Gambar 5.5 Diagram Jumlah Siswa yang Memperoleh Jawaban Benar
Berdasarkan Gambar 5.5 dapat diketahui bahwa hasil tes diagnostik pada postest termasuk kategori berhasil, karena banyak peserta didik yang pemahaman konsepnya meningkat. Berdasarkan persentase dari pretest yaitu 20,7% dan meningkat setelah diberi perlakuan sebesar 73,6%. Hal ini menunjukkan dari perlakuan dengan media E-LKPD Berbasis Problem Based Learning mampu memberikan peningkatan pada pemahaman konsep peserta didik. Sejalan dengan penelitian Noviarni, dkk (2021) yang menghasilkan produk e-LKPD yang valid, praktis, dan mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.
3. E-LKPD Berbasis Problem Based Learning yang Berorientasi pada
pembelajaran dengan menerapkan model PBL peserta didik dituntut untuk mencari sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan dengan menggunakan kemampuan berpikir peserta didik agar terbentuk suatu konsep dalam diri peserta didik tentang materi yang dipelajari, sehingga pada saat kegiatan pembelajaran, peserta didik akan menggunakan kemampuan berpikirnya secara maksimal, dalam hal ini kemampuan berpikir kritis. Sedangkan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung, peserta didik lebih banyak mendapat informasi dari pendidik daripada menyelesaikan masalah untuk mendapatkan informasi sendiri, sehingga dalam pembelajaran peserta didik kurang terlatih dalam menggunakan kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis. Sejalan dengan penelitian (Nugraha, dkk, 2022) yang menyatakan jika pemahaman konsep siswa tinggi, maka semakin tinggi pula kemampuan berpikir kritis atau begitu sebaliknya semakin rendah pemahaman konsep siswa, maka semakin rendah pula kemampuan berpikir kritisnya.
Selain itu, E-LKPD ini jauh lebih efektif dibandingkan LKPD yang berbentuk cetak. Karena dengan penggunaan E-LKPD bersifat lebih praktis, memudahkan untuk dibawa kemana-kemana, lebih interaktif, dapat menampilkan gambar dan video serta dalam E-LKPD ini telah disajikan dengan model Problem Based Learning sehingga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep khususnya pada materi Suhu dan Kalor. Sejalan dengan penelitian Noviarni, dkk (2021) yang menghasilkan produk e-LKPD yang valid, praktis, dan mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan keefektifan dengan kriteria tinggi berdasarkan N-gain sebesar 0,73. Sejalan pula dengan penelitian Fitriyah (2021) bahwa
pengembangan E-LKPD berbasis android dengan model PBL mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan n-gain score kelas eksperimen kategori sedang dan hasil respon siswa terhadap penggunaan E-LKPD dengan kriteria sangat baik.
Dan yang menjadi nilai tambah dari produk E-LKPD ini yaitu dapat di akses melalui smartphone. Kapan saja, dimana saja peserta didik dapat mengakses E-LKPD ini dengan syarat memiliki akses internet yang stabil.
5.3 Keterbatasan Pengembangan
Dalam pengembangan E-LKPD berbasis Problem Based Learning yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep peserta didik ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:
1. E-LKPD ini hanya menjabarkan konsep Suhu dan Kalor, sedangkan instrumen penilaian dengan soal HOTS dilakukan secara manual.
2. E-LKPD ini hanya dapat diakses dengan internet yang stabil, sehingga tidak semua wilayah daerah bisa menggunakannya.
128 BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dan pembahasan tentang Pengembangan E-LKPD berbasis Problem Based Leaning yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep peserta didik pada materi Suhu dan Kalor dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. E-LKPD berbasis Problem Based Leaning yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep peserta didik yang dihasilkan dalam pengembangan ini merupakan hasil revisi dari prosedur pengembangan model Model Lee & Owens, Owens terdiri dari lima tahap yaitu analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Pada tahap analisis dilakukan analisis kebutuhan dan analisis awal-akhir yang terdiri dari analisis karakteristik peserta didik, tujuan, materi, tekhnologi, dan media. Pada tahap desain dilakukan perancangan produk beserta instrumen penelitian. Pada tahap pengembangan dilakukan validasi produk yang telah didesain pada tahapan sebelumnya. Pada tahap implementasi dan evaluasi dilakukan uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil untuk menguji kelayakan produk, dan uji coba kelompok besar untuk menguji efektivitas penggunaan produk. Tahap evaluasi yang dilakukan terdiri dari 2 yaitu evaluasi formatif yang dilakukan pada setiap tahapan pengembangan.
Sementara untuk evaluasi sumatif dilakukan secara menyeluruh terhadap
proses pengembangan yang dilakukan dan mengetahui dampak (efektivitas) yang diperoleh dari penggunaan E-LKPD berbasis Problem Based Leaning.
2. E-LKPD berbasis Problem Based Leaning yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria kelayakan produk secara konseptual dan praktikal berdasarkan hasil validasi dan revisi perbaikan produk dari para ahli media pembelajaran, materi pembelajaran dan praktisi dengan kategori baik dan layak digunakan.
3. E-LKPD berbasis Problem Based Leaning yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi kelayakan produk secara prosedural yang dilakukan kepada guru mata pelajaran IPA dan didapatkan hasil penilaian guru sebesar 94.67% dalam kategori sangat baik dan menyatakan E-LKPD ini menarik serta dapat digunakan sebagai bahan ajar.
4. E-LKPD berbasis Problem Based Leaning yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria kemenarikan produk berdasarkan hasil angket respon peserta didik pada uji coba satu-satu mendapatkan nilai kelayakan 92,08% dan pada uji coba kelompok kecil mendapatkan nilai kelayakan sebesar 91,53%. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa E-LKPD sangat baik dan layak untuk digunakan
5. E-LKPD berbasis Problem Based Leaning yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria keefektifan/efektivitas produk berdasarkan hasil analisis pretest-posttest dengan uji N-gain diperoleh skor untuk keterampilan berpikir kritis yaitu 0,60 dan skor untuk pemahaman konsep 0,66 dengan kategori sedang. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa E-LKPD berbasis Problem Based Learning ini dinyatakan efektif dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep peserta didik.
6.2 Saran
1. Bagi semua pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian produk ini lebih lanjut, sebaiknya dapat menggunakan materi yang berbeda agar dihasilkan produk yang lebih bervariasi. Pada penelitin ini hanya membahas materi Suhu dan Kalor.
2. Produk yang dikembangkan ini hanya melihat dampak dan mengatasi permasalahan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep peserta didik. Alangkah baiknya jika produk ini dikembangkan lebih lanjut untuk melihat dampak atau mengatasi permasalahan pendidikan lainnya
3. Peneliti menyarankan untuk terus mengembangkan bahan ajar yang menarik dan inovatif dengan menggunakan berbagai aplikasi yang mudah digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan diri dalam menguasai teknologi mengikuti perkembangan zaman.
131