• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

B. Keterampilan Berpikir Kreatif

Berpikir menurut pemahaman umum manusia (Hamzah, 2014: 110) adalah hal esensi menyangkut kemanusiaannya. Esensi, karena berpikir inilah membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan berpikir,

manusia dapat menemukan hal-hal baru sehingga secara ekologi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berpikir menjadi hal utama penyebab manusia terhindar dari kepunahan sampai saat ini. Setiap situasi, setiap perubahan dan setiap keadaan manusia senantiasa berada pada posisi pengendali. Manusia menjadi penentu arah perubahan dan pengendali lingkungannya.

2. Berpikir kreatif

Pengertian berpikir kreatif, terkait dengan kreativitas, berpikir kreatif menghasilkan pemikiran kreatif, dan pemikiran kreatif inilah yang disebut kreativitas. Hilgard dalam Hamzah dkk., (2014, 113) melihat bahwa

“berpikir kreatif” sebagai suatu bentuk pemikiran, berusaha menemukan

hubungan-hubungan baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menanggapi suatu masalah, atau menghasilkan bentuk-bentuk artistik baru. Schwartz mendefinisikan berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu. Berpikir kreatif adalah proses yang digunakan ketika mengajukan suatu gagasan baru. Kriteria baru itu bergantung pada pandangan individu, kelompok ataupun masyarakat di sekitarnya. MacKinnon (Hamzah, 2014: 113) menyatakan tiga syarat penting dari berpikir kreatif, yaitu melibatkan respon atau gagasan yang baru, dapat memecahkan persoalan secara realistis, dan mempertahankan insight yang orisinil. Kebaruan, realistis, dan orisinalitas menjadi syarat penting dalam berpikir kreatif.

Sebagai bentuk pemikiran, berpikir kreatif berusaha menghasilkan sesuatu yang baru melalui penggabungan baru dari unsur-unsur yang telah ada dalam pikiran seseorang melalui sebuah proses. Proses berpikir ini menurut teori Walls (Hamzah, 2014; 113) terdiri dari empat tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan yaitu tahap berpikir kreatif dengan mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar bepikir, mencari jawaban, bertanya, atau berdiskusi dengan orang lain. b. Tahap inkubasi

Tahap inkubasi atau pengeraman adalah tahap berpikir kreatif dengan seakan-akan melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapi.

c. Tahap iluminasi

Tahap iluminasi adalah tahap berpikir kreatif degan munculnya gagasan baru sebagai pemecah masalah. Dalam tahap ini muncul pikiran atau gagasan yang dapat digunakan sebagai dasar pemecah masalah atau suatu pandangan baru yang dibutuhkan untuk membuka wawasan.

d. Tahap verifikasi

Tahap verifikasi adalah tahap berpikir kreatif berupa pengujian atau pengembangan atas ide atau kreasi baru. Pada tahap ini akan diperoleh apakah gagasan dapat dilaksanakan atau tidak.

Guilford (Hamzah, 2014: 114) berdasarkan penelitian-penelitiannya yang luas dalam bidang kreativitas, menekankan bahwa keberhasilan dalam performance kreatif ditentukan oleh aspek-aspek intelektual ataupun aspek-aspek kepribadian individu. Menurutnya ciri-ciri kognitif (intelektual) yang perlu dimiliki atau dikembangkan adalah:

a. Kepekaan atau sensitivitas dalam pengamatan, kemampuan untuk melihat masalah, yaitu dapat melihat kekurangan, kelemahan, dan kesalahan pada suatu objek.

b. Kelancaran dalam berpikir yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan atau ide yang mengarah pada pencapaian tujuan atau penyelesaian masalah.

c. Fleksibilitas dalam berpikir yaitu kemampuan memberikan banyak ide- ide yang mencerminkan fleksibilitas dalam pemikiran bebas dari kekakuan.

d. Originalitas yaitu kemampuan memberikan jawaban atau gagasan yang luar biasa, yang jarang diberikan oleh orang lain.

e. Redefinition yaitu kemampuan memberi arti atau perumusan baru pada objek untuk dapat menggunakannya (atau bagian-bagiannya) dengan cara-cara yang baru.

f. Elaborasi yaitu kemampuan mengembangkan suatu ide, konsep, atau objek.

Akbar dkk., (Hamzah, 2014: 112) menyebutkan lima ciri berpikir kreatif yang terdiri dari:

a. Berpikir lancar

1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah. 2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. 3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

b. Berpikir luwes

1) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. 2) Melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda.

3) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda. 4) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. c. Berpikir rasional

1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

2) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. 3) Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-

bagian atau unsur-unsur. d. Merinci atau mengelaborasi

1) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.

2) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

e. Menilai

1) Menentukan patokan penilaian sendiri dan dapat menentukan kebenaran pertanyaan, rencana atau tindakan.

2) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. 3) Dapat melaksanakan gagasannya.

Jelaslah bahwa berpikir kreatif terkait dengan aturan dan kondisi.

Dari teori dan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan berpikir kreatif adalah bentuk pemikiran individu melalui tahapan-tahapan berpikir. Tahapan-tahapan berpikir tersebut berupa persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi, untuk menemukan hubungan-hubungan baru, jawaban, dan metode baru dalam menanggapi suatu persoalan untuk memecahkan masalah. Ciri-cirinya adalah adanya kepekaan dalam pengamatan, kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, keaslian berpikir, mendefiniskan kembali, menguraikan, menilai, minat, ketaatan pada aturan, menerima hal-hal baru, mengkhayal, percaya diri sendiri, dan bertindak.

3. Indikator-indikator keterampilan berpikir kreatif (Uno, 2014: 114-116) a. Kelancaran berpikir

Seseorang mungkin memiliki berbagai gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah. Ia memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. Selain itu ia selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

b. Keluwesan berpikir

Orang yang berpikir luwes biasanya menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. Mereka melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. Biasanya mereka mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda dan mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

c. Rasional berpikir

Seseorang yang berpikir rasional mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. Mereka memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. Mereka juga membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

d. Elaborasi

Merinci atau mengelaborasi maksudnya adalah mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. Selain itu mengelaborasi juga memiliki makna menambah atau merinci detil- detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. e. Menilai

Menilai yaitu menentukan patokan penilaian itu sendiri dan dapat menentukan kebenaran pertanyaan, rencana, atau tindakan. Menilai berarti mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, dan dapat melaksanakan gagasannya.

f. Imajinatif

Memikirkan beberapa alternatif dalam melakukan suatu penyelesaian masalah. Seseorang yang imajinatif menggunakan imajinasinya (berkhayal). Berimajinasi juga melibatkan kemampuan kognitif.

g. Keaslian berpikir

Seseorang yang memiliki keaslian berpikir berarti orang tersebut mampu memunculkan suatu gagasan dari hasil pemikirannya sendiri. Gagasan tersebut dapat dibagikan kepada orang lain sebagai suatu informasi.

h. Menghadapi tantangan

Ketika terlibat dalam suatu permasalahan, seseorang yang kreatif tidak akan lari dari permasalahan yang dihadapi. Beberapa hal dilakukannya untuk menghadapi permasalahan tersebut. Mereka tidak menyerah atau mundur, melainkan memiliki sikap berani menerima suatu tantangan.

i. Ingin tahu

Ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Rasa ingin tahu ini juga berkaitan dengan KEPO (Knowing Every Particular Objects).

j. Berani mengambil resiko

Sering kali seseorang dihadapkan pada suatu tantangan dalam hidupnya. Seseorang yang berani mengadapi tantangan juga sebaiknya memiliki sikap berani mengambil resiko atas keputusan yang dibuatnya. k. Menghargai

Menghargai diartikan sebagai memiliki toleransi dan berbesar hati menerima apa yang dilakukan atau dikerjakan oleh orang lain. Hal ini akan lebih baik apabila seseorang juga mampu mengapresiasi apa yang telah diperbuat orang lain.

l. Memiliki prinsip

Prinsip juga berarti pendirian. Seseorang yang memiliki prinsip berarti memiliki suatu keyakinan yang dipegang teguh dan tidak mudah goyah dalam hidupnya. Biasanya suatu prinsip tidak akan dilanggar.

C. Efikasi Diri

Dokumen terkait