• Tidak ada hasil yang ditemukan

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi

Penjualan Riil (IPR) triwulan III 2016 sebesar 187,17; lebih rendah dibandingkan IPR triwulan II 2016 yang sebesar 187,29.

4.1.1.2. Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan III 2016 melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari pencapaian Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang turun dari 33,31% pada triwulan II 2016 menjadi 28,26% pada triwulan III 2016.

Perlambatan kegiatan usaha pada triwulan ini terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha, terutama pada lapangan usaha industri pengolahan yang merupakan lapangan usaha terbesar di Jawa Tengah. Dibandingkan triwulan II 2016, lapangan usaha Industri Pengolahan mengalami penurunan SBT dari 8,11% menjadi 4,69%.

Perlambatan kegiatan usaha tersebut juga berdampak pada turunnya tingkat penggunaan tenaga kerja di Jawa Tengah. Hal tersebut tercermin dari SBT penggunaan tenaga kerja triwulan III 2016 yang menurun menjadi sebesar 0,48%; signifikan lebih rendah dari SBT penggunaan tenaga kerja pada periode sebelumnya yang tercatat sebesar 10,71%. Penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada sebagian besar lapangan usaha, terutama pada lapangan usaha Industri Pengolahan (SBT 0,07% pada triwulan III 2016; turun dari 0,72% di triwulan II 2016), lapangan usaha Perdagangan (SBT 0,53% pada triwulan III 2016; turun dari 2,14% di triwulan II 2016) dan lapangan usaha Pertanian (SBT -1,14% pada triwulan III 2016; turun dari 1,78% di triwulan II 2016). KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Tekanan stabilitas keuangan Jawa Tengah pada t r i w u l a n I I I 2 0 1 6 m e n g a l a m i p e n i n g k a t a n dibandingkan triwulan II 2016 sejalan dengan perlambatan ekonomi. Fungsi intermediasi perbankan Jawa Tengah pada triwulan III 2016 juga mengalami perlambatan yang tercermin dari pertumbuhan kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu. Pada triwulan III 2016, pertumbuhan kredit perbankan Jawa Tengah tercatat sebesar 9,58% (yoy); melambat dibandingkan triwulan II 2016 yang tercatat sebesar 10,21% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan perlambatan kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2016 yang tumbuh sebesar 5,06% (yoy); atau melambat dari 5,74% (yoy) pada triwulan II 2016.

4.1. Perkembangan Sistem Keuangan

Jawa Tengah

4.1.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Lapangan usaha industri pengolahan yang merupakan lapangan usaha dengan pangsa terbesar di Jawa Tengah pada triwulan III 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 3,05% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar 5,24% (yoy). Perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan normalisasi permintaan domestik seiring dengan berakhirnya Bulan Ramadhan dan Lebaran tahun 2016.

Perlambatan kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2016 sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hasil SKDU tersebut, pencapaian Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan laporan mengalami penurunan dari 33,31% pada triwulan II 2016 menjadi 28,26% pada triwulan III 2016. Perlambatan tersebut juga sejalan dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang ditunjukkan melalui Indeks

4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi

Penjualan Riil (IPR) triwulan III 2016 sebesar 187,17; lebih rendah dibandingkan IPR triwulan II 2016 yang sebesar 187,29.

4.1.1.2. Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan III 2016 melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari pencapaian Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang turun dari 33,31% pada triwulan II 2016 menjadi 28,26% pada triwulan III 2016.

Perlambatan kegiatan usaha pada triwulan ini terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha, terutama pada lapangan usaha industri pengolahan yang merupakan lapangan usaha terbesar di Jawa Tengah. Dibandingkan triwulan II 2016, lapangan usaha Industri Pengolahan mengalami penurunan SBT dari 8,11% menjadi 4,69%.

Perlambatan kegiatan usaha tersebut juga berdampak pada turunnya tingkat penggunaan tenaga kerja di Jawa Tengah. Hal tersebut tercermin dari SBT penggunaan tenaga kerja triwulan III 2016 yang menurun menjadi sebesar 0,48%; signifikan lebih rendah dari SBT penggunaan tenaga kerja pada periode sebelumnya yang tercatat sebesar 10,71%. Penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada sebagian besar lapangan usaha, terutama pada lapangan usaha Industri Pengolahan (SBT 0,07% pada triwulan III 2016; turun dari 0,72% di triwulan II 2016), lapangan usaha Perdagangan (SBT 0,53% pada triwulan III 2016; turun dari 2,14% di triwulan II 2016) dan lapangan usaha Pertanian (SBT -1,14% pada triwulan III 2016; turun dari 1,78% di triwulan II 2016). KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN PERTUMBUHAN KREDIT SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN NPL SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN (RHS)

Grafik 4.10Perkembangan Pertumbuhan, Kredit dan Risiko

Sektor Industri Pengolahan

0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III

Grafik 4.7 Perkembangan TA/TL Jawa Tengah

TA/TL

Sumber: Situs IDX, diolah

1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4

Grafik 4.9Perkembangan Current Ratio Korporasi Jawa Tengah

CURRENT RATIO

Sumber: Situs IDX, diolah

Grafik 4.8 Perkembangan Debt Equity Ratio (DER) Jawa Tengah

ASSET TURNOVER 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3

Grafik 4.6 Perkembangan DSR dan ICR Korporasi Jawa Tengah

-1 0 1 2 3 4 5 ICR DSR I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Di sisi lain, ketahanan jangka pendek (likuiditas) koporasi Jawa Tengah mengalami perbaikan pada triwulan III 2016. Hal tersebut tercermin dari current

ratio (CR) yang mengalami peningkatan dari sebesar

2,92 pada triwulan lalu menjadi 3,49 pada triwulan laporan.

4.1.1.3. Perkembangan Indikator Perbankan pada Lapangan Usaha Utama Jawa Tengah Pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan yang mengalami perlambatan pada triwulan III 2016 sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang juga melambat. Kredit sektor industri pengolahan pada triwulan III 2016 tumbuh sebesar 5,28% (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,33% (yoy). Pertumbuhan ekonomi lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan III 2016 tercatat sebesar 4,55% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar 5,53% (yoy). Perlambatan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari melambatnya permintaan domestik sejalan dengan berakhirnya Bulan Ramadhan dan Lebaran.

Meskipun pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan III 2016 mengalami perlambatan, namun di sisi penyaluran kredit sektor p e rd a g a n g a n b e s a r d a n e c e r a n m e n g a l a m i peningkatan. Pada triwulan laporan, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tumbuh melambat menjadi 1,78% (yoy) dari 4,45% (yoy) di triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kredit sektor perdagangan besar dan eceran pada triwulan laporan mengalami peningkatan menjadi 15,80% (yoy) dari 11,80% (yoy) di triwulan sebelumnya. KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Grafik 4.4 Perkembangan Asset Turnover Korporasi Jawa Tengah

ASSET TURNOVER

Sumber: Situs IDX, diolah

Grafik 4.5Perkembangan Inventory Turnover Korporasi Jawa Tengah

INVENTORY TURNOVER 10% 12% 14% 16% 18% 20% 22% I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III

Grafik 4.3 Perkembangan ROA dan ROE Korporasi Jawa Tengah

0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% ROA ROE

Sumber: Situs IDX, diolah

I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Grafik 4.1 Hasil SKDU Jawa Tengah

40.0 %, SBT 0.0 10.0 20.0 30.0 I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 III IV I 2016 II III -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0

Grafik 4.2Perkembangan SBT Penggunaan Tenaga Kerja Jawa Tengah

%, SBT I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 III IV I 2016 II III

Beban korporasi Jawa Tengah dalam membayar utang pada triwulan III 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Rasio beban utang korporasi (debt service ratio) korporasi Jawa Tengah pada triwulan laporan tercatat sebesar -0,44; menurun dibandingkan triwulan II 2016 yang tercatat sebesar

4

3,02 . Kemampuan korporasi Jawa Tengah dalam membayar bunga cenderung meningkat pada triwulan ini. Rasio ICR (interest coverage ratio) menunjukkan peningkatan dari 2,43 pada triwulan II 2016 menjadi

5

sebesar 2,88 pada triwulan III 2016.

Sejalan dengan perlambatan kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2016, Debt Equity Ratio (DER) sebagai salah satu indikator ketahanan korporasi dalam jangka panjang (solvabilitas) juga mengalami sedikit penurunan dari 1,16 pada triwulan lalu menjadi 1,15 pada triwulan laporan. Sementara itu, rasio TA/TL korporasi Jawa Tengah cenderung stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yakni sebesar 1,87 pada triwulan III 2016.

Perlambatan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2016 juga sejalan dengan indikator kinerja keuangan

1

korporasi yang tercermin dari Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) yang juga mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari indikator asset

2

turnover yang turun dari 0,24 di triwulan II 2016

menjadi 0,16 di triwulan III 2016. Meskipun asset

3

turnover mengalami penurunan, inventory turnover korporasi Jawa Tengah cenderung tidak berubah dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni sebesar 0,18 pada triwulan laporan.

Analisis kinerja korporasi Jawa Tengah menggunakan data 2 korporasi terbuka di Jawa Tengah

Indikator ini mencerminkan rasio penjualan terhadap total aset yang menunjukkan tingkat produktivitas dari sisi kemampuan korporasi dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan

1. 2.

Indikator ini mencerminkan rasio penjualan terhadap persediaan yang menunjukkan tingkat produktivitas dari sisi perputaran persediaan korporasi

DSR: Cicilan pokok + bunga / EBITDA

ICR: EBIT / biaya bunga. Threshold ICR yang aman adalah di atas 1,5 3. 4. 5. KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN PERTUMBUHAN KREDIT SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN NPL SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN (RHS)

Grafik 4.10Perkembangan Pertumbuhan, Kredit dan Risiko

Sektor Industri Pengolahan

0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III

Grafik 4.7 Perkembangan TA/TL Jawa Tengah

TA/TL

Sumber: Situs IDX, diolah

1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4

Grafik 4.9Perkembangan Current Ratio Korporasi Jawa Tengah

CURRENT RATIO

Sumber: Situs IDX, diolah

Grafik 4.8 Perkembangan Debt Equity Ratio (DER) Jawa Tengah

ASSET TURNOVER 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3

Grafik 4.6 Perkembangan DSR dan ICR Korporasi Jawa Tengah

-1 0 1 2 3 4 5 ICR DSR I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Di sisi lain, ketahanan jangka pendek (likuiditas) koporasi Jawa Tengah mengalami perbaikan pada triwulan III 2016. Hal tersebut tercermin dari current

ratio (CR) yang mengalami peningkatan dari sebesar

2,92 pada triwulan lalu menjadi 3,49 pada triwulan laporan.

4.1.1.3. Perkembangan Indikator Perbankan pada Lapangan Usaha Utama Jawa Tengah Pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan yang mengalami perlambatan pada triwulan III 2016 sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang juga melambat. Kredit sektor industri pengolahan pada triwulan III 2016 tumbuh sebesar 5,28% (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,33% (yoy). Pertumbuhan ekonomi lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan III 2016 tercatat sebesar 4,55% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar 5,53% (yoy). Perlambatan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari melambatnya permintaan domestik sejalan dengan berakhirnya Bulan Ramadhan dan Lebaran.

Meskipun pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan III 2016 mengalami perlambatan, namun di sisi penyaluran kredit sektor p e rd a g a n g a n b e s a r d a n e c e r a n m e n g a l a m i peningkatan. Pada triwulan laporan, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tumbuh melambat menjadi 1,78% (yoy) dari 4,45% (yoy) di triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kredit sektor perdagangan besar dan eceran pada triwulan laporan mengalami peningkatan menjadi 15,80% (yoy) dari 11,80% (yoy) di triwulan sebelumnya. KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Grafik 4.4 Perkembangan Asset Turnover Korporasi Jawa Tengah

ASSET TURNOVER

Sumber: Situs IDX, diolah

Grafik 4.5Perkembangan Inventory Turnover Korporasi Jawa Tengah

INVENTORY TURNOVER 10% 12% 14% 16% 18% 20% 22% I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III

Grafik 4.3 Perkembangan ROA dan ROE Korporasi Jawa Tengah

0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% ROA ROE

Sumber: Situs IDX, diolah

I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Grafik 4.1 Hasil SKDU Jawa Tengah

40.0 %, SBT 0.0 10.0 20.0 30.0 I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 III IV I 2016 II III -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0

Grafik 4.2Perkembangan SBT Penggunaan Tenaga Kerja Jawa Tengah

%, SBT I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 III IV I 2016 II III

Beban korporasi Jawa Tengah dalam membayar utang pada triwulan III 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Rasio beban utang korporasi (debt service ratio) korporasi Jawa Tengah pada triwulan laporan tercatat sebesar -0,44; menurun dibandingkan triwulan II 2016 yang tercatat sebesar

4

3,02 . Kemampuan korporasi Jawa Tengah dalam membayar bunga cenderung meningkat pada triwulan ini. Rasio ICR (interest coverage ratio) menunjukkan peningkatan dari 2,43 pada triwulan II 2016 menjadi

5

sebesar 2,88 pada triwulan III 2016.

Sejalan dengan perlambatan kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2016, Debt Equity Ratio (DER) sebagai salah satu indikator ketahanan korporasi dalam jangka panjang (solvabilitas) juga mengalami sedikit penurunan dari 1,16 pada triwulan lalu menjadi 1,15 pada triwulan laporan. Sementara itu, rasio TA/TL korporasi Jawa Tengah cenderung stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yakni sebesar 1,87 pada triwulan III 2016.

Perlambatan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2016 juga sejalan dengan indikator kinerja keuangan

1

korporasi yang tercermin dari Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) yang juga mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari indikator asset

2

turnover yang turun dari 0,24 di triwulan II 2016

menjadi 0,16 di triwulan III 2016. Meskipun asset

3

turnover mengalami penurunan, inventory turnover korporasi Jawa Tengah cenderung tidak berubah dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni sebesar 0,18 pada triwulan laporan.

Analisis kinerja korporasi Jawa Tengah menggunakan data 2 korporasi terbuka di Jawa Tengah

Indikator ini mencerminkan rasio penjualan terhadap total aset yang menunjukkan tingkat produktivitas dari sisi kemampuan korporasi dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan

1. 2.

Indikator ini mencerminkan rasio penjualan terhadap persediaan yang menunjukkan tingkat produktivitas dari sisi perputaran persediaan korporasi

DSR: Cicilan pokok + bunga / EBITDA

ICR: EBIT / biaya bunga. Threshold ICR yang aman adalah di atas 1,5 3. 4. 5. KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Grafik 4.15Perkembangan Pertumbuhan DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah

50

Dokumen terkait