• Tidak ada hasil yang ditemukan

Foto 5.4 Peti yang akan di masukkan ke dalam geriten

5.5.3 Makna landek

Secara umum dalam budaya Karo penyajian landek tergantung pada konteks atau bersifat kontekstual. Dengan kata lain keberadaan landek ditentukan oleh konteks penyajiannya. Makna representasi identitas Karo melalui landek diawali dengan makna landek dalam konteks guro-guro aron (upacara muda-mudi). Landek(tari) merupakan seni tubuh berdasarkan irama, gerakan, dan isyarat yang

gerakan dalam landek pada etnik Karo juga berhubungan dengan simbol-simbol dan makna-makna tertentu.

Landekdalam budaya Karo awalnya juga memiliki makna sebuah proses ritual yang semuanya dalam gerakan-gerakanlandekadalah perlambangan.Landekbagi masyarakat Karo memiliki makna yang penting dalam setiap proses acara yang dilaksanakan, karena dalam hal ini bagi mereka jika tidak ada landek dalam sebuah acara baik itu dalam konteks upacara, hiburan dan sebagainya masyarakat merasa tidak kompleks, karena dalam sebuah acara jika ada sierjabaten yang memainkan musik, seharusnya terdapat pula landek di dalam acara yang dilaksanakan oleh masyarakat Karo. Makna landek juga sangat berkaitan dengan sistem kekerabatan masyarakat Karo dalam sebuah upacara adat, landek pada upacara bersifat komunal dimana tiap-tiap kelompok dalam sangkep nggeluh melandek secara bergantian ataupun bersama-sama dengan gerakan yang tidak harus bagus, dan disini masyarakat dapat mengatahui posisi mereka dalam upacara yang dilaksanakan. Landek juga memiliki makna penghormatan terhadap Tuhan, alam, dan sesama manusia, sertalandek juga dapat sebagai pengungkapan rasa suka cita salah satunya makna landek yang ada dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan.

Di dalam kehidupan komunikasi non verbal lebih banyak digunakan dari pada komunikasi verbal, di dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi ini ikut digunakan. Sebab komunikasi non verbal sifatnya tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal terbilang lebih jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang

akan di ungkapkan karena komunikasi ini spontan. Salah satu contoh dari komunikasi non verbal adalah :

• Menggunakan bahasa tubuh, misalnya seperti dengan bersalaman, sentuhan, menangguk-anggukkan kepala dan lain sebagainya.

• Denagan ekspresi wajah, misalnya dengan senyuman, tertawa dan lain sebagainya.

• Menggunakan simbol atau lambang-lambang, misalnya seperti pada pakaian yang digunakan menunjukan identitas pemakainya.

Landekmerupakan sebuah komunikasi non verbal yang hadir dalam upacara

adat ngampeken tulan-tulan dilakukan oleh masyarakat pendukung upacara.

Komunikasi kepada Tuhan, alam dan sesama manusia yang berisi penyampai makna dari rasa suka cita yang dirasakan dalam upacara. Saat landek hadir terdapat makna yang bertujuan untuk hormat menghormati, rasa suka cita, cerminan budaya dan penyampai sebuah keberhasilan pelaksanaan upacara dalam satu kelompok masyarakat. Terdapat beberapa macam landekdalam upacara adat

ngampeken tulan-tulan yang sudah memiliki ketetapan dalam upacara, namun terdapatlandekyang tercipta dari dasar-dasar gerak landekdengan menggerakkan tubuh berdasarkan isi hati dari seseorang yang melakukan gerak dan terlibat dalam prosesi upacara sesuai dengan instrumengendangatau musik Karo.Landek

yang dihadirkan dalam upacara ini seperti landek mulik-mulih, landek odak-odak, landek seluk//silengguri, dan gerak-gerak dasar landek yang digerakan sesuai irama musik dan penjiwaan dari hati.

5.5.3.1Landek mulih-mulih

Landek mulih-mulih bagi masyarakat Karo adalah landek adat. landek ini

selalu hadir pada setiap pelaksanaan upacara yang ada ditengah-tengah masyarakat Karo.Landek mulih-mulih melambangkan hubungan manusia dengan

dibata tengahdandibata teruh.

5. Ragam pertama memiliki makna menghormati dibata tengah, posisi tangan ini memiliki makna kebatinan tersendiri bagi masyarakat Karo yang memaknai gerakan ini sebagai penghormatan kepada sesuatu yang menguasai bumi. Dalam gerakkan ini tergolong juga sebuah gerakan penghormatan kepadakalimbubu.Posisi tangan perempuan saat terbuka dan berada dibawah menyatakan penghormatan kepada kalimbubu (kalimbubu memiliki istilah dibata ida Tuahan yang kelihatan atau posisi yang paling dihormati dalam tutur rakut sitelu) begitu juga dengan gerak laki-laki.

6. Ragam ke dua memiliki makna suatu proses penghormatan dari dibata tengahkedibata teruh.

7. Ragam ke tiga tangan di bawahdibata teruh, posisi tangan ini memiliki makna penghormatan kepada alam kematian. Dimana masyarakat Karo mempercayai suatu alam kematian untuk penghormatan dan ketenangan bagi leluhur yang sudah meninggal

5.5.3.2Landek odak-odak

Masyarakat Karo mengenal landek odak-odak sebagai gerakan tari yang menyesuaikan dengan musik atau singkronisasi landek dengan gendang. Makna landek ini dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan ialah gerakan yang menyatakan kegembiraan, karena landekini di tarikan setelahlandek mulih-mulih (memberikan kata-kata sambutan dan penghormatan), jadi bagi masyarakat Karo khususnya sangkep nggeluh dalam upacara ngampeken tulan-tulan dapat memberikan kata-kata sambutan dan telah selesai menyampaikannya hingga selesai, itu merupakan sesuatu kegembiraan, maka kegembiraan tersebut di lambangkan denganlandek odak-odak.

5.5.3.3Landek seluk/silengguri

Landek selukyang diiringigendang sulingguripada masyarakat Karo pada umumnya mengarah pada trance terlihat pada saat melakukan gerakkan landek, karena berkaitan dengan roh-roh atau kepercayaan mistik. Dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan, landek ini tetap terdapat unsur trance namun buka memiliki tujuan kepada hal mistic, landek ini tetap pada penghormatan adat. Tempogendangpada ragam gerak ini libih kencang dari landekyang lain.landek ini memiliki makna sebagai penyampaian rasa haru dan bahagia bagi sangkep nggeluh karen mereka telah melaksanakan upacara ini hingga akhir dan mereka merasakan kebahagiaan karena bisa memberikan penghormatan kepada leluhurnya dalam upacara adatngampeken tulan-tulan

Dokumen terkait