BAB II LANDASAN TEORI
A. Kesimpulan
Bab I adalah pendahuluan, bab ini berisi mengenai latar belakang
masalah, yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik
dalam teori maupun fakta yang ada. Perumusan masalah berisi mengenai
pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan
jawaban melalui penelitian.Tujuan dan kegunaan penelitian yang
merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar
belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada
bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai
ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam
skripsi.
Bab II Landasan teori, bab ini menguraikan tinjauan teori, yang
9
serta membantu dalam analisis hasil penelitian.Penelitian terdahulu
merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang
disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara.
Bab III metode penelitian yang akan menguraikan variabel
penelitian dan efisiensi operasional sekaligus melakukan pendefinisian
secara operasional. Penentuan sampel berisi mengenai dengan jumlah
populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode pengambilan sampel.
Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk
variabel penelitian.Metode analisis data mengungkapkan bagaimana
gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.
Bab IV analisis data, dalam bagian ini menjelaskan tentang
diskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang
digunakan dalam penelitian.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian
merupakan bentuk yang sederhana yang mudah dibaca dan yang mudah
diintrepretasikan melipuuti diskripsi objek penelitian, analisis penelitian,
serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan
intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.
Bab V yaitu Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan, saran, dan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu tentang loyalitas nasabah pernah
dilakukan oleh I Gede Yogi Pramana dan Ni Made Rastini (2016).
Penelitian ini berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepercayaan Nasabah dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri Cabang Veteran Denpasar Bali. Bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Pendapat ini didukung oleh penelitian lain yang
dibuat oleh Nova Rina Nur Latifah (2010) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Customer Service terhadap Loyalitas Pelanggan pada Plasa Telkom Kandatel Yogyakarta yang menyatakan loyalitas nasabah terbentuk dari pelayanan yang baik.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khaeril, Siti Haerani,
Indrianti Sudirman dengan judul Pengaruh Kualitas Layanan,
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Corporate Image serta Implikasinya Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah di PT.
Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Makasar menunjukkan bahwa
kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Agung
Purwo Atmojo (2010) tentang kualitas layanan. Dengan judul Analisis
11
terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Kasus pada BNI Syariah Cabang
Semarang, menimbulkan hasil bahwa kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah.
Kualitas layanan yang diberikan dengan baik kepada nasabah
akan menimbulkan kepuasan hingga berpengaruh kepada corporate image perusahaan. Hal ini dikemudian waktu akan menumbuhkan rasa loyal atas nasabah.
Berdasarkan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu yang berkaitan tentang hubungan antar variable
kualitas layanan dan kepuasan terhadap loyalitas nasabah, dapat
dilihat bahwa kualitas layanan dan kepuasan berpengaruh terhadap
loyalitas nasabah. Hal ini ditunjukkan pada penelitian Fetria Eka
Yudiana dan Joko Setyono (2016) dengan judul Analisis Corporate Social Responsibility, Loyalitas Nasabah, Corporate Image dan Kepuasan Nasabah pada Perbankan Syariah.
Penelitian dengan judul Pengaruh kepuasan atas kualitas
pelayanan dan kepercayaan terhadap loyalitas nasabah PT Bank
Mandiri Tbk. Cabang Muaro Padang oleh Deby Meigy Arzena (2012)
menyatakan bahwa bahwa semakin baiknya kualitas layanan yang
diberikan oleh Bank Mandiri Cabang Muaro belum tentu bisa
membuat nasabah menjadi loyal kepada Bank dan kepuasan atas
12
Falla Ilhami Saputra menyimpulkan bahwa pada
penelitiannya yang berjudul Kualitas Layanan, Citra dan
Pengaruhnya terhadap Loyalitas melalui Kepuasan Pelanggan
(Studi Pada PT Bank BNI 46 Sentra Kredit Kecil Surabaya)
menunjukkan hasil Kualitas layanan yang tinggi tidak
meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalam penelitian membuktikan
nilai signifikansi tidak searah terhadap loyalitas pelanggan, bahwa
kualitas yang baik tidak dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Jurnal Penulis Variabel Hasil 1. Analisis Corporate Social Responsibility, Loyalitas Nasabah, Corporate Image dan Kepuasan Nasabah pada Perbankan Syariah Fetria Eka Yudiana dan Joko Setyono (2016) Corporate Social Responsibility, Corporate Image, Kepuasan Nasabah dan Loyalitas Nasabah. 1. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate image.
2. Variabel CSR tidak dapat berpegaruh langsung terhadap loyalitas tanpa dimediasi oleh corporate image dan kepuasan nasabah. kepuasan nasabah terhadap variabel loyalitas nasabah adalah sebesar 66,1%, sisanyadipengaruhi oleh variabel diluar model.
13
No Judul Jurnal Penulis Variabel Hasil 2. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Keadilan dan Kepuasan Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah Bank Syariah (Studi pada Nasabah Bank Syariah Riau) Ahmad Tavip Junaedi (2012) Kualitas Pelayanan, Keadilan, Kepuasan, dan Loyalitas Nasabah 1. Kualitas Layanan berpengaruh terhadap Kepuasan nasabah 2. Keadilan dalam bagi hasil
akan meningkatkan kepuasan nasabah bank syariah.
3. Keadilan dalam Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap Loyalitas nasabah 4 Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan Di Sulawesi Selatan Alida Palilati (2007) Nilai Pelanggan, Kepuasan, Loyalitas Nasabah
Rata-rata tingkat kepuasan adequate maupun
desired untuk nasabah berada di bawah harapan
yang diinginkan oleh nasabah. Walaupun hasil tersebut menunjukkan bahwa nasabah tidak puas
kepada bank, namun ketidakpuasan itu masih berada di dalam batas-batas toleransi. 5. Pengaruh Kualitas Layanan, Corporate Social Responsibility terhadap Corporate Image serta Implikasinya Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Makasar Khaeril, Siti Haerani, Indrianti Sudirman Kualitas Layanan, Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Image, Kepuasan dan Loyalitas Nasabah
kualitas layanan dan CSR keduanya sesuai dengan analisis dan ouput SPSS versi 18, telah mempunyai
pengaruh positif terhadap loyalitas namun belum signifikan terhadap loyalitas nasabah pada Bank
Muamalat indonesia Tbk. Cabang Makassar.
14
No Judul Jurnal Penulis Variabel Hasil 6. Pengaruh kepuasan atas kualitas pelayanan dan kepercayaan terhadap loyalitas nasabah PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Muaro Padang Deby Meigy Arzena (2012) Kepuasan, kualitas pelayanan, kepercayaan, loyalitas nasabah
1. Kepuasan atas kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Muaro Padang. Nilai yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa semakin baiknya kualitas layanan yang diberikan oleh Bank Mandiri Cabang Muaro belum tentu bias membuat nasabah menjadi loyal kepada Bank tersebut. 2. Kepercayaan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Muaro Padang, jadi untuk meningkat loyalitas nasabah dapat melalui peningkatan secara langsung kepercayaan nasabah. 7. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Nasabah dengan Intermediasi Kepuasan Nasabah dan Nilai yang dirasakan Nasabah Adinoto Nursiana (2011) Kualitas Layanan, Loyalitas Nasabah, Kepuasan Nasabah, Nilai Nasabah 1.loyalitas nasabah dipengaruhi kepuasan nasabah 2.kepuasan nasabah dipengaruhi oleh kualitas layanan yang diberikan oleh bank
3.Loyalitas nasabah tidak dipengaruhi nilai yang dirasakan nasabah 8. Pengaruh kepuasan
pelayanan terhadap loyalitas nasabah dan strategi untuk mencapai keunggulan bersaing pada bank permata cabang Yogyakarta Yenny Rachmawati Setiawan (2006) reliability, assurance, emphaty, tangibles, responsiveness, kualitas pelayanan, kepuasan nasabah, loyalitas nasabah, inovasi produk, keunggulan bersaing.
kualitas pelayanan, kepuasan nasabah, loyalitas nasabah dan inovasi produk merupakan strategi yang tepat untuk mencapai keunggulan bersaing Bank Permata Cabang Yogyakarta. Selanjutnya strategi
membangun loyalitas nasabah
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keunggulan bersaing produk Bank Permata Yogyakarta.
15
No Judul Jurnal Penulis Variabel Hasil 9 Pengaruh kepercayaan dan kepuasan terhadap loyalitas nasabah perbankan syariah Endang Tri Wahyuni (2014) Kepercayaan, kepuasan, loyalitas nasabah
kepercayaan dan kepu-asan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah perbankan syariah. Ada-pun sumbangan efektif kedua variabel inde-penden terhadap variabel dependen sebesar 55 % dan sisanya 45 % yang
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 10. Brand image sebagai variabel pemoderasi pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas konsumen Syarief Darmoyo dan Monika Chandra (2016) Brand Image, Relationship Marketing dan loyalitas konsumen
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa relationship marketing dan brand image berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dan brand image
memoderasi pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas konsumen. 11. Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan corporate image sebagai variabel moderator (pada The House of Raminten Yogyakarta) Melly Al Mona (2016) Kualitas pelayanan, kepuasan, loyalitas, corporate image
1. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas 2. corporate image
memperkuat pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan.
12. Peranan
Penggunaan Prinsip Syariah dan Budaya dalam Model Kualitas Jasa – Loyalitas pada Perbankan Syariah Yudi Sutarso, Herizon Chaniago, Harry Widyantoro (2010) Kualitas Layanan, Perbankan Syariah, Budaya, Kepuasan, dan Loyalitas.
1. Peranan penerapan syariah terbukti memiliki pengaruh terhadap kepuasan. 2. Tingkat kepuasan terbukti
memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas dalam kasus bank syariah. 3. Budaya mamiliki pengaruh
terhadap loyalitas
pelanggan jasa bank syariah di Surabaya
4. Budaya yang dalam penelitian ini diredusir menjadi sikap terhadap resiko tidak dapat dibuktikan pengaruhnya terhadap kepuasan
16
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada
objeknya, pada penelitian terdahulu objeknya konsumen di The House of No Judul Jurnal Penulis Variabel Hasil 13. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility terhadap Loyalitas Nasabah dengan Citra Perbankan dan Sikap Nasabah sebagai Variabel Intervening (Kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Bantul) Deviana Rahmasari (2012) Corporate Sosial Responsibility (CSR), Citra Perbankan, Sikap Nasabah.
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Penerapan Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perbankan dan sikap nasabah.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan citra perbankan dan sikap nasabah terhadap loylitas nasabah. 14. Kualitas Layanan, Citra dan Pengaruhnya terhadap Loyalitas melalui Kepuasan Pelanggan (Studi Pada PT Bank BNI 46 Sentra Kredit Kecil Surabaya) Falla Ilhami Saputra Kualitas Layanan, Citra, Loyalitas, dan Kepuasan Pelanggan
Kualitas layanan yang tinggi tidak meningkatkan
loyalitas pelanggan. Dalam penelitian membuktikan nilai signifikansi tidak searah terhadap loyalitas pelanggan, bahwa kualitas yang baik tidak dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. 15. An Exploratory Investigation Into The Antecedents of Satisfaction, Brand Attitude,
and Loyalty Within The (B2B) eCRM Industry Taylor dan Gary (2003) Kepuasan, brand atitude, dan loyalitas satisfaction tidak mempengaruhi loyalitas. 16. Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas nasabah Yulisa Gardenia (2009) Kepuasan dan loyalitas
Variabel loyalitas yang menjadi variabel dependent mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel kepuasan nasabah dilihat dari hasil uji regresi yang
menghasilkan standar koefisien sebesar 0,492.
17
Raminten Yogyakarta sedangkan penelitian ini pada sektor perbankan yaitu pada
Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang. Perbedaan yang kedua yaitu pada
variabel-variabel penelitian, variabel tersebut ditambah atau dikurangi dari
masing-masing penelitian.
Penelitian terdahulu oleh Melly Al Mona (2016) kepuasan dan loyalitas
disebutkan sebagai variabel dependen sedangkan dalam penelitian ini kepuasan
merupakan variabel independen. Penelitian Falla Ilhami Saputra dengan judul
kualitas layanan citra dan pengaruhnya terhadap loyalitas melalui kepuasan
pelanggan pada PT Bank BNI 46 Sentra Kredit Kecil Surabaya menggunakan
variabel Kepuasan Kepuasan Sebagai intervening sedangkan penelitian ini
menggunakan variabel corporate image sebagai moderating.
Dari tabel di atas peneliti menemukan research gap penelitian sebagai berikut :
Tabel 2.2
Research Gap Penelitian
No Penulis
variabel
Kesimpulan Independen Dependen
Kualitas Layanan terhadap Loyalitas
1 Melly Al Mona (2016) Kualitas Layanan Loyalitas Positif/Signifikan 2 Khaeril, Siti Haerani, dan
Indrianti Sudirman
Kualitas Layanan Loyalitas Positif/Tidak Signifikan
3 Falla Ilhami Saputra Kualitas Layanan Loyalitas Positif/Tidak Signifikan Kepuasan terhadap Loyalitas
18 No Penulis
Variabel
kesimpulan Independen Dependen
5 Endang Tri Wahyuni (2014)
Kepuasan Loyalitas Positif/Signifikan
6 Yudi Sutarso, Herizon Chaniago, Harry Widyantoto (2010)
Kepuasan Loyalitas Positif/Signifikan
7 Deby Meigy Arzena (2012) Kepuasan Loyalitas Positif/Tidak Signifikan 8 Taylor dan Gary (2003) Kepuasan Loyalitas Negatif/Signifikan
B. Kerangka Teori 1. Kualitas Layanan
a. Pengertian Kualitas Layanan
Menurut (Tjiptono, 2002:51) kualitas didefinisikan
sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan. Kualitas adalah sebuah kata yang bagi
penyedia jasa dapat berguna dengan baik dan dapat dikerjakan
dengan baik memiliki mutu yang bernilai harganya. Pelayanan
yang baik juga mendukung kualitas atau mutu dari perusahaan
itu sendiri, sehingga baiknya pelayanan berdampak pada tinggi
rendahnya tingkat kepuasan nasabah. Perusahaan diharapkan
mampu memberikan kepuasan bagi nasabahnya sehingga bisa
19
Kualitas layanan merupakan variabel yang sangat
berpengaruh dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas
konsumen, terutama dalam pemasaran jasa oleh karena itu
sebuah bank harus memperhatikan dan senantiasa
meningkatkan kualitas layanannnya terhadap nasabahnya, ada
banyak penelitian yang berkaitan dengan kualitas layanan
perbankan.
b. Dimensi Kualitas Layanan
Menurut Lewis dan Booms (1983), kualitas layanan
adalah ukuran tingkat layanan yang diterima pelanggan sesuai
dengan harapan pelanggan. Memberikan kualitas layanan
berarti memberikan layanan sesuai dengan harapan pelanggan
secara konsisten. Menurut (Fitzsimmons, dalam Sulastiyono,
1999 :35) menjelaskan bahwa pelanggan akan menilai kualitas
pelayanan melalui lima prinsip dimensi pelayanan sebagai
tolak ukurnya :
1) Reliabilitas (reliability)
Reliabilitas adalah kemampuan untuk memberikan secara
tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan
20
2) Responsif (Responsiveness)
Responsif (daya tangkap) adalah suatu respon atau
kesigapan dalam membantu konsumen dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tanggap.
3) Kepastian / jaminan
Kepastian / jaminan adalah pengetahuan dan kesopan
santunan serta kepercayaan diri kepada pegawai atau
memberikan pelayanan yang menunjukkan respek terhadap
nasabah.
4) Empati (empathy)
Empati memberikan perhatian individu pelanggan secara
khusus. Atau kemauan untuk melakukan pendekatan
memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti
keinginan, kebutuhan nasabah.
5) Nyata (Tangibles)
Nyata adalah sesuatu yang Nampak yaitu penampilan para
pegawai, fasilitas-fasilitas lainnya, seperti peralatan dan
perlengkapan penunjang pelayanan.
2. Kepuasan
a. Pengertian Kepuasan
Menurut (Kotler, 2005:177) secara umum
mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan senang
21
membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di
bawah harapan, konsumen tidak akan puas. Jika kinerja
memenuhi harapan, konsumen akan puas. Konsumen yang
puas cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap
produk atau jasa kepada orang lain.
Saat ini perusahaan akan selalu menyadari pentingnya
faktor pelanggan. Oleh karena itu mengukur tingkat kepuasan
para pelanggan sangatlah perlu, walaupun tindakan tersebut
tidaklah mudah. Banyak manfaat yang bisa diterima oleh
perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan
yang tinggi.
Manfaat-manfaat tingkat kepuasan pelanggan yang
tinggi Fornell (1992) ialah sebagai berikut:
1) Meningkatkan loyalitas pelanggan
2) Mencegah perputaran pelanggan
3) Mengurangi sensivitas pelanggan terhadap harga
4) Mengurangi biaya kegagalan pemasaran
5) Mengurangi biaya operasi yang dilakukan karena
meningkatnya jumlah pelanggan
6) Meningkatkan efektivitas iklan dan meningkatkan
22
Hubungan antara harapan konsumen dan prestasi
produk yang dirasakan menentukan konsumen merasa sangat
puas, cukup puas, kurang begitu puas, atau sangat tidak puas
setelah melakukan pembelian. Apabila produk cocok dengan
harapan, konsumen itu puas; bila melebihi harapan, konsumen
itu sangat puas; apabila kurang dari apa yang diharapkan ,
konsumen tersebut tidak puas.
Para konsumen membentuk harapan-harapan mereka
berdasarkan pesan-pesan yanng mereka peroleh dari para
penjual, kawan-kawan, atau sumber-sumber informasi lain.
Apabila penjual membesar-besarkan prestasi produk, para
konsumen akan mempunya harapan yang tinggi, yang hasilnya
menciptakan ketidakpuasan. Semakin lebar jarak antara
harapan dan prestasi, semakin parah pula ketidakpuasan
konsumen.
b. Aspek Kepuasan
Menurut (Dutka, dalam Melinda, 2008:11) terdapat
tiga dimensi dalam mengukur kepuasan pelanggan secara
universal yaitu
1) Attributes related to product yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari produk seperti
23
kemampuan produk menentukan kepuasan, benefit dari
produk tersebut.
2) Attributes related to service yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari pelayanan misalnya
dengan garansi yang dijanjikan, proses pemenuhan
pelayanan atau pengiriman, dan proses penyelesaian
masalah yang diberikan.
3) Attributes related to purchase yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari keputusan untuk
membeli atau tidaknya dari produsen seperti
kemudahan mendapat informasi, kesopanan karyawan
dan juga pengaruh reputasi perusahaan.
3. Corporate Image
a. Pengertian Corporate Image
Corporate image atau citra perusahaan respon konsumen pada seluruh penawaran yang diberikan perusahaan
dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide dan
kesan masyarakat pada suatu organisasi, Kotler (2012:33).
Menurut Rahmasari (2012:38-39) citra perbankan adalah
respon masyarakat terhadap perbankan yang diwujudkan dalam
ide atau keyakinan masyarakat terhadap produk yang
24
Lee dan Roh (2012) mendefinisikan corporate reputation sebagai asset yang tak tampak dimana hal tersebut berguna sebagai ciri khas perusahaan yang diharapkan mampu
menarik konsumen agar mau melakukan pembelian ulang
termasuk membeli produk dengan harga premium.
Perbankan yang memiliki citra perusahaan yang baik
dimasyarakat akan lancar dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar aktivitasnya
adalah berasal dari dana masyarakat. Apabila perusahaan tidak
mempunyai citra perusahaan yang baik maka perusahaan
tersebut akan sulit dalam mempertahankan bisnisnya, karena
dengan tidak adanya corporate image yang baik pelanggan atau nasabah enggan untuk membeli atau menggunakan produk
perusahaan tersebut.
b. Corporate Image sebagai variabel moderasi
Corporate image sebagai pemoderasi. Corporate image dapat memediasi loyalitas nasabah, dengan corporate image baik yang dimiliki perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan konsumen untuk memilih perusahaan perbankan
mana yang akan mereka gunakan.
Tujuannya adalah agar tercipta loyalitas dalam diri
25
perbankan yang lain dan tetap menjalin hubungan jangka
panjang.
Penelitian Syarief Darmoyo dan Monika Chandra
(2016) tentang corporate image yang menjadi variabel moderasi terhadap loyalitas konsumen menjelaskan bahwa
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa relationship marketing dan brand image berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dan brand image memoderasi pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas konsumen.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Melly Al Mona (2016) dengan judul Pengaruh kualitas layanan
terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan dengan corporate image sebagai variabel moderator yang menyimpulkan bahwa Ada pengaruh interaksi dan pengaruh yang signifikan dari
corporate image yang memoderasi kepuasan konsumen dengan loyalitas pelanggan.
c. Dimensi Corporate Image
Menurut Harrison (2007: 4), informasi yang lengkap mengenai
citra perbankan meliputi empat elemen sebagai berikut:
1) Personality. Personality disini adalah keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran
seperti perusahaan yang dapat dipercaya dan perusahaan
26
2) Reputation. Reputation disini adalah hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran
berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti
kinerja keamanan transaksi sebuah bank.
3) Value. Value disini adalah nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti
sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan,
karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan
maupun keluhan pelanggan.
4) Corporate Identity. Corporate identity disini adalah komponen-komponen yang mempermudah pengenalan
publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna
dan slogan.
Dengan adanya elemen corporate image yang terlaksana
dengan baik, maka corporate social responsibility dan kualitas
layanan akan semakin mudah memberi pengaruh yang positif
terhadap kualitas layanan, dan apabila elemen-elemen
corporate image tidak terlaksana dengan baik maka akan
memperlemah kekuatan kualitas layanan dan corporate social
responsibility. Terlihat bahwa corporate image bisa memediasi
untuk terciptanya loyalitas nasabah.
27
4. Loyalitas Nasabah
a. Pengertian Loyalitas Nasabah
Loyalitas nasabah merupakan sebuah usaha nasabah
untuk tetap setia dengan kesadaran, kesan kualitas,
kepercayaan dan kebangggan yang kuat terhadap suatu produk
yang diikuti pembelian ulang (Hadiyati, 2010).
Menurut Oliver dalam bukunya Ratih Hurriyati
mengungkapkan definisi loyalitas adalah komitmen pelanggan
bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara
konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi
dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk
menyebabkan perubahan perilaku.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan jika memiliki
pelanggan yang loyal, menurut Griffin yang diterjemahkan oleh
Nirwana sebagai berikut:
1) Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk
menarik nasabah yang baru lebih mahal).
2) Dapat mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negoisasi
kontrak, pemrosesan pesanan, dll).
3) Dapat mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit).
28
4) Dapat meningkatkan penjualan silang yang akan
memperbesar pangsa pasar pelanggan.
5) Mendorong world of mounth yang lebih positif, dengan