• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA .1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.2 KETAHANAN SEKTOR RUMAH TANGGA .1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi

kerentanan sektor Rumah Tangga, yaitu persepsi masyarakat terhadap perekonomian, tingkat pendapatan, tingkat konsumsi dan persepsi terhadap harga.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) pada triwulan II 2017 yang dilakukan oleh KPwBI Provinsi Papua, dapat diketahui bahwa tingkat keyakinan masyarakat terhadap kondisi perekonomian cenderung mengalami kenaikan. Tercatat bahwa indeks keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini (IKE) mencapai level 130,44. Kondisi tersebut terutama didorong oleh kenaikan indeks Penghasilan Konsumen yang mencapai 151,3. Selain itu, indeks Konsumsi Barang Tahan Lama dan indeks Ketersediaan Lapangan Kerja juga berada dilevel yang sangat optimis, masing-masing mencapai 119,3 dan 126. Kondisi tersebut relatif sejalan dengan pelaksanaan even puasa dan lebaran, dimana pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan menjamurnya usaha makanan jadi membuat persepsi masyarakat terhadap kedua indeks tersebut mengalami kenaikan.

Sementara itu, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi ke depan (IEK) semakin optimis dibanding triwulan I 2017, dimana angka indeks pada triwulan II 2017 mencapai 136,44 lebih tinggi dibanding triwulan I 2017 yang mencapai 127,6. Kondisi tersebut salah satunya didorong oleh kenaikan

persepsi masyarakat terhadap penghasilan dan kegiatan usaha yang ketersediaan lapangan kerja yang juga mengalami kenaikan. Dari sisi pengeluaran, dapat diketahui bahwa hingga triwulan II 2017 tidak terdapat perubahan struktur alokasi pengeluaran, dimana komponen konsumsi masih mendominasi dengan pangsa berkisar 60%. Sementara, pangsa pengeluaran yang digunakan untuk tabungan dan pembayaran cicilan masing-masing, mencapai kisaran 29% dan 13%.

Secara lebih mendalam berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan dapat diketahui bahwa alokasi pengeluaran konsumsi terbesar dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat pengeluaran di atas Rp4 juta, mencapai 63% dari total pengeluaran. Sementara, alokasi pembayaran cicilan terbesar dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat pengeluaran hingga Rp4 juta yang mencapai 10% dari total pengeluaran. Untuk tabungan, alokasi terbesar dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat pengeluaran diatas Rp5 juta, yang mencapai 50% dari total pengeluaran.

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat relatif terjaga. Selain itu, masyarakat juga dinilai mampu untuk memenuhi berbagai kewajibannya.

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Grafik 0.14 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Grafik 0.15 Perkembangan Indikator SK Lainnya

100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017

INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN ( IKK ) INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI ( IKE ) INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN ( IEK )

70 80 90 100 110 120 130 140 150 160

I II III IV I II III IV I II I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Ekspektasi Ekonomi Kondisi Ekonomi Saat Ini

Pes im is O p tim is Indeks

Indeks Penghasilan Konsumen Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Penghasilan Konsumen (Ekspektasi) Indeks Kegiatan Usaha

Sumber kerentanan pada sektor Rumah Tangga juga berpotensi berasal dari tekanan harga, dimana indeks perubahan harga komoditas pada triwulan II 2017 berada di level yang relatif tinggi mencapai 164. Komoditas bahan makanan dan komoditas energi dipersepsikan masyarakat memiliki kenaikan harga tertinggi dibanding kelompok komoditas lainnya. Asesmen menilai bahwa berlangsungnya even puasa-lebaran dan kebijakan penyesuaian tarif, seperti listrik, menjadi faktor tingginya persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga terutama dalam jangka pendek.

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Grafik 0.18 Indeks Perubahan Harga per Sektor RT

4.2.2 Kinerja Keuangan Rumah Tangga Pada triwulan II 2017, pengelolaan keuangan rumah tangga relatif stabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tercatat bahwa persentase alokasi tabungan di atas 10% dari pengeluaran masih berada pada kisaran kisaran 26% hingga 33%. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat masih menjaga prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan.

Dilihat dari perilaku berutang, tercatat 72,2% dari responden memiliki debt to service ratio (DSR) di bawah 10%. Persentase tersebut lebih tinggi dari triwulan I 2017 yang mencapai 67,3% responden. Sementara di sisi lain, persentase masyarakat dengan rasio DSR diatas 30% mengalami penurunan signifikan pada triwulan ini. Tercatat sebanyak 6,7%

masyarakat memiliki DSR diatas 30%, lebih rendah dari triwulan I 2017 yang mencapai 9,8% dari masyarakat. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa dalam menghadapi even lebaran pada triwulan II 2017, jumlah masyarakat yang memiliki hutang cenderung meningkat namun dengan nilai yang relatif terkendali.

Berdasarkan tingkat pengeluarannya, tekanan risiko berpotensi berasal dari masyarakat dengan tingkat pengeluaran rendah (Rp1-3 juta), dimana persentase masyarakat dengan DSR berkisar 10% hingga 30% mayoritas berasal dari kelompok ini. Sementara itu, rasio DSR pada kelompok masyarakat dengan tingkat pengeluaran menengah (Rp3,1-5 juta)

100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 1 2 3 4 5 6 2017

Makanan Non makanan Peralatan rumah tangga

Energi Perumahan Jasa

Perubahan harga 3 bln ke depan

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Grafik 0.16 Pangsa Alokasi Pengeluaran Konsumen

Sumber : Survei Konsumen, diolah

Grafik 0.17 % Penggunaan Pengeluaran/bulan 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017

Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan

0% 20% 40% 60% 80% 100% Konsumsi Cicilan/Pinjaman Tabungan Konsumsi Cicilan/Pinjaman Tabungan I 201 7 II 201 7 Rp1 - 2 jt Rp2,1 - 3 jt Rp3,1 - 4 jt Rp4,1 - 5 jt Rp5,1-6 jt Rp6,1-7 jt Rp7,1-8 jt >Rp8 jt

dan pengeluaran tinggi (di atas Rp5 juta) terlihat cukup terkendali, dimana secara total terdapat 2,9% dari responden yang memiliki DSR yang berkisar 10% hingga 30%. Persentase responden tersebut lebih rendah dari triwulan I 2017 yang mencapai 6,0%. Selain itu, juga terdapat 6,7% responden yang memiliki DSR diatas 30%, turun dari triwulan I 2017 dengan persentase responden mencapai 9,8%.

Tabel 0.1 Perkembangan Pengeluaran Konsumen Untuk Tabungan Tw II 2017

Sumber : SK, diolah 0 -1 0 % 1 0 % -2 0 % 2 0 % -3 0 % > 3 0 % 0 -1 0 % 1 0 % -2 0 % 2 0 % -3 0 % > 3 0 % Rp1 - 2 jt 28.2% 5.1% 4.4% 2.7% 5.3% 7.6% 12.4% 15.1% Rp2,1 - 3 jt 27.8% 3.1% 4.2% 3.3% 5.6% 8.0% 10.9% 14.0% Rp3,1 - 4 jt 7.8% 2.0% 1.6% 1.6% 1.6% 3.3% 5.1% 2.9% Rp4,1 - 5 jt 1.6% 0.4% 0.9% 1.1% 1.3% 1.1% 0.7% 0.9% Rp5,1-6 jt 1.8% 0.0% 0.4% 0.4% 0.2% 0.9% 0.9% 0.7% Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% Rp7,1-8 jt 0.0% 0.0% 0.2% 0.4% 0.2% 0.2% 0.2% 0.0% >Rp8 jt 0.2% 0.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.2% 0.2% 0.0% Total 67.3% 10.9% 12.0% 9.8% 14.4% 21.6% 30.4% 33.6% Rp1 - 2 jt 38.9% 2.9% 6.7% 2.7% 5.3% 15.6% 15.1% 15.1% Rp2,1 - 3 jt 22.4% 4.2% 4.4% 2.2% 6.2% 8.0% 8.0% 11.1% Rp3,1 - 4 jt 8.2% 1.1% 1.8% 1.3% 2.0% 1.8% 3.6% 5.1% Rp4,1 - 5 jt 2.2% 0.0% 0.0% 0.4% 0.0% 0.9% 0.9% 0.9% Rp5,1-6 jt 0.4% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.4% Rp6,1-7 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Rp7,1-8 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% >Rp8 jt 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% Total 72.2% 8.2% 12.9% 6.7% 13.6% 26.2% 27.6% 32.7% II 2017 Tabungan Periode Pengeluaran/ bln

Debt Service Ratio (DSR)

4.2.3 Eksposure Perbankan dalam Rumah Tangga Perkembangan indikator perbankan untuk

Rumah Tangga pada triwulan II 2017 menunjukkan perlambatan. Pertumbuhan kredit tercatat mencapai 2,07% (yoy) pada triwulan II 2017, lebih rendah dari triwulan I 2016 yang mencapai 3,85% (yoy). Dengan kualitas kredit yang disalurkan masih berada dibawah batas ketentuan Bank Indonesia (5%), yaitu sebesar 1,96%. DPK juga tumbuh melambat, dimana pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 0,15% (yoy) lebih rendah dari triwulan I 2017 yang tumbuh sebesar 3,65% (yoy).

Secara lebih mendalam terlihat bahwa pertumbuhan kredit multiguna pada triwulan laporan mengalami kontraksi sebesar -98,77% (yoy). Di sisi lain, kredit KPR pada posisi yang sama tumbuh sebesar 26,07% (yoy), sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 28,06% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan penyaluran yang signifikan pada triwualn II 2017 terjadi pada kredit

perlengkapan yang tumbuh sebesar 663,95% (yoy).

Kontraksi kredit multiguna salah satunya disebabkan oleh peningkatan prinsip kehati-hatian, dimana perbankan mengurangi alokasi penyaluran kredit multiguna tanpa menggunakan agunan. Sementara tingginya penyaluran kredit perlengkapan sejalan dengan persiapan masyarakat dalam menghadapi perayaan puasa-lebaran, dimana mayoritas komponen kredit perlengkapan berupa peralatan rumah tangga.

Perkembangan penyaluran kredit tersebut menyebabkan perubahan struktur penyaluran kredit rumah tangga. Pangsa kredit multiguna mengalami penurunan signifikan dan sebaliknya, kredit Pemilikan Rumah (KPR) serta kredit lainnya mengalami kenaikan pangsa yang sangat tinggi. Tercatat pada triwulan II 2017, pangsa kredit KPR dan kredit lainnya masing-masing mencapai 20,28% dan 33,69%.

Sumber : Laporan Perbankan, diolah

Grafik 0.19 Pertumbuhan DPK, Kredit dan NPL

Sumber : Laporan Perbankan, diolah

Grafik 0.20 % Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Perbankan, diolah

Grafik 0.21 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Perbankan, diolah

Grafik 0.22 Pertumbuhan DPK Rumah Tangga 0% 1% 2% 3% 4% 5% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017 DPK Kredit NPL (sb.kanan) yoy NPL 18.06% 18.82% 19.22% 19.24% 20.33% 20.28% 65.14% 64.83% 63.98% 41.18% 14.94% 14.44% 14.84% 37.79% 34.93% 33.69% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% I 2016 II 2016 III 2016 IV 2016 I 2017 II 2017 KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

-200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 700% I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017

KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya yoy -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017

Giro Tabungan Deposito % yoy

Kualitas penyaluran kredit di sektor Rumah Tangga secara umum terjaga dengan baik, tercermin dari tingkat NPL mayoritas komponen kredit rumah tangga yang berada dibawah batas ketentuan Bank Indonesia (5%). Hanya komponen kredit multiguna yang mengalami kenaikan signifikan dan berada di atas batas ketentuan Bank Indonesia. Tercatat NPL kredit multiguna pada triwulan laporan mencapai 6,23%. Selain itu, tingkat NPL di sektor KPR juga perlu mendapat perhatian karena berada jauh lebih tinggi dibanding komponen lainnya, dimana hingga triwulan II 2017 NPL KPR masih stabil pada kisaran 3%. Di sisi penghimpunan dana, DPK rumah tangga di Papua pada triwulan II 2017 secara

umum mengalami penurunan. Berdasarkan komponennya, tabungan yang merupakan komponen dengan pangsa dominan dalam DPK rumah tangga pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 2,92% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2017 yang mencapai 7,45% (yoy). Sementara, komponen deposito dan giro pada periode laporan mengalami kontraksi sebesar -2,90% dan -9,62% (yoy). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat cenderung membutuhkan instrumen perbankan yang lebih mudah dicairkan terutama dalam menghadapi perayaan lebaran.

Sumber : Laporan Perbankan, diolah

Grafik 0.23 NPL Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Perbankan, diolah

Grafik 0.24 Pertumbuhan DPK Rumah Tangga

-1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017

KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 I II III IV I II III IV I II 2015 2016 2017

Giro Tabungan Deposito

BAB 5

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN