• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dalam dokumen Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal (Halaman 144-149)

1. Penegakan hukum terhadap kejahatan pasar modal, diartikan bahwa tindak pidana pasar modal merupakan tindak pidana yang mempunyai karakteristik khas. Karakteristik itu antara lain meliputi: Pertama, barang yang menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi. Kedua, pelaku tidak mengandalkan fisik, akantetapi kemampuan membaca situasi pasar serta memanfaatkan secara maksimal. Tindak pidana pasar modal yang dimaksud oleh Undang-Undang Pasar Modal adalah tindak pidana penipuan dan tindak pidana manipulasi pasar. Di samping itu dalam rangka memberikan perlindungan terhadap investor dan penegakan hukum maka Bapepam merupakan suatu lembaga regulator yang berperan melakukan pengawasan dan penyelidikan kejahatan di pasar modal. Bapepam merupakan palang pintunya hukum pasar modal. Lembaga ini merupakan benteng sekaligus ujung tombak dalam melakukan law enforcement dari kaedah-kaedah hukum pasar modal. 2. Kewenangan Bapepam selaku peyidik dan penyelidik tindak pidana pasar modal mengalami

beberapa hambatan diataranya penyidik bapepam yang telah menyelesaikan penyidikannya, kemudian menyerahkan hasil penyidikannya tersebut kepada Kejaksaan selaku penuntut umum, melalui penyidik Kepolisian. Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata masih kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi" . Seringkali berkas yang telah diserahkan kembali dengan

Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.

disertai petunjuk oleh penuntut umum kepada penyidik Bapepam dirasakan sangat susah untuk dipenuhi, Akibat dari adanya keadaan yang tidak pasti seperti ini, menyebabkan kepastian penyelesaian suatu perkara tindak pidana pasar modal menjadi semakin tidak menentu, padahal dalam kasus tersebut terdapat kepentingan pemodal dan masyarakat yang memiliki dana didalamnya menjadi ikut tidak menentu pula. Kesulitan dalam hal pembuktian dan memenuhi petunjuk (P-18) dari jaksa selaku penuntut umum di dalam memberikan petunjuknya, diakui oleh penyidik bapepam sebagai salah satu sebab, sulitnya memenuhi petunjuk tersebut. Karena jaksa belum terbiasa dengan unsur-unsur yang terkandung di dalam rumusan pasal-pasal tentang tindak pidana yang diatur dalam Undang-undang Pasar Modal. Hal ini berkaitan dengan terbatasnya kemampuan penguasaan ilmu pasar modal dari perangkat hukum yang ada, mulai dari polisi, kejaksaan sampai hakim di pengadilan. Di samping itu kerangka hukum yang diterapkan oleh Bapepam dalam penanganan tindak pidana pasar modal lebih memfokuskan pada penyelesain sanksi administratif.

3. Sistem pemidanaan dalam kerangka penegakan hukum yang dilakukan oleh sistem peradilan pidana (criminal justice system) pada tindak pidana di bidang pasar modal sebagai tindak pidana khusus merupakan suatu gerak sistemik dari subsistem-subsistem pendukungnya yaitu Bapepam, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Lembaga Pemasyarakatan yang secara keseluruhan dan merupakan satu kesatuan yang berusaha mestranformasikan tujuan sistem peradilan pidana yang berupa resosilisasi pelaku tindak pidana, pencegahan kejahatan dan kesejahteraan masyarakat. Penerapan sanksi pidana di dalam sistem pemidanaan

Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.

pasar modal telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 yang mengklasifikasi tindak pidana di bidang pasar modal menjadi dua macam, yaitu kejahatan dan pelanggaran di bidang pasar modal. Dari kasus-kasus pelanggaran perundang-undangan pasar modal selama ini belum ada satu kasus yang penyelesaiannya melalui jalur kebijakan pidana, tetapi melalui penjatuhan sanksi administrasi yang penyelesaiannya dilakukan oleh dan di Bapepam. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 telah meletakkan kebijakan kriminal melalui hukum pidana terhadap tindak pidana pelanggaran pasar modal dalam Pasal 103 ayat (2), yaitu pelanggaran Pasal 23, Pasal 105, dan Pasal 109 dan menetapkan adanya kewajiban keterbukaan terhadap fakta materiil.

B. Saran

1. Arti pentingnya pasar modal sebagai intrumen keuangan terutama yang berkaitan dengan efek ditujukan untuk kepentingan para investor. UUPM sebagai instrumen berisikan tentang norma-norma hukum yang mengatur tentang kegiatan pasar modal agar terlindunginya para investor. Salah satu pengaturan tentang perlindungan terhadap investor adalah terlindunginya investor dari praktek-praktek curang pada transaksi-transaksi efek dipasar modal, misalnya terjadinya insider traiding dan pelanggaran atas kewajiban keterbukaan di pasar modal. Untuk itu diharapkan dalam penegakan hukum di pasar modal maka Bapepam harus memperhatikan dan menerapkan sistem pemidanaan bagi pelaku tindak pidana pasar modal. Disamping itu sangat diperlukan pemberdayaan hak-hak investor yang salah satunya adalah memberikan hak kepada Bapepam untuk meminta kepada Hakim

Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.

agar mengembalikan hasil kejahatan dari pelaku (disgorgement). Hal ini disebabkan tindak pidana pasar modal merupakan kejahatan yang menggunakan informasi orang dalam dan manipulasi harga.

2. Pelaksanaan tugas Bapepam selaku penyidik pada tindak pidana pasar modal harus didukung oleh keterpaduan sistem peradilan pidana dalam menerapkan sanksi pemidanaan bagi pelaku. Untuk itu diharapkan adanya keterpaduan sistem peradilan pidana dalam penanganan tindak pidana di bidang pasar modal. Diharapkan juga penerapan sistem pemidanaan dalam kerangka penegakan hukum terhadap pelaku dengan tidak mengabaikan sanksi-sanksi lainnya yang diatur dalam pasar modal melalui proses penyidikan dan dakwaam secara kumulatif.

3. Penegakan hukum melalu impelemtasi sistem pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana pasar modal dengan tujuan terlindunginya para investor mengharuskan dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum maka Bapepam lebih bersikap proaktif bila terdapat indikasi pelanggaran peraturan perundang-undangan pasar modal. Dengan melakukan pemeriksaan dan atau penyidikan yang didasarkan kepada laporan atau pengaduan dari pelaku-pelaku pasar modal. Data tersebut dianlisis oleh Bapepam dan dari hasil tersebut dijadikan konsumsi publik dengan melakukan pemberitaan melalui media massa. Di samping itu diperlukan pemahaman sistem peradilan pidana dalam menerapkan pemidanaan bagi pelaku dengan mengedepankan keterbukaan fakta materiil sebagai unsur pembuktian tindak pidana khusus pasar modal.

Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010. DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Aditya jayaantara I. B. Pelanggaran dan Kejahatan di Pasar Modal, Disampaikan dalam Lokakarya terbatas Tentang Transaksi Pasar Modal akarya : Globalisasi. 2004.

Bologna, et. Al. , Fraud and Commercial Crime New York : John Wiley & Son, inc. , 1993

Fuady Munir, Praktek Hukum Pasar Modal Indonesia, Disampaikan pada Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Angkatan ke-II. Diselenggarakan oleh delapan organisasi Advokat bekerjasama dengan Universitas Indonesia. Jakarta. 2005

---, Pasar Modal Moderen, Buku ke-1Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001

Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar Yogjakarta:Liberty, 1995

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Hukum Pidana

Bandung: Alumni, 1993

Muladi, Kapita Selekta Siatem Peradilan PidanaI, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1995

Nasution Bismar,Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum,disampaikan pada dialog Interaktif TentangPenelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum Pada Majalah Akreditasi,Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003

Rahardjo Satjipto, Masalah Penegakan Hukum, Bandung: Sinar Baru 1988

Reksodiputro Mardjono, Kemajuan Pesnbangunan Ekonomi dan Kejahatan,

Kumpulan karangan buku kesatu Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan pengabdian Hukum , d/h Lembaga Kriminologi, 1994.

Safitri Indra, Catatan Hukum Pasar Modal, Kumpulan Gores Pena yang Pernah Henjadi Buah Bibir Pelaku Pasar Jakarta: Go Global Book / Book Publishing Division Safitri&co, 1998

Soekanto Soerjono , Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Edisi Baru Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002

---, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Budi Satrio : Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal, 2010.

--- Penegakan Hukum, Jakarta: BPHN, 1983 B. Makalah, Jurnal, Internet

Arief, Barda Nawawi. Tindak Pidana Pasar Modal. Pusat Pengkajian Hukum.Revisi Undang-Undang Pasar Medal khususnya berkaitan dengan ketentuan pidana Bab XI-XVI.Jakarta, 5 Juli 2001.

Rajagukguk, Erman. Kemungkinan-kemungkinan Tindak Pidana Dalam Kegiatan Pasar Modal. Seminar sehari Potensi-potensi Kejahatan di Bursa Efek. Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 28 September 1996.

Harkrisnowo, Harkristuti. Tanggapan Atas Perubahan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Dari Perspektif Hukum Pidana. Pusat Pengkajian Hukum, Revisi Undang-Undang Pasar Modal khususnya berkaitan dengan ketentuan pidana Bab XI-XVI.Jakarta, 5 Juli 2001.

Fuadi, Munir. Praktek Hukum Pasar Modal Indonesia. Disampaikan pada Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPAJ) Angkatan ke-II. Diselenggarakan oleh 8 organisasi Advokat bekerjasama dengan Universitas Indonesia. Jakarta, 2005

Taufani, Elfira. Penegakan Hukum Di Bidang Pasar. Hasil Penelitian : Analisis Terhadap Kebijakan Kriminal Dan Penegakan Hukm Di Dalam Tindak Pidana Pasar Modal, Universitas Sriwijaya, Januari 2005

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

Dalam dokumen Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Pasar Modal (Halaman 144-149)