• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian dalam

perkembangan Kebudayaan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, terutama di sebagian masyarakat yang ada di pulau Sumatera, interaksi mereka sudah panjang dalam sejarah dengan komunitas masyarakat lokal di nusantara. Pengaruh kebudayaan India sangat kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia dan proses penyerapan ini juga masih berlangsung hingga hari ini. Dapat kita lihat saat ini dimana salah satu dari beberapa kebudayaan mereka sudah dapat dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat lokal di nusantara khususnya di kota Medan yaitu salah satunya kebudayaan Mehendi. Setelah melakukan penelitian maka dapat terlihat bagaimana proses dan perkembangan tradisi Mehendi di kota Medan, khususnya Kampung Kubur . Penelitian ini telah menjawab ketiga pertanyaan penelitian yang digambarkan dalam permasalahan. Pertanyaan pertama, dapat dijawab bahwa peranan Mehendi dalam pernikahan yang merupakan budaya bagi perempuan India adalah perayaan Mehendi merupakan salah satu dari beberapa rangakain proses pernikahan bagi orang India yang wajib dilakukan pada saat resepsi / acara pernikahan bagi perempuan India yang beragama Budha, Hindu, Islam ataupun Kristen. Proses melukiskan Mehendi dalam masyarakat India dianggap sebuah tradisi yang diturunkan oleh para leluhur India. Proses inilah yang mereka jadikan sampai saat ini sebagai warisan budaya dari para leluhur yang masih harus dijaga dan dipertahankan bagi masyarakat India dimanapun berada termasuk bagi perempuan India di Kampung Kubur . Bagi adat orang India

upacara Mehendi memilik arti diamana agar pada saat pernikahan terhindar dari segala pengaruh hal-hal jahat yang dapat mempengaruhi jalannya pesta pernikahan dan juga henna atau daun pacar yang merupakan bahan utama pembuat tato Mehendi ini dianggap dan dipercaya memiliki berkat atau keberuntungan , kebahagiaan dan juga memiliki nilai keindahan karena merupakan lambang atau symbol cinta antara suami dan istri.

Pertanyaan kedua, dapat dijawab yaitu bagaimana tradisi Mehendi berkembang menjadi milik umum bukan hanya orang India saja disebabkan karena sat ini seni Mehendi telah berkembang dari fungsi aslinya yang dari sejak awalanya seni Mehendi dipergunakan sebagai salah satu bagian dari beberapa rangakain tradisi upacara pernikahan India dan juga di pakai hanya pada saat acara-acara khusus seperti kumpul-kumpul bersama keluarga atau biasa disebut dengan perayaan Diwali, bulan ketujuh kehamilan bagi perempuan India serta pada saat kesempatan lain tetapi kini semakin banyak digemari masyarakat luas karena keunikan dan variasi motifnya . Saat ini sudah banyak desain-desain yang lebih baru dan modern yang dapat diciptakan seperti motif bunga, dedaunan, kupu-kupu, motif etnik dan lain sebagainya sehingga semakin banyak jumlah orang yang memakainya dan juga alasan lain yang menyebabkan Mehendi ini semakin diminati karena bagi umat muslim yang ingin memakainya tidak menjadi masalah sebab bahan yang digunakan untuk membuat Mehendi terbuat dari bubuk pacar yang sifatnya menyerap ke kulit dan tidak menutup pori-pori sehingga syah untuk sholat, jadi bagi mereka wanita muslim yang ingin terlihat lebih modis dan gaya dapat menggunakan Mehendi ini, juga tidak memiliki batasan bagi siapapun yang tertarik untuk memakainya. Inilah alasan mengapa tradisi ini dapat

berkembang menjadi milik umum karena dapat dipergunakan oleh siapa saja dan bukan hanya orang India saja.

Pertanyaan ketiga, dapat dijawab bahwa Mehendi dapat menjadi trend bagi kalangan dunia gaya masa kini karena seiring berjalannya waktu seni Mehendi telah menjadi fashion di kalangan hawa dan bukan hanya dalam tradisi pernikahan budaya India dan Timur Tengah saja, tetapi sekarang banyak remaja dan wanita yang menggunakannya bahkan yang lebih hebatnya banyak musisi barat dan Artis Hollywood yang telah mengadopsi dan merubah tradisi Mehendi ini menjadi ajang fashion seperti Aktris Demi Moore yang merupakan salah satu selebriti yang pertama kali menggunakan Mehendi yang kemudian disusul oleh Madonna, Naomi Cambell dan juga Drew Barrymore dan masih banyak lagi. Dikatan menjadi trend karena artis-artis dari luar negri telah menggunakannya sebab ukuran atau acuan trend bagi Negara Indonesia adalah luar negri atau yang lebih dikenal dengan Negara Amerika, jadi ketika Artis Hollywood telah memakai Mehendi maka bagi Negara Indonesia apabila sudah ikut memakainya maka mereka sudah mengikuti apa yang menjadi trend pada saat ini. Sehingga semakin banyak jumlah orang yang memakai Mehendi ini sehingga dapat disimpulkan bahwa tradisi seni hias tubuh dari India Ini atau biasa disebut Mehendi telah menjadi “trend” bagi kalangan dunia gaya masa kini karena telah berkembang bukan hanya orang India atau keturunannya saja yang dapat menggunakannya tetapi siapa pun dan dimanapun sudah dapat menggunakannya, seperti yang terlihat di daerah Kampung Kubur para keturunan India sudah menjadikan tradisi Mehendi ini sebagai sebuah mata pencaharian karena memang banyak orang yang bukan dari keturunan India yang sangat tertarik dengan tradisi ini untuk dapat

menggunakannya sehingga menyebabkan tradisi ini cepat sekali berkembang karena sangat mudah untuk diterima oleh siapa pun dan dimanapun

5.2. Saran

1. Bagi mereka yang menyukai riasan tato di tubuh, tetapi takut untuk menusukkan jarum ditubuhnya maka Mehendi merupakan pengganti untuk tato karena alatnya tidak menggunakan jarum dan sifatnya temporer (sementara) dan Mehendi ini tidak mengganggu sholat bagi umat muslim yang ingin menggunakannya.

2. Body Painting mulai menjadi bagian dari budaya masyarakat kita sebagai sebuah kesenian, fenomena ini sebenarnya dianggap wajar sebab hampir tiap masyarakat menyukai kesenian sebagai hiburan dan bentuk ekspresi diri. Namun demikian yang perlu kita perhatikan adalah jangan sampai kesenian kontemporer yang menyusung modernitas ini mengalahkan dan membunuh kesenian tradisional yang merupakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Di tengah-tengah masuknya budaya asing, kita harus mampu mempertahankan kebudayaan asli kita. Boleh saja kita mengikuti perkembangan seni seperti yang di lakukan negara lain, tetapi kita juga harus bisa mempertahakan nilai dan moral dalam masyarakat kita jangan sampai kita kehilangan jati diri hanya karena kesenian.

Life story Para Pelukis Mehendi :

Nirmala Rauter, seorang ibu rumah tangga yang berusia 50 tahun yang merupakan warga Indonesia keturunan India Tamil yang berdomisili di jl. Hj. Zainul Arifin gg. Batik keris Lingk I kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah . Nirmala Rauter memiliki 3 orang anak , 1 orang anak laki-laki (Mages Priya, 25 tahun) dan 2 orang anak perempuan ( Ragumani, 22 tahun dan Siti Rokhaya 16 tahun). Nirmala Rauter memiliki seorang suami bernama Ramdas Rauter yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan. Mereka tinggal di kota Medan sudah hampir 30 tahun, sejak dari dulu Nirmala Rauter merupakan salah seorang pelukis Mehendi yang ada di Kampung Kubur, dia memilik bakat atau keterampilan untuk melukis Mehendi dari sejak ia masih gadis dan tinggal bersama orang tuanya yang berasal dari India asli yang mana tradisi Mehendi ini masih sangat kental sekali yang wajib digunakan pada saat resepsi pernikahan. Bermula dari saat melihat orang yang menggunakan tato Mehendi saat malam sebelum acara resepsi pernikahan disitu ia mulai berpikir untuk belajar untuk membuat ukiran Mehendi mulai dari yang sederhana hingga mulai sedikit bermotif atau memiliki corak tertentu sehingga akhirnya dia menjadi seorang pelukis Mehendi dan menjadikan Mehendi sebagai sesuatu yang dapat menghasilkan uang hingga saat ini. Menurut pengakuan Nirmala Rauter, penghasilan yang diterima dari hasil melukiskan Mehendi sampai saat ini sangat lumayan mulai dari Rp. 50.000 dan bisa sampai Rp. 100.000 untuk ukiran 1 orang dan bila untuk 1 hari bisa mencapai hingga Rp. 300.000, tapi itu bisa berubah-ubah tergantung seberapa banyak orang yang datang kepadanya untuk dibuatkan ukiran Mehendi, sebab ada suatu waktu orang yang mendatanginya

hanya berjumlah satu orang saja, tetapi kadang juga orang yang mendatanginya untuk di ukirkan Mehendi sangat banyak sehingga kadang ia sampai kewalahan untuk mengerjakannya. Tetapi menurutnya itu resiko dari sebuah pekerjaannya dan memang rejeki tidak selalu datang terus menerus kepadanya, tetapi ketika rejeki itu datang kepadanya misalnya ketika sangat banyak orang yang mendatanginya untuk di buatkan ukiran Mehndi dia sangat bersyukur dan apabila orang yang mendatanginya sepi dia tetap tidak merasa kecewa karena dia yakin dan percaya rejeki setiap orang sudah ada yang mengatur. Nirmala mengaku bahwa dia sudah sangat merasa bersyukur atas bakatnya yang mampu mengukirkan Mehendi ini karena dengan bakatnya ini dia mampu membantu keuangan keluarga mereka sebab sudah hampir 20 tahun dia telah menjadi pelukis Mehendi dan dia mampu untuk menyekolahkan anak- anaknya sampai lulus dari SMU ( sekolah Menengah Umum ) bahkan dia merupakan salah satu pelukis Mehendi yang tertua di Kampung Kubur. Saat ini memang bukan hanya Nirmal Rauter saja yang menjadi pelukis Mehendi yang ada di Kampung Kubur tetapi saat ini sudah mulai banyak bermunculan bahkan yang menjadi para pelukis Mehendi yang lain adalah mereka yang masih muda-muda dan pastinya memiliki kreatifitas yang lebih dari dia, sehingga orang yang mendatanginya untuk dibuatkan ukiran Mehendi jumlahnya berkurang tetapi dia tetap bersyukur karena sampai saat ini masih ada saja beberapa orang yang mendatanginya untuk dibuatkan ukiran Mehendi mengingat semakin banyak jumlah para pelukis Mehendi yang lebih muda dan lebih kretif daripadanya sehingga kini banyak motif ukiran Mehendi yang diciptakan lebih bagus dari sebelumnya yang telah ada. Nirmala Rauter sebenarnya tidak pernah belajar khusus untuk membuat

ukiran Mehendi , dia hanya belajar dari modal bakat atau keterampilan dan juga keberanian yang ia dapatkan sewaktu masih gadis dan masih tinggal brama kedua orang tuanya, berawal ketika dia melihat ukiran Mehendi yang dipakai oleh pengantin yang mungkin masih sangat sederhana sekali sebab zaman dahulu pengetahuan seseorang masih relatife jadi mungkin hasil yang diciptakan juga masih sangat sederhana sekali, dari situ timbul dalam pikirannya untuk menciptakan suatu bentuk ukiran Mehendi yang lebih bagus lagi dari yang sebelumnnya dia lihat, kemudian dia mencoba belajar untuk membuat ukiran Mehendi hingga dia berani untuk menjadi seorang pelukis Mehendi. Semakin lama motif yang dihasilkannya sudah mulai sedikit bercorak tidak seperti saat pertama kali melihatnya dalam pesta pernikahan sewaktu ia masih gadis yang hanya berupa titik-titik saja. Seperti menurut pengakuanya :

“sebenarnya dalam melukiskan Mehendi ini tidak terlalu sulit sebab sebelum dia melukiskan Mehendi pada pengantin dia melihat dahulu bagaimana bentuk tangan dan kaki seorang pengantin yang ingin menggunakan Mehendi lalu secara langsung timbul bagaimana bentuk atau corak yang akan dilukiskan karena sudah terpikirkan dalam pikirannya untuk membuat corak apa yang sesuai dengan bentuk tangan dan kaki pengantin”.

Dari keterangan yang disebutkannya berarti dalam pelukisan Mehendi dia tidak merasa kesulitan untuk mengukirkannya pada tubuh seseorang cukup hanya melihat bentuk tangan dan kaki dari orang yang ingin di ukirkan Mehendi sehingga mungkin dalam pengerjaannya tidak harus memakan waktu yang cukup lama sebab sudah terpikirkan dalam pikirannya sebelumnya untuk membuat ukiran apa tidak harus mencari-cari lagi ukiran apa yang akan digunakannya dan pengalamannya sebagai seorang pelukis Mehendi selama kurang lebih 20 tahun tidak diragukan lagi tidak seperti pelukis Mehendi sekarang yang mana mereka

lebih banyak belajar dari buku-buku ukiran Mehendi yang kini sudah ada di jual di pasaran , jadi mereka lebih mengacu kepada ukiran yang ada di dalam buku sehingga mungkin hasil yang diciptakan lebih bagus, sehingga tidak jarang kadang dari pelanggannya yang berpindah kepada para pelukis lain sebab menurut mereka hasil ukiran yang diciptakan lebih bagus dari apa yang sudah ada selama ini karena para pelukis yang lebih muda mampu menghasilkan kreasi dan kreatifitas yang lebih baru sehingga wajar saja saat ini banyak orang yang ingin mengukirkan Mehendi lebih mencari mreka yang lebih muda daripada para pelukis Mehendi yang sudah tua. Sejak Nirmala Rauter menjadi seorang pelukis Mehendi orang-orang yang mendatanginya biasanya para pengantin yang akan menikah karna pemakaian Mehendi saat pernikahan merupakan tradisi asli dari India sehingga tradisi ini masih kami (warga keturunan India) jaga dan pertahankan sampai saat ini. Tetapi pada kenyataannya saat ini memang bukan hanya orang India saja atau keturunannya yang ingin memakai Mehendi tetapi masyarakat biasa atau warga negara Indonesia asli juga kini banyak yang mendatangi para pelukis Mehendi yang lebih muda karena ukiran Mehendi yang mereka hasilkan lebih kreatif dan banyak variasi jadi banyak orang yang sangat tertarik untuk ikut memakainya. Walaupun begitu kenyaatan yang terjadi saat ini Nirmala Rauter tidak merasa kecil hati justru ia merasa bangga karena para pemuda keturunan India sekarang tidak meninggalkan tradisi yang memang sudah sangat lama diturunkan oleh para leluhur kami, tetapi justru saat ini tradisi kami ini dapat diterima oleh orang banyak khususnya warga asli Indonesia yang ada di kota Medan ini. Tujuan saya melukis Mehendi ini selain untuk menjalankan dan menjaga tradisi di sisi lain juga bisa sebagai mata pencaharian

untuk menambah penghasilan bagi keluarganya. Nirmala Rauter sudah banyak dikenal sebagai pelukis Mehendi yang ada di Kampung Kubur karena sampai saat ini dia tetap masih menjadi seorang pelukis Mehendi.

Beni Haryanto, seorang pemuda berusia 29 tahun yang berdomisili di Jl. Sekip, ia merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara dan yang menjadi pekerjaanya sehari-hari adalah mencari rejeki dari hasil mengukirkan pasta henna pada bagian tubuh seseorang. Dia bekerja sebagai seniman tato yang mana bahan yang dipakai adalah pasta henna, awalnya dia hanya mengukirkan ukiran tato dengan apa yang dilihat dari buku-buku khusus tato tetapi tato yang di ukirkannya hanya bersifat temporer (sementara) bukan yang bersifat permanen (dapat bertahan hingga beberapa lama atau bahkan seumur hidup) walaupun corak dan ukiran yang di hasilkannya menyerupai tato permanen. Lokasi yang menjadi tempatnya untuk mencari nafkah adalah disekitar jalan yang tepat berada di depan salah satu mall yang ada di kota Medan, dan pekerjaannya sebagai seorang pelukis tato temporer sudah hampir 5 tahun dijalaninya bersama dengan seorang temannya mereka menjalankan usaha bersama tetapi dalam bentuk yang berbeda kalau dia menjalankan usaha tato sedangkan temannya menjalankan usaha tindik atau biasa disebut dengan piersing, mereka membuka usaha dalam satu tempat karena menurut mereka usaha mereka ini sejalan jadi menurut pengakuan mereka biasanya orang yang datang untuk dibuatkan tato mereka biasanya juga meminta untuk dibuatkan tindik pada salah satu bagian tubuh yang diinginkan dan juga bila dalam satu tempat dapat menghemat biaya atau tempat. Awalnya Beni tertarik dengan pekerjaan sebagai pelukis tato karena memang dari dulu dia merupakan orang yang gemar terhadap tato, sehingga pada salah satu bagian di

tubuhnya terdapat tato berlambangkan hewan dari situlah niat itu muncul untuk mencoba mencari peruntungan berdasarkan hobinya itu. Awalnya memang usahnya tidak terlalu lancar, sebab saat itu belum banyak orang yang berani untuk menggunakan tato pada bagian tubuhnya sebab takut dianggap berandalan atau seseorang yang pribadinya tidak baik, tetapi seiring perkembangan waktu kini orang sudah tidak takut lagi untuk memakai tato mereka berani untuk mengekspresikan dirinya dengan memakai tato karena saat ini tato di pandang sebagai hasil seni bukan sesuatu yang tidak baik sehingga semakin banyak orang yang berani untuk memakai tato pada salah satu bagian tubuhnya tidak hanya laki-laki bahkan perempuan pun sudah banyak yang memakai tato, tato memang mempunyai daya tarik tersendiri banyak corak atau ragam bahkan lambang yang dihasilkan sehingga setiap hari peminta tato semakin bertambah jadi semakin meningkat pula pendapatannya bersama dengan temannya untuk usaha yang mereka jalankan berdua cukup memuaskan, pendapatan yang mereka berdua terima biasanya dalam sehari bisa berkisar antara Rp. 300.000 bahkan sampai Rp. 600.000/hari apalagi bila seorang yang ingin dilukiskan tato sekalian dengan piersingnya maka hasil yang diterima semakin banyak. Harga yang ditetapkan untuk sebuah ukiran tato harus berdasarkan bentuk dan ukiran tato, kalau bentuknya kecil dan ukirannya tidak terlalu sulit dia biasanya mempatokkan harga sekitar Rp. 30.000 rupiah dan untuk ukuran besar dan ukirannya sedikit rumit bisa sekitar Rp. 50.000-60.000 rupiah. Tetapi kini sejak orang-orang telah banyak mengenal Mehendi yaitu tato yang berasal dari India ini, para pelanggan yang datang padanya dan biasanya para perempuan tidak lagi mencari ukiran-ukiran tato yang pada umumnnya seperti kupu-kupu, lumba-lumba, ular naga,

perempuan cantik, salib, lambang playboy (kelinci) dan masih banyak lagi tetapi mereka banyak datang untuk dibuatkan ukiran Mehendi, awalnya saya memang tidak memilik buku khusus tentang ukiran Mehendi dan saya juga tidak pernah belajar khusus untuk membuat ukiran Mehendi ini karena memang dari awal saya tidak mengetahui tentang Mehendi ini sebab saya bukan dari keturunann India wajar saya tidak mengetahuinya dan juga niat saya dari awal hanya untuk membuat ukiran tato yang pada umumnya saja walaupun bahan yang saya gunakan hanya untuk bahan tato sementara tetapi karena pelanggan saya banyak yang datang untuk dibuatkan ukiran Mehendi terpaksa saya menerimanya daripada pelanggan saya lari semuanya hanya gara-gara saya tidak menerima permintaan mereka sehingga secepatnya saya membeli buku tentang ukiran tato Mehendi yang memang kini sudah banyak di jual di pasaran. Besoknya saya mencoba belajar membuat ukiran Mehendi berdasarkan dari buku yang saya beli kemarin dan hasilnya lumayan bagus, saya pikir untuk membuat ukiran Mehendi sangat sulit tetapi setelah saya coba saya bisa melakukannya mungkin saya bisa melakukannya karena memang pekerjaan saya sebagai pelukis tato jadi menurut saya tidak terlalu sulit saya melakukan hal itu kemudian setelah itu ada pelanggan yang datang pada saya untuk dibuatkan tato ukiran Mehendi saya langsung menerimanya saya memperlihatkan buku tentang ukiran tato Mehendi setelah dia memilih yang mana dia suka saya langsung membuatkannya dan hasilnya memang bagus pelanggan saya sangat puas dengan hasil yang saya buat, harga yang saya tetapkan untuk ukiran tato Mehendi ini berbeda dengan harga tato pada umumnya untuk ukiran Mehendi biasanya dihitung berdasarkan bentuk ukirannya kalau polanya rumit saya menetapkan harga sekitar Rp.

80.000-100.000 rupiah dan kalau untuk ukiran yang tidak terlalu rumit hanya sekitar Rp. 40.000-50.0000 rupiah harga yang saya tetapkan tidak terlalu mahal sebab apabila mereka mendatangi para pelukis Mehendi yang memang asli keturunan India mereka mungkin bisa dikenakan harga sekitar Rp. 150.000-200.000 rupiah. Sejak saat itu memang pelanggan saya yang datang kepada saya bertambah banyak mungkin karena mereka telah mendengar atau melihat dari teman-teman mereka yang sudah saya buatkan ukiran Mehendi sebelumnnya. Saya merasa bersyukur juga dengan adanya Mehendi ini sebab memang pendapatan saya lebih sedikit bertambah banyak dari sebelumnnya dan mungkin saya akan tetap mengembangkan usaha tato Mehendi ini karena melihat banyaknya permintaan tetapi saya juga tidak meninggalkan ukiran tato yang biasanya karena masih ada saja dari pelanggan saya yang mencarinya walaupun untuk ukiran Mehendi yang lebih banyak. Seperti menurut pengakuan beni :

“kini orang-orang yang datang padanya lebih banyak perempuan yang ingin di ukirkan tato Mehendi daripada ukiran tato yang pada biasanya, sejak saat itu omset (pemasukannya) semakin bertambah. Dia merasa sangat beruntung dengan adanya Mehendi ini sebab ternyata banyak juga orang Indonesia yang tertarik untuk memakainya.”

Para pelanggan yang datang padanya biasanya para pemuda, mahasiwa, dan orang-orang yang bekerja di sektor informal seperti pegawai swata tetapi semuanya memang asli warga Indonesia walaupun yang datang kepadanya banyak dibuatkan ukiran Mehendi kalau untuk para lelakinya mereka sampai saat ini masih mencari ukiran tato yang pada umumnya seperti bentuk hewan atau lambang-lambang sepert lambang metal dan masih banyak lagi, menurut pengakuan para lelakinya mereka lebih suka terhadap ukiran tato yang pada umumnya karena lebih kelihatan laki-lakinya daripada tato ukiran Mehendi yang

memang ukiran itu cocok dipakai oleh perempuan karena lebih bersifat kewanitaanya. Sehingga mereka masih tetap dengan selera mereka ini. Dari jumlah pelanggan Beni yang datang sampai saat, dia berkeinginan untuk dapat