• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI DAN MAKNA LANDEK DALAM UPACARA ADAT NGAMPEKEN TULAN-TULAN

5.3 Kesinambungan Budaya

Budaya merupakan produk dihasilkan dari berbagai aktifitas oleh masyarakat dan menjadi identitas sebuah bangsa. Dari budaya kita akan melihat kemajemukan/keanekaragaman dan keunikan budaya yang kita miliki serta menjadi ciri dan penanda dari satu kelompok masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan menjadi aspek yang paling menonjol dalam mewarisakan aktifitas kehidupan masyarakat, dapat dilihat dari seni tradisi yang dipertunjukkan dalam berbagai aktifitas. Aktifitas sebagai tempat terselenggaranya kesenian menjadi penting, baik dalam kegiatan upacara/adat, maupun hiburan demi terselenggaranya pewarisan sebagai bentuk kesinambungan budaya.

Budaya dalam masyarakat Karo tetap konsisten dalam perkembangannya. Kebudayaan yang lahir pada masyarakat Karo dimulai dari pemerintahan adat.

mengenal sistem pemerintahan adat. Melalui sistem pemerintahan adat ini pula melahirkan sistem adat istiadat Karo yang dikenal sampai saat ini (Tarigan, 2008:6). Sistem kekerabatan terjalin kerjasama yang baik yang sejak dulu sudah memiliki aturan yang sudah ditetapkan. Melalui sistem pemerintahan adat inilah berkembang budaya dan adat istiadat orang Karo yang saat ini dikenal dengan merga, tutur siwaluh, rakut sitelu.Pemerintahan adat dahulunya terlaksana karena setiap permasalahan tidak terlepas dengan masalah adat istiadat dan budaya. Masuknya penjajahan Belanda dan Jepang dan perubahan sistem pemerintahan setelah Indonesia merdeka mempunyai dampak pada budaya masyarakat Karo.

Pemerintahan di Kabupaten Karo diatur oleh pemerintahan Indonesia. Pemerintahan adat dihapuskan pergeseran itu mengubah fungsi kebudayaan Karo. Saat ini adat menjadi sebuah kebiasaan masyrakat Karo yang dianggap sebagai aturan adat, tidak ada hukum yang tertulis jika melanggar adat. Kegiatan budaya dianggap sebagai suatu kegiatan yang harus dilaksanakan untuk menghormati leluhur. Upacara-upacara adat sampai saat ini masih terlaksana namun dengan pola pemikiran bahwa upacara adalah yang lebih modern dalam arti tidak ada unsur magis.

Landek yang dilakukan sebagai sarana kegiatan upacara adat dalam kehidupan masyarakat Karo, dilakukan pada saat proses upacara ngampeken tulan-tulan, dan menjadi kegiatan yang utama dalam wujud terimakasih, penghormatan pada keluarga yang meninggal. Kegiatan ini juga menjadi hiburan bagi pelaksana yang terlibat dalam upacara adat, maupun para tamu yang datang menghadiri pelaksanaan upacara adat. Secara sadar ataupun tidak sadar aktivitas

ini telah diwariskan secara turun-temurun hingga masa sekarang, dan menjadi proses pembelajaran bagi kaum muda dalam memahami adat budaya dan sebagai pewarisan landek. Secara otomatis kegiatan ngampeken tulan-tulan juga memberikan nilai positif bagi generasi muda yang akan menggantikan generasi tua dalam menjalankan aktifitas adat. Aturan-aturan dalam proses pelaksanaan harus diketahui dengan baik, sehingga ikutnya generasi muda yang juga ada dalam sistem kekerabatan Karo dapat membantu pewarisan kegiatan ini. Sebaliknya generasi tua menjadi pembimbing yang mewariskan aturan-aturan adat dan norma-norma adat, namun juga mewariskan dalam bentuk seni.

Dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan saat ini, bentuk upacara dilakukan tidak lagi seperti pada awalnya. Di beberapa daerah wilayah Karo, masyarakat tidak melaksanakan kegiatan ini dengan proses pemanggilan arwah atau begu. Namun, berbedanya upacara ngampeken tulan-tulan justru mempertahakan kegiatan ini. Melalui perbedaan proses kegiatan dan aturan dalam pelaksanannya, menjadi daya tarik bagi orang untuk melihatnya. Perbedaan dalam pelaksanaan, juga memberikan perbedaan dalam melakukan landek. Walaupun format landek dalam setiap suku Karo adalah sama, namun ada beberapa perbedaan yang dilihat. Pada proses melandek yang diikuti seluruh sistem kekerabatan, maka terlihat wujud landek yang dapat dikembangkan sebagai bentuk kreatifitas bagi karya tari Karo. Sehingga kelangsungan budaya tidak hanya dilihat dari terlaksananya kegiatan adat, namun melalui kegiatan hiburan yang dibuat oleh suku Karo untuk tujuan hiburan atau pertunjukan, maka

Pelestarian budaya juga dapat dilakukan dalam bentuk festival, lomba yang memasukkan materi ngampeken tulan-tulan dilakukan dalam bentuk kreatifitas yang menarik berdasarkan landek adat, tanpa meninggalkan format yang ada. Memasukkan upacara ngampeken tulan-tulan dalam kegiatan festival atau lain sebagainya adalah salah satu unsur pemeliharaan dan kesinambungan budaya suku Karo.

5.4 Komunikasi

Salah satu unsur budaya yang sangat berperan dalam kehidupan manusia adalah kesenian. Aktualisasi dan pengungkapan ekspresi kerap menggunakan media yang berbeda-beda, rasa keindahan diekspresikan melalui bentuk kesenian, baik seni tari, seni pahat, seni suara dan lain-lain sebagainya. Kesenian dalam kosmos peradaban manusia adalah suatu bentuk penyangga kebudayaan, agar kebudayaan tersebut tetap eksis ditengah masyarakat pemiliknya. Keberlangsungan komunikasi dalam komonitas masyarakat, tetap terjaga dan lestarinya nilai-nilai kearifan budaya dari satu generasi ke generasi merupakan suatu proses panjang yang membutuhkan satu media transformasi yang tidak saja dekat dengan audiennya juga merupakan bagian terpenting dalam kebudayaannya tidak hanya pada merupakan karya seni yang mengutamakan pesan budaya dari masyarakat Karo. Hal ini berarti bahwa dengan kesenian masyarakat yang bersangkutan bermaksud menjawab atau menginterpretasikan permasalahan kehidupan sosialnya, mengisi kebutuhan atau mencapai suatu tujuan bersama.

Seperti kemungkaran, persatuan, kemuliaan, kebahagiaan dan rasa aman berhubungan dengan yang gaib dan lain-lain.

Melalui bahasa tubuh (gerak), seni tari menjadi media komunikasi, menjadi simbol ungkapan masyarakat yang dilakukan dalam upacara adat maupun hiburan. Sebagai media komunikasi dalam perwujudannya, karya tari ini memiliki spirit akan identitas dari suatu filosopi, nilai, serta tradisi dari budaya yang menyertainya. Munculnya karya tari ini disebabkan adanya kebutuhan akan adanya media dalam menyampaikan keinginan kepada sesuatu yang diyakini oleh masyarakat. Dengan demikian esensi komunikasi adalah bagaimana sebuah pesan dapat sampai kepada orang lain, dengan media yang digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Sehingga tari menjadi salah satu media yang disertakan pada upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat. Upacara ini dilakukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari adat istiadat, dengan berbagai cara dilakukan sebagai wujud permohonan. Demikian juga dengan penyertaan tari pada pelaksanaan upacara adat ngampeken tulan-tulan yang dilakukan masyarakat Karo.

Landekpada upacarangampeken tulan-tulan, merupakan media komunikasi dalam menyampaikan rasa hormat, kasih sayang, doa pada keluarganya yang telah meninggal. Disini landek menjadi penyambung keinginan bagi keluarga terhadap yang sudah meninggal, dengan memberikan penghormatan yang dilakukan sesuai aturan dalam sistem kekerabatan. Proses komunikasi disampaikan, diawali dari melandek yang dilakukan oleh pihak sukut dan anak beru, dikuti pihak sukut

kepada kalimbubu, di akhir acaraanak beru dipanggil oleh protokol dansangkep nggeluh melandek bersama dengan suasana suka cita. Proses ini harus ditaati, tidak boleh ada yang melanggar dalam tahapan melandek. Dengan dipatuhinya aturan yang ada, maka komunikasi dianggap dapat tersampaikan. Melandektidak hanya komunikasi antara yang hidup dengan yang mati, namun melandek juga menjadi komunikasi dalam sistem kekerabatan serta pihak undangan sebagai tamu yang turut menyampaikan rasa dukacita. Tidak semua bagian dalam melandek merupakan wujud kesedihan, tetapi pada bagian-bagian tertentu, landek juga menjadi hiburan bagi mereka. Hal ini tampak pada saat melandekyang dilakukan oleh sukut, senina, dan anak beru. Ikut sertanya anak beru melandek pada saat prosesi upacara pembayaran adat selesai dan upacara dianggap sudah selesai dan berjalan dengan lancar, hal tersebut merupakan bagian yang menyatukan ketiga unsur dalam kekerabatan. Hal ini memberikan pemaknaan, kuatnya hubungan dalam kekerabatan dan mengajarkan bahwa mereka tiga yang berbeda tetapi memiliki satu tujuan. Karena posisi dari ketiga kekerabatan ini akan dilakukan oleh mereka dalam upacara/kegiatan yang berbeda.

Komunikasi juga diwujudkan pada musik yang menjadi iringan dalam proses melandek. Iringan dengan irama yang lembut pemusik memainkan gendang simalungen rayat untuk mengiringi sangkep nggeluh melandek menyampaikan kata-kata ungkapan perasaan, selanjutnya gendang odak-odak dengan irama yang lebih cepat, gendang odak-odak dimainkan setelah gendang simalungen rayat gunanya utuk menunjukan perbedaan penyampaian perasaan rasa bahagia karena telah selesai menyampaikan kata-kata nasehat ataupun

tentang perasaan suka cita berkaitan dengan upacara ngempeken tulan-tulan. terakhir adalah gendang seluk, irama pada gendang ini lebih dinamis dengan tempo musik yang lebih cepat sebagai simbol rasa kegembiraan telah selesai melaksanakan upacara adat ngampeken tulan-tulan yang bertujuan memberi penghormatan kepada orang tua yang sudah meninggal. Ketigagendangtersebut memiliki makna tertentu sesuai dengan susunan dalam musik. Selain sebagai komunikasi dalam menghomati yang meninggal, musik juga menjadi penghibur bagi keluarga maupun tamu. Musik dapat membawa suasana haru, sedih maupun bahagia, sehingga musik menjadi bagian penting dalam proses terwujudnya kmunikasi.

Dokumen terkait