• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia dengan kemampuan akal dan budinya, telah mengembangkan berbagai macam sistem tindakan demi keperluan hidupnya, sehingga ia menjadi mahluk yang paling berkuasa di muka bumi ini. Namun demikian, berbagai sistem tindakan tadi harus dibiasakan olehnya dengan belajar sejak ia lahir selama seluruh jangka waktu hidupnya, sampai saat dia mati. Hal ini mengarah kepada konsep “kebudayaan” yang menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Kesadaran manusia menurut para ahli psiklogi mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organisasinya, dan khususnya dalam gennya sebagai naluri.

Koentjaraningrat (1986) membagi 7 (tujuh) macam dorongan naluri, yaitu :

1. Dorongan untuk mempertahankan hidup 2. Dorongan sex

3. Dorongan untuk usaha mencari makan

4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia 5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya

6. Dorongan untuk berbakti 7. Dorongan akan keindahan

Dari ke-7 macam dorongan ini, dorongan sex inilah yang timbul pad tiap individu yang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan, dorongan inilah yang menjadi landasan biologi yang mendorong mahluk manusia untuk membentuk keturunan dengan jalan perkawinan.

Berbicara mengenai pernikahan, setiap suku bangsa di dunia memiliki cerita dan keunikannya masing-masing. Seperti halnya suku bangsa India Tamil yang memiliki beberapa ritual yang harus dijalani, yang mana ritual ini adalah sebuah norma yang terbentuk di kalangan bangsa India Tamil. Norma tersebut merupakan acuan hidup yang harus dijalani dan dilakukan oleh setiap orang India Tamil yang ingin melaksanakan pernikahan menggunakan adat-istiadatnya, dan ritual ini masih dipegang teguh oleh setiap orang India Tamil di belahan bumi ini, termasuk orang India yang ada di kota Medan mereka sangat memegang teguh adat-istiadatnya sehingga di manapun mereka berada, mereka tetap melaksanakan ritual ini dalam perkawinan yang masih dijalankan sampai sekarang.

J.J. Honigmann (Koentjaraningrat, 1986:186-187) membedakan adanya tiga “gejala kebudayaan” yaitu (1) ideas, (2) activities, (3) artifacts. Ada 3 wujud kebudayaan, yaitu:

1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola manusia dalam masyarakat.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Mehendi merupakan hasil karya dari wujud kebudayaan yang ke-3 yaitu sebagai benda hasil karya manusia yang berupa seni yang dihasilkan sehingga dapat dipakai dan dinikmati. Wujud ke-3 dari kebudayaan ini disebut kebudayaan fisik, yang mana tercipta dari hasil aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret, dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto.

Menurut C.Kluckhon (Koentjaraningrat, 1986:203-204) berpendapat bahwa ada 7 (tujuh) unsur kebudayaan yang dapat disebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia, antara lain adalah :

1. Bahasa

2. Sistem Pengetahuan 3. Organisasi Sosial

4. Sistem Peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem Mata Pencaharian hidup 6. Sistem Religi

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan kompleks budi dan daya. Kesenian berasal dari kata “sani” yang artinya jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Dalam bahasa Eropa seni merupakan “art” yang artinya karya seni dari sebuah kegiatan. Seni menurut kamus New World, ialah :

1. Kemampuan manusia membuat atau melakukan sesuatu; keciptaan manusia bukan dunia alam

2. Kepandaian (berkria)

3. Kecakapan khusus, atau terapannya (seni memperoleh kawan) 4. Kria, pakaya (seni pekasut, seni tabib)

5. Kerja cipta atau asas-asasnya yakni membuat atau melakukan apa saja yang menampakkan wujud keindahan dan tanggapan seperti lukisan, patung, bangunan, musik, sastra, drama, tari dan lain-lain.

6. Cabang kerja cipta apa saja terutama melukis, menggambar, atau kerja dengan pelantar guris atau gayal apapun

7. Hasil kerja cipta; lukisan, patung dan lain-lain

8. Bahan gambar atau hiasan pendamping tulisan dalam koran, majalah, atau iklan.

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama atau milik bersama. Contoh atau bukti dari seni pada zaman dahulu adalah artefak. Semua bentuk kesenian pada zaman dahulu ditandai dengan kesadaran magis, yang merupakan awal kebudayaan manusia. Saat ini manusia kebanyakan membuat karya seni yang digunakan hanya untuk kepuasan pribadi dan menggambarkan kondisi lingkungannya, dengan kata lain kesenian juga mengalami perkembangan

dimana manusia sebagai figure atau sosok yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan semakin lama semakin memiliki cara yang berpikir lebih luas sehingga sering memunculkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga kesenian dan kebudayaan juga dapat mengalami perubahan dan transformasi dari masa ke masa, seperti Mehendi yang kini telah berkembang dari fungsi aslinya yang dahulu Mehendi merupakan sebuah rangkaian tradisi dalam pernikahan tetapi kini sudah menjadi sesuatu yang bukan berbentuk tradisi lagi karena telah menjadi milik umum. Semakin meningkatnya apresiasi dan budaya telah menunjukkan bahwa seni dan budaya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni adalah kreativitas yang telah ada (alamiah) maupun dibuat manusia di berbagai macam hal di dunia yang termasuk di dalamnya hal yang menarik dan membosankan tergantung pandangan masing-masing pribadi. Lingkup seni sebagai hasil aktivitas artistik dapat meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media aktivitasnya. Media adalah sebagai sarana aktivitas seni yang dapat menghasilkan karya seni setelah melalui proses penciptaan seniman atau orang yang menciptakan sebuah seni berdasarkan pertimbangan artistik (nilai artistik). Jadi karya seni harus sesuai dengan media yang dipakai meliputi jenisnya, contoh salah satunya adalah seni rupa (visual art).

Ruang lingkup seni rupa (visual art) sesuai dengan media aktivitas adalah :

1. Seni Murni 2. Seni Lukis 3. Seni Patung 4. Seni Grafis

Disain terdiri dari :

1. Disain Grafis (Komunikasi Visual) 2. Disain Interior

3. Disain Produk (Disain Industri)

Kria terdiri dari :

1. Kria Tekstil 2. Kria Kayu 3. Kria Keramik

4. Kria Gelas, dan lain-lain

Terkait mengenai kesenian, Mehendi merupakan hasil karya seni grafik (gambar) atau ukiran pada bagian tubuh khususnya pada bagian tangan dan kaki, yang mana seni ukiran pada bagin tubuh ini merupakan sesuatu hal yang menjadi keharusan yang digunakan pada saat resepsi atau acara pernikahan bagi perempuan India, tidak terlepas juga bagi perempuan India yang ada di kota Medan khususnya perempuan India Tamil yang berada di Kampung Kubur yang memakai Mehendi saat pernikahan. Tidak ada satu orang pun perempuan India yang tidak memakai Mehendi pada saat akan menikah.

Nilai seni muncul sebagai sebuah entitas yang emosional, individualistik, dan ekspresif. Seni menjadi entitas yang maknawi, dapat terlihat contohnya seperti Mehendi atau tato temporer dari India ini, yang dapat dikategorikan sebagai entitas seni karena selain merupakan wujud kasat mata berupa artefak yang dapat dilihat, dirasakan, juga menyangkut nilai-nilai estetis, sederhana, bahagia, emosional, hingga individual dan subjektif (Sumardjo, 2000: 15-18).

Dalam “General Anthropology” milik Melville Jacobs dan Bernhard J. Stern, tato merupakan salah satu bentuk dari seni grafis (1952:260). Mehendi tergolong kedalam bentuk seni grafis karena memiliki nilai-nilai estetis atau nilai-nilai keindahan khususnya pada bagian tubuh.

Berbicara mengenai keindahan tubuh tidak terlepas dari konsep mengenai body image atau biasa disebut citra tubuh. Menurut Roberta Honigman dan David J. Castle, body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya; bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan dan dirasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya , apa yang dipikirkan dan dirasakan belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang subyektif

Body image atau citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (dalam Buku Ajar Fundamental Keperawatan, h.500).

Body image atau citra tubuh terbagi menjadi 2 kategori, ada yang positif dan ada yang negatif.

Body image yang negatif, yaitu :

1. Suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu, perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya.

2. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi.

3. Individu merasakan malu, self-conscius, dan khawatir akan badannya 4. Individu merasakan canggung dan gelisah terhadap badannya.

Body image yang positif, yaitu :

1. Suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

2. Individu menghargai badan atau tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang.

3. Individu merasakan bangga dan menerima bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori.

4. Individu merasakan yakin dan nyaman dengan kondisi badannya

2008).

Body image atau citra tubuh yang positif dapat menjelaskan bagaimana orang-orang baik orang India Tamil ataupun orang biasa yang tertarik menggunakan Mehendi ini, dimana dalam konsep body image atau citra tubuh yang positif menjelaskan bahwa individu atau seseorang menghargai badan atau tubuhnya, sehingga para pengantin wanita India memberikan beberapa bagian dari tubuhnya untuk diukirkan Mehendi dimana mereka menganggap bahwa dengan diukirkan Mehendi di beberapa bagian dari tubuhnya akan memberikan nilai

keindahan yang juga mengukirkan Mehendi sebelum hari pernikahan merupakan bagian dari rangkaian tradisi bagi India Tamil , begitu juga bagi wanita biasa yang bukan orang India yang tertarik untuk menggunakan Mehendi tersebut yang mana mereka menganggap bahwa Mehendi juga memiliki suatu nilai keindahan. Bagian tubuh yang diukir sebenarnya bisa dimana saja, namun yang biasanya adalah di telapak tangan, punggung tangan, punggung kaki, hingga pergelangan, leher bahkan sampai punggung. Sedangkan yang menjadi trend remaja saat ini adalah di bagian tangan dan leher, sementara menurut pengantin wanita Tamil bagian punggung yang diukirkan Mehendi biasanya untuk menyenangkan calon suaminya.

Ada 3 (tiga) pandangan utama tentang tubuh yang berlaku di Yunani kuno. Yang pertama, aliran yang didirikan oleh Cyrenaic, percaya bahwa “kebahagiaan tubuh itu jauh lebih baik daripada kebahagiaan mental”. Aliran yang kedua, didirikan oleh Epicurus, percaya bahwa “kebahagiaan tubuh memang bagus, tetapi masih lebih bagus lagi kebahagiaan mental”. Aliran yang terakhir, sekaligus yang paling tidak populer, didirikan oleh Orpheus, mengatakan bahwa “tubuh adalah kuburan bagi jiwa” (the body is the tomb of the soul). Pemikiran Romawi tidak memandang tubuh dengan negatif. Sebagian besar orang Romawi sangat percaya dengan astrologi dan memandang tubuh dan jiwa adalah bagian dari kosmis. Kemudian tibalah zaman Renaisans yang mengakiri ide dasar bahwa “tubuh” adalah “musuh”, dan mulailah bergulir gagasan bahwa tubuh adalah sesuatu yang indah, bagus, personal, privat, dan sekuler. Pada abad ke-20 dengan berkembangnya ilmu kedokteran, antropologi, dan psikologi tubuh tidak dianggap lagi menjadi sesuatu yang menakutkan atau yang dianggap secara potensial

berbahaya dan selalu perlu diawasi, tetapi tubuh dianggap sebagai sesuatu untuk dinikmati.

Tubuh manusia sudah menjadi topik penting dalam kajian antropologi sejak awal abad ke-19. Ada 4 (empat) alasan yang bisa menjelaskan mengapa tubuh menempati posisi penting dalam antropologi, 1) pembahasan antropologi filsafat tentang tema ontologi manusia. Tema ini otomatis menempatkan perwujudan bentuk manusia dalam posisi sentral, 2) asal-usul manusia berasal dari spesies mamalia adalah pertanyaan penting dalam antropologi, 3) sejak masa Victoria telah berkembang kajian evolusi dalam antropolgi (darwinisme sosial), yang memberi kontribusi pada studi tubuh, 4) karena dalam masyarakat pramodern tubuh adalah penanda penting bagi status sosial, posisi keluarga, umur, gender, dan hal-hal yang bersifat religius. Pada abad yang baru, dengan pandangan tentang tubuh yang baru membuat para antropolog berhenti untuk melihat tubuh secara fisik dan mulai melihat tubuh sebagai alat untuk menganalisa masyarakat .

Dalam hal ini Margaret Mead mengatakan bahwa pembedaan kepribadian dan aturan-aturan dari dua jenis seks yang berbeda itu diproduksi secara sosial. Robert Hertz (1970) percaya bahwa pola pikiran masyarakat terefleksi dalam tubuh. Persoalan-persoalan kosmologi, gender, dan moralitas mewujud menjadi persoalan-persoalan yang dialami tubuh. Tubuh fisik adalah juga tubuh sosial (the physical body is also social). Menurut Marcel Mauss (1971) cara untuk mengetahui peradaban manusia lain adalah dengan mengetahui bagaimana masyarakat itu menggunakan tubuhnya. Tubuh adalah instrumen yang paling natural dari manusia, yang dapat dipelajari dengan cara yang berbeda sesuai

dengan kultur atau budaya masing-masing, semakin berkembangnya zaman semakin banyak para tokoh ilmuan ataupun orang-orang yang mengkonsepsikan mengenai tubuh itu sendiri. Secara faktual fenomena ini dapat terlihat ketika seseorang wanita India Tamil yang akan menikah dengan menggunakan ukiran Mehendi pada bagian tubuhnya dimana para wanita India Tamil ini memiliki konsep tersendiri mengenai tubuhnya. Begitu juga ketika seorang wanita biasa yang menggunakan ukiran Mehendi ini pada bagian tubuhnya, wanita itu memiliki konsep tersendiri mengenai tubuhnya misalnya dengan pertimbangan alasan nilai estetis atau nilai-nilai keindahan.

Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat-istiadat. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam akal pikiran sebagian besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat tadi. Ini dapat menjelaskan bahwa nilai dari Mehendi tersebut sangatlah penting dalam pesta pernikahan India Tamil sehingga mereka harus dapat menjaga tradisi ini. Fenomena ini masih dapat terlihat ketika mengukirkan Mehendi pada tubuh perempuan India Tamil pada saat pernikahan. Mehendi adalah salah satu bentuk warisan budaya India Tamil yang masih dijaga dan dipelihara keberadaannya sampai saat ini.

Fenomena saat ini memperlihatkan bahwa saat ini seni Mehendi telah berkembang dari fungsi aslinya dulu pada awalnya seni Mehendi dipergunakan sebagai salah satu rangkaian tradisi dalam pernikahan India kini seni Mehendi ini

dapat dipergunakan oleh siapa saja dan kapan saja dapat dipakai dan dipergunakan, bahkan saat ini Mehendi bisa dikatakan populer bagi dunia fashion di seluruh dunia. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya yang mana Mehendi tersebar menjadi budaya dunia atau (world culture).

Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye. 1966)4F

5

. Fenomena yang terjadi terhadap fungsi Mehendi saat ini secara tidak langsung karena pengaruh globalisasi, yang mana tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia, ini dapat menjelaskan bahwa budaya seni Mehendi telah menyebar di berbagai belahan dunia dan kini seni Mehendi telah popular di kalangan dunia fashion.

Williams (Strinati, 2007:3) mengatakan bahwa populer dipandang dari sudut pandang orang dan bukannya dari mereka yang mencari persetujuan atau kekuasaan atas mereka. Sekalipun demikian, pengertian awal tidaklah mati. Budaya populer bukan diidentifikasi oleh rakyat tetapi oleh orang lain. Konsep ini dapat menjelaskan bahwa seni Mehendi menjadi populer bukan karena bangsa India sebagai pemilik seni ini, tetapi dikatakan populer ketika orang-orang di luar dari bangsa India dapat menerima kehadiran Mehendi ini sebagai sesuatu yang indah yang dapat mereka nikmati.

5

Gambaran mengenai popular itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan orang kebanyakan atau manusia pada umumnya (common people). Konsep di atas menunjukkan bahwa pengertian popular adalah sesuatu yang dapat diterima secara luas ditengah-tengah masyarakat. Budaya merupakan produk atau hasil pemikiran dan pemahaman manusia yang kemudian menjadi ways of life (gaya hidup) yang bergulir dari generasi ke generasi selanjutnya seperti cara berprilaku, berpakaian, berbahasa, beragama dan ritual-ritual (upacara) lainnya. Budaya merupakan hasil pemikiran panjang manusia, maka di sana ada banyak budaya, karena bahwa sejatinya pikiran manusia dengan kondisi dan lingkungan tertentu akan berbeda dengan pikiran manusia lainnya dengan kondisi dan lingkungan yang juga punya ciri khas tersendiri juga. Budaya populer lebih sering disebut dengan budaya pop yaitu segala apapun yang terjadi di sekeliling hidup manusia setiap harinya, mulai dari pakaian, film, musik, makanan, semuanya termasuk dalam bagian dari kebudayaan populer.

Defenisi dari popular / populer adalah diterimanya oleh banyak orang, disukai atau disetujuinya oleh masyarakat banyak. Sedangkan defenisi budaya adalah satu pola yang merupakan kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. Selain itu, budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan dari kepercayaan, tatanan sosial dan kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan atau kelompok sosial. Jadi konsep kebudayaan populer adalah satu kebiasaan yang diterima oleh kelompok-kelompok sosial yang terus berganti / berkembang di setiap generasi. Berkembangnya nilai dari seni Mehendi ini yang mana dulunya merupakan salah satu rangkaian tradisi pernikahan bagi bangsa

India kini telah menjadi popular di kalangan dunia fashion merupakan salah satu bentuk kebudayaan populer yang terjadi saat ini.

Fashion merupakan faktor yang paling mudah diterima oleh masyarakat pada umumnya, karena dunia fashion adalah bidang yang paling sangat cepat berkembang dari masa ke masa. Fashion dapat mudah diserap oleh setiap suku bangsa yang ada di belahan bumi ini. Ini juga dapat menjelaskan Mehendi ini begitu mudah juga untuk dapat diterima oleh masyaraakat dunia tidak terlebih mayarakat Indonesia khususnya perempuan-perempuan yang ada di kota Medan.