• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel idependen (intensitas pemeriksaan pajak (tax audit), keadilan (tax fairness), kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance), pengetahuan Wajib Pajak (tax knowledge), sistem perpajakan (tax system), diskriminasi (discrimination), dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan (fiscal fraud) ) terhadap variabel dependen yaitu persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). Penelitian ini telah dilakukan kurang lebih selama satu bulan di KPP Pratama Medan-Polonia, dengan jumlah responden yang merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi sebanyak 50 responden. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, intensitas pemeriksaan pajak berpengaruh negatif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak yang dapat dilihat dari nilai probabilitas t hitung lebih kecil dari 0.05. Keadilan pajak berpengaruh positif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh McGee (2008), Nickerson, et al (2009), Suminarsasi (2011), dan Suryani (2013). Kepatuhan wajib pajak berpengaruh negatif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak, dimana ketika Wajib

Pajak memiliki tingkat kepatuhan yang semakin tinggi untuk melakukan pembayaran pajak, maka etika penggelapan pajak akan semakin pudar. Pengetahuan wajib pajak berpengaruh negatif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak, pengetahuan wajib pajak yang semakin baik di dalam bidang perpajakan, maka akan semakin menghindarkan mereka dari etika penggelapan pajak. Sistem perpajakan berpengaruh negatif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak, sistem perpajakan diharapkan semakin meningkatkan kualitasnya dalam penerapannya. Diskriminasi perpajakan berpengaruh positif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak, diskriminasi merupakan suatu keadaan yang seharusnya tidak pernah ada dimanapun dan dalam keadaan apapun, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh McGee (2008), Nickerson, et al (2009), Suminarsasi (2011), dan Suryani (2013). Dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan juga berpengaruh negatif secara parsial terhadap etika penggelapan pajak, hal ini dapat dipahami bahwa ketika kemungkinan terdeteksinya kecurangan itu semakin tinggi, maka setiap Wajib Pajak akan enggan untuk melakukan penggelapan pajak. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh McGee (2008), Nickerson, et al (2009), Suminarsasi (2011), dan Suryani (2013). Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, maka (intensitas pemeriksaan pajak (tax audit), keadilan (tax fairness), kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance), pengetahuan Wajib Pajak (tax knowledge), sistem perpajakan (tax system), diskriminasi (discrimination), dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan (fiscal fraud) ) berpengaruh

secara simultan atau bersama-sama terhadap persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak dengan nilai F hitung sebesar 5.977 > F tabel sebesar 2.24 dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05.

2. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa variabel diskriminasi perpajakan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap etika penggelapan pajak, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai koefisien beta sebesar 0.282.

3. Hasil dari penelitian ini merupakan bahan evaluasi bagi pihak pemerintah dan Ditjen pajak, serta memberikan motivasi kepada para Wajib Pajak untuk meningkatkan kesadaran mereka melakukan pembayaran pajak, terkhusus terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Medan-Polonia.

4. Etika penggelapan pajak merupakan permasalahan yang sangat krusial di dalam bidang perpajakan, terutama dihadapkan pada penerapan self assessment system yang sangat rentan dengan berbagai kecurangan.

5. Penggelapan pajak pada dasarnya tidak dapat dianggap sebagai suatu tindakan yang etis dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, namun demikian masih banyak pembenahan yang harus dilakukan terkhusus pada sistem perpajakan dan penerapan undang-undang perpajakan untuk menghindarkan terjadinya diskriminasi perpajakan yang berujung kepada etika penggelapan pajak (tax evasion).

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa (intensitas pemeriksaan pajak (tax audit), keadilan (tax fairness), kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance), pengetahuan Wajib Pajak (tax knowledge), sistem perpajakan (tax system), diskriminasi (discrimination), dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan (fiscal fraud) ) berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen yaitu persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). Dengan demikian, ini merupakan bagian dari evaluasi bagi pihak pemerintah dan Ditjen pajak khususnya untuk sesegera mungkin melakukan tindakan korektif terhadap kinerjanya, dan merupakan evaluasi juga bagi setiap Wajib Pajak terkusus Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdeftar di KPP Pratama Medan-Polonia.

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah harus lebih baik dalam mengalokasikan dana perpajakan, mengakomodir, menerapkan keadilan, meningkatkan intensitas pemeriksaan pajak, melakukan sosialisasi perpajakan, menghindarkan diskriminasi, dan bagaimana caranya pemerintah mampu meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran pajak. Bagaimana caranya untuk mempertegas sanksi dan meningktakan kontrol yang lebih tinggi agar etika penggelapan pajak tersebut tidak terjadi lagi. Hal yang paling penting adalah bagaimana caranya mengubah paradigma setiap Wajib Pajak bahwa etika penggelapan pajak tersebut tidak akan pernah

menjadi suatu tindakan yang dianggap etis. Ditjen pajak merupakan wadah yang harus mampu melayani Wajib Pajak dengan baik, dan Wajib Pajak harus senantiasa patuh terhadap berbagai peraturan perpajakan. Dalam keadaan apapun harus ada pemikiran yang lebih baik bahwa kepentingan umum harus lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi, maka dari itu pihak Wajib Pajak harus mampu melakukan pembayaran pajak secara sukarela untuk kepentingan bangsa dan negara tanpa harus merasa keberatan dan melakukan tindakan penggelapan pajak yang diharamkan.

C. Saran

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bahwa (intensitas pemeriksaan pajak (tax audit), keadilan (tax fairness), kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance), pengetahuan Wajib Pajak (tax knowledge), sistem perpajakan (tax system), diskriminasi (discrimination), dan kemungkinan terdeteksinya kecurangan (fiscal fraud) ) berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen yaitu persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak (tax evasion). Dengan demikian, berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan beberapa saran diantaranya adalah:

1. Dalam penelitian berikutnya sangat diharapkan akan menggunakan variabel yang lebih banyak dan lebih variatif, karena dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang digunakan peneliti berpengaruh secara parsial maupun secara simultan. Oleh karena itu mungkin masih banyak variabel-variabel lain yang mempengaruhi etika penggelapan

pajak. Dan sangat diharapkan untuk penelitian yang selanjutnya bisa memperoleh responden yang jauh lebih banyak lagi, dan dilakukan penyebaran kuesioner dibeberapa KPP yang terdaftar di dalam satu kanwil secara bersamaan.

2. Diskriminasi perpajakan harus sesegera mungkin ditanggulangi, ini merupakan suatu masalah yang abstrak namun nyata dampaknya. Dengan demikian, diskriminasi harus benar-benar dihilangkan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan ini seharusnya menjadi pukulan yang keras bagi pihak pemerintah dan Wajib Pajak.

3. Sudah banyak penelitian yang dilakukan dibidang perpajakan, maka seharusnya pemerintah sesegera mungkin membenahi diri dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka mampu memberikan kinerja yang lebih baik, dengan cara menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan kemudian mengambil tindakan korektif.

4. Untuk meminimalisir terjadinya etika penggelapan pajak, maka sistem perpajakan di Indonesia yaitu self assessment system harus sesegera mungkin dibenahi, dan meningkatkan kontrolnya agar menjadi lebih baik dalam penerapannya.

5. Sangat besar harapan peneliti kepada pemerintah agar pemerintah sendiri mampu memberikan berbagai pandangan dan motivasi kepada seluruh masyarakat untuk memahamkan mereka bahwa etika penggelapan pajak merupakan suatu tindakan yang sangat tidak etis. Dengan demikian, sangat diharapkan pemerintah mampu mengubah paradigma masyarakat yang

menganggap bahwa etika penggelapan pajak tersebut dapat dianggap sebagai suatu tindakan yang etis.