• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH NOVEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH NOVEMBER 2016"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI JAWA TENGAH

NOVEMBER 2016

(2)

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya ”Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah November 2016” dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.

Semarang, November 2016 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH

Ttd

Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif

(3)

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya ”Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah November 2016” dapat dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.

Semarang, November 2016 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH

Ttd

Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif

(4)

Daftar Isi

ii

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Suplemen Daftar Tabel Daftar Grafik Tabel Indikator Ringkasan Eksekutif I ii ii v vi xiii 1

DAN KEUANGAN REGIONAL

NOVEMBER

2016

KEUANGAN PEMERINTAH

BAB II

2.1. Realisasi APBD Triwulan III 2016 2.1.1. Realisasi Pendapatan Triwulan III 2016 2.1.2. Realisasi Belanja Triwulan III 2016

2.2. APBN Provinsi Jawa Tengah Triwulan III 2016 33 34 36 37 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan III 2016

1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran 1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi

1.1.1.2. Pengeluaran Investasi 1.1.1.3. Ekspor dan Impor Luar Negeri 1.1.1.3.1. Ekspor Luar Negeri 1.1.1.3.2. Impor Luar Negeri 1.1.2. Net Ekspor Antardaerah

1.1.3. Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 1.1.3.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.1.3.2. Industri Pengolahan

1.1.3.3. Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor

1.1.3.4. Lapangan Usaha Lainnya

1.2. Tracking Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan IV 2016

PERKEMBANGAN

EKONOMI MAKRO

REGIONAL

BAB I

7 7 8 9 13 14 14 16 18 19 20 21 24 25 25

PERKEMBANGAN

INFLASI DAERAH

BAB III

3.1. Inflasi Secara Umum 3.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok 3.2.1. Kelompok Bahan Makanan

3.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

3.2.3. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

3.3. Disagregasi Inflasi 3.3.1. Kelompok Volatile Food 3.3.2. Kelompok Administered Prices 3.3.3. Kelompok Inti

3.4. Inflasi Kota – Kota di Provinsi Jawa Tengah 3.4.1. Disagregasi Inflasi Cilacap

3.4.2. Disagregasi Inflasi Purwokerto 3.4.3. Disagregasi Inflasi Kudus 3.4.4. Disagregasi Inflasi Surakarta 3.4.5. Disagregasi Inflasi Semarang 3.4.6. Disagregasi Inflasi Tegal

3.5. Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2016 3.5.1. Inflasi Oktober 2016

3.5.2. Inflasi Triwulan IV 2016

3.6. Program Pengendalian Inflasi Daerah

41 43 43 44 44 44 45 46 47 48 49 50 50 51 52 52 53 53 54 55

STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

DAN UMKM

BAB IV

4.1. Perkembangan Sistem Keuangan Jawa Tengah 4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi

4.1.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi 4.1.1.2. Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko

4.1.1.3. Perkembangan Indikator Perbankan pada Lapangan Usaha Utama Jawa Tengah

4.1.2. Kerentanan Sektor Rumah Tangga

4.1.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga

4.1.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga/Perseorangan (DPK RT) di Perbankan

4.1.2.3. Kredit Perseorangan di Perbankan 4.2. Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah 4.2.1. Perkembangan Bank Umum

4.2.1.1. Perkembangan Jaringan Kantor Bank 4.2.1.2. Perkembangan Penghimpunan DPK 4.2.1.3. Penyaluran Kredit

4.2.1.4. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum

4.2.1.5. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum 4.3. Perkembangan Perbankan Syariah

4.4. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Provinsi Jawa Tengah

4.5. Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) 63 63 63 63 65 66 66 66 66 68 70 70 70 72 74 75 76 77 80 SUPLEMEN 1

DAMPAK LARANGAN CANTRANG BAGI

EKSISTENSI USAHA PERIKANAN DI KOTA TEGAL

SUPLEMEN 2

GEJOLAK HARGA CABAI DI WILAYAH SOLORAYA

SUPLEMEN 3

SINERGI AKSI DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH

28

57 101

(5)

Daftar Isi

ii

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Suplemen Daftar Tabel Daftar Grafik Tabel Indikator Ringkasan Eksekutif I ii ii v vi xiii 1

DAN KEUANGAN REGIONAL

NOVEMBER

2016

KEUANGAN PEMERINTAH

BAB II

2.1. Realisasi APBD Triwulan III 2016 2.1.1. Realisasi Pendapatan Triwulan III 2016 2.1.2. Realisasi Belanja Triwulan III 2016

2.2. APBN Provinsi Jawa Tengah Triwulan III 2016 33 34 36 37 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan III 2016

1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran 1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi

1.1.1.2. Pengeluaran Investasi 1.1.1.3. Ekspor dan Impor Luar Negeri 1.1.1.3.1. Ekspor Luar Negeri 1.1.1.3.2. Impor Luar Negeri 1.1.2. Net Ekspor Antardaerah

1.1.3. Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 1.1.3.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.1.3.2. Industri Pengolahan

1.1.3.3. Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor

1.1.3.4. Lapangan Usaha Lainnya

1.2. Tracking Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan IV 2016

PERKEMBANGAN

EKONOMI MAKRO

REGIONAL

BAB I

7 7 8 9 13 14 14 16 18 19 20 21 24 25 25

PERKEMBANGAN

INFLASI DAERAH

BAB III

3.1. Inflasi Secara Umum 3.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok 3.2.1. Kelompok Bahan Makanan

3.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

3.2.3. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

3.3. Disagregasi Inflasi 3.3.1. Kelompok Volatile Food 3.3.2. Kelompok Administered Prices 3.3.3. Kelompok Inti

3.4. Inflasi Kota – Kota di Provinsi Jawa Tengah 3.4.1. Disagregasi Inflasi Cilacap

3.4.2. Disagregasi Inflasi Purwokerto 3.4.3. Disagregasi Inflasi Kudus 3.4.4. Disagregasi Inflasi Surakarta 3.4.5. Disagregasi Inflasi Semarang 3.4.6. Disagregasi Inflasi Tegal

3.5. Perkembangan Inflasi Triwulan IV 2016 3.5.1. Inflasi Oktober 2016

3.5.2. Inflasi Triwulan IV 2016

3.6. Program Pengendalian Inflasi Daerah

41 43 43 44 44 44 45 46 47 48 49 50 50 51 52 52 53 53 54 55

STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

DAN UMKM

BAB IV

4.1. Perkembangan Sistem Keuangan Jawa Tengah 4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi

4.1.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi 4.1.1.2. Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko

4.1.1.3. Perkembangan Indikator Perbankan pada Lapangan Usaha Utama Jawa Tengah

4.1.2. Kerentanan Sektor Rumah Tangga

4.1.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga

4.1.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga/Perseorangan (DPK RT) di Perbankan

4.1.2.3. Kredit Perseorangan di Perbankan 4.2. Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah 4.2.1. Perkembangan Bank Umum

4.2.1.1. Perkembangan Jaringan Kantor Bank 4.2.1.2. Perkembangan Penghimpunan DPK 4.2.1.3. Penyaluran Kredit

4.2.1.4. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum

4.2.1.5. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum 4.3. Perkembangan Perbankan Syariah

4.4. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Provinsi Jawa Tengah

4.5. Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) 63 63 63 63 65 66 66 66 66 68 70 70 70 72 74 75 76 77 80 SUPLEMEN 1

DAMPAK LARANGAN CANTRANG BAGI

EKSISTENSI USAHA PERIKANAN DI KOTA TEGAL

SUPLEMEN 2

GEJOLAK HARGA CABAI DI WILAYAH SOLORAYA

SUPLEMEN 3

SINERGI AKSI DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH

28

57 101

(6)

Tabel 4.1 Pengelompokkan Tabungan Perseorangan Berdasarkan Nilainya

Tabel 4.2 Perkembangan NPL Kredit RT Jawa Tengah Per Kategori

Tabel 4.3 Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Jawa Tengah

Tabel 4.4 Pengelompokkan DPK Berdasarkan Nilainya Tabel 4.5 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilainya Tabel 4.6 Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Jawa Tengah Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama (juta orang)

Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) Tabel 6.3.Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Februari 2013 – Agustus 2016 (juta orang)

Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (juta orang)

Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (juta orang)

Tabel 7.1 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan Tabel 7.3 Risiko Inflasi Akhir Tahun 2016

v

iv

Tabel

7 9 9 9 19 20 20 39 40 42 44 49 49 49 49 50 50 51 74 74 77 78 80 84 101 102 103 104 104 106 107 107 111 113 114 5.1. Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia (SKNBI)

5.2. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah 5.3. Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing 5.4. Perkembangan Akses Keuangan

PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

BAB V

85 86 89 89 6.1. Ketenagakerjaan 6.2. Pengangguran 6.3. Nilai Tukar Petani 6.4. Tingkat Kemiskinan 6.5. Pembangunan Manusia 6.6. Pemerataan Penduduk

KETENAGAKERJAAN

DAN KESEJAHTERAAN

BAB VI

93 96 96 98 99 100

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2017 7.1.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan 7.1.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 7.2. Prospek Inflasi Tahun 2017

PROSPEK

PEREKONOMIAN DAERAH

BAB VII

105 105 106 108

KEUANGAN REGIONAL

NOVEMBER

2016

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)

Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Penggunaan (Rp Miliar)

Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Penggunaan (Rp Miliar)

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Penggunaan (%, YOY)

Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)

Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)

Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha (%, YOY)

Tabel 2.1 Anggaran & Realisasi APBD Jawa Tengah 2016 (Rp Miliar) Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan Triwulan III tahun 2015 & 2016 Tabel 2.3 Realisasi Belanja triwulan III 2015 & 2016

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBN Jawa Tengah Triwulan II 2015 & 2016 per Jenis Belanja (Rp Miliar)

Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Tabel 3.2 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulanan Tabel 3.3 Tabel Inflasi Tahunan Kota Jawa Tengah

Tabel 3.4Perkembangan Inflasi Tahunan Per Kelompok

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan Tw II 2016 – Kelompok Bahan Makanan

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan Tw II 2016 – Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan Tw II 2016 – Kelompok

(7)

A. PDRB & Inflasi

INDIKATOR

*Mulai tahun 2014 perhitungan IHK menggunakan SBH 2012 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH

2013 2014

Ekonomi Makro Regional *)

Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) Berdasarkan Sektor

- Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Pengadaan Listrik dan Gas

- Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang - Konstruksi

- Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor - Transportasi dan Pergudangan

- Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - Informasi dan Komunikasi

- Jasa Keuangan dan Asuransi - Real Estate

- Jasa Perusahaan

- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib - Jasa Pendidikan

- Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - Jasa lainnya

Berdasarkan Permintaan - Konsumsi Rumah Tangga - Konsumsi LNPRT - Konsumsi Pemerintah - PMTB

- Ekspor Luar Negeri - Impor Luar Negeri - Net Ekspor Antardaerah Ekspor

- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) - Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton) Impor

- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) - Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Indeks Harga Konsumen Provinsi Jawa Tengah Kota Purwokerto Kota Surakarta Kota Semarang Kota Tegal Kota Kudus Kota Cilacap

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) Provinsi Jawa Tengah Kota Purwokerto Kota Surakarta Kota Semarang Kota Tegal Kota Kudus Kota Cilacap 5,28 -0,95 6,50 6,62 3,72 3,45 4,38 4,71 8,97 7,58 13,00 4,16 7,19 8,31 0,78 10,17 11,20 8,50 4,31 8,62 2,19 4,16 9,55 -7,29 -3,89 6.097 380.816 6.120 3.844.856 118,60 117,36 116,84 118,73 114,73 124,16 121,18 8,22 7,09 8,01 8,53 7,40 8,59 8,19 2015 5,64 3,92 1,15 5,86 -6,13 1,96 4,19 3,14 12,01 8,59 11,57 7,31 6,72 11,56 3,97 10,11 9,35 8,34 4,37 -9,66 2,83 6,26 -4,13 -12,04 12,75 1.547 126.679 1.555 1.209.519 117,65 116,48 115,69 117,66 114,42 116,87 120,74 5,68 4,59 5,07 6,04 5,27 5,42 6,51 I 5,06 7,29 2,20 3,79 -1,59 3,13 5,30 3,24 9,72 6,48 8,51 2,37 7,02 10,45 7,85 9,25 4,45 -1,09 4,27 -12,33 2,71 3,37 -2,64 -7,53 21,74 1.642 132.151 1.427 1.157.871 119,18 117,88 117,15 119,26 116,17 117,48 121,85 6,15 5,34 5,75 6,34 6,63 6,17 6,09 II III 5,00 4,62 6,04 4,30 -5,08 -0,24 7,08 2,16 6,71 6,34 9,50 8,98 8,75 10,93 6,23 6,90 6,96 1,57 4,34 3,03 5,19 3,96 3,19 -18,48 -2,65 1.484 107.122 1.156 929.527 120,42 119,00 117,97 120,46 117,53 126,93 123,42 5,78 5,28 5,27 5,88 6,23 6,58 5,42 IV 6,08 6,87 4,72 4,56 -0,64 1,71 7,35 8,25 3,89 7,03 8,65 13,72 7,81 6,17 3,37 2,77 7,47 4,11 4,82 8,05 3,63 7,03 5,57 -26,09 -77,40 1.533 114.980 1.339 1.191.221 121,84 120,32 119,83 121,77 119,26 128,23 124,37 2,73 2,52 2,56 2,56 3,95 3,28 2,63 2015 5,44 5,60 3,59 4,62 -3,34 1,63 6,00 4,17 7,90 7,09 9,53 8,10 7,59 9,72 5,31 7,08 7,05 3,21 4,45 -3,15 3,71 5,15 0,30 -16,11 0,16 6.206 480.932 5.476 4.488.138 121,84 120,32 119,83 121,77 119,26 128,23 124,37 2,73 2,52 2,56 2,56 3,95 3,28 2,63 2016 4,91 -2,01 19,81 4,04 7,23 -2,61 6,04 6,99 6,79 6,01 9,07 8,54 7,64 8,65 4,22 9,19 10,09 4,69 4,76 8,60 3,26 5,42 -0,31 -27,07 -34,15 1.579 124.341 1.259 1.027.845 122,60 121,31 120,82 122,35 120,13 129,16 125,32 4,21 4,15 4,43 3,99 4,99 4,83 3,79 I KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH 5,74 -0,02 16,64 5,53 0,22 1,39 7,46 4,45 6,68 6,47 9,62 14,03 6,39 8,73 5,23 10,48 13,59 12,98 4,80 9,04 7,48 7,00 -2,60 -13,14 -8,75 1.689 133.285 1.398 1.174.984 122,70 121,36 120,91 122,42 120,55 128,88 125,79 2,96 2,95 3,21 2,65 3,77 3,33 3,23 II 5,11 2,15 6,17 5,45 8,31 0,23 4,90 4,72 9,33 4,51 7,99 3,89 7,70 12,12 2,65 9,53 7,12 9,24 4,38 7,21 5,44 4,39 15,30 13,50 109,62 5.658 425.526 5.554 4.044.860 142,68 145,46 134,81 145,29 142,05 -7.98 8.50 8.32 8.19 5.80 -III 5,06 3,05 16,73 4,55 1,28 4,56 7,61 1,78 7,00 6,11 7,58 10,17 5,89 8,24 -0,10 9,23 10,08 10,43 4,36 3,49 -12,53 5,59 -14,08 -18,75 1,84 1.382 102.693 1.194 951.392 123,69 121,81 121,43 123,60 121,91 129,70 126,96 2,71 2,36 2,93 2,61 3,73 2,18 2,87

(8)

INDIKATOR

Perbankan **)

B. Perbankan dan Sistem Pembayaran

*Data Perbankan merupakan data bank umum yang ada di Jawa Tengah (Lokasi Bank Pelapor)

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) - Giro - Tabungan - Deposito Kredit (Rp Triliun) - Modal Kerja - Konsumsi - Investasi

Loan to Deposit ratio (%) NPL Gross (%)

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) Transaksi Kas (Rp Triliun)

-Inflow -Outflow 2013 2014 I II III IV 2014 167,40 23,73 90,60 53,07 176,61 92,35 25,60 58,66 105,51 1,98 530 14.547 57,35 37,21 168,74 25,09 85,30 58,34 178,54 93,34 26,91 58,29 105,81 2,17 530 14.275 15,47 6,27 178,42 30,20 86,95 61,27 187,36 99,04 28,06 60,26 105,01 2,19 573 15.156 14,31 8,95 185,79 30,94 90,47 64,38 191,87 103,87 27,70 60,30 103,27 2,22 579 14.225 20,52 14,69 188,11 24,83 97,60 65,68 198,15 106,38 29,06 62,71 105,33 2,23 583 14.203 12,02 9,20 188,11 24,83 97,60 65,68 198,15 106,38 29,06 62,71 105,33 2,23 567 14.459 62,32 39,11 2015 I 193,01 30,53 92,25 70,32 198,84 106,81 28,76 63,27 102,97 2,47 551 13.963 18,18 5,58 II 201,05 33,56 93,21 74,28 205,20 111,00 29,70 64,49 102,06 2,90 559 14.053 14,91 12,62 III 213,68 34,55 99,31 79,81 209,81 112,60 31,54 65,67 98,19 2,96 595 14.179 25,55 16,95 IV 216,17 29,69 109,04 77,44 216,71 115,80 34,31 66,60 100,25 3,02 721 16.254 12,59 11,69 2015 216,17 29,69 109,04 77,44 216,71 115,80 34,31 66,60 100,25 3,02 606 146.212 71,23 46,84 2016 217,92 33,75 104,36 79,82 217,89 115,89 35,49 66,51 99,99 3,22 853 18.817 18,75 7,00 I INDIKATOR 2013 2014 I II III IV 2014 2015 I II III IV 2015 2016 I

C. Sistem Pembayaran

Transaksi Kliring KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH 947 19.694 12,45 23,06 II 225,02 31,14 112,08 81,80 226,15 120,94 36,68 68,53 100,50 3,43 II

RINGKASAN UMUM

228,39 32,90 112,90 82,59 229,91 122,87 37,85 69,20 100,67 3,26 III 800 18.545 26,63 10,88 III

(9)

INDIKATOR

Perbankan **)

B. Perbankan dan Sistem Pembayaran

*Data Perbankan merupakan data bank umum yang ada di Jawa Tengah (Lokasi Bank Pelapor)

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) - Giro - Tabungan - Deposito Kredit (Rp Triliun) - Modal Kerja - Konsumsi - Investasi

Loan to Deposit ratio (%) NPL Gross (%)

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) Transaksi Kas (Rp Triliun)

-Inflow -Outflow 2013 2014 I II III IV 2014 167,40 23,73 90,60 53,07 176,61 92,35 25,60 58,66 105,51 1,98 530 14.547 57,35 37,21 168,74 25,09 85,30 58,34 178,54 93,34 26,91 58,29 105,81 2,17 530 14.275 15,47 6,27 178,42 30,20 86,95 61,27 187,36 99,04 28,06 60,26 105,01 2,19 573 15.156 14,31 8,95 185,79 30,94 90,47 64,38 191,87 103,87 27,70 60,30 103,27 2,22 579 14.225 20,52 14,69 188,11 24,83 97,60 65,68 198,15 106,38 29,06 62,71 105,33 2,23 583 14.203 12,02 9,20 188,11 24,83 97,60 65,68 198,15 106,38 29,06 62,71 105,33 2,23 567 14.459 62,32 39,11 2015 I 193,01 30,53 92,25 70,32 198,84 106,81 28,76 63,27 102,97 2,47 551 13.963 18,18 5,58 II 201,05 33,56 93,21 74,28 205,20 111,00 29,70 64,49 102,06 2,90 559 14.053 14,91 12,62 III 213,68 34,55 99,31 79,81 209,81 112,60 31,54 65,67 98,19 2,96 595 14.179 25,55 16,95 IV 216,17 29,69 109,04 77,44 216,71 115,80 34,31 66,60 100,25 3,02 721 16.254 12,59 11,69 2015 216,17 29,69 109,04 77,44 216,71 115,80 34,31 66,60 100,25 3,02 606 146.212 71,23 46,84 2016 217,92 33,75 104,36 79,82 217,89 115,89 35,49 66,51 99,99 3,22 853 18.817 18,75 7,00 I INDIKATOR 2013 2014 I II III IV 2014 2015 I II III IV 2015 2016 I

C. Sistem Pembayaran

Transaksi Kliring KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH 947 19.694 12,45 23,06 II 225,02 31,14 112,08 81,80 226,15 120,94 36,68 68,53 100,50 3,43 II

RINGKASAN UMUM

228,39 32,90 112,90 82,59 229,91 122,87 37,85 69,20 100,67 3,26 III 800 18.545 26,63 10,88 III

(10)

Pada triwulan III 2016, ekonomi Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,06% (yoy), lebih lambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,74% (yoy). Namun demikian, tingkat pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,00% (yoy). Perlambatan ekonomi juga terjadi pada level nasional maupun Kawasan Jawa. Perekonomian nasional tumbuh melambat dengan tingkat 5,02% (yoy), dari tingkat pertumbuhan 5,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya; sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,57% (yoy) setelah tumbuh 5,75% (yoy) pada triwulan II 2016.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disumbang oleh komponen konsumsi, investasi, serta ekspor luar negeri. Sementara itu, sebagai elemen pengurang, impor luar negeri mengalami kontraksi lebih dalam dan menjadi penahan melambatnya pertumbuhan ekonomi lebih jauh.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan terutama berasal dari lapangan usaha industri pengolahan; serta perdagangan besar dan eceran, sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh lebih cepat.

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Persentase realisasi pendapatan dan belanja APBD Provinsi jawa Tengah pada triwulan III 2016 menurun. Realisasi pendapatan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan triwulan III 2016 sebesar 64,75% dari APBD 2016, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2015 yang sebesar 69,67%. Realisasi pendapatan di triwulan ini masih juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata realisasi pendapatan lima tahun terakhir yang sebesar 74,44%. Penurunan persentase serapan ini terjadi pada komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan (Daper).

Rendahnya pendapatan tersebut berdampak pada realisasi belanja pada triwulan III 2016. Pada periode tersebut, realisasi belanja Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 53,86% dari total anggaran belanja 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan persentase realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 56,30%. Menurunnya persentase realisasi ini terutama didorong oleh penghematan yang dilakukan Pemprov Jateng di tengah penerimaan pendapatan yang relatif rendah.

Keuangan Pemerintah

(11)

Pada triwulan III 2016, ekonomi Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,06% (yoy), lebih lambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,74% (yoy). Namun demikian, tingkat pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,00% (yoy). Perlambatan ekonomi juga terjadi pada level nasional maupun Kawasan Jawa. Perekonomian nasional tumbuh melambat dengan tingkat 5,02% (yoy), dari tingkat pertumbuhan 5,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya; sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,57% (yoy) setelah tumbuh 5,75% (yoy) pada triwulan II 2016.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disumbang oleh komponen konsumsi, investasi, serta ekspor luar negeri. Sementara itu, sebagai elemen pengurang, impor luar negeri mengalami kontraksi lebih dalam dan menjadi penahan melambatnya pertumbuhan ekonomi lebih jauh.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan terutama berasal dari lapangan usaha industri pengolahan; serta perdagangan besar dan eceran, sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh lebih cepat.

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Persentase realisasi pendapatan dan belanja APBD Provinsi jawa Tengah pada triwulan III 2016 menurun. Realisasi pendapatan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan triwulan III 2016 sebesar 64,75% dari APBD 2016, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2015 yang sebesar 69,67%. Realisasi pendapatan di triwulan ini masih juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata realisasi pendapatan lima tahun terakhir yang sebesar 74,44%. Penurunan persentase serapan ini terjadi pada komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan (Daper).

Rendahnya pendapatan tersebut berdampak pada realisasi belanja pada triwulan III 2016. Pada periode tersebut, realisasi belanja Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 53,86% dari total anggaran belanja 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan persentase realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 56,30%. Menurunnya persentase realisasi ini terutama didorong oleh penghematan yang dilakukan Pemprov Jateng di tengah penerimaan pendapatan yang relatif rendah.

Keuangan Pemerintah

(12)

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Perkembangan Inflasi Daerah

Inflasi Jawa Tengah tercatat turun pada triwulan III 2016,di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan III 2016 inflasi tercatat sebesar 2,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,96% (yoy). Penurunan ini terutama didorong oleh tekanan volatile food yang terjaga, tekanan administered prices yang masih rendah serta tingkat inflasi inti yang cenderung stabil. Inflasi ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 3,07% (yoy). Tren inflasi Jawa Tengah ini melanjutkan tren penurunan yang sebelumnya terjadi pada triwulan II 2016.

Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan IV 2016 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016. Faktor yang mendorong penurunan inflasi adalah terjaganya pasokan komoditas bahan pangan strategis. Presiden menegaskan bahwa persediaan beras nasional hingga Mei 2017 telah mencukupi sehingga pemerintah Indonesia berkomitmen tidak akan impor beras hingga akhir 2016. Hal ini terpantau dari persediaan beras yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, pasokan daging ayam ras dan telur ayam ras tercatat surplus memasuki kuartal akhir 2016, sehingga mampu menjaga kestabilan harga di tengah peningkatan permintaan pada akhir tahun. Sementara itu, kelompok

administered prices juga diperkirakan masih

mencatatkan deflasi seiring terjaganya harga minyak mentah dunia dan komoditas, seperti gula pasir dan semen.

Jawa Tengah pada triwulan laporan tercatat mengalami perlambatan menjadi sebesar 8,82% (yoy) dari triwulan lalu yang tercatat sebesar 9,98% (yoy). Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan aset, pertumbuhan kredit dan DPK perbankan Jawa Tengah juga melambat dibandingkan triwulan lalu. Kredit perbankan Jawa Tengah tumbuh 9,58% (yoy) pada triwulan III 2016 atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,21% (yoy). DPK tumbuh sebesar 6,75% (yoy) pada triwulan laporan, juga mengalami perlambatan dibandingkan lalu yang tercatat sebesar 11,92% (yoy). Di sisi lain, kualitas kredit Jawa Tengah pada triwulan III 2016 cenderung mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Non Performing Loan (NPL) sebagai indikator kualitas kredit yang disalurkan perbankan pada periode ini tercatat sebesar 3,26% atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,43%. Loan to Deposit Ratio (LDR) juga mengalami peningkatan pada triwulan laporan menjadi sebesar 100,67% dari 100,50% pada triwulan lalu.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Jawa Tengah pada triwulan III 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2016. Pertumbuhan kredit UMKM Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 13,02% (yoy) di triwulan laporan, atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 13,15% (yoy). Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit UMKM nasional triwulan III 2016 yang sebesar 8,28% (yoy). Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa, pertumbuhan kredit UMKM Jawa Tengah tersebut relatif tinggi. Pertumbuhan kredit UMKM Provinsi Jawa Timur pada triwulan ini tercatat sebesar 11,95% (yoy); Jawa Barat 9,95% (yoy); DI Yogyakarta 7,61% (yoy); DKI Jakarta -0,95% (yoy), dan Banten 19,87% (yoy).

Stabilitas Keuangan Daerah,

Pengembangan Akses Keuangan, dan UMKM

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Kegiatan sistem pembayaran mampu memberikan dukungan pada kelancaran transaksi ekonomi di Jawa Tengah pada triwulan III 2016. Aktivitas sistem pembayaran nontunai masih mencatat pertumbuhan meskipun melambat. Aliran uang kartal menunjukkan adanya peningkatan net inflow dibandingkan triwulan sebelumnya. Penggunaan sistem pembayaran nontunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan III 2016 tumbuh melambat, baik secara volume maupun nominal. Perlambatan aktivitas kliring di Jawa Tengah sejalan dengan pertumbuhan transaksi kliring secara nasional. Penyelesaian nilai transaksi kliring pada periode pelaporan tercatat sebesar Rp47,98 triliun. Nilai nominal transaksi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 32,09% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 74,98% (yoy). Volume transaksi yang dikliringkan juga tumbuh melambat menjadi sebesar 28,64% (yoy) dibandingkan triwulan II 2016 yang mampu tumbuh 44,74% (yoy).

Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Semarang, Solo, Purwokerto dan Tegal menunjukkan adanya peningkatan net inflow dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi net inflow meningkat signifikan mencapai 248,48% (qtq) menjadi Rp15,74 triliun pada triwulan laporan dari triwulan sebelumnya yang mencatat net outflow 190,39% (qtq) atau sebesar Rp10,61 triliun. Posisi net inflow mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 83,18% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2015 yang mencatat peningkatan sebesar 47,37% (yoy) atau net inflow sebesar Rp8,59 triliun.

Pengelolaan Uang Rupiah

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Jumlah penduduk usia kerja di Jawa Tengah meningkat, mencerminkan potensi ketersediaan tenaga kerja pada Februari 2016 yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Februari 2016 jumlah

Prospek Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan I 2017 diperkirakan melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2016. Dari segi pengeluaran, perlambatan berasal dari komponen konsumsi rumah tangga dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, perlambatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan, sementara pertumbuhan lapangan usaha pertanian dan perdagangan mengalami perbaikan. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Te n g a h p a d a 2 0 1 7 d i p e r k i r a k a n m e n i n g k a t dibandingkan 2016. Ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh pada rentang 5,3% - 5,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2016 yang diperkirakan 5,2% - 5,6% (yoy).

Tekanan terhadap stabilitas keuangan Jawa Tengah pada triwulan III 2016 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II 2016 sejalan dengan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan aset perbankan

penduduk usia kerja Jawa Tengah sebesar 25,78 juta orang, atau meningkat 1,14% dibandingkan dengan Agustus 2015 yang berjumlah 25,49 juta orang. Kondisi ini mencerminkan besarnya potensi tenaga kerja di Jawa Tengah dalam hal kuantitas penduduk usia produktif.

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan III 2016 meningkat dibandingkan triwulan II 2016. NTP pada triwulan pelaporan sebesar 100.88, atau mengalami perbaikan tipis dibanding triwulan lalu yang mencapai 99,64. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan pada triwulan laporan yang membaik.

Peningkatan NTP Jawa Tengah pada triwulan III 2016 didorong oleh kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayarkan petani. Indeks yang diterima petani meningkat 2,24% naik dari 122,82 menjadi 125,57 pada triwulan laporan. Sementara itu, indeks yang dibayarkan petani meningkat 0,99%; dari sebelumnya 123,26 menjadi 124,48 pada triwulan III 2016.

(13)

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Perkembangan Inflasi Daerah

Inflasi Jawa Tengah tercatat turun pada triwulan III 2016,di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan III 2016 inflasi tercatat sebesar 2,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,96% (yoy). Penurunan ini terutama didorong oleh tekanan volatile food yang terjaga, tekanan administered prices yang masih rendah serta tingkat inflasi inti yang cenderung stabil. Inflasi ini juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 3,07% (yoy). Tren inflasi Jawa Tengah ini melanjutkan tren penurunan yang sebelumnya terjadi pada triwulan II 2016.

Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan IV 2016 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016. Faktor yang mendorong penurunan inflasi adalah terjaganya pasokan komoditas bahan pangan strategis. Presiden menegaskan bahwa persediaan beras nasional hingga Mei 2017 telah mencukupi sehingga pemerintah Indonesia berkomitmen tidak akan impor beras hingga akhir 2016. Hal ini terpantau dari persediaan beras yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, pasokan daging ayam ras dan telur ayam ras tercatat surplus memasuki kuartal akhir 2016, sehingga mampu menjaga kestabilan harga di tengah peningkatan permintaan pada akhir tahun. Sementara itu, kelompok

administered prices juga diperkirakan masih

mencatatkan deflasi seiring terjaganya harga minyak mentah dunia dan komoditas, seperti gula pasir dan semen.

Jawa Tengah pada triwulan laporan tercatat mengalami perlambatan menjadi sebesar 8,82% (yoy) dari triwulan lalu yang tercatat sebesar 9,98% (yoy). Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan aset, pertumbuhan kredit dan DPK perbankan Jawa Tengah juga melambat dibandingkan triwulan lalu. Kredit perbankan Jawa Tengah tumbuh 9,58% (yoy) pada triwulan III 2016 atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,21% (yoy). DPK tumbuh sebesar 6,75% (yoy) pada triwulan laporan, juga mengalami perlambatan dibandingkan lalu yang tercatat sebesar 11,92% (yoy). Di sisi lain, kualitas kredit Jawa Tengah pada triwulan III 2016 cenderung mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Non Performing Loan (NPL) sebagai indikator kualitas kredit yang disalurkan perbankan pada periode ini tercatat sebesar 3,26% atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,43%. Loan to Deposit Ratio (LDR) juga mengalami peningkatan pada triwulan laporan menjadi sebesar 100,67% dari 100,50% pada triwulan lalu.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Jawa Tengah pada triwulan III 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2016. Pertumbuhan kredit UMKM Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 13,02% (yoy) di triwulan laporan, atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 13,15% (yoy). Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit UMKM nasional triwulan III 2016 yang sebesar 8,28% (yoy). Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa, pertumbuhan kredit UMKM Jawa Tengah tersebut relatif tinggi. Pertumbuhan kredit UMKM Provinsi Jawa Timur pada triwulan ini tercatat sebesar 11,95% (yoy); Jawa Barat 9,95% (yoy); DI Yogyakarta 7,61% (yoy); DKI Jakarta -0,95% (yoy), dan Banten 19,87% (yoy).

Stabilitas Keuangan Daerah,

Pengembangan Akses Keuangan, dan UMKM

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Kegiatan sistem pembayaran mampu memberikan dukungan pada kelancaran transaksi ekonomi di Jawa Tengah pada triwulan III 2016. Aktivitas sistem pembayaran nontunai masih mencatat pertumbuhan meskipun melambat. Aliran uang kartal menunjukkan adanya peningkatan net inflow dibandingkan triwulan sebelumnya. Penggunaan sistem pembayaran nontunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan III 2016 tumbuh melambat, baik secara volume maupun nominal. Perlambatan aktivitas kliring di Jawa Tengah sejalan dengan pertumbuhan transaksi kliring secara nasional. Penyelesaian nilai transaksi kliring pada periode pelaporan tercatat sebesar Rp47,98 triliun. Nilai nominal transaksi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 32,09% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 74,98% (yoy). Volume transaksi yang dikliringkan juga tumbuh melambat menjadi sebesar 28,64% (yoy) dibandingkan triwulan II 2016 yang mampu tumbuh 44,74% (yoy).

Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Semarang, Solo, Purwokerto dan Tegal menunjukkan adanya peningkatan net inflow dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi net inflow meningkat signifikan mencapai 248,48% (qtq) menjadi Rp15,74 triliun pada triwulan laporan dari triwulan sebelumnya yang mencatat net outflow 190,39% (qtq) atau sebesar Rp10,61 triliun. Posisi net inflow mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 83,18% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2015 yang mencatat peningkatan sebesar 47,37% (yoy) atau net inflow sebesar Rp8,59 triliun.

Pengelolaan Uang Rupiah

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Jumlah penduduk usia kerja di Jawa Tengah meningkat, mencerminkan potensi ketersediaan tenaga kerja pada Februari 2016 yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Februari 2016 jumlah

Prospek Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan I 2017 diperkirakan melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2016. Dari segi pengeluaran, perlambatan berasal dari komponen konsumsi rumah tangga dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, perlambatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan, sementara pertumbuhan lapangan usaha pertanian dan perdagangan mengalami perbaikan. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Te n g a h p a d a 2 0 1 7 d i p e r k i r a k a n m e n i n g k a t dibandingkan 2016. Ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh pada rentang 5,3% - 5,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2016 yang diperkirakan 5,2% - 5,6% (yoy).

Tekanan terhadap stabilitas keuangan Jawa Tengah pada triwulan III 2016 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II 2016 sejalan dengan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan aset perbankan

penduduk usia kerja Jawa Tengah sebesar 25,78 juta orang, atau meningkat 1,14% dibandingkan dengan Agustus 2015 yang berjumlah 25,49 juta orang. Kondisi ini mencerminkan besarnya potensi tenaga kerja di Jawa Tengah dalam hal kuantitas penduduk usia produktif.

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan III 2016 meningkat dibandingkan triwulan II 2016. NTP pada triwulan pelaporan sebesar 100.88, atau mengalami perbaikan tipis dibanding triwulan lalu yang mencapai 99,64. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan pada triwulan laporan yang membaik.

Peningkatan NTP Jawa Tengah pada triwulan III 2016 didorong oleh kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayarkan petani. Indeks yang diterima petani meningkat 2,24% naik dari 122,82 menjadi 125,57 pada triwulan laporan. Sementara itu, indeks yang dibayarkan petani meningkat 0,99%; dari sebelumnya 123,26 menjadi 124,48 pada triwulan III 2016.

(14)

Inflasi keseluruhan tahun 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2016, di tengah penyesuaian harga kelompok administered prices. Meskipun demikian, inflasi masih pada rentang target nasional. Terkendalinya inflasi pada seiring komitmen pemerintah memperbaiki distribusi logistik seiring terjaganya pasokan komoditas strategis. Inflasi tahunan Jawa Tengah pada tahun 2017 ini juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2016. Pada tahun 2016, inflasi akhir tahun diperkirakan rendah seiring dengan terjaganya pasokan komoditas pangan di tengah La Nina; serta adanya upaya pengendalian inflasi yang baik. Meningkatnya kerja sama dan upaya pengendalian inflasi ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2017 sehingga inflasi keseluruhan tahun 2017 diperkirakan masih berada pada rentang sasaran inflasi 4±1%.

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

PERKEMBANGAN

EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB

I

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah triwulan III 2016 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disumbang oleh komponen konsumsi, investasi, serta ekspor luar negeri. Sementara itu, sebagai elemen pengurang, impor luar negeri mengalami kontraksi lebih dalam dan menjadi penahan melambatnya pertumbuhan ekonomi lebih jauh.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan terutama berasal dari lapangan usaha industri pengolahan; serta perdagangan besar dan eceran, sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh lebih cepat.

(15)

Inflasi keseluruhan tahun 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2016, di tengah penyesuaian harga kelompok administered prices. Meskipun demikian, inflasi masih pada rentang target nasional. Terkendalinya inflasi pada seiring komitmen pemerintah memperbaiki distribusi logistik seiring terjaganya pasokan komoditas strategis. Inflasi tahunan Jawa Tengah pada tahun 2017 ini juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2016. Pada tahun 2016, inflasi akhir tahun diperkirakan rendah seiring dengan terjaganya pasokan komoditas pangan di tengah La Nina; serta adanya upaya pengendalian inflasi yang baik. Meningkatnya kerja sama dan upaya pengendalian inflasi ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2017 sehingga inflasi keseluruhan tahun 2017 diperkirakan masih berada pada rentang sasaran inflasi 4±1%.

KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

PERKEMBANGAN

EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB

I

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah triwulan III 2016 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disumbang oleh komponen konsumsi, investasi, serta ekspor luar negeri. Sementara itu, sebagai elemen pengurang, impor luar negeri mengalami kontraksi lebih dalam dan menjadi penahan melambatnya pertumbuhan ekonomi lebih jauh.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan terutama berasal dari lapangan usaha industri pengolahan; serta perdagangan besar dan eceran, sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh lebih cepat.

(16)

Pada triwulan III 2016, ekonomi Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,06% (yoy), lebih lambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,74% (yoy). Namun demikian, tingkat pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,00% (yoy). Secara triwulanan, perekonomian Jawa Tengah tumbuh 2,65% (qtq), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,31% (qtq).

Perlambatan ekonomi juga terjadi pada level nasional maupun Kawasan Jawa. Perekonomian nasional tumbuh melambat dengan tingkat 5,02% (yoy), dari tingkat pertumbuhan 5,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya; sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,57% (yoy) setelah tumbuh 5,75% (yoy) pada triwulan II 2016.

Pada periode laporan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah menyumbang 14,96% terhadap perekonomian Kawasan Jawa. Nilai ini relatif tetap dibandingkan periode sebelumnya. Perekonomian Kawasan Jawa secara dominan disumbang oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur dengan sumbangan dari kedua daerah ini mencapai lebih dari 50%.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dialami oleh hampir seluruh provinsi di Kawasan Jawa, kecuali Jawa Timur yang mengalami pertumbuhan ekonomi relatif stabil; dan Banten yang justru mengalami percepatan. Dibandingkan provinsi lainnya di Kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah relatif lebih rendah dan menempati posisi kedua terendah setelah DI Yogyakarta.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)

DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM JAWA I - 2016 JAWA 5.86 5.18 5.97 5.74 5.47 5.62 5.75 Sumber: BPS, diolah II - 2016 5.75 5.35 5.76 5.06 4.68 5.61 5.57

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1

Triwulan III 2016

Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah diambil dari Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III tahun 2016 dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 yang dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Tengah. Apabila terdapat perbedaan angka pertumbuhan tahunan yang tertera pada BRS periode saat ini dengan perhitungan ADHK rilis periode ini dengan periode sebelumnya, yang menjadi acuan dalam penulisan KEKR adalah angka PDRB ADHK berdasarkan BRS pada saat periode laporan. Hal ini dimungkinkan mengingat besaran PDRB tahun 2016 dan 2015 masih bersifat sementara. 1. KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH Grafik 1.2 Sumber: BPS, diolah Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional 3

4 5 6 7 %, YOY

JAWA JATENG NASIONAL 0 2 4 6 8 -2 -4 %

PERTUMBUHAN EKONOMI (QTQ) PERTUMBUHAN EKONOMI (YOY)

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

III IV

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

I 2016 II I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III Grafik 1.3 Sumber: BPS, diolah

Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi

III 2016

JATIM

DKI JABAR JATENG BANTEN DIY

% % % % % % 29,00 25,31 22,31 14,96 3,93 1,49 II 2016 29,15% 25,09% 22,48% 14,88% 6,95% 1,46% III

(17)

Pada triwulan III 2016, ekonomi Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,06% (yoy), lebih lambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,74% (yoy). Namun demikian, tingkat pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,00% (yoy). Secara triwulanan, perekonomian Jawa Tengah tumbuh 2,65% (qtq), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,31% (qtq).

Perlambatan ekonomi juga terjadi pada level nasional maupun Kawasan Jawa. Perekonomian nasional tumbuh melambat dengan tingkat 5,02% (yoy), dari tingkat pertumbuhan 5,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya; sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,57% (yoy) setelah tumbuh 5,75% (yoy) pada triwulan II 2016.

Pada periode laporan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah menyumbang 14,96% terhadap perekonomian Kawasan Jawa. Nilai ini relatif tetap dibandingkan periode sebelumnya. Perekonomian Kawasan Jawa secara dominan disumbang oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur dengan sumbangan dari kedua daerah ini mencapai lebih dari 50%.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dialami oleh hampir seluruh provinsi di Kawasan Jawa, kecuali Jawa Timur yang mengalami pertumbuhan ekonomi relatif stabil; dan Banten yang justru mengalami percepatan. Dibandingkan provinsi lainnya di Kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah relatif lebih rendah dan menempati posisi kedua terendah setelah DI Yogyakarta.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)

DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM JAWA I - 2016 JAWA 5.86 5.18 5.97 5.74 5.47 5.62 5.75 Sumber: BPS, diolah II - 2016 5.75 5.35 5.76 5.06 4.68 5.61 5.57

1.1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1

Triwulan III 2016

Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah diambil dari Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III tahun 2016 dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 yang dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Tengah. Apabila terdapat perbedaan angka pertumbuhan tahunan yang tertera pada BRS periode saat ini dengan perhitungan ADHK rilis periode ini dengan periode sebelumnya, yang menjadi acuan dalam penulisan KEKR adalah angka PDRB ADHK berdasarkan BRS pada saat periode laporan. Hal ini dimungkinkan mengingat besaran PDRB tahun 2016 dan 2015 masih bersifat sementara. 1. KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH Grafik 1.2 Sumber: BPS, diolah Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional 3

4 5 6 7 %, YOY

JAWA JATENG NASIONAL 0 2 4 6 8 -2 -4 %

PERTUMBUHAN EKONOMI (QTQ) PERTUMBUHAN EKONOMI (YOY)

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

III IV

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

I 2016 II I II III IV I II 2014 2015 III IV I 2016 II III Grafik 1.3 Sumber: BPS, diolah

Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi

III 2016

JATIM

DKI JABAR JATENG BANTEN DIY

% % % % % % 29,00 25,31 22,31 14,96 3,93 1,49 II 2016 29,15% 25,09% 22,48% 14,88% 6,95% 1,46% III

(18)

Tabel 1.4. Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Pengeluaran (%, yoy) Tabel 1.3. PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 Menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

KOMPONEN PENGELUARAN 2014 465.234 8.299 56.643 220.009 67.835 118.498 49.209 16.261 764.993

KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH INVESTASI

EKSPOR IMPOR

NET EKSPOR ANTARDAERAH PERUBAHAN INVENTORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

2015* I II III IV 2015* 2016** 118.540 1.939 8.876 55.246 16.727 25.636 17.893 2.681 196.266 120.283 1.934 12.250 56.522 17.853 26.917 14.711 4.151 200.786 123.698 2.042 15.017 58.788 16.461 24.941 15.474 899 207.439 123.430 2.123 22.601 60.785 16.996 21.914 1.211 -3.113 202.118 485.951 8.038 58.744 231.341 68.037 99.408 49.289 4.617 806.609 124.177 2.106 9.165 58.238 16.675 18.697 11.783 2.448 205.896 126.057 2.109 13.166 60.478 17.388 23.380 13.424 3.079 212.321 I II III 129.097 2.114 13.135 62.077 14.143 20.264 15.758 1.884 217.944 KOMPONEN PENGELUARAN 2014 4,31 8,62 2,19 4,16 9,55 (7,29) (3,89) (22,63) 5,28

KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH INVESTASI

EKSPOR IMPOR

NET EKSPOR ANTARDAERAH PERUBAHAN INVENTORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

2015* I II III IV 2015* 2016** 4,37 (9,66) 2,83 6,26 (4,13) (12,04) 12,75 (49,16) 5,64 4,27 (12,33) 2,71 3,37 (2,64) (7,53) 21,74 (26,36) 5,06 4,34 3,03 5,19 3,96 3,19 (18,48) (2,65) (81,81) 5,00 4,82 8,05 3,63 7,03 5,57 (26,09) (77,40) (859,54) 6,08 4,45 (3,15) 3,71 5,15 0,30 (16,11) 0,16 (71,61) 5,44 4,76 8,60 3,26 5,42 (0,31) (27,07) (34,15) (8,67) 4,91 4,80 9,04 7,48 7,00 (2,60) (13,14) (8,75) (25,83) 5,74 I II III 4,36 3,49 (12,53) 5,59 (14,08) (18,75) 1,84 109,59 5,06 KOMPONEN PENGELUARAN

Tabel 1.2. PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 Menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

2014 570.268 10.773 75.556 273.585 83.687 220.421 104.692 27.054 925.195

KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH INVESTASI

EKSPOR IMPOR

NET EKSPOR ANTARDAERAH PERUBAHAN INVENTORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

2015* I II III IV 2015* 2016** 149.574 2.736 11.991 72.438 21.772 48.715 27.158 6.894 243.848 151.956 2.748 17.657 74.664 23.915 51.556 21.755 10.188 251.327 159.283 2.907 23.013 78.374 22.715 48.453 20.222 4.451 262.513 159.183 3.034 33.483 81.767 23.625 42.348 6.463 (8.821) 256.387 619.996 11.426 86.144 307.243 92.027 191.072 75.598 12.712 1.014.074 162.214 3.028 13.546 78.635 23.321 35.137 13.763 3.986 263.356 163.895 3.029 20.453 82.110 24.648 43.295 15.539 6.649 273.027 I II III 169.950 3.062 20.319 84.367 20.367 37.399 19.277 3.908 283.850

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah * Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Berdasarkan sisi pengeluaran, perekonomian Jawa Tengah ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pangsa 60,68%. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi juga memberikan kontribusi signifikan, yaitu sebesar 29,86%. Lebih lanjut, konsumsi pemerintah memiliki peran sebesar 8,77%, dan ekspor luar negeri sebesar 8,46%. Selain itu, pangsa impor luar negeri, sebagai elemen pengurang dalam perekonomian Jawa Tengah, juga cukup besar, yaitu 18,46%. Komposisi ini tidak banyak berubah dibandingkan periode sebelumnya.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan terjadi pada hampir seluruh komponen pengeluaran, kecuali net ekspor antardaerah. Konsumsi swasta, yaitu rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan II 2016. Sementara itu konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dalam, berbalik arah dari triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, investasi juga mengalami perlambatan walaupun masih tumbuh cukup tinggi. Kemudian, ekspor dan impor luar negeri mengalami penurunan lebih dalam, namun diimbangi dengan kenaikan net ekspor antardaerah.

Kegiatan ekonomi dapat tercermin dari beberapa sarana pendukungnya, seperti aktivitas sistem p e m b a y a r a n . S e i r i n g d e n g a n m e l e m a h n y a pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, kebutuhan akan uang kartal untuk kegiatan ekonomi di Jawa Tengah turut mengalami perlambatan. Hal tersebut tercermin dari aliran keluar (outflow) uang kartal melalui Kantor Perwakilan BI di Jawa Tengah yang mengalami penurunan 35,81% (yoy) pada triwulan laporan, setelah tumbuh 82,69% (yoy) pada triwulan II 2016. Selain itu, perlambatan juga terlihat pada aktivitas pembayaran nontunai, yaitu melalui transaksi kliring. Pada triwulan III 2016, nilai rata-rata perputaran kliring harian mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 34,30% (yoy) dari 69,43% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disumbang oleh komponen konsumsi, investasi, serta ekspor luar negeri. Sementara itu, sebagai elemen pengurang, impor luar negeri mengalami kontraksi lebih dalam dan menjadi penahan melambatnya pertumbuhan ekonomi lebih jauh. Lebih lanjut, dari sisi lapangan usaha, perlambatan terutama berasal dari l a p a n g a n u s a h a i n d u s t r i p e n g o l a h a n ; s e r t a perdagangan besar dan eceran, sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh lebih cepat.

1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi mengalami perlambatan signifikan pada triwulan laporan. Konsumsi swasta (rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga/LNPRT) masih mencatatkan peningkatan w a l a u p u n m e l a m b a t d i b a n d i n g k a n t r i w u l a n sebelumnya. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dalam.

Konsumsi rumah tangga sebagai komponen pengeluaran dengan pangsa terbesar tumbuh 4,36% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar 4,80% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga triwulan laporan tumbuh 2,41% (qtq), juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,84% (qtq).

Perlambatan kinerja konsumsi terjadi seiring dengan pola normalisasi setelah di triwulan II pola konsumsi masyarakat mengalami peningkatan pada bulan Ramadhan dan persiapan menjelang Idul Fitri. Pergeseran hari raya lebaran menyebabkan sebagian besar konsumsi masyarakat terdistribusi ke triwulan II 2016 sehingga pada triwulan III 2016 mengalami perlambatan.

Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Outflow Uang Kartal

dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

%, YOY %, YOY

PDRB - SKALA KANAN OUTFLOW UANG KARTAL

3 4 5 6 7 -20 0 20 40 60 80 100

Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata

Perputaran Kliring Harian dan Pertumbuhan Ekonomi %, YOY %, YOY

PDRB - SKALA KANAN NILAI RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN

3 4 5 6 7 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

III IV I 2016

II III I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015 III IV I 2016 II III % 0 2 4 6 (1) 1 3 5

Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah TanggaSumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah PERTUMBUHAN TRIWULANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN

I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 III IV I 2016 II III KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah * Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

(19)

Tabel 1.4. Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Pengeluaran (%, yoy) Tabel 1.3. PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 Menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

KOMPONEN PENGELUARAN 2014 465.234 8.299 56.643 220.009 67.835 118.498 49.209 16.261 764.993

KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH INVESTASI

EKSPOR IMPOR

NET EKSPOR ANTARDAERAH PERUBAHAN INVENTORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

2015* I II III IV 2015* 2016** 118.540 1.939 8.876 55.246 16.727 25.636 17.893 2.681 196.266 120.283 1.934 12.250 56.522 17.853 26.917 14.711 4.151 200.786 123.698 2.042 15.017 58.788 16.461 24.941 15.474 899 207.439 123.430 2.123 22.601 60.785 16.996 21.914 1.211 -3.113 202.118 485.951 8.038 58.744 231.341 68.037 99.408 49.289 4.617 806.609 124.177 2.106 9.165 58.238 16.675 18.697 11.783 2.448 205.896 126.057 2.109 13.166 60.478 17.388 23.380 13.424 3.079 212.321 I II III 129.097 2.114 13.135 62.077 14.143 20.264 15.758 1.884 217.944 KOMPONEN PENGELUARAN 2014 4,31 8,62 2,19 4,16 9,55 (7,29) (3,89) (22,63) 5,28

KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH INVESTASI

EKSPOR IMPOR

NET EKSPOR ANTARDAERAH PERUBAHAN INVENTORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

2015* I II III IV 2015* 2016** 4,37 (9,66) 2,83 6,26 (4,13) (12,04) 12,75 (49,16) 5,64 4,27 (12,33) 2,71 3,37 (2,64) (7,53) 21,74 (26,36) 5,06 4,34 3,03 5,19 3,96 3,19 (18,48) (2,65) (81,81) 5,00 4,82 8,05 3,63 7,03 5,57 (26,09) (77,40) (859,54) 6,08 4,45 (3,15) 3,71 5,15 0,30 (16,11) 0,16 (71,61) 5,44 4,76 8,60 3,26 5,42 (0,31) (27,07) (34,15) (8,67) 4,91 4,80 9,04 7,48 7,00 (2,60) (13,14) (8,75) (25,83) 5,74 I II III 4,36 3,49 (12,53) 5,59 (14,08) (18,75) 1,84 109,59 5,06 KOMPONEN PENGELUARAN

Tabel 1.2. PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 Menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

2014 570.268 10.773 75.556 273.585 83.687 220.421 104.692 27.054 925.195

KONSUMSI RUMAH TANGGA KONSUMSI LNPRT KONSUMSI PEMERINTAH INVESTASI

EKSPOR IMPOR

NET EKSPOR ANTARDAERAH PERUBAHAN INVENTORI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

2015* I II III IV 2015* 2016** 149.574 2.736 11.991 72.438 21.772 48.715 27.158 6.894 243.848 151.956 2.748 17.657 74.664 23.915 51.556 21.755 10.188 251.327 159.283 2.907 23.013 78.374 22.715 48.453 20.222 4.451 262.513 159.183 3.034 33.483 81.767 23.625 42.348 6.463 (8.821) 256.387 619.996 11.426 86.144 307.243 92.027 191.072 75.598 12.712 1.014.074 162.214 3.028 13.546 78.635 23.321 35.137 13.763 3.986 263.356 163.895 3.029 20.453 82.110 24.648 43.295 15.539 6.649 273.027 I II III 169.950 3.062 20.319 84.367 20.367 37.399 19.277 3.908 283.850

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah * Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Berdasarkan sisi pengeluaran, perekonomian Jawa Tengah ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pangsa 60,68%. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi juga memberikan kontribusi signifikan, yaitu sebesar 29,86%. Lebih lanjut, konsumsi pemerintah memiliki peran sebesar 8,77%, dan ekspor luar negeri sebesar 8,46%. Selain itu, pangsa impor luar negeri, sebagai elemen pengurang dalam perekonomian Jawa Tengah, juga cukup besar, yaitu 18,46%. Komposisi ini tidak banyak berubah dibandingkan periode sebelumnya.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan terjadi pada hampir seluruh komponen pengeluaran, kecuali net ekspor antardaerah. Konsumsi swasta, yaitu rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan II 2016. Sementara itu konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dalam, berbalik arah dari triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, investasi juga mengalami perlambatan walaupun masih tumbuh cukup tinggi. Kemudian, ekspor dan impor luar negeri mengalami penurunan lebih dalam, namun diimbangi dengan kenaikan net ekspor antardaerah.

Kegiatan ekonomi dapat tercermin dari beberapa sarana pendukungnya, seperti aktivitas sistem p e m b a y a r a n . S e i r i n g d e n g a n m e l e m a h n y a pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, kebutuhan akan uang kartal untuk kegiatan ekonomi di Jawa Tengah turut mengalami perlambatan. Hal tersebut tercermin dari aliran keluar (outflow) uang kartal melalui Kantor Perwakilan BI di Jawa Tengah yang mengalami penurunan 35,81% (yoy) pada triwulan laporan, setelah tumbuh 82,69% (yoy) pada triwulan II 2016. Selain itu, perlambatan juga terlihat pada aktivitas pembayaran nontunai, yaitu melalui transaksi kliring. Pada triwulan III 2016, nilai rata-rata perputaran kliring harian mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 34,30% (yoy) dari 69,43% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disumbang oleh komponen konsumsi, investasi, serta ekspor luar negeri. Sementara itu, sebagai elemen pengurang, impor luar negeri mengalami kontraksi lebih dalam dan menjadi penahan melambatnya pertumbuhan ekonomi lebih jauh. Lebih lanjut, dari sisi lapangan usaha, perlambatan terutama berasal dari l a p a n g a n u s a h a i n d u s t r i p e n g o l a h a n ; s e r t a perdagangan besar dan eceran, sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh lebih cepat.

1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi mengalami perlambatan signifikan pada triwulan laporan. Konsumsi swasta (rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga/LNPRT) masih mencatatkan peningkatan w a l a u p u n m e l a m b a t d i b a n d i n g k a n t r i w u l a n sebelumnya. Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dalam.

Konsumsi rumah tangga sebagai komponen pengeluaran dengan pangsa terbesar tumbuh 4,36% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar 4,80% (yoy). Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga triwulan laporan tumbuh 2,41% (qtq), juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,84% (qtq).

Perlambatan kinerja konsumsi terjadi seiring dengan pola normalisasi setelah di triwulan II pola konsumsi masyarakat mengalami peningkatan pada bulan Ramadhan dan persiapan menjelang Idul Fitri. Pergeseran hari raya lebaran menyebabkan sebagian besar konsumsi masyarakat terdistribusi ke triwulan II 2016 sehingga pada triwulan III 2016 mengalami perlambatan.

Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Outflow Uang Kartal

dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

%, YOY %, YOY

PDRB - SKALA KANAN OUTFLOW UANG KARTAL

3 4 5 6 7 -20 0 20 40 60 80 100

Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata

Perputaran Kliring Harian dan Pertumbuhan Ekonomi %, YOY %, YOY

PDRB - SKALA KANAN NILAI RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN

3 4 5 6 7 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

III IV I 2016

II III I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015 III IV I 2016 II III % 0 2 4 6 (1) 1 3 5

Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah TanggaSumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah PERTUMBUHAN TRIWULANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN

I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 III IV I 2016 II III KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH KAJIAN EK ONOMI D AN KEU ANGAN RE GIONAL PRO VINSI J A W A TENGAH

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah * Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, auditor yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan dengan mengikuti etika profesi yang berlaku, bersikap profesional tanpa memandang status, serta memiliki

Secara keseluruhan untuk jumlah siswa dalam kategori baik telah mencapai indikator keberhasilan yaitu  15 siswa, dengan demikian kemampuan berpikir kritis matematis

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan dumbbells wrist curll terhadap ketepatan pukulan servis forhand dalam permainan tenis meja pada

Salah satu hikayat yang berbentuk cerita lisan terdapat dalam tradisi mauluik dikia pada masyarakat penganut Tarekat Syatariyah di kota Padang.. Melihat kedudukan hikayat

jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko

Hasil dari kegiatan ini adalah konsultasi kepala sekolah untuk jenis – jenis lomba yang akan diadakan... Yogyakarta, 15

Meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik;. Mengambil sumpah setiap saksi

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau 2019 Tempat kerja “bersih” akan membuat produkstivitas kerja meningkat. Pembersihan