KAJIAN PUSTAKA
2.7 Keterampilan Berpikir Kritis .1 Pengertian Berpikir Kritis .1 Pengertian Berpikir Kritis
Menurut Lismaya (2019) berpikir kritis adalah sebuah proses intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis dan atau
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran atau komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan. Berpikir kritis sebagai cognitive skill, didalamnya terdapat kegiatan interpretasi analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan serta pengelolaan diri.
Keterampilan berpikir kritis penting dalam proses pembelajaran karena memberikan kesempatan kepada siswa belajar melalui penemuan.
Berpikir kritis termasuk dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi yang di dalamnya mempunyai tingkat perkembangan analisis kognitif, evaluasi dan mencipta. Proses untuk berpikir kritis mendalam dan logis, akibatnya tidak menerima secara langsung terhadap informasi baru diperoleh namun pengecualiannya berlaku jika hasil pemikiran yang reflektif dapat menghasilkan keputusan sehingga dapat untuk diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari (Dakabesi & Luoise, 2019). Berpikir kritis dapat mengasah dan melatih kemampuan kognitif siswa terhadap pengetahuan yang dimiliki untuk melakukan analisis, membuat sintesis, melakukan evalusi serta mempu menyimpulkan terhadap kegiatan yang dilakukan ataupun hasil yang telah diperoleh berdasarkan penyelesaian suatu masalah, melakukan pengamatan bahkan materi yang telah dipelajari.
2.7.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Menurut Fisher dalam Apriani (2019), terdapat enam karakteristik berpikir kritis, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengumpulkan berbagai informasi yang relevan 3. Menyusun sejumlah alternatif pemecahan masalah
4. Membuat kesimpulan 5. Mengungkapkan pendapat 6. Mengevaluasi argumen.
Ennis (Tan, 2007: 306) mengelompokkan indikator keterampilan berpikir kritis kedalam lima aspek, yang dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau terpisah-pisah hanya beberapa indikator saja.
a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pertanyaan.
b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan membuat deduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.
d. Memberikan penjelasan lajut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.
e. Mengatur strategi dan tekhnik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
2.7.3 Langkah dan Proses Berpikir Kritis pada Pemecahan Masalah
Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik disekolah maupun melalui belajar madiri.
Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif anak. Menurut Polya (Apriani, 110-114) langkah-langkah berpikir kritis dimulai dari memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan mengecek kembali hasil pemecahan masalah. Langkah pemecahan masalah dan indikator proses berpikir kritis pada pemecahan masalah disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Langkah dan Proses Berpikir Kritis pada Pemecahan Masalah Langkah
pemecahan masalah menurut
Polya
Proses berpikir kritis
Kegiatan
1 2 3
Memahami masalah
Identifikasi masalah dan informasi yang relevan tentang masalah.
a. Menuliskan apa yang diketahui
b. Menuliskan apa yang ditanyakan pada masalah yang diberikan
c. Mengetahui kebenaran masalah atau kecukupan syarat soal untuk pemecahan masalah.
Mengeksplorasi interpretasi dan koneksi
Mengidentifikasi pengetahuan dasar untuk membantu pemecahan masalah.
Memprioritaskan alternatif dan mengkomunikasikan kesimpulan
Menyusun argumen mengenai gambaran atau alternatif yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
Mengintegrasikan, memantau dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah
Memeriksa argumen yang telah dimiliki dengan informasi pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber.
Menyusun rencana pemecahan masalah
Identifikasi masalah dan informasi yang relevan tentang masalah.
Menggunakan argumen yang telah diketahui atau dipahami untuk memecahkan masalah.
Mengekslorasi interpretasi dan koneksi
Memeriksa kesesuaian argumen yang akan digunakan dengan tujuan yang akan dicapai.
Memprioritaskan alternatif dan mengkomunikasikan kesimpulan
a. Memperkirakan strategi yang akan digunakan dalam pemecahan masalah b. Membandingkan argumen mengenai strategi
yang mungkin dapat digunakan.
Mengintegrasikan, memantau dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah
Melakukan perbaikan jika ada kesalahan perencanaan.
Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Identifikasi masalah dan informasi yang relevan tentang masalah.
a. Menganalisis rencana yang akan digunakan.
b. Menggunakan rencana yang telah dibuat dalam pemecahan masalah.
Mengekslorasi Menghubungkan rencana yang telah dibuat
interpretasi dan koneksi
dengan suatu konsep atau pengetahuan yang terkait dengan masalah.
Memprioritaskan alternatif dan mengkomunikasikan kesimpulan
a. Dapat menyelesaikan masalah dengan rencana atau strategi yang telah dipilih b. Mengambil keputusan dan tindakan dengan
menentukan dan mengkomunikasikan kesimpulan.
Mengintegrasikan, memantau dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah
Memeriksa kesesuaian rencana yang dibuat dengan pelaksanaan.
Mengecek kembali hasil pemecahan masalah
Identifikasi masalah dan informasi yang relevan tentang masalah.
Mengidentifikasi apa saja yang perlu dicek.
Mengekslorasi interpretasi dan koneksi
Menganalisis kesesuaian hasil dengan pencapaian tujuan yang dimaksud dalam masalah.
Memprioritaskan alternatif dan mengkomunikasikan kesimpulan
Memeriksa kebenaran, hasil pada setiap langkah yang dilakukan dalam pemecahan masalah.
Identifikasi masalah dan informasi yang relevan tentang masalah.
Menelititi kembali kebenaran hasil atau kesimpulan dari pekerjaan.
Dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah menurut Polya ini peneliti mengharapkan strategi pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik.
Dalam menerapkan pembelajaran problem solving menurut Polya dalam dalam Hidayati (2019),terdapat kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Mendidik siswa berfikir secara sistematis dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan hal-hal dengan dirinya sendiri.
2. Siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang telah dimiliki untuk diterapkan
pada pemecahan masalah yang tidak rutin.
3. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.