• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL PARA PELUKIS MEHENDI TRADISIONAL DAN KONTEMPORER

4.4.2. Pelukis Mehendi Kontemporer

Para pelukis Mehendi kontemporer lebih banyak belajar untuk menciptakan tato Mehendi dari buku sebab saat ini telah banyak beredar buku-buku tentang ukiran Mehendi yang dijual di pasaran sehingga mereka lebih cepat belajar. Faktor yang mungkin mempengaruhi tergesernya para pelukis tradisional ini

adalah faktor usia karena para pelukis Mehendi tradisional kebanyakan sudah lanjut usia sehingga tidak dapat lagi melanjutkan keterampilannya dan juga faktor kreativitas para pelukis Mehendi kontemporer yang mana mereka ini adalah para pemuda yang hidup di zaman ini sehingga desain yang dihasilkan lebih cantik dan menarik membuat peminat dari tato Mehendi ini telah berpindah kepada para pelukis Mehendi kontemporer sebab hasil dari tato Mehendi yang diciptakan oleh para pelukis Mehendi kontemporer ini sangat menarik dan banyak variasi dari desai ataupun motif yang dihasilkan.

Dari itu semakin banyak yang berminat terhadap tato Mehendi tidak hanya dari perempuan India sendiri tetapi perempuan dari luar India juga sangat tertarik dan menyukai bahkan saat ini tato Mehendi ini telah go internasional sebab telah banyak artis-artis hollywood yang telah memakainya sehingga membuat nama tato Mehendi semakin dikenal saja. Sama seperti juga para pelukis Mehendi tradisional yang ada di Kampung Kubur semakin hilang dan tergeser oleh pelukis Mehendi kontemporer sebab para pelukis Mehendi kontemporer tidak menutup kemungkinan atau memberi batasan bagi siapa saja yang berminat ingin memakai tato Mehendi tidak harus perempuan India yang ingin menikah saja dapat memakainya tetapi siapa saja yang berminat dapat menggunakannya bahkan hingga saat ini di kampung Kubur sudah ada terdapat salon khusus Mehendi untuk pembuatan tato Mehendi. seperti menurut salah satu informan (Anipa, 30 tahun) mengatakan :

“ saat ini tidak ada yang tidak mengenal tato Mehendi yaitu sebuah tradisi melukis tangan dan kaki yang dilakukan bangsa Timur Tengah pada zaman dulunya, mungkin tradisi ini menjadi lebih terkenal di Indonesia khususnya di kota Medan ketika orang –orang atau masyarakat pernah melihat lihat dalam satu tontonan film India yang sempat membuat masyarakat Indonesia tergila-gila terhadap Mehendi Atau yang terbaru dari tato Mehendi yang digunakan tokoh Aisyah dalam film Ayat-ayat Cinta yang fenomenal yang mana banyak ditonton oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia sehingga jumlah para penyuka Mehendi semakin bertambah. Seperti halnya budaya India lainnya yang juga menarik hati, keindahan yang dihasilkan tato Mehendi membuat tradisi ini beranjak menjadi trend karena semakin banyak motif atau ukiran Mehendi yang dapat diciptakan saat ini mulai dari motif bunga bahkan sampai hewan seperti merak dan gajah dan masih banyak lagi yang dihasilkan dari para pelukis Mehendi kontemporer saat ini. Tak sedikit tempat yang menjual jasa tato cantik ini seperti di salon sederhana bahkan ada juga jasa yang mau di panggil ke rumah – rumah sehingga kini anda dapat mempercantik tangan anda dengan ragam aneka lukisan Mehendi baik itu di tangan, kaki, ataupun bagian tubuh lainnya bahkan seluruh tubuh juga bisa atau biasa yang dikenal dengan istilah body painting. Menurut pengakuan pelukis Mehendi ini di masyarakat Timur Tengah Mehendi biasanya dikenakan oleh calon pengantin perempuan. Mehendi dibuat dengan menggunakan bahan pewarna dari tumbuhan yang disebut hena, masyarakat kita biasanya menyebut hena dengan pacar kuku, tutur Anipa yang sudah menekuni tato Mehendi selama 4 tahun sampai saat ini. Menurut pengakuannnya bahkan saat ini ada juga para pelanggan yang memintanya untuk menghasilkan ukiran Mehendi agar lebih kelihatan glamour sehingga dia juga menambahkan tambahkan glitter agar kelihatan lebih wah atau mewah dalam ukiran Mehendi yang dihasilkannya. Ada dua jenis hena, India dan Arab. Hena dari Arab lebih cepat luntur dalam 2-3 hari sedangkan hena India bertahan lebih lama sampai 3 minggu. Anipa sendiri mengambil hena langsung dari India. Motif-motif tato yang dipakainya kebanyakan berasal dari motif India. Menurut Anipa dari segi artistik motif India lebih unggul. Desainnya lebih variatif dan memiliki tingkatan seni yang lebih tinggi dibandingkan motif Arab yang lebih kaku. Lekuk-lekuk motif India lebih terlihat jelas misalnya dengan lekuk burung-burungan, bunga-bungaan, gajah dan masih banyak lagi. Menjadi pelukis Mehendi harus memiliki sense of art atau jiwa seni sehingga akan cekatan ketika menggoreskan hena pada kulit dan dapat menciptakan gambar atau ukiran Mehendi yang lebih kreatif lagi”.

Pengakuan dari salah satu”klient”atau pelanggan dari pelukis Mehendi Kontemporer ( Dina, 25 tahun ) mengatakan :

“ Saya sangat tertarik sekali dengan ukiran Mehendi ini ketika saat pertama kali melihatnya dalam sebuah film India yang ditayangkan di TV dan juga ketika seorang teman saya yang telah memakai tato Mehendi di tangannnya, lalu saya bertanya kepada teman saya dimana dia bisa mendapatkan tato seperti itu kemudian dia memberi tahu kepada saya dimana tempat untuk bisa mendapatkan ukiran tato seperti Mehendi ini. Besoknya saya pergi ke daerah yang berrnama Kampung Kubur yang merupakan lokasi dari Kampung Keling yang mana lokasi ini merupakan tempat tinggal bagi warga Tamil yang sudah dikenal sebagai lokasi para pelukis Mehendi. Kemudian saya menjumpai salah seorang dari beberapa pelukis Mehendi yang ada di tempat ini kemudian saya memintanya untuk mengukirklan tato Mehendi pada salah satu bagian dari tubuh yaitu tangan saya. Lalu kemudian perempuan yang menjadi ahli ukir Mehendi itu kemudian memberikan saya rekomendasi gambar-gambar yang dimilikinya, tapi selera India nampaknya cenderung kepada seni yang ramai, dengan macam-macam ukiran, dari mulai gajah hingga burung-burung dan gambar istana serta pasukannya. Tentu saja saya tidak memilih aneka ragam yang terlalu banyak coraknya, saya mencoba satu corak ukiran berbentuk burung-burung. Tak lama kemudian perempuan muda warga Tamil itu mengoleskan sejenis minyak ke tangan saya yang konon katanya berguna untuk membuat warna Mehendi makin bagus dan mencolok. Tak lama sang pelukis Mehendi tersebut mulai berkelana di tangan saya dengan sejumput tinta Mehendi cair yang dibuat dalam plastik berbentuk kerucut. Sangat lincah sekali jemarinya mengukir ukiran yang saya maksud jelas saja menurut pengakuannya dia sudah menjadi perajin Mahendi sejak 6 tahun lalu. Setelah beberapa jam kemudian tato Mehendi telah selesai dikerjakan, saya sangat puas sekali dengan hasilnya kemudian saya mulai menari-narikan jemari saya ketika ia usai melukis. Nampak indah, saya jadi merasa seperti calon pengantin India yang besok akan menggelar pernikahan. Menurut saya untuk sebagian orang India terdahulu pemakaian Mehendi di tangan khusus untuk para mempelai pengantin, tapi pada zaman sekarang ini Mehendi umum digunakan pada acara apa pun dan siapa saja dapat menggunakannya tidak hanya orang India saja tetapi orang yang bukan India seperti saya yang asli warga negara Indonesia bisa menggunakannya. Sepanjang jalan pulang saya terus saja mengamati lukisan Mehendi di tangan saya, dan tiba sampai di rumah saya tak henti-hentinya memamerkan Mehendi baru saya kepada seisi rumah saya”.

Dari keterangan yang disebutkan oleh para pelukis Mehendi dan para “klient” dapat dijelaskan bahwa orang India ataupun keturunannya dimanapun berada sampai saat ini masih memegang teguh tradisi budaya dari leluhur mereka.

Ini terlihat ketika seseorang perempuan India / keturunanan India yang ingin menikah selalu menggunakan Mehendi pada saat acara pernikahan. Dengan melaksanakan suatu tradisi budaya secara terus menerus, hal ini berarti bahwa orang India / keturunan India turut melestarikan budaya tersebut. Tradisi Mehendi yang masih dilakukan oleh warga keturunan India di daerah Kampung Kubur ini dapat memperkokoh norma dan nilai budaya yang telah berlaku secara turun-temurun juga dapat memprkuat rasa identitas mereka sebagai waga keturunan India yaitu India Tamil.

Seperti yang telah peneliti ungkapkan sebelumnya, bahwa keturunan India di daerah Kampung Kubur ini walaupun telah terbagi ke dalam beberapa jenis agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha tetapi yang namanya sebuah tradisi tetap harus dijaga dan dipertahankan karena tradisi Mehendi ini memiliki arti bagi orang India / keturunan India sehingga mereka menghargai adat yang diturunkan dari nenek moyang atau leluhur mereka.

Dengan kata lain warga keturunan India yang ada di Kampung Kubur tidak bisa meninggalkan adat atau tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur kepada mereka walaupun mereka sudah tidak tinggal di India yang merupakan tempat asal mula tradisi ini yang masih sangat kental dengan adat dan tradisi yang harus dijalankan, tetapi justru saat ini tradisi Mehendi telah berkembang bukan hanya orang India dan keturunannya saja yang dapat menggunakannya tetapi siapa pun dan dimanapun sudah dapat menggunakannya. Seperti yang terlihat di daerah Kampung Kubur, para keturunan orang India sudah menjadikan tradisi mereka ini sebagai sebuah mata pencaharian yang menghasilkan karena memang banyak orang yang bukan hanya dari keturunan India seperti warga negara

Indonesia asli yang tertarik dengan tradisi ini sehingga tidak salah juga mereka memanfaatkannya sebagai lahan untuk memperoleh penghasilan maka tradisi Mehendi ini cepat sekali berkembang karena sangat mudah untuk diterima oleh siapa pun dan dimanapun.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN