• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

Operasionalisasi (KBBI, 2008: 985) berarti pengoperasian. Pengoperasian sendiri adalah proses, cara, atau perbuatan mengoperasikan. Menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian (Cholid dan Abu, 2007: 118) adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) (Cholid dan Abu, 2007: 119) adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi (X). 2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan kondisi atau karakteristik

yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, mengubah atau mengganti variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan berpikir kreatif (Y1) dan efikasi diri (Y2).

Operasionalisasi variabel untuk masing-masing variabel berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi

Menurut Hollingsworth dan Gina Lewis dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Aktif (2008: viii-ix), siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus-menerus terlibat, baik secara mental ataupun secara fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efekif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami.

Tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif merupakan derajat yang menunjukkan seberapa sering kegiatan pembelajaran memenuhi kriteria/ karakteristik pembelajaran aktif. Menurut Ryan dan Marten yang dikutip oleh Bonwel (1991: 18) pembelajaran aktif didefinisikan sebagai berikut:

Students learns both pssively and actively. Passive learning takes places when students take on the role of "reseptacles of knowledge"; that is; they do not directly participate in the learning process. Active learning is more likely to take place when students are doing something besides listening.

Sejalan dengan definisi tersebut, melalui PP No.19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 pemerintah menyatakan, "Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik". Berdasarkan definisi tersebut, Zulfahmi (2013: 278-284) mengembangkan indikator-indikator pembelajaran aktif yang tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif pada Materi Akuntansi

No. Indikator Nomor Butir Jumlah Pernyataan (+) (-) (+) (-)

1. Berpusat pada siswa 1 - 1 0

2. Didasarkan atas tujuan yang jelas 2 - 1 0 3. Bersifat pemecahan masalah 3, 4 - 2 0 4. Mengoptimalkan kegiatan penemuan 5 - 1 0 5. Memungkinkan siswa mengaitkan

pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru

6, 7 - 2 0

6. Memungkinkan adanya perspektif baru pada diri siswa tentang apa yang dipelajari

8, 9 - 2 1

7. Memungkinkan berkembangnya konstelasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa

10, 11 - 2 0

8. Memungkinkan siswa

mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya

12, 13 - 2 0

9. Menggunakan media pembelajaran yang layak

14 - 1 0

10. Hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri

15, 16 - 2 0

11. Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indera

17, 18, 19

- 3 0

12. Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga sebelah kiri

20, 21 - 2 0

13. Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis

No. Indikator Nomor Butir Jumlah Pernyataan (+) (-) (+) (-)

14. Adanya umpan balik. 24, 25 - 2 0

Total 25 0 25 0

2. Keterampilan berpikir kreatif

Pengertian berpikir kreatif, terkait dengan kreativitas, berpikir kreatif menghasilkan pemikiran kreatif, dan pemikiran kreatif inilah yang disebut kreativitas. Hilgard dalam Hamzah dkk., (2014: 113) melihat bahwa

“berpikir kreatif” sebagai suatu bentuk pemikiran, berusaha menemukan hubungan-hubungan baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menanggapi suatu masalah, atau menghasilkan bentuk-bentuk artistik baru.

Menurut Uno (2014: 115-116), berpikir kreatif merupakan bentuk pemikiran individu melalui tahap-tahap berpikir untuk menemukan hubungan baru, jawaban, metode baru dalam menanggapi suatu persoalan untuk memecahkan masalah yang bercirikan: 1) kelancaran perpikir; 2) keluwesan berpikir; 3) rasional berpikir; 4) mengelaborasi; 5) menilai; 6) imajinatif; 7) keaslian berpikir; 8) senang menghadapi tantangan; 9 ) ingin tahu; 10) berani mengambil risiko; 11) menghargai; 12) memiliki prinsip.

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Keterampilan Berpikri Kreatif

No. Indikator Nomor butir

Jumlah pernyataan (+) (-) (+) (-) 1 Kelancaran berpikir 1, 3, 9 2 3 1 2 Keluwesan berpikir 4 5 1 1 3 Rasional berpikir 6, 7 8 2 1 4 Elaborasi 12 10 1 1 5 Menilai 11 13 1 1 6 Imajinatif 14, 15 16 2 1 7 Keaslian berpikir 17, 18 2 0 8 Menghadapi tantangan 19 20, 21 1 2 9 Ingin tahu 22, 23 2 0

10 Berani mengambil resiko 24 25 1 1

11 Menghargai 26 27 1 1

12 Memiliki prinsip 28,29 2 0

Total 19 10 19 10

3. Efikasi diri

Bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi tertentu tergantung kepada resiprokal antara lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif yang berhubungan dengan keyakinan bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan tindakan yang memuaskan. Bandura (Alwison, 2004: 287) menyebut keyakinan atau harapan diri ini sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil. Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication - efficacy expectation) adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri adalah keyakinan diri seseorang akan kemampuan-

kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu hal Bandura (1997).

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Efikasi Diri

No. Dimensi Indikator No. Item (+) 1. Academic

self- efficacy

a. Mendapatkan bantuan guru saat

kesulitan 1

b. Konsentrasi belajar 4

c. Mempelajari bahan ujian 7

d. Menyelesaikan PR 10

e. Berkonsentrasi saat pembelajaran 13 f. Memahami materi pelajaran 16 g. Memuaskan orang tua melalui hasil

belajar 19 h. Menyelesaikan ujian 22 2. Social self- efficacy i. Mengekspresikan pendapat 2

j. Menjadi teman bagi yang lainnya 6

k. Berteman dengan teman „baru‟ 8

l. Bekerja sama dalam kelompok 11 m. Mengomunikasikan hal yang tidak

disukai kepada orang lain

14 n. Membuat lelucon 17 o. Mempertahankan hubungan pertemanan 20 p. Mencegah pertengkaran 23 3. Emotional self- efficacy

q. Menyemangati diri sendiri saat mengalami keadaan tidak menyenangkan

3 r. Mengendalikan diri saat kesulitan 5 s. Mengendalikan diri untuk tidak

gugup

9

t. Mengendalikan perasaan 12

u. Menyemangati diri saat lemah 15 v. Mengomunikasikan

ketidaksukaanpada orang lain 18 w. Mengendalikan diri dalam

pengalaman yang tidak

menyenangkan

No. Dimensi Indikator No. Item (+) x. Tidak mengawatirkan hal yang akan

terjadi 24

Total 24

Skala pengukuran (Sugiyono, 2012: 92) merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif.

Dalam penelitian ini, digunakan skala likert. Skala likert (Sugiyono, 2012:93) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial tersebut telah ditetapkan dan selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Instrumen dengan skala likert akan berguna bila dilakukan pengukuran secara keseluruhan tentang suatu topik, pendapat atau pengalaman (Sugiyono, 2015: 165). Jawaban setiap item instrumen pada penelitian ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata- kata dengan skor untuk jawaban setiap item seperti berikut ini:

a. Variabel keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi 1) Tidak Pernah (Tp) : 1

3) Kadang-kadang (Kk) : 3 4) Sering (Sr) : 4 5) Selalu (Sl) : 5

Seluruh item dalam variabel keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi adalah positif.

b. Variabel keterampilan berpikir kreatif 1) Tidak Pernah (Tp) : 1

2) Jarang (Jr) : 2 3) Kadang-kadang (Kk) : 3 4) Sering (Sr) : 4 5) Selalu (Sl) : 5

Sedangkan untuk item negatif adalah sebagai berikut: 1) Tidak Pernah (Tp) : 5

2) Jarang (Jr) : 4 3) Kadang-kadang (Kk) : 3 4) Sering (Sr) : 2 5) Selalu (Sl) : 1 c. Variabel efikasi diri

1) Sangat tidak baik (Stb) : 1 2) Tidak baik (Tb) : 2

3) Cukup (C) : 3

5) Sangat baik (Sb) : 5

Seluruh item dalam variabel efikasi diri adalah positif.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jawaban yang diberikan oleh responden terhadap tersebut:

a. Variabel keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi 1) Tidak pernah

: menurut responden, pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah tidak pernah sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

2) Jarang

: menurut responden, pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah jarang sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

3) Kadang-kadang

: menurut responden, pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah kadang-kadang sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

4) Sering

: menurut responden, pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah sering sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

5) Selalu

: menurut responden, pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah selalu sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

b. Variabel keterampilan berpikir kreatif 1) Tidak pernah

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah sikap responden tidak pernah sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

2) Jarang

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden jarang melakukan hal yang sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

3) Kadang-kadang

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden kadang-kadang melakukan hal yang sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

4) Sering

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden sering melakukan hal yang sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

5) Selalu

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden selalu melakukan hal yang sama seperti pada pernyataan dalam kuesioner.

c. Variabel efikasi diri 1) Sangat tidak baik

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden sangat tidak baik dalam melakukan hal yang sama seperti pernyataan pada kuesioner.

2) Tidak baik

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden termasuk tidak baik dalam melakukan hal yang sama seperti pernyataan pada kuesioner.

3) Cukup

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden merasa cukup dalam melakukan hal yang sama seperti pernyataan pada kuesioner. 4) Baik

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden merasa baik dalam melakukan hal yang sama seperti pernyataan pada kuesioner.

5) Sangat baik

: menurut responden, selama pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan guru di kelas/ sekolah responden sangat baik dalam melakukan hal yang sama seperti pernyataan pada kuesioner. Dalam instrumen penelitian terdapat item positif dan negatif. Dikarenakan item negatif adalah item pernyataan yang jawabannya tidak sesuai dengan harapan peneliti. Maka dari itu walaupun jawaban dari item tersebut

adalah „selalu‟, tetapi skor dari item dengan jawaban „selalu‟ tersebut

adalah skor yang paling kecil (1). Item positif adalah item pernyataan yang jawabannya sesuai dengan harapan peneliti. Maka dari itu item tersebut

diberi skor paling tinggi (5) untuk jawaban „selalu‟ atau „sangat baik‟.

Dokumen terkait