• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. Kesimpulan

Input yang digunakan pada usahatani padi Varietas Pandan Wangi terdiri

dari benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Begitu juga dengan Varietas Unggul Baru, namun terdapat perbedaan benih yang digunakan pada kedua varietas tersebut. Sebagian besar petani padi Pandan Wangi menggunakan benih bersertifikat tetapi ada juga petani yang menggunakan benih hasil budidaya sendiri. Petani padi Varietas Unggul Baru memperoleh benih dari produsen benih nasional dan beberapa petani memperoleh benih dari bantuan pemerintah.

Teknik budidaya padi Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru terdiri dari pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, penyulaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama penyakit dan pemanenan. Perbedaannya terdapat pada umur tanam dimana umur tanam padi Pandan Wangi lebih lama yaitu 145-155 hari sedangkan Varietas Unggul Baru hanya 100-115 hari. Oleh karena itu padi Pandan Wangi hanya bisa dibudidayakan dua kali dalam satu tahun sedangkan Varietas Unggul Baru tiga kali dalam satu tahun. Bentuk hasil panen kedua varietas tersebut juga berbeda. Padi Pandan Wangi dipanen beserta malainya yang disebut malai kering panen (MKP) sedangkan Varietas Unggul Baru dipanen dalam bentuk gabah kering panen (GKP).

Pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total per hektar yang diterima dalam usahatani Pandan Wangi pada setiap musim lebih besar daripada usahatani Varietas Unggul Baru. Padahal jika dilihat dari biaya yang dikeluarkan pada setiap musim, biaya usahatani padi Pandan Wangi lebih besar dari pada usahatani padi Varietas Unggul Baru. Hal ini dikarenakan penerimaan 

usahatani yang diperoleh juga lebih besar sehingga pendapatan atas biaya tunai dan atas biaya total besar.  

Pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun untuk padi Pandan Wangi lebih kecil yaitu Rp 33.631.110,1 sedangkan padi Varietas Unggul Baru adalah Rp 34.081.956,6. Tetapi pendapatan atas biaya total per hektar per tahun untuk padi Pandan Wangi lebih besar yaitu Rp 6.475.878,8 sedangkan untuk padi Varietas Unggul Baru adalah Rp 5.338.127,8.

Dilihat dari nilai R/C Rasio dapat disimpulkan bahwa usahatani kedua varietas padi tersebut layak untuk diusahakan. Nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk beras Pandan Wangi adalah 5,11 dan untuk beras Varietas Unggul Baru adalah 4,19. Nilai R/C rasio atas biaya total untuk beras Pandan Wangi adalah 1,18 dan untuk beras Varietas Unggul Baru adalah 1,14.

R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total usahatani padi Pandan Wangi lebih besar daripada Varietas Unggul Baru. Hal tersebut berarti bahwa setiap rupiah biaya tunai atau biaya total yang dikeluarkan oleh petani padi Pandan Wangi akan memberikan penerimaan sebesar nilai R/C rasionya yaitu lebih besar daripada penerimaan yang akan diperoleh petani padi Varietas Unggul Baru dari setiap rupiah biaya tunai atau biaya total yang dikeluarkan.

Saluran pemasaran beras Pandan Wangi dan beras Varietas Unggul Baru di daerah penelitian berbeda. Pemasaran beras Pandan Wangi terdiri dari dua saluran pemasaran yaitu (1) petani - pedagang pengumpul - konsumen dan (2) petani - Gapoktan Citra Sawargi - CV. Quasindo - retail - konsumen. Saluran pemasaran kedua dibedakan menjadi tiga berdasarkan retail yaitu (2a) melalui

retail Hero ; (2b) melalui retail Carefour dan (2c) melalui retail Sogo, Grand Lucky, Giant, Kemchick, Trans Market, Glyel Supermarket dan toko buah.  

Pemasaran beras Varietas Unggul Baru terdiri dari tiga saluran pemasaran yaitu (1) petani - pedagang pengumpul - konsumen ; (2) petani - pedagang pengumpul - pedagang besar (grosir) - konsumen dan (3) petani - pedagang pengumpul - pedagang pengecer – konsumen.

Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran beras Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi pertukaran, fisik dan fasilitas. Namun tidak semua fungsi pemasaran tersebut dilakukan oleh semua lembaga.

Saluran pemasaran beras Pandan Wangi yang dapat dikatakan efisien adalah saluran (2c) karena memiliki total margin yang terkecil, nilai farmer’s

share terbesar jika dibandingkan dengan saluran (2a) dan (2b). Walaupun rasio

keuntungan terhadap biaya pemasaran pada saluran ini bukan merupakan rasio terbesar tetapi penyebaran rasio pada setiap lembaga pemasaran yang terdapat pada saluran pemasaran (2c) lebih merata dibandingkan dengan saluran lainnya.

Saluran pemasaran beras Varietas Unggul Baru yang dapat dikatakan efisien adalah saluran pemasaran (2) karena memiliki total margin yang terkecil, nilai farmer’s share terbesar. Walaupun rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran pada saluran ini bukan merupakan rasio terbesar tetapi penyebaran rasio pada setiap lembaga pemasaran yang terdapat pada saluran pemasaran (2) lebih merata dibandingkan dengan saluran lainnya. Disamping itu saluran pemasaran (2) lebih banyak digunakan sehingga volume penjualan beras pada saluran (2) lebih banyak.

7.2. Saran

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan agribisnis Pandan Wangi di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur antara lain : 1. Usahatani padi Pandan Wangi harus terus dikembangkan di Kabupaten

Cianjur. Hal tersebut melihat usahatani padi Pandan Wangi memberikan penerimaan yang lebih besar daripada penerimaan yang akan diperoleh dari usahatani padi Varietas Unggul Baru dari setiap rupiah biaya tunai atau biaya total yang dikeluarkan oleh petani.

2. Kerja sama dengan CV. Quasindo harus terus dilaksanakan karena kerja sama tersebut dapat melindungi petani padi Pandan Wangi dari tekanan tengkulak. Selain itu kerja sama tersebut dapat mencegah penjualan beras Pandan Wangi campuran. Kedepannya diharapkan CV. Quasindo mampu membeli beras kepada Gapoktan dengan harga yang lebih mahal. Peningkatan harga tersebut dapat menjadi insentif bagi petani sehingga petani terdorong untuk tetap menanam Padi Pandan Wangi.

3. Sebaiknya volume penjualan beras Xiang Mi yang dijual melalui saluran pemasaran (2c) dapat ditingkatkan karena saluran pemasaran tersebut lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya.

4. Pemasaran beras Pandan Wangi harus dikembangkan tidak hanya di wilayah pulau Jawa tetapi ke wilayah lain di luar pulau Jawa. Selain pemasaran domestik sebaiknya beras Pandan Wangi diekspor ke negara lain. Apalagi saat ini telah dikeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan yang memperbolehkan beras Pandan Wangi untuk diekspor. Adanya peraturan

tersebut memberikan kemudahan untuk pengembangan usahatani beras Pandan Wangi sampai ke pasar internasional.

5. Peran pemerintah dibutuhkan dalam meningkatkan keberhasilan usahatani dan pemasaran beras Pandan Wangi. Peranan tersebut misalnya dalam memberikan penyuluhan yang lebih intensif kepada petani terutama mengenai teknik budidaya secara baik dan benar. Hal tersebut bertujuan agar petani dapat menghasilkan beras dengan kualitas yang baik, kuantitas sesuai dengan yang ditargetkan dan memiliki kontinuitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan posisi tawar petani di pasar.

Dokumen terkait