• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Keberadaan seni tradisional klasik yang pada awalnya hidup dan berkembang di dalam keraton pada dasarnya merupakan kehidupan kultural yang sudah berakar secara turun-temurun yang menjadi salah satu perwujudan budaya. Rentangan sejarah keberadaan keraton sampai sekarang melatarbelakangi kehidupan masyarakat Jawa yang berada disekitar keraton untuk ikut berperan dalam kegiatan berkesenian sampai hasil karya seni yang notabene berada di dalam keraton dapat keluar dari dalam keraton sehingga menjadikan seni yang klasik yang bersifat magis, sakral, religius berubah mengikuti arus zaman.

Dari perubahan bentuk, fungsi, dan makna tari kajian tentang Tari Tradisional Klasik yang berupa Srimpi Ludiramadu, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

Kedua, yang berkaitan dengan perubahan bentuk, yang terdiri dari vokabuler gerak dengan bagian maju beksan, beksan dan mundur beksan dengan pengulangan pada sekaran-sekaran beksa n la ra s, linca k gaga k, engkyek ludira , sa ngga na mpa ukel a du ma nis yang dilakukan berulang-ulang dipadatkan sehingga tidak terjadi pengulangan pada vokabuler gerak seperti sebelum berubah. Perubahan bentuk gerak tradisi juga pada kecepatan / tempo mengalami peningkatan pada tempo setiap gerakan, waktu berubah dikarenakan pemadatan gerak dan kecepatan pada tempo sekarang + 15-18 menit. Iringan yang berupa

commit to user

146

karawitan dengan garap gendhing yang mengulang-ulang dipadatkan : percepatan tempo dalam gendhing membuat kesan Tari Srimpi Ludiramadu lebih kenes, tregel karena penari menyesuaikan gerak dengan iringan. Bentuk rias Tari Srimpi Ludiramadu sekarang menggunakan kosmetik buatan pabrik berbeda pada zaman dulu waktu tari masih dalam keraton. Keberadaan la nges (angus) tinta cina, jambe (nginang), lulur dari beras dan kunir serta pandan berubah ke product buatan pabrik. Pupur (bedak) lipstik (benges), pensil alis (cela k), eye shadow (pemerah pipi dan lulur dengan berbagai merk. Busana untuk menari Tari Srimpi banyak mengalami perubahan dari gelung gedhe, dhodhotan (pa kaian ta ri / kemben / ja rit). Aksesoris rambut, kepala, gela ng, kalung, semua dibuat lebih menarik dengan penyesuaian kebutuhan profan, penambahan batu-batu warna-warni, kaca-kaca gemerlap, bulu-bulu untuk kiasan kepala, ja rit sinja ng (kain bawahan untuk menari) tidak lagi harus warna coklat, hitam dengan motif menyesuaikan sendiri dan kemauan penari dan seniman, lereng menyesuaikan penari gemuk atau langsing. Perubahan fungsi, Tari Srimpi Ludiramadu berfungsi untuk pariwisata, misi kesenian, festifal, seni pertunjukan, pekan seni, apresiasi seni, dan untuk penyambutan tamu waktu resepsi pernikahan. Tari Srimpi Ludiramadu mengalami perubahan pada makna pada awalnya sakral, magis, religius berubah menjadi tidak sakral bahkan tidak bermakna.

Pertama : Perubahan bentuk, fungsi, dan makna dapat terjadi karena ada hal yang mempengaruhi sehingga perubahan pada Tari Srimpi Ludiramadu yang awal penciptaannya di dalam keraton dapat ke luar keraton selain itu faktor yang mempengaruhi tidak hanya sekedar mempengaruhi tetapi menimbulkan dampak

commit to user

147

pada perubahan bentuk, fungsi, dan makna. Adapun faktor internal, yaitu adanya tuntutan dari masyarakat yang sifatnya alami, karena dirasakan monoton dan menjemukan selain itu pihak seniman berkeinginan menayangkan kreativitas dan faktor eksternalnya adalah enonomi, politik, komunikasi, teknologi, pariwisata. Sebagai temuan bentuk, fungsi, dan makna pada Tari Srimpi Ludiramadu diperuntukkan pada tahapan pariwisata, hiburan, hanya sekedar sebagai apresiasi seni.

Ketiga : Keberlanjutan Seni Tari yang berwujud Srimpi Ludiramadu merupakan bagian perjalanan budaya yang sangat ditentukan oleh seniman dan masyarakat pendukungnya. Dalam mencermati hal tersebut, ada tiga hal yang merupakan penyangga kehidupannya. Unsur penyangga pertama adalah masyarakat sebagai faktor internal, terdiri atas para pelaku seni atau disebut seniman, penonton, penyelenggara (pemilik dana), dan pendukung yaitu kalangan budayawan dan pemerhati seni serta lembaga resmi, kalangan akademika SMKI, ISI Surakarta, Taman Budaya Surakarta Jawa Tengah, Keraton. Keteraturan jalannya sistem yang didukung oleh unsur diatas merupakan salah satu aspek yang menyebabkan supaya Tari Srimpi Ludiramadu akan selalu ada dan berkembang di tengah-tengah keadaan arus zaman yang semakin tidak dapat dikendalikan sehingga mempengaruhi keberadaan kesenian yang bersifat tradisi.

Perkembangan yang terjadi pada Tari Srimpi Ludiramadu yang menyebabkan perubahan pada bentuk, fungsi, dan makna. Dengan adanya perubahan bentuk, fungsi, dan makna, terjadi pula pada akhirnya perubahan pada tujuan yang ingin disampaikan yang berdampak pada perubahan bentuk, fungsi,

commit to user

148

dan makna. Lewat perubahan yang disajikan mempengaruhi pada pandangan masyarakat dilihat makna didalamnya yang ingin disampaikan.

Mencermati perkembangan seni tradisi keraton yang dapat keluar dari keraton secara teoritis kajian budaya (cultura l studies), telah terjadi perubahan sosial pada masyarakat terbukti adanya perubahan pandangan masyarakat mengenai seni tradisi keraton. Namun demikian adanya perubahan yang disebabkan berbagai faktor pendorong perubahan bukan berdampak negatif saja karena dapat memberikan makna positif bagi perkembangan seni tradisi keaton dapat dinikmati masyarakat umum dan masyarakat dapat ikut serta melestarikannya.

Perubahan sosial masyarakat terhadap Tari Srimpi Ludiramadu mengalami perubahan.

· Tanggapan masyarakat

Masyarakat sangat menyukai apalagi wisatawan mancanegara merasa terhibur dengan waktu yang singkat dapat mengetahui keberadaan tari keraton dan dengan biaya yang sangat terjangkau mendapatkan pengetahuan, ilmu dan pengalaman Tari Srimpi Ludiramadu akhirnya hanya sebagai identitas budaya keraton di era jaman yang modern. Pandangan masyarakat yang mengetahui sejarah Tari Srimpi Ludiramadu yang sakral merasa sangat menyayangkan karena ritual magis hilang sama sekal ditelan jaman karena harus menyesuaikan tuntutan budaya modern.

· Kalangan masyarakat yang tidak mengerti keberadaan Tari Srimpi

commit to user

149

tembok keraton bahkan ada yang acuh tak acuh karena merasa tidak berpengaruh untuk kehidupan masyarakat

Dokumen terkait