• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

D. Keterbatasan Hasil Penelitian

1. Pada kegiatan refleksi dan aksi hanya ditulis pada Lembar Refleksi Diri dan Lembar Aksi. Guru kurang menguatkan secara lisan. Hal itu menyebabkan siswa kurang bersungguh-sungguh dalam berefleksi dan merumuskan niat/ aksi.

2. Setiap guru mengadakan kuis, soal evaluasi (kuis) hanya ada satu soal. Sehingga belum terlalu tampak sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi.

3. Pembelajaran membahas materi Sistem Persamaan Linear Dua variabel hanya dilaksanakan satu kali pertemuan. Sehingga siswa kurang siap saat dilaksanakan evaluasi.

125 BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV. Pembahasan hasil penelitian ini merupakan perbandingan antara hasil penelitian pada Bab IV dengan teori-teori yang digunakan pada Bab II.

A. Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Hasil penelitian tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif dengan materi sistem persamaan linear telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Dari hasil penelitian tersebut dapat diklasifikasikan kekhasan dari aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, yaitu aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan karakteristik PPR. Kekhasan dari aktivitas belajar siswa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan konteks siswa dan materi pelajaran oleh guru

Aktivitas tersebut terlihat ketika subjek mengerjakan Tugas Mandiri

dan tugas Lembar Diskusi Kelompok I. Tugas mandiri adalah tugas untuk mengumpulkan barang bekas. Tugas Lembar Diskusi Kelompok I berkaitan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Dari aktivitas

tersebut akan terlihat pengetahuan awal subjek yang merupakan bagian dari konteks siswa. Subjek telah memiliki pengetahuan awal tentang materi SPLDV karena subjek telah mendapatkan materi tersebut di SMP. Seringnya siswa melakukan kerja kelompok sehingga siswa pun siap untuk melakukan pengalaman.

2. Siswa mengalami nilai kemanusiaan rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kegiatan pembelajaran

NIlai kemanusiaan berupa rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajiban terlihat saat subjek membawa barang bekas, menata barang bekas dan mensharingkan pengalaman saat mengerjakan Tugas Mandiri. Selain itu, aktivitas subjek mengalami nilai kemanusiaan juga terlihat pada saat subjek melakukan aktivitas diskusi kelompok.

3. Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan Hal ini dapat terlihat pada aktivitas subjek mengisi Lembar Refleksi Diri. Subjek dibimbing oleh guru melalui pertanyaan refleksi secara tertulis dengan mengisi lembar refleksi diri yang diberikan oleh guru.

4. Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai kemanusiaan

Hal ini dapat terlihat pada aktivitas subjek mengisi Lembar Aksi. Subjek dibimbing oleh guru melalui pertanyaan aksi secara tertulis dengan mengisi lembar aksi yang diberikan oleh guru.

5. Siswa dievaluasi oleh guru dalam proses belajar berdasarkan nilai kemanusiaan

Hal ini dapat terlihat pada aktivitas subjek mengerjakan soal kuis (Lembar Evaluasi). Soal kuis merupakan soal evaluasi kompetensi matematika dengan teknik penilaian tes tertulis secara individu. Subjek juga mendapatkan evaluasi dari guru berupa nasehat dan arahan mengenai tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian tersebut akan dibandingkan dengan beberapa teori umum yang berkaitan dengan klasifikasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu teori klasifikasi menurut John Dewey (dalam Moh. Uzer Usman, 1995) dan Paul D. Dierich (dalam Qemar Hamalik, 2001) seperti yang dikemukakan pada Bab II.

John Dewey mengklasifikasikan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi 5 macam, yaitu: (i) aktivitas visual (ii) aktivitas lisan (iii) aktivitas mendengarkan (iv) aktivitas gerak (v) aktivitas menulis. Dari 5 klasifikasi aktivitas belajar siswa yang dikemukakan oleh John Dewey, subjek selalu melakukan kelima aktivitas tersebut di setiap pertemuan.

Selain itu, terdapat hubungan antara klasifikasi kekhasan aktivitas belajar subjek dalam pembelajaran pada penelitian ini dengan klasifikasi aktivitas siswa menurut John Dewey. Kekhasan yang pertama adalah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan konteks siswa dan materi pelajaran oleh guru. Hal ini ada hubungannya dengan aktivitas lisan dan aktivitas menulis menurut John Dewey.

Kekhasan yang kedua adalah siswa mengalami nilai kemanusiaan rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ada hubungannya dengan aktivitas lisan dan aktivitas gerak menurut John Dewey. Kekhasan yang ketiga adalah siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan. Hal ini ada hubungannya dengan aktivitas menulis menurut John Dewey. Kekhasan yang keempat adalah siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai kemanusiaan. Hal ini ada hubungannya dengan aktivitas menulis menurut John Dewey. Kekhasan yang kelima adalah siswa dievaluasi oleh guru dalam proses belajar berdasarkan nilai kemanusiaan. Dalam teori menurut John Dewey memang tidak terdapat aktivitas siswa dievaluasi oleh guru. Namun saat subjek dievaluasi oleh guru, subjek melakukan aktivitas menulis. Sehingga kekhasan yang kelima dapat dikaitkan dengan aktivitas menulis menurut John Dewey. Semua aktivitas belajar subjek tersebut khas karena aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada penelitian ini disesuaikan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan aktivitas siswa menurut John Dewey adalah aktivitas siswa secara umum.

Paul D. Dierich mengklasifikasikan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi 8 macam, yaitu: (1) kegiatan-kegiatan visual (2) kegiatan-kegiatan lisan (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan (4) kegiatan-kegiatan menulis (5) kegiatan- kegiatan menggambar (6) kegiatan-kegiatan metrik (7) kegiatan-kegiatan mental (8) kegiatan-kegiatan emosional

Hasil penelitian dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan 8 klasifikasi aktivitas menurut Paul D. Dierich, terdapat aktivitas yang tidak dilakukan oleh subjek. Aktivitas tersebut adalah kegitan-kegiatan metrik. Menurut Paul D. Dierich kegiatan-kegiatan metrik adalah kegiatan seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. Selama lima kali pembelajaran, subjek tidak melakukan aktivitas tersebut.

Selain itu, terdapat hubungan antara klasifikasi kekhasan aktivitas belajar subjek dalam pembelajaran pada penelitian ini dengan klasifikasi aktivitas siswa menurut Paul D. Dierich. Kekhasan yang pertama adalah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan konteks siswa dan materi pelajaran oleh guru. Hal ini ada hubungannya dengan kegitan-kegiatan lisan dan kegitan-kegiatan menulis menurut Paul D. Dierich. Kekhasan yang kedua adalah siswa mengalami nilai kemanusiaan rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajiban dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ada hubungannya dengan kegitan-kegiatan lisan dan kegitan-kegiatan visual menurut Paul D. Dierich. Kekhasan yang ketiga adalah siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan. Hal ini ada hubungannya dengan kegitan-kegiatan mental menurut Paul D. Dierich. Kekhasan yang keempat adalah siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai kemanusiaan. Hal ini ada hubungannya dengan kegitan- kegiatan minat menurut Paul D. Dierich. Semua aktivitas belajar subjek tersebut

khas karena aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada penelitian ini disesuaikan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Berdasarkan perbandingan bentuk aktivitas belajar menurut John Dewey dan Paul D. Dierich, maka bentuk aktivitas belajar yang tampak dalam penelitian ini merupakan bentuk aktivitas belajar siswa yang benar-benar khas. Aktivitas siswa menurut John Dewey dan Paul D. Dierich memang tampak dalam hasil penelitian ini, namun yang khas aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini semuanya disesuaikan dengan nilai kemanusiaan yang dialami siswa sesuai dengan karakteristik dari teori Paradigma Pedagogi Reflektif.

B. Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pelajaran

Dari hasil penelitian terdapat berbagai macam aktivitas belajar yang dilakukan oleh subjek dalam pembelajaran. Mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan kelima, terlihat banyak aktivitas belajar yang dilakukan oleh subjek di setiap pertemuannya. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh subjek dalam pembelajaran, menunjukkan bahwa pembelajaran dalam penelitian ini berpusat pada siswa.

Dalam penelitian ini, guru tidak menjejali subjek dengan teori. Tetapi guru membebaskan subjek untuk dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. Subjek memahami materi pelajaran dengan cara berdiskusi kelompok. Subjek diberi permasalahan (Lembar Diskusi Kelompok), kemudian subjek diberi kebebasan untuk memdiskusikannya di dalam kelompok. Bila ada subjek yang mengalami kesulitan,

maka terlebih dahulu ia akan mendiskusikannya di dalam kelompok. Apabila subjek masih mengalami kesulitan, maka guru membantu dengan memberikan pertanyaan pancingan atau dengan berdiskusi dengan subjek. Sehingga guru tidak mendekte subjek, tetapi guru membimbing subjek untuk berfikir menyelesaikan kesulitannya.

Guru memberikan kesempatan kepada subjek untuk terlibat aktif di dalam pembelajaran. Subjek diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat, mesharingkan pengalaman, dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Sehingga subjek tidak hanya mendapat info dari guru, tetapi subjek juga belajar dari sesama subjek.

Hal ini sesuai dengan teori menurut Oemar Hamalik. Menurutnya, penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menajdi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran menyenangkan bagi siswa. Sehingga terciptalah situasi belajar aktif. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan belajar sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.

132

BAB VI

Dokumen terkait