasalahan tersebut.

Penelitian ini kemudian menghasilkan beberapa kesimpulan, dimana

diketahui bahwa Direksi sebagai satu-satunya organ yang diberikan

kewenangan dalam pengurusan Perseroan Terbatas, sesuai dengan syarat sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan anggaran dasar Perseroan. Dalam kaitannya dengan fokus penelitian ini tentang Direktur dalam kapasitas sebagai Nominee, pengaturannya kemudian tetap diatur menurut pengaturan terhadap Direktur yang bukan nominee sebagaimana yang telah ada di dalam UUPT. Seorang DirekturNomineememiliki tanggung jawab yang sama dengan tanggung jawab Direktur yang bukannominee, termasuk tanggung jawab penuh terhadap kerugian Perseroan dalam hal Direktur Nominee bersalah atau lalai di dalam menjalankan tugasnya. Adapun dalam pelaksanaan tanggung jawab dimaksud erat kaitannya dengan pelaksanaan prinsip business judgment rule, terutama dalam hal ini adalah Direktur Nominee harus dapat membuktikan bahwa di dalam pengurusan Perseroan, ia dengan asasprudent man ruleadalah senantiasa mengedepankan standar due of care, due of loyality, dan terpenting adalah prinsip no conflict of interest. Direktur (nominee) wajib memastikan bahwa dalam setiap kebijakannya, kepentingan Perseroan adalah menjadi hal yang paling diutamakan untuk alasan apapun juga, dan disandingkan dengan kepentingan para pemegang saham minoritas dan kepentingan stakeholders

lainnya.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan agar pengaturan terhadap Direktur Nominee ini perlu untuk segera diadakan, karena UUPT masih bersikap “silent” terhadap pengaturang Direktur Nominee, kecuali terhadap ketentuan-ketentuan umum yang telah ada yang mengatur Direktur yang bukan nominee. Sebelum diterbitkannya aturan tersebut, UUPT

dijalin antara Direktur Nominee dan beneficiary-nya di dalam pengelolaan terhadap Perseroan. Direktur Nomineeharus mampu menempatkan diri sebagai penengah (intermediary) diantara kepentingan dari pihak beneficiary yang menunjuknya dan kepentingan Perseroan secara garis besar pada umumnya. Direktur (nominee), untuk alasan apapun itu, harus senantiasa mengutamakan kepentingan Perseroan dibandingkan kepentingan lainnya.

serves as a director, appointed or his name is borrowed by a certain party, and directed to run a Limited Liability Company in accordance with the direction of those appointed him/her and borrowed his/her name.

The data for this normative juridical or doctrinal legal study were obtained through documentation study in which the data obtained were systematically arranged and analyzed through a qualitative scientific logic procedure. The result of this study is expected to be able to answer the problems studied, and eventually is able to suggest solutions to the problems.

The conclusion drawn from the result of this study are that Board of Directors is the only organ with an authority in the management of Limited Liability Company in accordance with the provision stated in the Indonesia Law No. 40/2007 on Limited Liability Company and the statutes of the company. In terms of a Director in his/her capacity as Nominee, the regulation for this practice continues to be regulated as for the non-nominee director as stated in Law on Limited Liability Company. A nominee Director has the same responsibility as that of a non-nominee director, including full responsibility for the company’s damages in the case of the nominee director is guilty or found negligent in performing his/her duties. This responsibility implementation is closely related to the implementation of business judgment rule principle, especially in the case that the nominee director must be able to prove that in the management of the company, he/she with the principle of prudent man rule always prioritizes the standard of due of care, due of loyalty, and the most important thing is the principle of no conflict of interest. The nominee director is required to make sure that in each policy he/she made, the interest of company must be put in the first priority for whatever reason, and paired with the interests of the minority shareholders and the stakeholders.

Based on the conclusion drawn in this study, it is suggested that a regulation concerning Nominee Director need to be immediately made because the Law on Limited Liability Company is still “silent” against the regulation on Nominee Director but to the general existing provisions regulating the non-nominee director. Before the issuance of the regulations, Law on Limited Liability Company as the only guidance currently available needs to be further socialized that an individual to be appointed as a nominee director can understand more about the common responsibility and authority of a director. Of all of the issues, the most impoprtant one is how commitment made between the nominee director and his/her beneficiary in managing a company. The nominee director must be able to play his/her role as an intermediary between the interest of beneficiary who appointed him/her and the interest of the company in general. The (nominee) director, for whatever reason, should always prioritize the interest of company compared to that of others.

A. Latar Belakang

Abad modern menempatkan korporasi1 sebagai mesin kemajuan dunia. Kelahiran korporasi, mulai dari ukuran besar, menengah sampai yang kecil, menjadikan perputaran konsumsi dan produksi barang dan jasa semakin cepat, dan jaminan akan terpenuhinya kebutuhan manusia pun akan semakin besar.2 Secara keseluruhan, telah terjadi akumulasi kekayaan dan modal, mobilisasi baik sumber

Dokumen terkait