• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian kuasa direktur pada pelaksanaan proyek pembangunan jalan kepada pihak penerima kuasa diberikan dalam bentuk akta otentik yang dibuat dimuka dan dihadapan Notaris secara khusus, yaitu hanya mengenai suatu kepentingan perusahaan untuk mewakili perusahaan dalam melaksanakan segala urusan yang berkaitan dengan pekerjaan proyek pembangunan jalan. Pemberian kuasa oleh direktur kepada penerima kuasa terbatas pada hal-hal yang telah ditetapkan di dalam akta kuasa. Pemberi kuasa tak dapat menuntut terhadap hal-hal yang tidak dikuasakan, sedangkan penerima kuasa juga tak dapat melakukan kuasa melebihi kuasa yang diberikan. Bila hal ini terjadi maka pihak yang dirugikan dapat menuntut secara pribadi kepada penerima kuasa, sedangkan tindakan yang dilakukan penerima kuasa yang tidak dikuasakan tersebut menjadi batal demi hukum.

2. Tanggung jawab para pihak dalam surat kuasa direktur hanya khusus pada pelaksanaan proyek pembangunan jalan yaitu penerima kuasa bertanggung jawab untuk melaksanakan kuasanya dan menanggung segala kerugian yang diderita dari perbuatan yang disengaja, juga kelalaian yang dilakukan oleh penerima kuasa dalam menjalankan kuasanya. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pihak penerima kuasa menyalahi atau menyimpang dari bestek

sehingga mengakibatkan mutu bangunan tidak baik, maka pihak penerima kuasa harus bertangung jawab untuk mengganti, membongkar dan memperbaiki kembali sesuai dengan bestek yang telah disetujui kedua belah pihak.

3. Perlindungan hukum para pihak dalam pemberian kuasa pada proyek pembangunan jalan diatur di dalam KUHPerdata Pasal 1792 hingga pasal 1819, yang mengatur tentang hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masing- masing pihak. Sedangkan perlindungan hukum penerima kuasa dalam menjalankan pekerjaan proyek pembangunan jalan yaitu dengan diberikannya jaminan bank dan jaminan asuransi jika penerima jasa wanprestasi, yaitu sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UUJK, bahwa pengguna jasa harus memiliki kemampuan membayar biaya pekerjaan kontruksi yang didukung dengan dokumen pembuktian dari lembaga perbankan dan atau lembaga keuangan bukan bank.

B. Saran

1. Pemberian kuasa direkur kepada pihak penerima kuasa diharapkan dapat melaksanakan kewajibannya untuk bertindak dalam pengurusan dan pelaksanaan proyek pembangunan jalan sesuai dengan perjanjian kuasa yang telah disepakatinya.

2. Tanggung jawab para pihak jika terjadi wanprestasi dalam pemberian kuasa direktur, maka diharapkan penerima kuasa dapat melaksanakan pemborongan sesuai dengan kontrak rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditetapkan

berdasarkan negosiasi awal antara pihak kontraktor dengan pihak pemberi kuasa dan bertanggung jawab terhadap segala biaya, kerugian dan bunga yang timbul karena tidak dilaksanakannya kuasa itu dan juga terhadap kelalaian yang dilakukannya.

3. Diharapkan penerima kuasa dalam hal ini pelaksana pekerjaan dapat memenuhi jaminan Bank maupun jaminan pelaksana yang dibebankan kepadanya, untuk menjamin perlindungan hukum jika terjadi wanprestasi. dalam mengatasi masalah yang terjadi pada pelaksanaan kuasa direktur, maka upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut sebaiknya dilakukan secara musyawarah. Karena penyelesaian sengketa melalui pengadilan pada umumnya berjalan amat sangat lambat yang mengakibatkan makin tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh para pihak.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Andasasmita, Komar, Notaris II Contoh Akta Otentik dan Penjelasannya, Ikatan Notaris Indonesia, 1990.

Badrulzaman, Mariam Darus,Pembentukan Hukum Nasional dan Permasalahannya, Bandung: Alumni, 1981.

_______________, KUH Perdata Buku III, Hukum Perikatan dengan Penjelasan, Bandung: Alumni, 1983.

Djulmialdji. FX,Hukum Bangunan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996.

_____________, Perjanjian Pemborongan, Dasar-dasar Hukum Dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta, Jakarta : 1991

Fuady, Munir,Kontrak Pemborongan Mega Proyek, Bandung : PT. Citra Bakti, 1998 Gautama, Sudargo, Undang-Undang Arbitrase Baru, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 1999

H.S., Salim,Hukum kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2008,

Hanitijo Soemitro, Ronny, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Harahap,Yahya,Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986.

Lubis, M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Cetakan I, Bandung : Mandar Maju, 1994.

Muhammad, Abdul Kadir,Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990. Moleong, Lexy J.,Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya,

1993.

Prodjodikoro, Wirdjono,Azas Azas Hukum Perjanjian, Bandung: CV. Mandar Maju, 2000.

Prinst, Darwan, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2002.

Shahab, Hamid, Aspek Hukum dalam Sengketa Bidang Konstruksi, Jakarta: Djembatan, 1996

Setiyowati, Junita Eko, Perlindungan Hukum Peserta Bagi Hasil Di Suatu Perusahaan, Bandung, 2003

Simanjuntak, P.N.H, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta : Djambata, 1999

Subekti, R dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Pradnya Paramita, 1999.

Subekti, R.,Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Intermasa, 1987

___________,Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT Intermasa, 2002. ___________.Aneka Perjanjian, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995.

Suharnoko,Hukum Perjanjian, Teori dan Analisa Kasus, Jakarta: Kencana, 2004. Sianipar, J.,Tinggi dan Jan Pinontoan, Surety Bonds Sebagai Alternatif dari Bank

Garansi,Jakarta: CV Dharmaputra, 2003

Soedibyo, Berbagai Jenis Kontrak Pekerjaan, Jakarta : Pradnya Paramita, Cet. I, 1984

Soeyono dan Hj.Siti Ummu,Hukum Kontrak, Semarang: Universitas Sultan Agung, 2003.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia, UI Press, 1986.

Sofwan, Sri Soedewi Masjchun, Hukum Bangunan Perjanjian Pemborongan BangunanYogjakarta : Liberty, 1982

Setiawan, R.Pokok-Pokok Hukum Perikatan,Bandung: Binacipta, 1987.

Suryabrata, Sumadi,Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998. Tjokroamidjojo, Bintoro, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional, Jakarta: CV.

Haji Mas Agung, 1988

Wiratha, Made, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Andi, 2006.

Wuisman, J.J.J. M., Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid I, Penyunting, M. Hisyam, Jakarta : UI Press, 1996.

B. Makalah, Artikel dan Karya Ilmiah

Amrigunasti, Manajemen Resiko dalam Proyek Konstruksi, http://amrigunasti. wordpress.com/2011/01/11/lingkup-manajemen-proyek/, diakses pada tanggal 20 Juni 2011

Humala Sianturi, SH., http://malasi-advokat.blogspot.com/2009/09/pengertian- bentuk-dan-jenis-pemberian.html, akses tanggal 15 April 2011.

Majalah Renvoi, Nomor 6.42.IV, 3 November 2006

]]]]]]]

C. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang/jasaPemerintah

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi