• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PESAN MORAL DAN MOTIVASI DALAM NOVEL SEPATU

4.1.2 Ketaatan Beribadah dalam Novel Sepatu Dahlan

Ibadah berasal dari bahasa Arab. Ibadah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 415) perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang di dasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ibadah menurut agama Islam dapat dilihat dari beberapa pemahaman yang terkandung dalam Al-qur’an, yaitu:

1. Kesadaran beragama pada manusia membawa konsekuensi manusia itu

melakukan penghambaan kepada Tuhannya. Dalam ajaran Islam manusia diciptakan untuk menghamba kepada Allah, atau dengan kata lain beribadah kepada Allah (Adz-Dzaariyaat QS. 51-56)

2. Manusia yang menjalani hidup beribadah kepada Allah itu tiada lain

manusia yang berada pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Yaasiin 36-61)

Ketaatan dalam beribadah merupakan sikap patuh terhadap Sang Pencipta. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah (blog immawati catatan sahabat santri) ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Termasuk pula di dalamnya rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-

Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan-Nya (takdir), bersyukur atas nikmat-Nya, tawakal kepada-Nya,

mengharapkan kasih sayang-Nya, merasa takut pada siksa-Nya dan lain sebagainya, semua itu merupakan bagian dari ibadah kepada Allah.

Orang yang beribadah kepada Allah mereka akan senantiasa patuh dan tunduk kepada kehendak dan arahan Tuhannya, baik itu terlihat dari perilaku ataupun

ucapan. Seperti dalam novel Sepatu Dahlan pada beberapa bagian paragraf

terdapat hal yang memperlihatkan ketaatan tokoh dalam beribadah, berikut contohnya:

Aku menyebut nama Tuhan dan berharap sekonyong-konyong ada keajaiban lagi yang memindahkan tubuhku dari ruang lenggang ini, sebelum mataku menangkap, samar-samar, seorang perempuan berambut panjang sedang duduk di atas dingklik dan dengan tekun mencanting. (Pabichara, 2012: 8) Lalu, aku memohon lagi agar Tuhan segera memindahkanku, membuangku jauh-jauh dari ruang lenggang yang mencekam ini.

Dan, Tuhan memang pengabul doa yang tak tertandingi. (Pabichara, 2012: 9) Aku merusaha mengumpulkan kekuatan agar bisa melangkahkan kakiku. Kuyakinkan diriku sendiri bahwa sumur itu sebenarnya aman. Tidak ada apa- apa di sana. Aku memejamkan mata sambil mulai melangkah dan terus merapal doa dan ayat Qur’an yang kuingat agar tetap merasa aman. (Pabichara, 2012: 69)

Pada kutipan di atas bentuk ketaatan Dahlan pada Yang Maha Kuasa terlihat ketika ia merasa sedang dalam kesulitan secara langsung ia mengingat Tuhan. Doa adalah senjata orang mukmin. Doa adalah cara terbaik meminta kepada Sang Pencipta. Saat seseorang memanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa itu artinya ia percaya akan kekuatan Tuhan dan percaya saja sudah termasuk bentuk ibadah.

Adapun contoh lain yang juga memperlihatkan ketaatan beribadah dalam novel Sepatu Dahlan terdapat pada kutipan paragraf di bawah ini:

Salat Isya

Sungguh, aku ingin mengatakan bahwa selama ini tak ada waktu luang agar aku bisa belajar dengan tenang: setelah

sudah lama selesai, tetapi belum juga terkumpul keberanian menemui Bapak. (Pabichara, 2012: 17)

salat subuh sudah harus menyabit rumput, terus ke sekolah, setelahnya menyabit rumput lagi, lalu belajar mengaji

Seperti malam-malam sebelumnya, Bapak sudah berangkat ke sawah selepas , ngangon domba, dan tatkala malam sudah menyelimuti Kebon Dalem tak mungkin lagi belajar karena gelap-gulita. Tapi lidahku sekonyong- konyong kelu, tak mampu mengatakan apa pun. (Pabichara, 2012: 19)

salat Isya

“Tadi, setelah salat Subuh ndak dibolehin tidur lagi sama Ibu.” (Pabichara, 2012: 54)

. (Pabichara, 20120: 24)

Ustaz Hamim yang hafal Al-qur’an

Biasanya,

sejak remaja itu menghampiri kami, tersenyum, menatap kami satu per satu, kemudian meneruskan kisah Pesantren Takeran yang membuat kami takjub dan merasa seolah-olah kamilah yang mendirikan pesantren ini dari semula. (Pabichara, 2012: 55)

setelah salat Subuh

Tak butuh waktu lama, piring itu langsung tandas. Setelah itu, kami bergegas ke langgar untuk

aku bertualang ke pematang-pematang sawah atau jalanan pembatas ladang dan tebu untuk menyabit rumput. (Pabichara, 2012: 74-75)

salat berjamaah

Setelah

. Biasanya, Bapak yang jadi imam. (Pabichara, 2012: 97)

selesai salat Magrib

“Kalian ndak

, aku dan Zain langsung pulang ke rumah, meninggalkan teman-teman yang malam ini masih berencana mencari ikan di sungai. (Pabichara, 2012: 107)

ngaji

Sejak kunjungan Juragan Akbar dan Maryati, Bapak tidak menegurku lagi. Sepulang dari sawah, dia hanya

?” tanya Mbak Sofwati. (Pabichara, 2012: 108)

salat Zuhur

Sambil

, minum segelas teh, lalu pergi lagi. (Pabichara, 2012: 137)

membaca basmalah

Aku berdiri menggoyang-goyangkan tumit, berjinjit, lalu, “Bismillah?” (Pabichara, 2012: 276)

, kutulis satu nama dengan huruf kapital: ARIF. (Pabichara, 2012: 161)

“Kalian main setelah salat Ashar.” Itulah kabar yang akhirnya kami dengar dari guru muda yang murah senyum ini. Beliau biasa bersenda gurau dengan kami, ada saja cerita pengobar semangat yang dituturkan olehnya buat kami. “Nah, kalian tidak perlu pulang ke pesantren. Di bagian samping kantor

camat, ada mushala. Kalian bisa salat Zuhur

Ketaatan yang tergambar dari kutipan-kutipan di atas adalah keseharian para tokoh yang selalu dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas keagamaan. Salat adalah tiang agama, hukumnya wajib untuk dilaksanakan, ibadah ini pulalah yang sering kali ditemukan dalam beberapa paragraf. Kemudian kegiatan ibadah lainnya yaitu

mengaji dan bahkan hal sekecil mengucapkan bismillah pun untuk mengawali

suatu kegiatan dituliskan dalam novel ini.

secara berjamaah di sana.” (Pabichara, 2012: 228)

Sepatu Dahlan memang bukan novel religi, tetapi hampir keseluruhan

ceritanya memiliki unsur ibadah yang memang wajib dijalankan setiap umat Islam (tokoh-tokoh yang bermain dalam novel ini diceritakan menganut agama Islam). Taat berarti patuh dan tunduk, maka dapat dilihat bagaimana para tokoh menaati perintah Tuhan dengan menjalankan perintah-Nya.

Dokumen terkait