• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.7. Sarana dan Prasarana

TABEL 6

Sarana dan Prasarana Menurut Tempat Peribadatan No. Jenis Sarana Ibadah Jumlah Kondisi Rusak/Baik

1. Masjid 8 Baik

2. Langgar/surau/mushola 2 Baik 3. Gereja Kristen Protestan 3 Baik

4. Gereja Khatolik 1 Baik

5. Vihara 5 Baik

6. Pura 2 Baik

Berdasarkan Tabel 6 (enam) di atas terlihat jumlah peribadatan di Kelurahan Petisah Tengah sudah lumayan cukup banyak untuk dalam satu kelurahan. Di daerah Kampung Kubur sendiri terdapat 2 buah mesjid yaitu mesjid Gaudiah dan mesjid Al- Amin. Tetapi untuk peribadatan seperti gereja baik untuk Khatolik ataupun Kristen Protestan di daerah Kampung Kubur belum ada biasanya bagi warga Kampung Kubur yang beragama Khatolik atau Kristen Protestan hendak beribadah mereka terpaksa harus keluar dari daerah Kampung Kubur.

Untuk peribadatan seperti Vihara sudah ada di daerah Kampung Kubur, jadi bagi mereka ingin beribadah tidak harus keluar dari daerah Kampung Kubur.

TABEL 7

Sarana dan Prasarana Pendidikan No. Jenis Prasarana

Keterangan Jumlah Kondisi

1. Perguruan Tinggi 1 Baik

2. SLTA/SEDERAJAT 3 Baik

3. SLTP/SEDERAJAT 3 Baik

4. SD/SEDERAJAT 2 Baik

5. TK 2 Baik

6. TPA/SEDERAJAT 1 Baik

Sumber : Data Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2007

Berdasarkan Tabel 7 (tujuh) di atas sarana pendidikan di Kelurahan Petisah Tengah sudah di katakan lengkap, mulai dari perguruan tinggi hingga TPA juga ada walaupun perguruan tinggi jumlahnya cuma hanya 1 (satu) saja, seharusnya jumlah perguruan tinggi di Kelurahan Petisah Tengah sudah harus

bertambah mengingat semakin banyaknya jumlah anak yang ingin melanjutkan pendidikannya ke tahap yang lebih tinggi lagi.

TABEL 8

Sarana dan Prasaranna Menurut Perhubungan Darat

No. Jenis Prasarana Keterangan

Ada/Tidak Kondisi

1. Terminal Tidak -

2. Jalan Aspal Ada Baik

3. Jalan Bebatuan Ada Baik

4. Jalan Tanah Ada Baik

5. Jembatan Ada Baik

6. Stasiun Kereta Api Tidak -

Sumber : Data Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2007

Berdasarkan tabel di atas sarana / prasarana dalam perhubungan darat di Kelurahan Petisah Tengah cukup baik. Sama halnya juga di lingkungan 1 (satu) di Kampung kubur kondisi daerah ini telah dapat dikatakan baik juga sebab dari kualitas jalan yang digunakan cukup baik bila dipakai untuk pengendara roda dua, empat dan para pejalan kaki karena jalan yang digunakan sudah beraspal, sehingga kita dengan sangat mudah apabila ingin memasuki daerah Kampung kubur.

BAB III

TRADISI MEHENDI DALAM PERNIKAHAN ORANG INDIA 3.1. Asal-usul Mehendi

Mehendi adalah kata yang berasal dari India yang berarti Henna yang juga istilah digunakan untuk menggambarkan seni membubuhkan henna (bubuk pacar) pada bagian tubuh. Menurut salah satu informan (Nirmala Rauter, 50 Tahun) mengatakan :

“Mehendi pertama kali di perkenalkan ke India oleh bangsa Mogul pada abad ke-12 Masehi. Pada mulanya Mehendi biasa dipakai oleh wanita Arab atau India ketika akan mengadakan acara pernikahan. Menurut tradisi pernikahan India tidak lengkap tanpa adanya upacara Mehendi sehingga ritual ini wajib dan harus dilakukan saat akan menikah. Henna atau bubuk pacar akan diaplikasikan atau digunakan pada saat malam sebelum hari pernikahan dan biasanya disebut dengan hari pacar. Selain mempelai wanita anggota keluarga wanita juga diaplikasikan henna. (Wawancara, 28 Juli 2010.)”

Mehendi merupakan hasil dari seni melukis atau seni yang mengaplikasikan pasta henna ke permukaan kulit, maka berkas noda akan tertinggal di kulit dan meninggalkan motif yang diinginkan. Henna merupakan bahan utama yang di gunakan untuk membuat tato temporer (Mehendi). Selama ini orang mengenal henna hanya sebagai bahan untuk pewarnaan yang alami. Ada yang menggunakannya untuk cat rambut, dan cat kuku.

Henna adalah berupa tanaman berbunga yang digunakan sejak zaman dahulu yang bertujuan untuk mewarnai kulit, rambut, kuku dan wol. Henna tergolong kedalam tumbuhan semak yang tingginya sekitar 2-6 meter dan henna adalah sejenis tanaman teh yang mana orang lebih mengenal dan menyebutnya

dengan nama tanaman pacar atau daun pacar. Henna berasal dari tanaman yang bernama daun pacar, yang tergolong kedalam jenis tumbuhan semak yang dapat tumbuh di iklim tropis atau panas. Daun pacar atau henna ini dipercaya merupakan lambang kesuburan juga merupakan simbol cinta antara suami dan istri.Pemakaian Mehendi sebagai bentuk upacara seni yang berasal dari India ini dipakai saat acara-acara khusus seperti untuk dipakai oleh wanita Arab atau India ketika akan mengadakan acara pernikahan. Biasanya henna (daun pacar) akan diaplikasikan pada bagian tubuh pada saat malam sebelum hari pernikahan atau biasa disebut hari pacar.

Perayaan Mehendi merupakan salah satu dari beberapa rangkaian proses pernikahan orang India yang wajib dilakukan pada saat resepsi / acara pernikahan bagi perempuan India yang beragama Hindu, Budha, Islam ataupun Kristen. Proses melukiskan Mehendi dalam pernikahan masyarakat India di anggap sebuah tradisi yang diturunkan oleh para leluhur India. Proses inilah yang mereka jadikan sampai saat ini menjadi warisan budaya dari pada leluhur yang masih di jaga dan di pertahankan bagi masyarakat India dimana pun berada. Bagi orang India mentatokan Mehendi merupakan suatu ritual yang menyenangkan, yang mana dirayakan terutama oleh keluarga pengantin perempuan. Upacara ini terutama diadakan di rumah pengantin wanita atau bisa juga dilakukan di ruang perjamuan pada malam upacara atau dilakukan beberapa hari sebelum pesta pernikahan. Bagi adat orang India yang berasal dari leluhur upacara Mehendi memiliki arti yang

sangat penting dalam acara pernikahan. Seperti menurut pengakuan salah satu informan (Ragumani, 63 tahun) mengatakan :

“ Pemakaian Mehendi dalam acara pernikahan dipercaya bahwa pada saat pernikahan akan terhindar dari segala pengaruh hal-hal yang jahat yang dapat mempengaruhi pesta pernikahan. Ini wajib dilakukan sehari sebelum pesta pernikahan dilaksanakan karena sudah menjadi keharusan bagi perempuan India yang ingin menikah untuk memakainya, ritual ini menjadi tradisi bagi orang India sebab henna dianggap memiliki berkat atau keberuntungan, kebahagiaan juga memiliki nilai keindahan yang mana apabila pengantin wanita memakainya biasanya untuk meyenangkan sang suami nantinya (Wawancara, 12 Agustus 2010)”.

Jesmiar, 27 tahun mengatakan :

“ Bagi kami warga keturunan India Tamil wajib memakai Mehendi saat akan menikah, sebab ini merupakan sebuah tradisi yang sudah lama diturunkan oleh para leluhur atau nenek moyang kami dulu, menurut kepercayaan kami memakai Mehendi saat menikah akan mendapatkan berkah sehingga tradisi ini masih kami jalankan sampai saat ini, dan setahu saya selama saya menghadiri pesta pernikahan tidak ada perempuan atau pasangan pengantin India Tamil yang saya lihat tidak memakai Mehendi saat acara pernikahan (Wawancara, 12 Agustus 2010)”.