• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3. Analisis Pemasaran Beras Varietas Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru

6.3.1. Lembaga dan Fungsi Pemasaran

Usahatani padi yang dikembangkan oleh petani di Warungkondang akan dapat dikatakan berhasil jika produksi yang dihasilkan oleh petani dapat diterima oleh pasar. Pasar merupakan lembaga perantara yang memiliki keterkaitan dengan berbagai pihak baik perorangan walaupun kelembagaan. Lembaga pemasaran adalah suatu organisasi yang memiliki peranan dalam menyalurkan hasil produksi pertanian ke konsumen akhir dengan melakukan fungsi-fungsi pemasaran.

Fungsi pemasaran diperlukan untuk memperlancar proses penyampaian barang dari produsen ke konsumen. Apabila fungsi pemasaran berjalan dengan baik maka pemasaran dapat meningkatkan nilai jual produk. Demikian juga halnya dengan pemasaran beras Pandan Wangi dan Varietas Unggul Baru.

Fungsi-fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi pertukaran, fisik dan fasilitas dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kedua varietas beras tersebut. Fungsi pertukaran yang dilakukan seperti fungsi pembelian dan penjualan. Fungsi fisik seperti pengolahan hasil (processing), pengemasan (packaging), pengangkutan (transportasi) dan penyimpanan. Fungsi fasilitas seperti sortasi dan informasi pasar.

Tidak semua fungsi pemasaran tersebut dilakukan oleh semua lembaga. Ada kalanya suatu fungsi pemasaran dilakukan oleh satu atau beberapa lembaga tetapi tidak dilakukan oleh lembaga lainnya. Namun ada fungsi pemasaran tertentu yang dilakukan oleh semua lembaga yang terlibat yaitu fungsi pertukaran seperti pembelian dan penjualan.

Lembaga-lembaga pemasaran yang terdapat dalam saluran pemasaran beras Pandan Wangi adalah petani, pedagang di Pasar Tani Departemen Pertanian (Deptan) Jakarta dan pameran-pameran, Gapoktan Citra Sawargi, CV. Quasindo dan retail (pasar modern dan toko buah).

Tabel 15. Fungsi-fungsi Pemasaran yang Dilaksanakan oleh Lembaga-Lembaga Pemasaran Beras Pandan Wangi

No Lembaga Pemasaran

Fungsi

Pemasaran Kegiatan

1 Petani Pertukaran Penjualan 2 Pedagang di Pasar Tani Deptan Pertukaran Fisik Fasilitas Pembelian,penjualan Pengolahan,pengemasan,pengangkutan Penyortiran 3 Gapoktan Pertukaran Fisik Fasilitas Pembelian,penjualan Pengemasan,penyimpanan,pengangkutan Informasi harga 4 CV. Quasindo Pertukaran Fisik Pembelian,penjualan Pengemasan,pengangkutan 5 Retail (pengecer) Pertukaran Pembelian,penjualan

Tabel 15 menunjukkan bahwa tidak semua lembaga pemasaran beras Pandan Wangi yang terlibat melakukan semua fungsi pemasaran. Masing-masing lembaga melaksanakan fungsi yang berbeda namun setiap lembaga melaksanakan fungsi pertukaran yaitu penjualan. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga yang terlibat dalam pemasaran beras Pandan Wangi akan dijelaskan dibawah ini :

a. Petani

Petani di daerah penelitian yaitu di Desa Bunikasih, Mekarwangi dan Tegallega merupakan anggota beberapa kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Citra Sawargi. Gapoktan menangani pemasaran beras Pandan Wangi sehingga sebagian besar petani padi Pandan Wangi menjual hasil produksinya berupa malai kering panen (MKP) kepada Gapoktan.

Namun ada sebagian kecil petani yang menjual hasil produksinya kepada pedagang. Petani dan pedagang tersebut merupakan anggota kelompok tani Karya Tirta di Desa Bunikasih yang juga merupakan anggota Gapoktan Citra Sawargih. Usaha yang dijalankan oleh pedagang tersebut merupakan usaha sendiri dengan modal pribadi. Harga penjualan kepada Gapoktan dan pedagang pengecer sama yaitu Rp 3.000 per kilogram malai kering panen.

Namun dalam menganalisis pemasaran, harga jual MKP dari petani ditetapkan dengan mengkonversikan jumlah MKP untuk menghasilkan satu kilogram beras. Dimana satu kilogram beras dihasilkan dari 2,2 kilogram MKP Pandan Wangi sehingga harga jual MKP Pandan Wangi dari petani adalah Rp6.600.

b. Pedagang di Pasar Tani Deptan Jakarta dan Pameran

Pedagang yang menjual beras Pandan Wangi di Pasar Tani Deptan Jakarta dan di pameran-pameran dapat dikatakan sebagai pedagang pengecer. Usaha yang dijalankan oleh pedagang tersebut, selain untuk mendapatkan keuntungan pribadi juga bertujuan memperkenalkan beras Pandan Wangi kepada masyarakat.

Pedagang membeli MKP padi Pandan Wangi kepada petani secara langsung. Selain melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan, pedagang juga melakukan fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi fisik yang dilakukan yaitu fungsi pengolahan (penjemuran dan penggilingan), fungsi pengemasan dan pengangkutan sedangkan fungsi fasilitas yaitu penyortiran.

Kegiatan penjemuran dan penggilingan dilakukan di pabrik penggilingan beras. Rendemen padi Varietas Pandan Wangi yaitu 46 persen sehingga untuk menghasilkan satu kilogram beras dibutuhkan 2,2 kilogram MKP. Kecilnya rendemen Varietas Pandan Wangi disebabkan hasil panen yang diperoleh beserta malainya (tangkai) sekitar 10 % dari jumlah total hasil panen sehingga persentase yang terbuang lebih besar. Oleh karena itu, harga beli MKP Pandan Wangi untuk menghasilkan satu kilogram beras adalah Rp 6.600,00.

Biaya penjemuran Rp 30/kg MKP padi Pandan Wangi sehingga untuk satu kilogram beras Pandan Wangi dibebankan biaya penjemuran sebesar Rp 66. Biaya penggilingan beras Pandan Wangi lebih mahal daripada beras Varietas Unggul Baru yaitu Rp 400/kg beras. Hal tersebut dikarenakan pada proses penggilingan padi Pandan Wangi terdapat proses perontokan malai.

Selain itu kegiatan fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang yaitu penyortiran, pengemasan dan transportasi. Penyortiran dilakukan untuk

memisahkan beras dari beras yang kurang bagus atau dari berbagai barang atau produk ikutan lainnya dalam proses penggilingan. Sortasi yang dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tangan. Biaya tenaga kerja penyortiran dan pengemasan Rp 200/kg beras.

Pengemasan suatu produk atau komoditi dapat mempengaruhi nilai jual dan daya tahan suatu produk. Pengemasan yang baik dapat menjaga suatu produk dari kerusakan yang dapat menurunkan kualitas dan nilai jual produk. Begitu pula dengan beras Pandan Wangi. Kemasan yang digunakan oleh pedagang adalah kemasan plastik per lima kilogram. Biaya kemasan tersebut adalah Rp1.500/kemasan sehingga untuk satu kilogram beras dibebankan biaya kemasan Rp 300. Biaya pengangkutan yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul adalah biaya pengangkutan I (dari sawah ke pabrik) sebesar Rp 100/kg, biaya pengangkutan II (dari pabrik ke gudang) sebesar Rp 50/kg dan biaya pengangkutan III (ke Pasar Tani/pameran di Jakarta/Bandung) sebesar Rp 200/kg.

Pedagang menjual beras Pandan Wangi kepada konsumen dengan harga Rp 9.000/kg. Penjualan beras tersebut dilakukan di Pasar Tani yang diadakan setiap hari Jumat di Departemen Pertanian Jakarta dan di pameran-pameran pertanian yang diadakan di Jakarta dan Bandung. Sistem pembayaran yang berlaku umumnya sistem tunai yaitu pembayaran dilakukan pada saat transaksi berlangsung.

c. Gapoktan Citra Sawargi

Gapoktan hanya menangani pemasaran beras Pandan Wangi dimana dalam pemasarannya Gapoktan melakukan kerjasama dengan CV. Quasindo (Quality Sehat Indonesia). Sistem kerjasama yang dilaksanakan adalah sistem kontrak

harga sehingga tidak ada fluktuasi harga. Sistem kontrak harga yang dilakukan setiap satu periode tanam yaitu selama enam bulan. Harga yang ditetapkan Rp 9.000/kg. Pembayaran dilakukan 50 % sebelum beras dikirim ke CV. Quasindo dan 50 % lagi setelah beras dikirim. Jumlah beras yang dikirim oleh Gapoktan ke CV. Quasindo sebanyak 10 ton/bulan.

Gapoktan menampung seluruh panen petani anggotanya dengan membeli hasil panen petani dengan harga Rp3.000/kg MKP. Harga beli MKP Pandan Wangi untuk menghasilkan satu kilogram beras adalah Rp 6.600 karena satu kilogram beras dihasilkan dari 2,2 kg MKP.

Selain melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian dan fungsi penjualan, Gapoktan juga melakukan fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi fisik yang dilakukan yaitu fungsi pengolahan (penjemuran dan penggilingan), fungsi pengemasan, penyimpanan dan transportasi sedangkan fungsi fasilitas yang dilakukan yaitu penyortiran dan pemberian informasi harga kepada petani.

Biaya-biaya yang dikeluarkan Gapoktan untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sama saja dengan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang. Namun ada beberapa perbedaaan yaitu biaya kemasan dan biaya pengangkutan III. Gapoktan menjual beras Pandan Wangi kepada CV. Quasindo dikemas dalam karung dengan berat 50 kg/karung. Biaya kemasan tersebut adalah Rp1.500/karung sehingga untuk satu kilogram beras dibebankan biaya Rp 30.

Biaya pengangkutan III merupakan 50 % biaya pengangkutan dari gudang Gapoktan ke CV. Quasindo (Jakarta). Hal ini dikarenakan biaya pengangkutan ditanggung oleh kedua belah pihak yaitu 50 % ditanggung Gapoktan dan 50 % ditanggung CV. Quasindo. Pengangkutan dilakukan menggunakan truk dengan

kapasitas 5000 kg/truk dengan biaya Rp 1.000.000/truk. Gapoktan menanggung biaya sebesar Rp 500.000/truk sehingga biaya pengangkutan yang ditanggung Gapoktan Rp 100/kg.

Fungsi penyimpanan juga dilakukan oleh Gapoktan karena panen padi Pandan Wangi hanya dua kali dalam satu tahun sedangkan pasokan ke CV. Quasindo dilakukan setiap bulan secara kontiniu. Oleh karena itu, pada saat panen raya Gapoktan menampung seluruh hasil panen petani anggota agar mempunyai cadangan beras untuk dikirim ke CV. Quasindo setiap bulannya.

Meskipun beras bukan barang yang tidak cepat mengalami kerusakan, proses dan tempat penyimpanan tetap harus diperhatikan dengan baik. Jika kurang baik dapat mengakibatkan kemasan menjadi rusak, beras menjadi bau apek, masuknya kutu ke dalam beras, bahkan dapat mengakibatkan beras menjadi busuk. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya kualitas beras tersebut.

Gapoktan mengantisipasi menurunnya kualitas beras tersebut dengan melakukan penyimpanan dalam bentuk gabah. Hal ini dilakukan karena gabah tidak mudah mengalami kerusakan walaupun penyimpanan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sampai masa panen berikutnya yaitu 6 bulan.

Gapoktan memberikan informasi harga yang ditetapkan dalam kontrak kerja sama dengan CV. Quasindo kepada para petani. Hal tersebut dilakukan agar terjadi saling keterbukaan antara pihak-pihak yang terkait. Dengan demikian diharapkan kerja sama tersebut dapat berjalan lancar.

d. CV. Quasindo (Quality Sehat Indonesia)

CV. Quasindo melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian beras Pandan Wangi dari Gapoktan Citra Sawargi dan penjualan beras tersebut kepada

pasar-pasar modern. Perusahaan juga melakukan fungsi fisik yaitu pengemasan dan transportasi. Selain mengeluarkan biaya untuk pengemasan dan transportasi, perusahaan juga mengeluarkan biaya karyawan, biaya promosi dan biaya gedung.

Perusahaan menggunakan kemasan plastik per lima kilogram yang diberi label Xiang Mi yang berarti beras harum. Nama tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan pasar karena perusahaan berencana untuk mengekspor beras tersebut ke negara-negara Asia seperti Thailand, Vietnam dan Cina.

Kemasan yang digunakan memiliki ciri khas dengan motif bunga anggrek yang melambangkan beras Pandan Wangi sebagai beras asli Indonesia seperti halnya bunga anggrek sebagai bunga asli Indonesia. Pada kemasan dicantumkan logo jaminan varietas yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian dan garansi uang kembali (Moneyback Guarantee) jika memang ternyata ada kandungan varietas beras lain selain beras Pandan Wangi pada kemasan beras Xiang Mi. Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan kepada konsumen akan keaslian beras Pandan Wangi Xiang Mi.

Selain itu untuk melindungi konsumen dari pemalsuan beras Pandan Wangi asli merek Xiang Mi, perusahaan juga memberikan jaminan berupa sembilan warna yang dipakai untuk kemasan beras tersebut. Hal tersebut akan membuat pihak yang akan memalsukan berpikir beberapa kali untuk memalsukan beras Xiang Mi karena membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membuat kemasannya. Biaya pembuatan kemasan tersebut adalah Rp2.000/kemasan sehingga untuk satu kilogram beras dibebankan biaya kemasan Rp 400.

Biaya pengangkutan yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya pengangkutan I yang merupakan 50 % biaya pengangkutan dari gudang Gapoktan

ke CV. Quasindo (Jakarta). Oleh karena itu biaya pengangkutan yang ditanggung perusahaan sama dengan biaya yang ditanggung Gapoktan yaitu Rp 100/kg. Perusahaan juga mengeluarkan biaya pengangkutan II yaitu biaya pengangkutan ke pasar modern sebesar Rp 2.500.000/bulan. Volume penjualan perusahaan 10.000kg/bulan sehingga biaya pengangkutan ke pasar modern Rp250/kg.

Karyawan yang dimiliki perusahaan yaitu 2 orang supir, 2 orang sales, 2 orang karyawan administrasi dan 2 orang karyawan pengemasan/gudang. Biaya upah seluruh karyawan tersebut sebesar Rp 9.900.000/bulan. Volume penjualan perusahaan 10.000kg/bulan sehingga biaya karyawan sebesar Rp 990/kg beras.

Promosi dilakukan perusahaan sekali dalam satu tahun di koran Kompas dengan biaya Rp 42.000.000. Perhitungan biaya promosi yang dibebankan kepada satu kilogram beras dilakukan dengan membagi biaya promosi dengan 12 bulan kemudian dibagi dengan volume penjualan beras yaitu 10.000 kg/bulan. Dari perhitungan tersebut diperoleh biaya promosi sebesar Rp 350/kg beras.

Biaya sewa gedung yang digunakan sebagai tempat operasional perusahaan seperti pengemasan,penyimpanan adalah sebesar Rp20.000.000/tahun. Perhitungan biaya gedung yang dibebankan kepada satu kilogram beras dilakukan dengan membagi biaya gedung dengan 12 bulan kemudian dibagi dengan volume penjualan beras yaitu 10.000 kg/bulan. Dari perhitungan tersebut diperoleh biaya sewa gedung sebesar Rp 166,66/kg beras.

CV. Quasindo memasarkan beras Xiang Mi ke pasar-pasar modern seperti Hero, Carefour, Sogo, Grand Lucky, Giant, Kemchick, Trans Market, Glyel Supermarket dan toko buah. Harga yang ditetapkan perusahaan per kemasan beras

berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena pasar-pasar modern tersebut tidak menerapkan sistem bagi hasil tetapi langsung menghitung dengan beberapa potongan. Oleh karena itu pasar modern yang memotong dengan jumlah yang besar ditetapkan harga yang besar juga.

Pembayaran beras Xiang Mi oleh retail kepada CV. Quasindo dilakukan setelah beras tersebut terjual. Sales CV. Quasindo akan melakukan pengecekan beras yang terjual di setiap retail. Apabila ada beras yang tidak terjual dalam periode waktu tertentu maka beras tersebut akan diambil kembali oleh CV. Quasindo.

e. Retail (Pasar Modern dan Toko Buah)

Pasar modern dan toko buah hanya melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian beras Pandan Wangi Xiang Mi dari CV. Quasindo dan penjualan kepada konsumen akhir. Pasar modern dan toko buah tidak melakukan fungsi fisik seperti pengemasan atau transportasi. Hal ini dikarenakan beras Xiang Mi telah dikemas sehingga tidak perlu dilakukan pengemasan ulang. Biaya transportasi juga ditanggung oleh CV. Quasindo. Biaya yang dikeluarkan pasar modern dan toko buah hanya biaya untuk pembelian plastik yaitu Rp 500/plastik. Plastik tersebut dapat digunakan untuk satu kemasan beras Xiang Mi dengan berat lima kilogram sehingga biaya plastik Rp 100/kg.

Pasar Modern dan toko buah menjual beras Xiang Mi kepada konsumen dengan harga yang berbeda karena harga pembelian dari CV. Quasindo juga berbeda. Hero membeli per kemasan beras Xiang Mi kepada CV. Quasindo dengan berat lima kilogram sebesar Rp 85.000, Carefour sebesar Rp 96.000 sedangkan Sogo, Grand Lucky, Giant, Kemchick, Trans Market, Glyel

Supermarket dan toko buah sebesar Rp 80.000. Hero menetapkan harga jual per kemasan beras Xiang Mi dengan berat lima kilogram sebesar Rp 96.000, Carefour sebesar Rp 105.000 sedangkan Sogo, Grand Lucky, Giant, Kemchick, Trans Market, Glyel Supermarket dan toko buah sebesar Rp 85.000.

Tabel 16. Harga Beli dan Harga Jual Beras Xiang Mi di Retail

Retail

Harga Beli dari CV.

Quasindo Harga Jual kepada Konsumen per kemasan (5 kg) per kg per kemasan (5 kg) per kg Hero 85.000 17.000 96.000 19.200 Carefour 96.000 19.200 105.000 21.000 Sogo, Grand Lucky, Giant,

Kemchick, Trans Market, Glyel Supermarket & toko buah

80.000 16.000 85.000 17.000

Lembaga-lembaga pemasaran yang terdapat dalam saluran pemasaran beras Varietas Unggul Baru adalah petani, pedagang pengumpul, pedagang besar (grosir) dan pedagang pengecer. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga tersebut akan dijelaskan dibawah ini :

a. Petani

Gapoktan Citra Sawargi hanya menangani pemasaran beras Varietas Pandan Wangi. Oleh karena itu, tidak ada organisasi atau kelompok tani yang menangani langsung pemasaran beras Varietas Unggul Baru. Petani padi Varietas Unggul Baru menjual hasil produksinya kepada pedagang pengumpul dengan harga berdasarkan kualitas hasil panen. Harga jual untuk per kilogram gabah kering panen (GKP) padi Varietas Unggul Baru yaitu Rp 2.200 - Rp 2.600,00.

Namun dalam menganalisis pemasaran kedua varietas beras tersebut, harga jual GKP dari petani ditetapkan dengan mengkonversikan jumlah GKP untuk menghasilkan satu kilogram beras. Dimana satu kilogram beras dihasilkan

dari 1,78 kilogram GKP Varietas Unggul Baru. Oleh karena itu, harga jual GKP Varietas Unggul Baru dari petani adalah Rp 4.272.

b. Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul membeli GKP padi Varietas Unggul Baru kepada petani secara langsung. Selain melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan, pedagang pengumpul juga melakukan fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi fisik yang dilakukan yaitu fungsi pengolahan (penjemuran dan penggilingan), fungsi pengemasan dan pengangkutan/transportasi sedangkan fungsi fasilitas yaitu penyortiran.

Kegiatan penjemuran dan penggilingan tersebut dilakukan di pabrik penggilingan beras. Rendemen padi Varietas Unggul Baru yaitu 56 persen sehingga satu kilogram beras dihasilkan dari 1,78 kilogram GKP Varietas Unggul Baru. Oleh karena itu, harga beli GKP Varietas Unggul Baru kepada petani adalah Rp 4.272. Biaya penjemuran Rp 30/kg GKP padi Varietas Unggul Baru sehingga untuk satu kilogram beras Varietas Unggul Baru dibebankan biaya penjemuran sebesar Rp 53,4. Biaya penggilingan beras Varietas Unggul Baru yaitu Rp 300/kg.

Selain itu kegiatan fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengumpul yaitu penyortiran, pengemasan dan transportasi. Sortasi yang dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tangan. Biaya tenaga kerja penyortiran dan pengemasan Rp 200/kg beras. Namun kegiatan penyortiran hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul yang menjual langsung kepada konsumen.

Kemasan yang digunakan untuk memasarkan beras Varietas Unggul Baru ada dua macam yaitu kemasan plastik per lima kilogram beras dan kemasan karung per 50 kilogram beras. Kemasan yang digunakan oleh pedagang

pengumpul beras Varietas Unggul Baru yang langsung menjual kepada konsumen akhir adalah kemasan plastik per lima kilogram. Biaya kemasan tersebut adalah Rp1.500/kemasan sehingga untuk satu kilogram beras dibebankan biaya kemasan Rp 300. Sedangkan kemasan yang digunakan oleh pedagang pengumpul beras Varietas Unggul Baru yang menjual kepada pedagang besar (grosir) dan pengecer adalah karung per 50 kilogram. Biaya kemasan tersebut adalah Rp1.500 per karung sehingga untuk satu kilogram beras dibebankan biaya kemasan Rp 30.

Biaya pengangkutan yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul yang langsung menjual kepada konsumen akhir adalah biaya pengangkutan I (dari sawah ke pabrik) sebesar Rp 100/kg, biaya pengangkutan II (dari pabrik ke gudang) sebesar Rp 50/kg dan biaya pengangkutan III (ke Pasar Tani/pameran di Jakarta/Bandung) sebesar Rp 200/kg. Sedangkan pedagang pengumpul beras Varietas Unggul Baru yang menjual kepada pedagang besar (grosir) dan pengecer hanya mengeluarkan biaya pengangkutan I dan II yang besarnya sama dengan pedagang pengumpul yang langsung menjual ke konsumen.

Pedagang pengumpul yang menjual langsung kepada konsumen menetapkan harga Rp 6.000/kg beras Varietas Unggul Baru. Penjualan beras tersebut dilakukan di Pasar Tani yang diadakan setiap hari Jumat di Departemen Pertanian Jakarta dan di pameran-pameran yang diadakan di Jakarta dan Bandung. Pedagang pengumpul yang menjual beras Varietas Unggul Baru kepada pedagang besar (grosir) dan pengecer menetapkan harga Rp 5000/kg. Sistem pembayaran yang berlaku umumnya sistem tunai yaitu pembayaran dilakukan pada saat transaksi berlangsung.

c. Pedagang Besar (Grosir)

Pedagang besar hanya melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian beras dari pedagang pengumpul dan penjualan beras kepada konsumen serta fungsi fisik yaitu pengangkutan. Harga pembelian beras dari pedagang pengumpul sebesar Rp 5.000/kg sedangkan harga penjualan beras kepada konsumen sebesar Rp 5.200/kg. Konsumen yang biasanya membeli kepada pedagang besar adalah rumah makan, warung tegal (warteg), pedagang makanan.

Pedagang besar mengeluarkan biaya pengangkutan beras dari pedagang pengumpul ke lokasi usaha sebesar Rp 50/kg beras. Rendahnya biaya tersebut disebabkan karena pedagang besar masih berada di Kecamatan Warungkondang. Pedagang besar tidak melakukan pengemasan dikarenakan pedagang besar tidak menjual beras dalam kemasan tetapi dijual per kilogram secara curah.

d. Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer di daerah penelitian juga hanya terlibat dalam pemasaran beras Varietas Unggul Baru. Pedagang pengecer hanya melakukan fungsi pertukaran yaitu pembelian beras dari pedagang pengumpul dan penjualan beras kepada konsumen akhir serta fungsi fisik yaitu pengangkutan. Harga pembelian beras dari pedagang pengumpul sebesar Rp 5.000/kg sedangkan harga penjualan beras kepada konsumen sebesar Rp 5.300/kg. Konsumen yang biasanya membeli beras kepada pedagang pengecer adalah konsumen rumah tangga.

Biaya pengangkutan yang dikeluarkan pedagang pengecer dari pedagang pengumpul ke lokasi usaha adalah Rp 50/kg beras. Rendahnya biaya tersebut disebabkan karena pedagang pengecer masih berada di Kecamatan

Warungkondang. Pengecer tidak melakukan fungsi fisik seperti pengemasan. Hal tersebut dikarenakan pengecer menjual beras per kilogram secara curah.

Tabel 17. Fungsi-fungsi Pemasaran yang Dilaksanakan oleh Lembaga-lembaga Pemasaran Beras Varietas Unggul Baru

No Lembaga Pemasaran

Fungsi

Pemasaran Kegiatan

1 Petani Pertukaran Penjualan 2 Pedagang pengumpul Pertukaran Fisik Fasilitas Pembelian,penjualan Pengolahan,pengemasan,pengangkutan Penyortiran

3 Grosir Pertukaran Pembelian,penjualan 4 Pengecer Pertukaran Pembelian,penjualan

Tabel 17 menunjukkan tidak semua lembaga pemasaran beras Varietas Unggul Baru terlibat melakukan semua fungsi pemasaran. Masing-masing lembaga melaksanakan fungsi yang berbeda namun setiap lembaga melaksanakan fungsi pertukaran. Fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh lembaga pemasaran beras Varietas Unggul Baru lebih sedikit daripada fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh lembaga pemasaran beras Pandan Wangi.

Dokumen terkait