• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK

(TAX EVASION). (STUDI EMPIRIS DI KPP PRATAMA

MEDAN-POLONIA)

RAYA PUSPITA SARI HASIBUAN NIM : 110503072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Medan, Desember 2014

Kepada YTH.

Bapak/Ibu Responden Di tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Sumatera Utara, saya :

Nama : Raya Puspita Sari Hasibuan Nim : 110503072

Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini dengan lengkap, dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerjanya. Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga kerahasiaanya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Wajib Pajak mengenai etika penggelapan pajak (Tax Evasion). Studi Empiris di KPP Pratama Medan-Polonia.

• Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.

• Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda yang penting jawaban sesuai dengan pendapat anda.

Atas perhatian dan kesedian Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Pembimbing

Penulis

Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak.

NIP. 19670904 199403 1 004 NIM. 110503072

Raya Puspita Sari Hasibuan

Petunjuk : mohon jawaban atas pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda

centang (√) pada jawaban yang paling tepat menurut pendapat

Bapak/Ibu/Saudara.

IDENTITAS RESPONDEN

Beri tanda (x) atau (√) pada identitas pengenal Bapak/Ibu/Saudara.

1. Nama :

...

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita 3. Umur Responden : 20-24 25-35 > 35 Tahun

4. Pendidikan Terahir : D3 S1 S2 S3 Lainnya

5. Pekerjaan : Wiraswasta Pegawai Swasta

Pegawai Negeri

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan, pendapat, dan perasaan Anda yang sebenarnya. Keterangan : 1. Sangat Setuju (SS) 2. Seuju (S) 3. Netral (N) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Catatan : jawaban apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi apapun terhadap Bapak/Ibu, karena penelitian ini semata-mata digunakan hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

INTENSITAS PEMERIKSAAN PAJAK (TAX AUDIT)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

pemeriksaan pajak telah dilakukan secara berkala dan intensif.

2. Penggelapan pajak dianggap etis jika intensitas pemeriksaan pajak sangat jarang dilakukan.

3. Penggelapan pajak dianggap etis jika pemeriksaan pajak yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil untuk penerimaan pajak yang seharusnya.

4. Penggelapan pajak dianggap etis jika pemeriksaan pajak yang diterapkan oleh fiskus tidak dilaksanakan secara benar dan jujur.

KEADILAN (TAX FAIRNESS)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Penggelapan pajak dianggap etis meskipun dana yang bersumber dari pajak digunakan untuk membangun fasilitas umum yang berisifat penting.

2. Penggelapan pajak dianggap etis dikarenakan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah dianggap tidak adil oleh para wajib pajak.

3. Penggelapan pajak dianggap etis dikarenakan maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh para fiskus di direktorat jendral pajak.

4. Penggelapan pajak dianggap etis jika pihak fiskus atau Direktorat Jendral Pajak (DJP) tidak adil dalam melaksanakan ketentuan perpajakan.

KEPATUHAN WAJIB PAJAK (TAX COMPLIANCE)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Penggelapan pajak dianggap etis jika kepatuhan wajib pajak yang telah direalisasikan tidak memperoleh feedback yang baik dikarenakan penyelewengan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP).

2. Penggelapan pajak dianggap etis jika kepatuhan wajib pajak yang telah direalisasikan tidak

mampu meningkatkan penerimaan negara dalam sektor perpajakan.

3. Penggelapan pajak dianggap etis jika sosialisasi untuk memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak belum dilakukan secara maksimal.

4. Pnggelapan pajak dianggap etis jika kepatuhan wajib pajak yang semakin membaik tidak pernah dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para fiskus di DJP untuk dapat memanfaatkan penerimaan pajak sesuai dengan kepentingan bangsa dan negara.

SISTEM PERPAJAKAN (TAX SYSTEM)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

PENGETAHUAN WAJIB PAJAK (TAX KNOWLEDGE)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Penggelapan pajak dianggap etis meskipun Direktorat Jendral Pajak telah melakukan berbagai sosialisasi mengenai perpajakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan wajib pajak untuk menghindari etika penggelapan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak.

2. Penggelapan pajak dianggap etis meskipun sistem perpajakan di Indonesia telah menerapkan self assesment system.

3. Penggelapan pajak dianggap etis jika setiap wajib pajak tidak memahami bagaimana cara untuk melakukan penghitungan pajak penghasilan mereka.

4. Penggelapan pajak dianggap etis bagi setiap wajib pajak yang memiliki pengetahuan tinggi di bidang perpajakan.

1. Penggelapan pajak dianggap etis jika sistem perpajakan yang diterapkan bersifat memihak dan tidak adil.

2. Penggelapan pajak dianggap etis jika sistem perpajakan di Indonesia tidak mampu menerapkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

3. Penggelapan pajak dianggap etis dikarenakan sistem perpajakan di indonesia memiliki kontrol yang lemah dalam mendeteksi berbagai kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak. 4. Menurut saya, sistem perpajakan di indonesia

sudah bagus tetapi harus diberikan pengawasan yang lebih ketat baik bagi para pemungut pajak maupun wajib pajak.

DISKRIMINASI (DISCRIMINATION)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Penggelapan pajak dianggap etis jika pemerintah melakukan pendiskriminasian atas agama yang saya anut, ras dan kebudayaan saya.

2. Penggelapan pajak dianggap etis jika terjadi pendiskriminasian diantara pihak wajib pajak dengan para pemungut pajak yang memiliki hubungan istimewa.

3. Menurut saya, zakat diperbolehkan sebagai faktor pengurang pajak merupakan suatu bentuk diskriminasi.

4. Menurut saya, para fiskus pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak ataupun memperoleh keringanan untuk pembayaran pajak merupakan bagian dari diskriminasi.

KEMUNGKINAN TERDETEKSINYA KECURANGAN (FISCAL FRAUD)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Wajib pajak akan melakukan pembayaran pajak dikarenakan mereka takut terhadap hukum

perpajakan.

2. Kemungkinan terdeteksinya kecurangan dalam pembayaran pajak sangat kecil dikarenakan sistem perpajakan di indonesia, memperbolehkan setiap wajib pajak untuk melakukan penghitungan pajak penghasilannya sendiri.

3. Kemungkinan terdetksinya kecurangan dalam pembayaran pajak sangat kecil dikarenakan pengawasan yang dilakukan oleh pihak Ditjen pajak sangat rendah.

4. Menurut saya, fiskus seharusnya mampu bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban yang diembannya serta layak memperoleh sanksi jika tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (TAX EVASION)

No. Pertanyaan SS S N TS STS

1. Menurut saya, etika penggelapan pajak harus diatasi sedini mungkin mengingat penerimaan negara dari sektor pajak merupakan bagian dari penerimaan yang paling besar.

2. Jika kinerja pemerintahan khususnya aparatur perpajakan baik, komunikatif dan inspiratif terhadap masyarakat/WP, maka masyarakat/WP tidak akan melakukan pnggelapan pajak.

3. Jika sanksi terhadap setiap pelanggaran di bidang perpajakan direalisasikan secara jelas, baik bagi pihak pemungut pajak maupun wajib pajak, maka penggelapan pajak tidak akan dilakukan.

4. Jika kinerja pemerintah khususnya aparatur perpajakan buruk dan tingginya angka korupsi terhadap dana perpajakan, maka masyarakat/WP akan enggan dalam membayar pajak.

-TERIMA KASIH-