• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tentang Tari Srimpi Ludiramadu lebih mengutamakan penggunaan alat-alat berikut.

Pertama, pedoman wawancara. Instrumen ini digunakan sebagai paduan dalam melakukan wawancara dengan informan agar diperoleh data yang diperlukan dalam upaya menemukan jawaban atas rumusan masalah penelitian.

Kedua, alat perekam gambar (kamera, handycome) dan alat perekam suara. Alat perekam gambar digunakan untuk memperoleh data visual dari obyek-obyek amatan, alat perekam suara digunakan dalam upaya merekam informasi yang didapat dari wawancara dengan informan.

Ketiga, alat-alat tulis, alat ini banyak digunakan untuk proses pencatatan sebagai bagian proses pengumpulan data, yaitu dalam wawancara, observasi, dan studi dokumen.

Ataupun detail kerja teknik masing-masing dapat dipaparkan sebagai berikut:

3.3.1. Observasi Langsung

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari data berupa pariwisata, perilaku, aktivitas, tempat dan lokasi penelitian, dan serta rekaman gambar (Sutopo, 2006:75). Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

commit to user

43

observasi langsung dengan berperan aktif di lokasi penelitian. Observasi berperan aktif dilakukan dengan mendatangi lokasi penelitian kemudian berperan aktif mengamati kehidupan kesenian di keraton, melihat bentuk Tari Srimpi ludiramadu yang ada di keraton dan yang ada di luar keraton, mengamati proses latihan, costum, gerak dan iringan gendhing yang digunakan, berinteraksi dengan informan/nara sumber tentang hal-hal yang mengarah pada jawaban di rumusan masalah yakni bentuk, fungsi, dan makna. Tari Srimpi Ludiramadu yang mengalami perubahan. Dalam penelitian ini, hasil observasi diposisikan sebagai data primer. Kendala dari teknik observasi disini adalah penelitian dituntut untuk melakukan pendekatan secara personal terhadap keluarga keraton, penari, pengrawit, dan pihak kalangan akademika, dinas pariwisata kebudayaan. Observasi langsung untuk mengetahui seluk beluk Tari Srimpi Ludiramadu dan keberadaannya di keraton dan dalam kehidupan tari di luar keraton, dan juga dalam hal seni budaya untuk mendapatkan dokumentasi durasiw aktu, bentuk gerak, costum, iringan, jumlah penari dan pola lantai pada Tri Srimpi Ludiramadu.

3.3.2. Wawancara Mendalam

Wawancara, yaitu suatu percakapan yang memiliki makna yang dapat dilakukan minimal dua orang atau lebih yang diarahkan oleh salah seorang dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan, pengalaman, perasaan, pendapat, persepsi, pandangan dan penginderaan seseorang (Mulyana, 2002:180). Wawancara mendalam dilaksanakan dalam tahapan yaitu, menentukan atau menyeleksi informan yang diwawancarai, kemudian melakukan pendekatan informan terpilih untuk diwawancarai. Sebelum wawancara dipersiapkan instrumen pendukung

commit to user

44

yaitu alat perekam suara, alat tulis, dan pedoman atau materi wawancara. Dalam proses wawancara berusaha memelihara hubungan baik agar tetap kondusif dan produktif sehingga tidak terkesan kaku dan memperoleh data yang hasilnya kemudian dirangkum.

Penelitian kualitatif ini informan ditentukan dengan cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Cuplikan yang diambil didasarkan pada keterkaitan masalah dengan teori yang digunakan, sehingga didapat data yang diperlukan dengan tehnik non acak menggunakan metode purposive sa mpling yaitu informan dipilih berdasarkan pada karakteristik yang dianggab mengetahui perihal penelitian yang sudah diketahui sebelumnya (Umar, 2005:92).

Diawali dengan menggunakan purposive sa mpling dengan memilih

informan yang dianggab mempunyai sangkut paut tentang penelitian ini yakni staf pengelola dinas pariwisata dan kebudayaan, keluarga keraton yang mengerti dan bertanggung jawab keberadaan Tari Srimpi Ludiramadu di keraton, dan dari kalangan akademika merupakan salah satu wadah yang diberi tanggung jawab supaya seni tradisi agar tetap lestari dan dari perwakilan masyarakat di luar keraton bahkan masyarakat umum.

Wawancara yang dilakukan bersifat mendalam (in-depth-interview). Wawancara dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang bersifat “open ended” dan mengarah pada kedalaman informasi. Wawancara dapat dihentikan ketika peneliti sudah mendapatkan data yang lengkap, peneliti menggunakan wawancara dengan berhadapan secara langsung dengan nara sumber atau informan.

commit to user

45

Wawancara digunakan untuk mengetahui data dari informan tentang perubahan bentuk, fungsi, dan makna pada Tari Srimpi Ludiramadu yang merupakan seni tradisi klasik keraton yang notabene keberadaannya di dalam keraton, sehingga dapat diketahui perubahan bentuk, fungsi makna lama menjadi makna yang baru / sekarang di era modern serta proses perubahan faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan pada bentuk, fungsi, dan makna Tari Srimpi Ludiramadu serta tanggapan masyarakat setelah terjadi perubahan. Hasil yang diperoleh sebagai data primer yang diperoleh dalam penelitian.

3.3.3 Studi Dokumen

Dengan obyek utama adalah Tari Srimpi Ludiramadu menjadi sangat penting untuk dilakukan karena dalam Tari Srimpi Ludiramadu ada gerak ada rias ada bentuk iringan yang didalamnya ada makna ada fungsi yang dapat mempengaruhi pada kehidupan sosial masyarakat. Pada hakikatnya bahwa obyek yang berupa sebuah teks tari, gerak, gendhing selalu mengalami perkembangan yang akhirnya ada hubungannya pada realitas sosial masyarakat Jawa yang melingkupinya. Analisis dokumen tidak hanya dilakukan untuk memaknai pada bentuk, fungsi melainkan juga memaknai semua gerak yang bermakna akhirnya akan memiliki makna yang ganda denotasi dan konotasi itulah yang dibilang menungkap yang berhubungan dengan produksi makna sesuai dengan interpretasi masing-masing individu yang memaknai. Dalam pengumpulan data tentang dokumen dapat berupa tulisan, naskah, gambar, rekaman suara, dan rekaman gambar yang terkait dalam penelitian ini, studi kepustakaan merupakan tindakan awal untuk mengetahui apakah permasalahan dalam penelitian ini sudah pernah

commit to user

46

dilakukan oleh peneliti lain. Maka dari itu peneliti telah mencari dan memperoleh data-data pustaka dari berbagai tempat, antara lain perpustakaan Radya Pustaka Surakarta, Perpustakaan Sekolah Tinggi Seni Indonesia sekarang ISI (Institut Seni Indonesia Surakarta), Perpustakaan S2 dan S3 Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Studi dokumen dapat diperoleh dari brosur paket pariwisata budaya di keraton, dinas pariwisata, kalangan akademika yang menggunakan Tari Srimpi Ludiramadu untuk materi perkuliahan di ISI, SMK 8 materi mata pelajaran seni tari tradisi Jawa juga didapat dari internet. Data lain yang merupakan dokumentasi akan diperoleh dari foto keraton, kalangan akademika bahkan foto yang berasal dari masyarakat umum yang memiliki dokumen Tari Srimpi Ludiramadu bahkan foto yang diperoleh peneliti sebagai hasil dokumen pribadi yang diperoleh pada saat menghadiri resesi pernikahan dengan penyambutan tamu Srimpi Ludiramadu.

Dokumen terkait