8.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis ekuitas merek konsumen kecap manis maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis brand awareness, kecap ABC menempati posisi puncak dalam benak konsumen kecap (top of mind) dan diikuti oleh kecap Bango. Kedua merek kecap masing-masing memiliki seorang responden yang lupa akan merek tersebut sehingga perlu diberi bantuan (brand recognition) dan tidak ada seorang responden pun yang tidak mengenal kedua merek kecap tersebut.
2. Berdasarkan hasil analisis asosiasi merek (brand association), kecap ABC menghasilkan enam asosiasi yang membentuk citra merek kecap ABC, yaitu asosiasi rasa kecap yang enak, terbuat dari bahan-bahan alami, teknologi pembuatan modern, iklan kecap yang menarik, mudah didapat, dan merek kecap sudah dikenal. Untuk kecap Bango, terdapat sembilan asosiasi yang membentuk citra merek dari kecap tersebut.
Asosiasi-asosiasi tersebut adalah rasa yang enak, kekentalan yang pas, mudah meresap dalam masakan, terbuat dari bahan-bahan alami, harga kecap yang terjangkau, kemasan bervariasi, teknologi pembuatan modern, mudah didapat, dan merek kecap sudah dikenal.
3. Berdasarkan hasil analisis persepsi kualitas dengan menggunakan diagram IPA, atribut-atribut yang dimiliki oleh kecap ABC menyebar
pada kuadran kedua, ketiga, dan satu atribut pada kuadran keempat.
Pada kuadran dua terdapat atribut-atribut seperti mudah dicari, rasa yang enak, merek sudah dikenal, kekentalan kecap pas, harga terjangkau, dan mudah meresap dalam masakan. Atribut-atribut seperti iklan kecap yang menarik, kelengkapan informasi pada kecap, dan bintang iklan terkenal berada dalam kuadran ketiga. Pada kuadran keempat hanya terdapat satu atribut yaitu variasi ukuran kemasan.
Hasil analisis IPA pada kecap Bango menunjukkan bahwa atribut-atribut yang dimiliki kecap tersebut tersebar pada kuadran kedua dan ketiga saja. Pada kuadran kedua terdapat atribut-atribut seperti mudah dicari, rasa kecap yang enak, kekentalan yang pas, merek kecap sudah dikenal, harga kecap terjangkau, dan mudah meresap ke dalam masakan. Pada kuadran ketiga terdapat atribut seperti variasi ukuran kemasan, iklan kecap yang menarik, kelengkapan informasi pada kecap, dan bintang iklan terkenal.
4. Berdasarkan analisis brand loyalty dengan dua pendekatan menunjukkan bahwa kecap Bango memiliki responden yang lebih loyal daripada responden kecap ABC. Analisis brand loyalty dengan pendekatan sikap menunjukkan kecap Bango tidak memiliki switcher dari hasil perhitungan dan gambar piramida loyalitas. Sebagian besar responden kecap Bango berada pada tahap responden yang liking the brand dan satisfied brand. Pada pendekatan perilaku dengan menggunakan Brand Switching Pattern Matrix atau Model Markov juga menunjukkan kecap Bango memiliki responden yang lebih loyal
daripada kecap ABC. Nilai PRoT dari kecap Bango lebih kecil dari kecap ABC berarti responden kecap Bango yang kemungkinan berniat untuk pindah ke merek lain lebih sedikit daripada responden kecap ABC.
8.2. Saran
1. Kecap ABC sebaiknya mengelola asosiasi-asosiasi yang membentuk brand image kecap ABC sebaik kecap Bango agar persepsi kualitas konsumen terhadap kecap ABC semakin baik di mata konsumen.
2. Kecap ABC perlu mengurangi jenis kemasan yang kurang diminati konsumen dan memfokuskan produksi pada kemasan yang sering digunakan konsumen sehingga biaya produksi tidak terbuang percuma.
3. Promosi-promosi langsung kepada konsumen, seperti Festival Jajanan yang diadakan kecap Bango, perlu semakin ditingkatkan karena dalam promosi ini dapat menarik minat masyarakat dan konsumen dapat membuktikan secara langsung kualitas dari kecap.
Aaker, D. 1991. Managing Brand Equity. The Free Press. New York.
Afifa, Rosaria D. 2006. Analisis Permintaan Kedelai Pada Industri Kecap di Indonesia. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2001. Statistik Indonesia 2001. BPS. Jakarta.
Dinas Kependudukan Kecamatan Cibodas. 2008. Buku Data Kependudukan Kecamatan Cibodas. Dinas Kependudukan Kecamatan Cibodas.
Tangerang
Durianto, D. Sugiarto dan T. Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia. Jakarta.
Engel, James et al. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Indriasari, R. 2006. Analisis Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Kopi Instan (Cappucino) (Studi Kasus Dua Universitas di Kota Bogor. Skripsi.
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Kartajaya, Hermawan. 2006. Seri 9 Elemen Marketing Hermawan Kertajaya on Brand. Mizan. Bandung.
Kartajaya, Hermawan. 2004. Hermawan Kartajaya on Marketing. Gramedia.
Jakarta.
Khaerani, Resmita. 2005. Analisis Perilaku Konsumen dan Product Positioning Kecap Manis ABC di Kota Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Erlangga. Jakarta.
________. 2005. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid1. Erlangga. Jakarta.
Mahasin, A. 2007, Analisis Brand Equity (Ekuitas Merek) Minuman Sirup dan Implikasinya Dalam Strategi Pemasaran. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maholtra, Naresh K. 2004. Markerting Reasearch. Pearson Inc.. New Jersey.
Manuhutu, Andre D. 2003. Analisis Ekuitas Merek atas Merek-Merek Teh Dalam Botol (Studi Kasus Mahasiswa di Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mulyadin, D. 2006. Analisis Efektifitas Iklan Televisi Kecap Cap Bango dan Brand Equity Produk Kecap. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nasution, S. 2007. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Prastyadi, Y. 2007. Analisis Brand Equity Produk Minuman Isotonik Merek Mizone. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rangkuti, F. 2002. The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Gramedia. Jakarta.
Simamora, B. 2002. Aura Merek: 7 Langkah Membangun Merek yang Kuat.
Gramedia. Jakarta.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Widyanggari, R.E.N. 2005. Analisis Ekuitas Merek Kecap Manis di Wilayah Jakarta Pusat. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
No. Kuisioner …………
Daftar Pertanyaan:
Jawablah secara berurutan
1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi produk kecap manis?
a. Ya Æ (lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
b. Tidak Æ STOP, terima kasih atas partisipasi Anda.
2. Kapan Anda Terakhir kali mengkonsumsi produk kecap manis?
a. Dalam 6 bulan terakhir Æ (lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
b. Lebih dari 6 bulan terakhir Æ STOP, terima kasih atas partisipasi Anda.
3. Jika Anda disuruh menyebutkan salah satu merek kecap manis, merek apa yang muncul pertama kali dalam pikiran Anda? ………. (sebutkan 1 merek saja) 4. Selain merek yang telah disebutkan di no. 3, sebutkan merek-merek kecap manis
lainnya yang Anda ketahui! (jawaban boleh lebih dari satu) a………..
b………..
c………..
d………..
e...
5. Dari mana Anda mengenal/mengetahui merek-merek kecap manis tersebut?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Iklan di televisi b.Iklan di surat kabar c.Iklan di majalah d. Iklan di radio e. Teman/keluarga f.Melihat di warung/toko/supermarket
ANDA DIMINTA UNTUK TIDAK MENGISI KEMBALI LEMBAR INI JIKA